Home / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pendekar Rajawali Dari Andalas: Chapter 31 - Chapter 40

460 Chapters

Bab 31. Bidadari Selendang Biru

Namun tak ada respon dari seruannya itu, sosok yang tadi berkelebat di depannya tidak jua muncul dari semak-semak yang perempuan cantik itu duga. “Baik jika kau tak mau ke luar secara baik-baik, saya akan paksa dengan cara ini. Wuussss..!” Secarik sinar biru terang yang berasal dari selendang perempuan cantik itu menderu ke arah semak-semak yang ia curigai ada sosok yang bersembunyi di sana. “Blaaaaaaar...!” Begitu sinar biru menghantam, semak-semak dan pepohonan kecil itu pun terbakar hebat. Perempuan cantik berpakaian biru itu terkejut, saat ia melihat di semak-semak yang terbakar tak satupun sosok dijumpai selain asap mengepul akibat sinar biru dari selendangnya membakar pepohonan dan semak-semak itu. “Kemana dia?! Aku yakin dia tadi berada di semak-semak ini, agaknya memang dia bukanlah sosok yang sembarangan. Ilmu meringan tubuhnya sangat luar biasa,” gumam wanita berpakaian biru itu. “Kamu mencari Saya..?!” Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari arah belakang sambil men
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Bab 32. Putuskan Ikut Membantu

Arya menggaruk-garuk kepalanya mendengar penjelasan dari Bidadari Selendang Biru itu. “Loh, jika kamu belum tahu pasti tempat kediaman mereka. Kenapa kamu begitu yakin menuju ke selatan?” Bidadari Selendang Biru arahkan pandangan lurus ke depan tepatnya ke arah utara dari batu besar tempat ia dan Arya duduk. “Saya kira kediaman mereka takan jauh-jauh dari Laut Pantai Selatan tempat Kerajaan yang di pimpin Ratu Pantai Selatan itu.” Arya nampak mengangguk-anggukan kepalanya. “Bisa jadi begitu, namun tentu saja kita tidak bisa asal mencari asal-asalan tanpa ada petunjuk yang jelas.” Bidadari Selendang Biru membenarkan yang dikatakan Arya. “Iya kamu benar, tapi harus bagaimana lagi perintah Eyang Guru harus saya laksanakan.” Kembali Arya mengangguk. “Ya, saya mengerti.” Bidadari Selendang Biru terdengar mendenguskan napasnya. “Andai saja saya bisa bertemu kembali dengan Dewa Pandang, pasti petunjuk yang saya inginkan akan terjawab.” Arya nampak terkejut sekaligus penasaran. “
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Bab 33. Gampar Seno Melarikan Diri

Gampar Seno tersenyum dan menganggukan kepalanya. “Saya takan pernah lupa pada orang yang telah membuat keributan serta melenyapkan nyawa para penduduk desa yang tak berdosa di seputaran Gunung Semeru ini, sekarang katakan saja apa maksud hingga datang ke Padepokan Macan Tutul ini?” Joyo Kandis kembali tertawa menyeringai. “Saya ingin memerintah kau dan semua murid-muridmu, mulai sekarang harus tunduk pada perintah saya! Ha.. Ha.. Ha..!” Menggembung rahang Gampar Seno mendengarnya, namun ia kendalikan amarahnya dengan ikut tertawa. “Apa? Kami semua harus tunduk padamu? Ha.. Ha.. Ha..! Jangan asal bicara kau Joyo Kandis dari pada bergabung dan harus tunduk pada pembantai orang-orang yang tak berdosa, kami semua lebih baik mati.” Mendengar jawaban dari Gampar Seno itu Joyo Kandis pun geram. “Oh begitu ya? Baik terimalah kematianmu!” Tak menunggu lama Joyo Kandis pun menerjang ke depan, diikuti oleh para prajuritnya yang menyerbu Padepokan Macan Tutul itu. Pertempuran sengit pun
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Bab 34. Nyi Ratu Minta Bantuan

“Apa itu, Nyi Ratu?” Nyi Roro Kidul itupun menjelaskan. “Mustika Laut Selatan milik saya telah dicuri sosok yang bernama Nyi Centil dan Joyo Kandis, sampai saat ini para prajurit istana yang saya kerahkan untuk menyelediki di mana kedua orang itu berada tak kunjung jua menemukannya. Termasuk juga dengan diri saya, yang telah mengitari seluruh pelosok pulau Jawa ini.” Dewa Pandang, yang tiba-tiba merapatkan tongkat bututnya kedada, lalu salah satu telapak tangannya ia rentangkan dikedua matanya. “Oh begitu, sebentar beri saya waktu untuk melihatnya.” Setelah beberapa menit hening Dewa Pandang kembali bersuara. “Mustika itu sangat berbahaya, tubuh pemegangnya akan kebal dari senjata dan ilmu-ilmu kanuragan. Kedua orang itu tinggal di sebuah bangunan dalam tanah di lembah Gunung Semeru, saat ini mereka tengah melakukan keonaran di mana-mana.” Terkejutlah Ratu Pantai Selatan mendengarnya. “Bangunan di dalam tanah di lembah Gunung Semeru?” Dewa Pandang mengangguk. “Ya, benar seka
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Bab 35. Menuju Pantai Selatan

“Moga saja kita bisa menemukan Kakek Dewa Pandang sesegera mungkin, Agar kita tidak terlambat hingga jatuh korban dari orang-orang yang tak berdosa akibat mustika itu.” Harap Bidadari Selendang Biru sembari arahkan pandangannya ke unggunan api di depan mereka, Arya pun mengangguk. ****** Malam itu di istana Kerajaan Bawah Tanah nampak meriah, sepertinya seluruh penghuni istana itu mengadakan pesta. Sorak-sorai kegembiraan terdengar riuh, diiringi dengan tarian mengikuti alunan alat musik yang dimainkan beberapa orang lelaki. “Saudara-saudaraku semua yang ada di sini, mari kita rayakan keberhasilan kita hari ini menguasai daerah kawasan Gunung Semeru. Besok pagi kita akan bergerak kembali memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Bawah Tanah ini!” seru Joyo Kandis pada seluruh orang yang ada di ruangan tempat mereka berpesta-pora itu. Seluruh yang ada di ruangan itu bersorak gembira. “Hidup yang mulia! Hidup Kerajaan Bawah Tanah!” Nyi Centil yang saat itu duduk di samping Raja Keraj
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Bab 36. Bertemu Ratu Pantai Utara

Desa-desa di seputaran Gunung Semeru yang kini dikuasai Kerajaan Bawah Tanah, nampak tersiksa akan peraturan yang mengharuskan para penduduk desa menyerahkan upeti yang sangat besar. Bahkan lebih dari separuh penghasilan pertanian mereka musti diserahkan ke Kerajaan Bawah Tanah itu, kalau tidak mereka akan diusir dari kawasan itu dan jika melawan akan dibunuh. Begitulah kekejaman Joyo Kandis dan Nyi Centil pada penduduk desa yang saat ini berada dalam kekuasaan mereka, tak ada tenggang rasa sedikit pun pada siapa saja yang tak mematuhi aturan yang telah mereka buat. Seperti halnya pagi itu, beberapa orang penduduk harus mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari para prajurit Kerajaan Bawah Tanah, mereka seenaknya membawa hasil pertanian penduduk itu secara paksa dari kediaman mereka ke dalam istana Kerajaan. Para prajurit istana itu beralasan sudah saatnya upeti diberikan oleh para penduduk pada pihak istana Kerajaan, bagi yang membangkang maka terjadilah pengambilan paksa terhada
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Bab 37. Bertemunya Dua Ratu

“Dia adalah sahabat saya, namanya Dewa Pandang.” Kali ini Arya yang menjawab sembari tersenyum, Bidadari Selendang Biru sempat melototkan matanya ke arah sang pendekar yang seenak udelnya saja bicara padahal dia belum pernah bertemu apalagi bersahabat dengan Kakek sakti itu. Ratu Pantai Utara balas tersenyum. “Oh begitu?” Bidadari Selendang Biru segera menimpali. “Benar Ratu, Kakek Dewa Pandang itu kami duga berada di kawasan Pantai Laut Selatan makanya kami ingin menuju ke sana.” Ratu Pantai Utara mengangguk dan baru faham jika memang Bidadari Selendang Biru dan Arya berada di pihak yang sama ingin mencari Nyi Centil merebut kembali Mutiara Laut Selatan. “Kalau begitu mari sama-sama kita mencarinya, kebetulan juga saya ingin menemui sahabat saya Ratu Pantai Selatan itu.” Setelah Arya dan Bidadari Selendang Biru anggukan kepala menyetujui, mereka pun bersama-sama menuju Pantai Laut Selatan mencari sosok yang bernama Dewa Pandang di kawasan itu. Menjelang sore Arya, Bidadari S
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Bab 38. Untuk Pertama Kalinya

“Oh iya, kamu benar Nyi. Kita memang memiliki keterbatasan untuk berada di ruang bawah tanah, lalu bagaimana caranya kita akan merebut mustika itu kembali, Nyi? Jika kita sendiri tidak memiliki daya untuk masuk ke kediaman mereka?” Ratu Pantai Selatan kembali alihkan pandangannya ke depan. “Cara satu-satunya menemukan murid dari Nyi Intan Kasturi yang bernama Bidadari Selendang Biru, menurut Kakek Dewa Pandang yang telah memberi saya keterangan tentang tempat Nyi Centil dan Joyo Kandis berada itu hanya dia dan sahabatnya yang bisa menaklukan serta merebut kembali Mustika Laut Selatan itu.” Ratu Pantai Utara kembali terkejut. “Bidadari Selendang Biru?” Ratu Pantai Selatan mengangguk. “Ya Dia.” Ratu Pantai Utara tiba-tiba saja terlihat gembira. “Kebetulan sekali Nyi, sebelum saya menuju istana ini saya bertemu dengannya. Sekarang ia dan temannya tengah menunggu saya di atas sana, tepatnya di barisan batu karang di pinggiran pantai.” Ratu Pantai Selatan pun ikut gembira. “Wah, k
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Bab 39. Kintani Baru Menyadari

“Arya.” Panggil lirih Bidadari Selendang Biru, Arya pun menjawab. “Ya, Kintani.” Bidadari Selendang Biru yang masih bersandar ke pundak Arya kembali berucap. “Saya ingin bertanya apakah kamu telah memiliki seorang kekasih?” Arya menggaruk-garuk kepalanya, ia tak habis pikir kenapa suasana semakin membuatnya sulit untuk menanggapi. “Hemmm, selama ini saya berada di gunung dan baru saja diutus Eyang Guru untuk mengembara menegakan kebenaran di manapun saya berada. Jadi mana mungkin saya punya kekasih, bertemu perempuan cantik seperti kamu saja baru kali ini pertama ini.” Bidadari Selendang Biru sangat senang mendengar penuturan dari Arya yang ia nilai memang jujur itu, perlahan kepalanya yang tadi disandarkan ke bahu Arya ditegakannya kembali. “Sudah saya duga kamu memang bukan orang sembarangan tapi seorang pendekar yang berilmu tinggi, sebagai seorang pendekar tentu kamu punya julukan pemberian dari Gurumu. Kalau boleh tahu apa julukanmu, Arya?” Arya tersenyum dan kembali men
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Bab 40. Ketampanan Arya Dikagumi

Ratu Pantai Selatan pun menjawab. “Kakek Dewa Pandang mengatakan, ia ke sini untuk melenyapkan sebuah keris pusaka yang berbaya. Keris itu bernama Keris Naga Laut, saat dilemparkannya ke tengah lautan terdengar suara ledakan dan getarannya sampai ke istana Kerajaan Laut Selatan makanya saya ke daratan menemuinya.” Bidadari Selendang Biru menghela napas yang terasa agak berat, karena berfikir akan mencari ke mana lagi Kakek Dewa Pandang itu. “Oh begitu, sayang sekali Nyi Ratu juga tak mengetahui ke mana ia pergi setelah melenyapkan keris itu di kawasan ini.” Melihat sikap Bidadari Selendang Biru itu, Ratu Pantai Selatan pun bertanya. “Ada keperluan apa kalian mencarinya?” Arya yang menjawab. “Sehubungan dengan ditugasnya Bidadari Selendang Biru oleh Eyang Guru Intan Kasturi, untuk mencari Mustika Laut Selatan milik Nyi Ratu yang dicuri oleh Nyi Centil dan Joyo Kandis. Kami ingin bertanya pada Kakek Dewa Pandang tentang keberadan kedua pencuri itu, menurut Bidadari Selendang Bir
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more
PREV
123456
...
46
DMCA.com Protection Status