Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 441 - Bab 450

2718 Bab

Bab 441

"Kamu juga bandit rupanya!" ujar Blackie tercengang. Pantas saja Meri kelihatan sangat familier dengan sarang bandit, ternyata dia juga seorang bandit terkenal. Detik berikutnya, Blackie makin bersemangat. Bandit pria dan bandit wanita adalah pasangan serasi yang ditakdirkan bersama.Mendengar bahwa Meri juga seorang bandit, bandit lain di desa bandit itu pun bersikap ramah padanya. Ini merupakan bentuk penghormatan bagi orang yang memiliki identitas sama, berasal dari kasta yang sama, dan memiliki mata pencaharian sama. Itu tidak ada hubungannya dengan kecantikan dan bentuk tubuh Meri yang bagus.Sekelompok orang mengelilingi Meri dan pergi bersamanya ke tempat pertemuan dengan Levon. Fandi mengikuti mereka dari belakang dengan cemas. Tugas gadis ini berkaitan dengan bisnis garam Wira. Poin terpentingnya, dia adalah seorang sandera. Jika terjadi kesalahan, Yispohan akan mendapat banyak masalah.Pegunungan Jatta sangat besar, setiap kepala bandit menempati tempat strategis yang menyeba
Baca selengkapnya

Bab 442

"Kasih tahu dari awal atau belakangan, itu sama saja kok. Kak Junet, Kak Jaka, aku keliling dulu sebentar!" ujar Meri. Dia terkekeh-kekeh, lalu pergi dengan menaiki kudanya."Hei, dia memang gadis yang baik, pintar, dan pengertian!" puji Jupiter.Melihat kepergian Meri, ekspresi Blackie menjadi serius. "Juputih, aku peringatkan padamu. Aku sudah putuskan untuk mendapatkan Meri. Kalau kamu berani berebut denganku, aku akan bertarung mati-matian denganmu!" ujar Blackie.Jupiter mengomel dengan ekspresi sinis, "Sialan! Bisnis kita sudah mau direbut, tapi kamu masih saja memikirkan wanita!""Apa maksudmu?" tanya Blackie bertanya dengan alis berkerut.Jupiter menggertakkan gigi dan menjelaskan, "Wolfie mendapat 150 ton gandum dari Kabupaten Uswal. Dia bilang, dia membayar 100 juta, lalu menyuruh kita masing-masing bayar 200 juta lagi!""Apa!" Blackie menggertakkan gigi dan berkata, "Sialan, 150 ton gandum paling banyak juga 600 juta. Kita berdua masing-masing sudah bayar 200 juta, lalu dia
Baca selengkapnya

Bab 443

Levon mengibaskan tangannya dan berkata dengan bangga, "Hei, aku ini berteman baik dengan Kak Molika. Karena kamu adik perempuannya, itu artinya kamu juga saudaraku. Bukan masalah besar bagiku untuk memberimu satu jabatan. Kalau kamu menolak, itu artinya kamu malah nggak menghargaiku!"Meri tersenyum pahit dan mengangguk seraya berkata, "Terima kasih, Kak!""Saudara-saudara sekalian, kita sudah memberontak dan nggak ada jalan untuk mundur lagi!" seru Levon.Levon melihat ke sekeliling dan berteriak, "Sekarang, kita harus bekerja sama dan terus berjuang! Kalau sukses, kita semua akan menjadi pahlawan di masa depan. Kalau gagal, seenggaknya hidup kita nggak sia-sia. Seenggaknya kita sudah membunuh tuan tanah, bangsawan tiran, dan pejabat korup yang menindas kita!"Orang-orang Pasukan Wolpin merespons dengan suara pelan. Setelah antusiasme memberontak di awal berlalu, yang tersisa di hati tiap-tiap orang sekarang hanyalah ketakutan.Mereka takut kerajaan tiba-tiba mengirim pasukan untuk m
Baca selengkapnya

Bab 444

"Apa? Wira?" seru Levon. Sorot matanya menjadi muram dan niat membunuhnya melonjak keluar.Pria itu mengandalkan kemampuannya menulis beberapa puisi buruk untuk merayu Nona Dian. Sekarang, bahkan Meri juga jatuh ke dalam cengkeramannya. Dia benar-benar pantas dibunuh!Meri bertanya, "Kak Wolfie, kamu sepertinya mengenal dia, ya?"Levon terkekeh-kekeh dan menjawab, "Aku pernah mendengar namanya, tapi aku belum pernah bertemu secara pribadi. Karena dia temanmu, aku tentu akan membantunya!""Kak Wolfie, kamu salah paham. Dia bukan temanku, ini hanya kesepakatan di antara kami," jelas Meri. Setelah itu, dia menoleh dan berkata, "Paman Fandi, aku sudah melakukan tugasku. Perjanjian antara aku dan Wira sudah selesai. Kamu bisa kembali dan beri tahu Wira. Aku akan kembali sendiri ke Yispohan."Fandi mengepalkan tinjunya tanda hormat, lalu berbalik dan pergi dari situ. Dia harus segera kembali dan memberi tahu Wira bahwa janji Wolfie ini tidak bisa dipercaya. Barusan, dia bahkan merasakan nia
Baca selengkapnya

Bab 445

Putu mengernyit dan berkata, "Jenderal, apa kamu menangkap Fandi untuk menjebak Wira?""Ya," jawab Levon.Sambil mengayunkan Pedang Treksha di tangannya, Levon berkata dengan angkuh, "Aku mau membuatnya datang ke Pegunungan Jatta. Kalau dia berani datang, aku akan mengambil kesempatan untuk membunuhnya. Tapi, kalau dia nggak berani datang, aku akan menulis surat untuk memberi tahu Nona Dian kalau Wira itu sangat pengecut. Dia bahkan nggak memedulikan anak buahnya. Jadi, dia bukan orang yang bisa dipercayai untuk menjaga Nona Dian seumur hidup!"Putu tertegun beberapa saat, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Jenderal, kamu nggak boleh membunuhnya!""Kenapa?" tanya Levon sambil mengangkat alisnya.Putu menghela napas dan menjawab, "Wira pernah menulis 'Empat Kalimat Wahyudi', serta membuat 'Selamat Sampai di Tujuan' untuk Iqbal. Keduanya adalah puisi yang akan terkenal selama berabad-abad dan mendapat tempat di dunia sastra. Kalau kamu membunuhnya, kamu akan mendapat reputasi bur
Baca selengkapnya

Bab 446

"Kamu benar!" ujar Molika. Kemudian, dia mengangguk dan melambaikan tangan sembari berkata, "Ayo, kita cari Tuan Wahyudi dan jangan bermain trik apa pun."....Ketika pulang, Wira melihat seorang pria tua dan 2 pemuda. Dia bertanya, "Apa kalian datang dari Kabupaten Hiloka?""Tuan, aku Salman dan mereka anakku, Fauzan dan Farid," ucap Salman. Dia berlutut dan menunjuk kedua putranya, lalu menceritakan kejadian malam itu sambil menangis.Sementara itu, Fauzan dan Farid melihat sekeliling dengan terkejut dan juga kebingungan. Menurut mereka, seharusnya orang yang mereka temui adalah orang kaya yang tinggal di rumah besar.Namun, rumah ini hanya terlihat sedikit lebih bagus dari rumah biasa. Hanya saja, banyak rumah bata yang sedang dibangun di luar dan banyak orang terlihat sangat senang. Ini adalah pemandangan yang tidak bisa ditemukan di desa biasa.Wira segera memapah Salman, lalu berujar, "Pak, cepat berdiri. Aku sangat senang kalian bisa datang memberitahuku kabar ini." Jarak antara
Baca selengkapnya

Bab 447

Doddy membaca dengan terbata-bata, "Na ... ga ... ja ... ngan ... da ... tang." Belakangan ini, dia juga sedang belajar membaca. Namun, Doddy tidak bisa membaca semua tulisan yang dilingkar dengan lancar.Danu yang bisa membaca lebih lancar berucap, "Naga biru ... ada bahaya ... jangan datang."Wira membacakannya seraya mengerutkan dahi, "Ngarai Naga Biru ada bahaya, jangan datang."Awalnya, Wira membaca surat ini seperti biasa. Namun, dia tiba-tiba melihat kata-kata ini di bagian awal beberapa barisan kalimat.Doddy yang terbelalak berkata, "Kak Wira, apa maksud dari surat ini? Jelas-jelas mereka mengundangmu pergi, tapi ternyata isi surat ini menyiratkan agar kamu jangan pergi.""Selain itu, bukannya Paman Fandi dan Meri ada di Gunung Beruang Hitam? Kenapa mereka bisa pindah ke Ngarai Naga Biru? Itu daerah kekuasaan Wolfie," lanjut Doddy.Danu yang khawatir berkomentar, "Kak Wira, Wolfie mengerahkan pasukan untuk memberontak. Kalau Paman Fandi ada di sana, dia pasti nggak akan membia
Baca selengkapnya

Bab 448

Sepertinya Wolfie sudah gila. Beraninya dia mencelakai Wira, benar-benar cari mati.Jamal segera berkata, "Tuan, aku juga akan mendukungmu."Wira menyahut seraya menyipitkan mata, "Kalau begitu, aku akan memberi kalian tugas."Molika dan Jamal berujar, "Kami akan mendengar perintah Tuan!"....Sementara itu, Gavin membawa Salman, Fauzan, dan Farid ke kantin. Setelah berpesan kepada koki, Gavin membawa mereka bertiga ke bak air di samping kantin. Gavin mengambilkan air hangat dan sabun, lalu mengajari Salman dan anaknya cara mencuci tangan.Sekarang, ini adalah kebiasaan warga Dusun Darmadi. Sebelum makan, harus cuci tangan untuk menjaga kebersihan. Begitu Salman dan anaknya mengambil sabun untuk cuci tangan, air dalam baskom langsung menjadi hitam. Mereka bertiga pun tertegun."Sabun ini sangat enak dipakai, bisa mencuci kotoran sampai sebersih ini. Apa kalian memakai sabun ini untuk mencuci muka?" ujar Salman yang terkejut. Dia teringat dengan wajah dan tangan warga Dusun Darmadi yang
Baca selengkapnya

Bab 449

Gavin menyeringai, lalu menjawab, "Nggak ada acara perayaan. Ini memang kehidupan kami sehari-hari.""Setiap hari kalian makan begini?" kata Salman yang tampak tidak percaya. Fauzan dan Farid juga curiga.Semua makanan ini bahkan lebih enak dari makanan tuan tanah. Rakyat biasa yang bisa makan nasi sampai kenyang setiap hari saja sudah cukup beruntung, mana ada yang bisa makan daging setiap hari?Gavin menimpali seraya tersenyum, "Tuan takut kami nggak rela beli makanan enak, jadi dia membangun kantin ini. Dia menyediakan makanan 2 kali sehari. Satu macam sayur, sup, beberapa macam daging, nasi, dan roti isi daging. Kami boleh makan sepuasnya.""Ah!" seru Salman yang tercengang. Sebenarnya, mereka tidak percaya. Namun, setelah mengamati para penduduk desa, Salman dan anaknya langsung percaya.Wajah semua penduduk tampak berseri-seri dan berisi. Tidak seperti rakyat biasa yang kurus kerempeng.Fauzan berdecak, lalu berkomentar, "Pantas saja banyak orang datang bekerja untuk Tuan Wira. M
Baca selengkapnya

Bab 450

Sekarang Gavin juga sedang belajar membaca dan menulis. Bahkan, dia sudah bisa memahami sebagian besar dari buku Teknik Pedang Seratus dan Teknik Tombak Keluarga Wutari yang dibawa Wira dari Kota Pusat Pemerintahan Jagabu."Wah!" seru Salman dan kedua anaknya yang tampak iri. Di Dusun Darmadi, setiap orang bisa menjalani kehidupan yang nyaman asalkan mau bekerja. Mereka juga akan mempunyai masa depan yang cerah.Tidak seperti desa tempat Salman tinggal, yang dikelilingi oleh perampok dan pejabat. Kalaupun mereka sekeluarga bekerja keras selama setahun, hidup mereka tetap kekurangan setelah membayar pajak dan menyerahkan makanan.Salman berdecak, lalu berkata, "Aku benar-benar iri sama kalian. Di desa kalian ada orang baik seperti Tuan Wira."Gavin menyeringai dan menimpali, "Nggak perlu iri. Besok Tuan Wira akan pergi ke Kabupaten Hiloka, kehidupan kalian akan makin baik.""Apa mungkin itu bisa terjadi?" tanya Salman yang tidak percaya. Sejujurnya, kalaupun para penduduk desa mengumpul
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4344454647
...
272
DMCA.com Protection Status