Home / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Pendekar Rajawali Dari Andalas: Chapter 241 - Chapter 250

460 Chapters

Bab 241. Tangis Pertama Sang Pendekar

Tak berselang lama kembalilah salah seorang pengawal itu bersama Bi Duma, Arya semakin bingung ketika perempuan paruh baya itu datang disambut penuh kegembiraan oleh Sang Raja. “Ada apa yang mulia?” Tanya Bi Duma yang juga terlihat bingung akan sikap Baginda Raja yang saat itu masih berdiri dengan wajah berseri-seri di antara Arya dan dirinya. “Kali ini Bi Duma tidak hanya bermimpi, tidak hanya berangan-angan ataupula hanya sekedar berharap.” Ujar Baginda Raja. “Maksud yang mulia? Maaf, saya benar-benar tidak mengerti dengan yang mulia katakan.” Bi Duma semakin bingung begitu pula dengan Arya, keduanya nampak mengerutkan dahi berusaha mencari makna kata-kata yang baru saja diucapkan Baginda Raja. “Lihat pemuda tampan ini! Apakah Bi Duma ketika menatap dan dekat dengannya tidak ada merasakan sesuatu yang berbeda?” Ujar Baginda Raja, Bi Duma pun melakukan apa yang disuruh yaitu menatap wajah sang pendekar. “Maafkan saya yang mulia, jika diperkenankan saya ingin berkata jujur se
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more

Bab 242. Tersulut Dendam Di Pusara

Acara perayaan wujud rasa syukur atas dipertemukannya Arya dan Bi Duma berlangsung sangat meriah, bagaimana tidak dari pagi hingga malam acara itu dimeriahkan berbagai macam kesenian daerah khas Minang yang disuguhkan dari berbagai daerah dalam kawasan kekuasaan Kerajaan Malayu. Bukan hanya para penduduk di masing-masing daerah kekuasaan Kerajaan itu saja yang diundang, para Raja dan orang petinggi Kerajaan-kerajaan lain di Pulau Andalas pun hadir memenuhi undangan. Semua yang hadir di sana bersuka cita, saat perayaan itu pulalah Arya Mandu makin dikenal. Sang pendekar juga tidak dapat merahasiakan lagi jika dirinya lah sosok pendekar yang sebagian Raja dan petinggi Kerajaan pernah mendengar nama dan gelarnya, sebagai Pendekar Rajawali Dari Andalas yang selalu menegakan kebenaran seperti yang telah ia lakukan di Pulau Jawa dan di kawasan daerah kekuasaan Kerajaan Malayu di Pulau Andalas itu. Pagi itu cuaca di kawasan istana Kerajaan Malayu dan sekitarnya sangat cerah, di langit ham
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

Bab 243. Diangkat Jadi Keponakan

Meskipun Baginda Raja ikut serta menyakinkan Bi Duma dengan mengangguk-anggukan kepalanya atas yang baru saja Arya katakan, akan tetapi Ibu sang pendekar itu masih saja kuatir jika putranya itu tetap bersikukuh untuk membalas dendam pada Sura Brambang. “Ibu bukannya tidak setuju jika kamu mencari Sura Brambang di Pulau Jawa dan membalas dendam atas kematian Ayahmu, Ibu hanya tidak ingin karena dendam itu membuatmu melupakan amanah Nyi Konde Perak sebagai Gurumu untuk selalu menegakan kebenaran di manapun kamu berada. Kalau pun kamu bertemu dengan Sura Brambang nantinya dan kalian berdua bertarung, itu bukan karena kamu mencarinya atas dasar dendam melainkan karena dia sosok golongan hitam yang kerap berbuat kejahatan.” Tutur Bi Duma, Arya mengangguk. “Iya Bu, saya akan mendengar dan menuruti kata-kata Ibu.” Ujar Arya yang kali ini benar-benar membuat hati Bi Duma tenang. Siang itu sekembalinya Arya dan Bi Duma serta Baginda Raja dari tempat pemakaman orang-orang yang berjasa atau
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

Bab 244. Keinginan Raja

“Eyang Guru selalu begitu, jika seandainya ia mau menyebutkan nama Ayah dan Ibu tentu saya tidak akan sesulit ini untuk mencari. Segala sesuatunya ia jadikan tantangan buat saya, makanya sampai saat ini saya merasa sudah terbiasa menghadapi hal-hal yang sifatnya menantang meskipun nyawa taruhannya.” Tutur Arya lalu mengeleng-gelengkan kepalanya mengingat cara Nyi Konde Perak mengemblengnya menjadi seorang pendekar. “Tapi Nyi Konde Perak sangat baik dan penyanyang kan, Arya? Ibu yakin semua itu bertujuan untuk mendidikmu sekaligus berharap kamu menjadi sosok pendekar yang tangguh, seperti halnya yang telah kamu lakukan menyelesaikan berbagai permasalahan sebelum kamu sampai dan bertemu Ibu di istana Kerajaan ini.” Ulas Bi Duma. “Ya Bu, meskipun didikan Eyang sangat keras tapi dia sayang sama saya. Saya tahu Eyang merasa berat hati dan sedih ketika melepas saya turun gunung, akan tetapi mungkin karena sudah waktunya dan semakin menjadi-jadinya kejahatan di mana-mana Eyang pun memeri
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

Bab 245. Terdampar Di Gurun Tandus

Angin puting beliung yang menggulung tubuh Arya di lembah Gunung Kerinci, seperti menelan tubuhnya dan membawanya lenyap ke langit. Pusaran puting beliung yang menggulung tubuh sang pendekar itu ternyata tak menyebabkan dia tewas, melainkan membawa tubuhnya terdampar ke negeri antah berantah yang usianya 1.500 tahun lebih tua dari negeri nusantara. Tubuh Arya jatuh tertelungkup di gurun tandus yang hanya terdapat bebatuan serta butiran-butiran pasir, Arya pun segera bangkit berdiri sambil mendekap dadanya yang terasa nyeri ia melayangkan pandangan ke sekeliling gurun tempat tubuhnya terdampar itu. “Oh, Tuhan tempat apa ini? Gurun tandus dengan bebatuan yang bertebaran dan butiran pasir, apakah aku benar-benar telah tewas dan berada di pintu neraka? Oh tidak, mohon ampunkan hamba ya Gusti Allah. Hamba merasa tak pernah berbuat kemurkaan dan kesalahan yang terlalu besar selama hidup di dunia. Jangan...! Jangan Kau masukan aku ke dalam neraka-Mu!” lirih Arya di sela deruan a
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

Bab 246. Benggala Harimau Putih

Setelah melepaskan dahaga, Arya dan Harimau Putih rehat sejenak di bawah sebatang pohon di pinggiran sungai yang berasal dari air terjun tak jauh di hadapan mereka. “Siapa sebenarnya kau Kisanak? Dan tempat apa ini? Jujur saja saya merasa berbagai macam keanehan berada di tempat ini?” tanya Arya. “Nama saya Benggala, saya sebenarnya seorang pangeran dari istana Kerajaan Negeri Di atas Awan. Akibat fitnah keji saudara tiri saya yang berambisi menduduki tahta Kerajaan yang diamanatkan Ayahanda Baginda Prabu kepada saya setelah Ibu kandung saya wafat. Ia menfitnah saya telah berbuat serong dengan seorang perempuan abdi dalam istana, saya pun diusir setelah saya dicekoki ramuan dari perempuan penyihir jahat hingga membuat tubuh saya berubah menjadi seekor Harimau Putih seperti yang kamu lihat sekarang ini.” tutur Benggala nama dari sosok yang berwujud Harimau Putih itu. “Istana Kerajaan Negeri Diatas Awan? Di mana itu tempatnya? Apakah jauh masih jauh dari sini?” tanya Arya. “Hemmm, s
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

Bab 247. Resi Dharma

“Banyak sekali permasalahan yang terjadi di negeri ini, nanti kau akan mengetahui dan akan terlibat di dalamnya. Sesuai namanya negeri ini sering didatangi para Peri dari atas sana! Tempat tinggal mereka tak semua orang dapat melihatnya, karena kasat mata serta gaib sifatnya. Para Peri itu sering terlibat perseteruan dan silang sengketa dengan para penghuni negeri ini, di antaranya dengan para siluman, manusia berwujud aneh dan para mahkluk bertampang mengerikan lainnya.” tutur Resi Dharma. “Jadi penghuni negeri ini semuanya terlihat aneh dan menyeramkan ya, Resi?” Arya bertanya lagi. “Ya, tapi meskipun begitu tidak semua mahkluk berwujud aneh dan menyeramkan itu berhati jahat. Ada juga di antara mereka yang menginginkan perdamaian tercipta di negeri ini, sama halnya di negeri 1.500 tahun yang akan datang tempat dirimu berasal ada yang baik ada pula manusia yang berlaku jahat dan serakah. Benarkan Arya?” tutur Resi Dharma menjelaskan perihal sifat penghuni Negeri Peri itu. “Semua y
last updateLast Updated : 2023-12-23
Read more

Bab 248. Melanjutkan Pengembaraan

Arya yang diminta kembali naik ke punggung Benggala, meminta Harimau Putih itu tak melesat secepat yang pernah ia lakukan sewaktu di gurun menuju air terjun hingga ke goa tempat di mana Resi Dharma berada karena Arya ingin mengetahui hal apa saja yang terdapat di kawasan Utara itu. Benggala mengikuti permintaan Arya, Harimau Putih itu berjalan santai hingga mereka sekarang berada di tepi tebing sebuah bukit yang tak begitu curam. Samar-samar dari atas bukit Arya melihat ada perkampungan yang keseluruhan atap rumah di sana terbuat dari tumpukan daun ilalang kering, adapun bagian atas atapnya mengerucut runcing. Arya juga melihat keanehan bukan saja pada bangunan pemukiman itu, melainkan juga para penghuninya yang juga terlihat aneh. Di bagian tengah kening mereka terdapat sebuah cula menyerupai cula badak, sementara tubuh mereka sama seperti manusia biasa. “Apa kau melihat juga semua keanehan yang ada di pemukiman itu, Benggala?” tanya Arya yang masih berada di atas punggung Harimau
last updateLast Updated : 2023-12-23
Read more

Bab 249. Manusia Badak

“Mana ada harimau tidak buas, beberapa orang dari kami telah tewas dimangsanya. Sekarang kami ingin menuntut balas, Ayo serang mereka!” perintah salah seorang dari manusia badak itu pada rekan-rekannya. “Hei, tunggu! Kalian jangan terburu-buru berprasangka buruk atau menuduh sahabat saya ini yang telah memangsa teman-teman kalian! Seperti yang saya katakan tadi, dia ini bukan harimau biasa. Jika kalian tak percaya, sebentar lagi dia akan berbicara pada kalian membuktikan kalau dia bukan harimau ganas yang sering kalian temui di hutan. Ayo Benggala, bicaralah!” cegah Arya sembari meminta Benggala berbicara. “Maaf sebelumnya jika kehadiran saya di sini telah menambah prasangka buruk kalian terhadap kami, Nama saya Benggala dan ini sahabat saya Arya Mandu. Kami datang kemari tak ada niat buruk sama sekali, melainkan hanya ingin mengenal kalian dan ingin bersahabat.” tutur Benggala, sontak seluruh manusia badak yang berbaris di depan terlonjak kaget hingga tersurut dua langkah kebelakan
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Bab 250. Pertikaian Dengan Manusia Kera

“Apakah kau pernah tahu dengan sosok yang bernama Resi Dharma?” tanya Benggala. “Ya, sosok itu kami bukan saja sekedar tahu dan kenal tapi sudah kami anggap sesepuh karena sering memberi nasehat pada kami. Dan ketika kami ditimpa petaka diserang penyakit aneh, beliaulah yang memberi tahu cara mengobatinya.” tutur Argasa. “Apa kalian datang menemuinya di goa dekat air terjun di sebalik bukit itu?” tanya Arya. “Tidak, kami tak pernah ke sana. Beliau sendiri yang datang ke mari menemui kami saat kami diserang penyakit aneh itu.” jawab Argasa. “Oh begitu? Resi Dharma memang sosok sakti mandraguna, ia dapat dengan mudah mengetahui kejadian-kejadian aneh yang ada di negeri ini. Nah, beliau jugalah yang mengatakan jika saya berasal dari negeri 1.500 tahun yang akan datang. Sementara sahabat saya ini, dia sendiri yang mengatakan jika dia merupakan seorang pangeran Istana Kerajaan Di atas Awan yang di fitnah serta dicekoki ramuan dari wanita penyihir jahat, hingga wujudnya berubah menjadi
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
46
DMCA.com Protection Status