Home / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Pendekar Rajawali Dari Andalas: Chapter 251 - Chapter 260

460 Chapters

Bab 251. Menyerang Manusia Kera

Negeri Peri pagi itu diselimuti kabut, hal itu dikarenakan menjelang pagi gerimis lalu berhenti saat sang fajar mulai muncul di ufuk Barat. Di kawasan lembah bukit di mana di sana terdapat beberapa deretan pemukiman yang atapnya terbuat dari ilalang kering, beberapa manusia aneh yang memiliki cula di keningnya tampak berbaris di depan sebuah bangunan terbuka dan memanjang, sepertinya mereka tengah menanti arahan dari seseorang yang mereka hormati. “Wahai, Saudara-saudaraku semuanya! Sebagaimana yang telah kami rencanakan dan putuskan dengan saudara Arya, pagi ini juga kita akan berangkat ke pemukiman para manusia kera untuk membebaskan semua saudara-saudara kita yang mereka tawan selama ini. Apakah kalian siap?!” yang memberi arahan ternyata Argasa sang Ketua dari kelompok manusia badak itu. “Kami siap, Ketua!” seru mereka serentak. “Bagus, ingat kalian tidak boleh bertindak tanpa diperintahkan oleh saudara kita ini terlebih dahulu! Karena dalam hal ini dia lah yang akan memimpin k
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Bab 252. Ajian Cakar Kera Emas

“Kurang ajar..! Kau berani-beraninya menghina kami! Apa kau telah bosan hidup?!” gertak Barja yang geram akan celetukan Arya itu. “Kau yang dulu menghina saya, manusia monyet! Agar tak terjadi pertumpahan darah di antara kita lebih kalian serahkan saudara-saudara kami yang kalian tawan itu!” seru Arya. “Ha..! Ha..! Ha..! Memangnya kau siapa? Berani-beraninya memerintah dan mengatur kami! Kalian bertiga maju tangkap manusia aneh itu, jika ia melawan bunuh!” Barja memerintahkan 3 orang anak buahnya untuk maju menangkap Arya. Melihat hal itu para pasukan manusia badak pun ingin bergerak maju, namun karena Arya memberi isyarat dengan tangannya agar tetap di tempat mereka pun urungkan langkah mereka. Arya dengan santainya berjalan menghampiri 3 orang manusia kera yang diperintahkan untuk menangkapnya itu, sementara Benggala yang juga diminta diam di tempat nampak waspada kalau-kalau terjadi hal yang tak diinginkan di diri Arya. Dari arah 3 penjuru, ketiga manusia kera itu mengepung Ary
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

Bab 253. Tewasnya Barja

Kedua telapak tangan yang telah dipenuhi aliran petir itu diarahkan ke tubuh Barja, satu tangan mengarah ke hulu hati, satu lagi mengarah kepalanya. “Jegeeeeeeeeeer.....! Jegeeeeeeeeeeer..! Braaaaak...! Glaaaar...!” suara dahsyat pun terdengar seperti suara sambaran petir serta disertai bunyi retak dan meledak. Ternyata bagian tubuh Barja yang terkena ajian Telapak Petir itu pun hangus lalu meledak, hingga tubuhnya yang tadi kokoh berdiri ambruk dengan kepala hangus terbelah serta usus berserakan ke mana-mana menemui ajalnya. Suara riuh seruan kegembiraan terdengar dari para pasukan manusia badak, termasuk Argasa dan rauman Benggala. Sementara pasukan manusia kera secara bersamaan menjatuhkan senjata mereka ke tanah, pertanda mereka menyerah kalah. Arya pun mengisyaratkan pada rombongan untuk tidak melakukan penyerangan lagi, karena ia menyadari saat itu para pasukan kera sudah menunjukan sikap takluknya atau menyerah. “Ampun kan kami! Jangan bunuh kami, Tuan! Kami berjanji akan me
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

Bab 254. Melanjutkan Perjalanan

Rombongan Arya telah tiba di tepi sungai setelah melewati hutan lebat yang terdapat di antara pemukiman manusia kera dan manusia badak itu, karena sungai yang akan mereka seberang itu terlihat jernih dan banyak sekali tampak ikan-ikan di sana, mereka memutuskan untuk berburu ikan sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke pemukiman. Malam itu di Negeri Peri tepatnya di kawasan pemukiman para manusia badak, Arya dan Benggala serta para manusia badak tengah berpesta atas keberhasilan mereka membebaskan saudara-saudara Argasa dari tawanan manusia kera. Arya dan Benggala bukan saja berhasil membantu manusia badak membebaskan tawanan, tetapi juga andil Arya sangat besar dalam mempersatukan kedua kelompok manusia badak dan manusia kera itu. Adapun di pesta itu mereka membakar dan merebus daging yang dihadiahkan para manusia kera kemarin siang, serta hasil berburu ikan d isungai jernih yang tidak jauh dari kawasan pemukiman manusia badak itu. Mereka semua sangat bersuka cita, menikmati kebe
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

Bab 255. Manusia Berbadan Kuda

“Saya tak tahu, Arya. Mungkin saja ada kekuatan yang dikuatirkan mampu mengimbangi kesaktian yang dimiliki para Peri itu, yang jelas baik di atas sana maupun di negeri ini banyak sekali rahasia-rahasia yang tersembunyi.” tutur Benggala. “Bisa jadi begitu, Benggala. Moga cepat atau lambatnya kita akan mengetahui semua itu, apakah kehidupan di atas sana sama seperti di negeri ini?” “Maksudmu, Arya?” Benggala balik bertanya. “Maksud saya apakah di atas sana atau di Kerajaan Di atas Awan tempat negeri asalmu itu juga terdapat mata air, sungai, bukit-bukit dan semua yang ada di negeri ini?” “Ya Arya, apa yang ada di negeri ini juga terdapat di sana. Meskipun sepintas kita lihat dari sini di atas awan sana hanya terdapat langit dan angkasa, namun saat kita berada di atas sana atau semisalnya saya bisa kembali ke negeri asal saya itu apa yang dilihat di sana akan sama seperti yang di sini. Perbedaannya para penghuni di Negeri Peri ini berwujud aneh-aneh, sementara di negeri saya sama pe
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Bab 256. Yuda Tirta

Arya dan Benggala tak mengejar mereka, melainkan menghampiri sosok manusia kuda yang saat itu berdiri dalam keadaan kedua tangannya terikat oleh akar pepohonan. Arya melepaskan ikatan di tangannya itu, sementara Benggala hanya diam berdiri di depan mereka sembari memperhatikan keadaan sekeliling kalau-kalau manusia babi kembali ke sana menyerang mereka. “Terima kasih, Tuan. Kalian telah menyelamatkan saya.” ucap manusia kuda itu. “Sama-sama, Kisanak. Kalau boleh tahu ada silang sengketa apa antara kau dengan para manusia babi tadi?” tanya Arya setelah melepaskan ikatan akar yang melilit kedua tangan manusia kuda itu. “Saya tak punya masalah apa-apa dengan mereka, saya sendiri tak mengerti mengapa mereka menangkap saya saat menyeberangi sungai ini.” jawab manusia berbadan kuda itu. “Aneh, kenapa mereka menangkapmu? Apa mereka mengira kamu memasuki kawasan mereka, hingga mereka melakukan itu?” kali ini Benggala yang bertanya. “Saya juga tak tahu, kisanak. Oh ya, perkenalkan nama sa
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Bab 257. Batara Durja

“Baik Ketua, saya akan kumpulan seluruh pasukan.” ujar salah seorang dari anak buah Ketua manusia babi itu.Dengan membawa pasukan yang sangat besar seperti pasukan yang hendak berperang, para manusia babi yang di pimpin Ketua mereka itu menuju pinggiran sungai di mana tadinya beberapa teman mereka di pecundangi Arya dan Benggala. Sesampai di pinggiran sungai tempat yang dimaksudkan, mereka tak menemui orang-orang yang menjadi target penangkapan itu.“Kurang ajar! Kita terlambat, mereka telah pergi dari tempat ini! Ayo, sekarang kita kembali ke pemukiman! Ingat lain kali kalian tak boleh lagi gagal menangkap para penyusup yang memasuki kawasan ini!” maki Ketua manusia babi.******Nun jauh di angkasa sebuah tempat berbentuk bangunan megah menyerupai istana yang kasat mata jika dilihat oleh para penghuni Negeri Peri, tampak seorang lelaki berbadan kekar dan tinggi dengan wajah garang berkumis lebat hingga menjuntai di sisi bibirnya tengah duduk di singasana.Di depan ia duduk terdapat
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Bab 258. Manusia Hijau

Arya, Benggala dan Yuda Tirta kini berada makin jauh di sebelah Barat Negeri Peri itu, belum jelas apa tujuan mereka ke sana. Benggala dan Yuda Tirta hanya mengikuti arah langkah kaki Arya ke mana ia pergi, karena Resi Dharma juga memberitahukan agar Arya selalu mengikuti kata hatinya setiap kali hendak melangkah. “Sebenarnya kita akan ke mana, Arya?” tanya Benggala yang satu itu berjalan di sebelah kanan sang pendekar. “Entahlah, saya sendiri juga belum tahu pasti yang jelas hati saya berkata kita musti terus melangkah ke arah Barat.” jawab Arya. “Sejauh ini belum ada hal-hal aneh yang kita temui, termasuk misi yang dikatakan Resi Dharma itu.” ujar Benggala. “Hal-hal aneh apa yang kamu maksudkan itu, Benggala?” kali ini Yuda Tirta yang bertanya. “Selama kau berada di Negeri Peri ini apa tak pernah kau temui hal-hal yang aneh, Yuda?” Benggala balik bertanya. “Jika berkaitan dengan wujud para penghuni negeri ini, saya tak lagi merasa aneh dengan semua itu karena wujud saya yang s
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Bab 259. Ketua Manusia Hijau

Melihat gelagat yang tak bersahabat itu, Arya dan kedua temannya pun bersiap-siap untuk menghadapi serangan lawan. Arya bersiap melepaskan ajian Topan Gunung Sumbing kembali, sementara Benggala siap menerkam dan Yuda Tirta dengan busur panahnya pula. “Wuuuuuuuus..! Wuuuuuuus..!” belasan anak panah dari ranting kering yang menyala itu melesat bersamaan ke arah Arya dan kedua temannya. “Traaataaaaaaak..! Taaaaaaak..! Blaaaaaaam..! Blaaaaaaaaar..!” belasan anak panah itu kembali dapat dibendung oleh ajian Topan Gunung Sumbing yang dilepaskan Arya, sementara anak panah Yuda Tirta melesat kencang begitu membentur sebatang pohon di dekat rombongan manusia hijau itu meledak hingga membuat tubuh sebagian dari mereka terpental kebelakang. Sementara Benggala yang secepat kilat menerkam ke depan, mampu pula membuat sebagian lagi dari manusia hijau itu terpental ke arah yang sama dengan teman-temannya. Arya juga terlihat melesat cepat saat rombongan manusia hijau itu bangkit dan hendak melarik
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Bab 260. Membebaskan Tawanan

Cairan merah mengalir di sela bibir Arya, punggung serta perutnya terasa sakit sekali. Ia sama sekali tak menyangka jika Ketua manusia hijau itu bisa merubah tubuhnya menjadi raksasa secepat itu, jangankan Arya dan kedua temannya, seluruh kelompok manusia hijau itu pun terkejut melihat sosok Ketua mereka yang seketika berubah menjadi raksasa berbadan hijau dengan wajah mengerikan. “Duuuuuuk..! Duuuuuuuuuuk..! Duuuuuuuuuuk..!” raksasa bertubuh hijau itu berjalan ke arah Arya yang masih setengah telungkup memegangi dadanya, melihat hal itu Benggala dan Yuda Tirta berusaha mencegah dengan mengalihkan perhatian raksasa hijau itu. Mereka berdua menyerang dari arah yang berbeda, hingga raksasa hijau cukup bingung harus menyerang lebih dulu salah satu di antara mereka. “Kraaaaak..!” hantaman kaki raksasa hijau menghantam sebatang pohon hingga tumbang tepat di belakang Yuda Tirta, beruntung Yuda Tirta menghindar dengan melompat ke samping kanan hingga ia lolos dari hantaman kaki raksasa hij
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
46
DMCA.com Protection Status