Share

Bab 450

Author: Arif
Sekarang Gavin juga sedang belajar membaca dan menulis. Bahkan, dia sudah bisa memahami sebagian besar dari buku Teknik Pedang Seratus dan Teknik Tombak Keluarga Wutari yang dibawa Wira dari Kota Pusat Pemerintahan Jagabu.

"Wah!" seru Salman dan kedua anaknya yang tampak iri. Di Dusun Darmadi, setiap orang bisa menjalani kehidupan yang nyaman asalkan mau bekerja. Mereka juga akan mempunyai masa depan yang cerah.

Tidak seperti desa tempat Salman tinggal, yang dikelilingi oleh perampok dan pejabat. Kalaupun mereka sekeluarga bekerja keras selama setahun, hidup mereka tetap kekurangan setelah membayar pajak dan menyerahkan makanan.

Salman berdecak, lalu berkata, "Aku benar-benar iri sama kalian. Di desa kalian ada orang baik seperti Tuan Wira."

Gavin menyeringai dan menimpali, "Nggak perlu iri. Besok Tuan Wira akan pergi ke Kabupaten Hiloka, kehidupan kalian akan makin baik."

"Apa mungkin itu bisa terjadi?" tanya Salman yang tidak percaya. Sejujurnya, kalaupun para penduduk desa mengumpul
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 451

    "Meminjam zirah!" seru Fadil. Ini bukanlah masalah kecil sehingga Fadil tampak ragu-ragu. Ketika melihat ekspresi merendahkan dari Regan yang seolah-olah menganggapnya orang bodoh, Fadil segera mengangguk sembari menjawab, "Kalau boleh tahu, berapa banyak zirah yang dibutuhkan Tuan? Aku akan segera mengutus orang untuk mengumpulkannya!"Wira mengernyit seraya berkata, "Cukup kumpulkan 150 set saja!" Kota ini juga tidak memiliki banyak zirah yang bagus. Semuanya hanya berupa zirah kulit dengan potongan-potongan besi di dalamnya. Akan tetapi, itu sudah cukup efektif untuk melindungi diri dari perampok gunung."Nggak masalah. Mohon tunggu sebentar, Tuan!" Setelah berjanji pada Wira, Fadil sontak merasa lega dan bergegas mengumpulkan zirah.Kota ini berada di perbatasan. Selain membayar pajak kepada pemerintah pusat setiap tahunnya, mereka juga bertanggung jawab untuk memproduksi sebagian senjata, termasuk pedang, panah, dan zirah. Persediaan dalam gudang di pengadilan daerah, ditambah den

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 452

    Sesosok bayangan wanita cantik berdiri di belakangnya. Dian berkata dengan ekspresi khawatir, "Tuan, kamu nggak perlu mengambil risiko itu. Biarkan aku yang pergi ke Ngarai Naga Biru. Aku jamin pasti akan membiarkan Levon melepaskan Paman Fandi."Dian tahu bahwa Levon tertarik padanya, tetapi dia tidak pernah menyangka bahwa pria itu ternyata begitu posesif hingga menargetkan Wira."Nggak boleh!" tolak Wira. Pria itu menggeleng seraya menjawab tanpa ragu, "Kalau kamu pergi ke Ngarai Naga Biru, apakah dia masih akan membiarkanmu pulang?"Dian tercengang di tempat! Berdasarkan karakter Levon, dia memang mungkin akan menahan Dian jika dia pergi ke Ngarai Naga Biru! Wira pun berkata, "Kamu jangan ikut campur dalam masalah ini. Aku pasti akan menyelamatkan Paman Fandi."Namun, Dian berkata dengan khawatir, "Tapi, ada ribuan perampok gunung yang keji di bawah komandonya. Sementara itu, kamu hanya punya sekitar 200 pasukan, jadi bagaimana kamu bisa melawannya?"Wira berkata dengan nada merem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 453

    Ucup berkata sambil tersenyum, "Jenderal, jangan khawatir. Jenderal Meri nggak akan menyadari ini. Dia sedang pergi berlibur ke Gunung Rubah Putih bersama Jupiter selama beberapa hari ini!"Tatapan Wolfie berubah menjadi serius. Dia berkata, "Serahkan semua rekan dari Gunung Beruang Hitam dan Gunung Rubah Putih kepadanya. Beri wanita itu kekuasaan sepenuhnya agar dia nggak bolak-balik di antara kedua gunung itu!"Dengan alasan mengendalikan pasokan makanan, baik Jupiter maupun Blackie, mereka telah setuju untuk mengirimkan bawahannya untuk direorganisasi. Hanya dalam beberapa hari, 1.000 orang telah dikirim kemari.Ucup berkata dengan terkejut, "Itu adalah 1.000 orang. Pemimpin mereka akan menjadi kekuatan terbesar kedua di pegunungan ini!"Putu menasihati, "Jenderal, jangan biarkan Jenderal Meri mengendalikan mereka. Keputusan mengenai kekuatan militer adalah masalah hidup dan mati, juga harus tetap berada di tangan kita. Jenderal Meri baru datang dan mungkin nggak selaras dengan kita

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 454

    Molika terus menyanjung mereka. Dia mengalihkan topik pembicaraan dan berkata, "Kali ini, aku bukan hanya datang untuk menemui adikku, tapi juga mengunjungi pahlawan hebat!" Dadan bertanya dengan terkejut, "Pahlawan hebat?"Molika menjelaskan dengan nada tinggi, "Dia adalah veteran Pasukan Zirah Hitam. Belum lama ini, dia diundang oleh Panglima Yudha untuk kembali ke medan perang di utara dan membunuh Raja Tanuwi dengan misil besar."Dadan bertanya, "Apa? Pahlawan hebat yang membunuh Raja Tanuwi dengan misil? Di mana dia sekarang?"Para perampok mulai gempar. Mereka mungkin membenci pasukan pemerintah yang sering mengejar mereka, tetapi mereka selalu menghormati Pasukan Zirah Hitam yang menumpaskan bangsa Agrel, bangsa Lokus, bangsa Monoma, dan bangsa Yorat, terutama pahlawan hebat yang membunuh Raja Tanuwi!"Karena adikku ada di sini, kalian seharusnya juga pernah bertemu dengannya!" jawab Molika. Dia melanjutkan sembari tersenyum lebar, "Dia adalah pria yang mendampingi adikku. Awaln

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 455

    "Apa?" seru Levon. Di dalam ruang rapat, ekspresi dari Levon yang memiliki julukan Wolfie itu tampak tak menentu setelah menerima kabar tersebut.Dengan membunuh 30 orang menggunakan senjata ajaib yang bisa menghancurkan besi dengan mudah, Levon tahu bahwa Fandi bukanlah orang biasa. Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Fandi ternyata adalah pengawal pribadi Pasukan Zirah Hitam. Dia juga terlibat dalam pembunuhan Raja Tanuwi dan memiliki hubungan dengan Panglima Yudha.Akan tetapi, Levon juga memiliki keraguan! Bagaimana mungkin pahlawan hebat seperti Fandi bersedia menjadi bawahan dari penyair dan gigolo rendahan seperti Wira? Selain itu, pertemuan kembali antara Meri dan Molika dengan Wira juga membuatnya merasa sangat aneh.Ketua kedua dari Ngarai Naga Biru yang kini menjadi letnan jenderal, Ucup, berkata seraya berkeringat dingin, "Jenderal, cepat lepaskan Fandi. Molika memang mengatakan yang sebenarnya. Fandi benar-benar adalah pengawal pribadi dari Pasukan Zirah Hitam.""Dia bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 456

    Para bandit di Pegunungan Jatta bahkan tidak bisa mengalahkan pasukan komando daerah di Kota Pusat Pemerintahan Lokana. Jadi, bagaimana mereka punya nyali melawan pasukan perbatasan Panglima Yudha?"Pak Putu, pada akhirnya kamu tetap menyuruhku melepaskan Fandi untuk mencegah Wira datang ke Ngarai Naga Biru," ujar Levon.Levon berbalik dan melanjutkan dengan ekspresi dingin, "Aku tahu semua sastrawan menyukai pelajar yang bisa menulis puisi bagus. Pelajar bernama Wira itu sudah menarik perhatianmu. Tapi, ada satu hal yang ingin kuingatkan padamu. Pelajar bernama Wira itu pasti akan aku bunuh, nggak ada yang bisa menghentikanku. Kalau nggak, rasakan saja amarahku!"Putu tertegun sembari mengerutkan alisnya. Sementara itu, Levon keluar dari ruang pertemuan dan berkata dengan wajah datar, "Dengarkan perintahku. Nggak ada yang boleh membahas masalah ini. Semua yang ikut dalam penangkapan Fandi harus tutup mulut. Pastikan juga Jenderal Meri nggak mengetahui masalah ini. Orang yang melanggar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 457

    Danu menghampiri Wira. Begitu mendengarkan penjelasan Wira, matanya langsung berbinar cerah. Usai memesan kamar di penginapan, rombongan orang itu masuk untuk istirahat sambil menunggu kabar selanjutnya.....Molika dan Jamal tiba di Gunung Rubah Putih, lalu disambut Meri, Jupiter, dan orang-orang lainnya. Kedua belah pihak bertukar salam dan saling berbasa-basi. Molika mengepalkan tinjunya tanda hormat dan berkata, "Junet, makasih sudah menjaga adikku, tapi kami nggak bisa berlama-lama di sini. Kami berdua pergi dulu, sampai jumpa lagi!"Meri kebingungan. Kakaknya datang jauh-jauh untuk mengunjunginya ke puncak gunung, tetapi sudah buru-buru ingin pergi begitu sampai.Ekspresi masam menghiasi wajah vitiligo Jupiter saat dia berkata, "Kak Molika, apa aku sudah menyinggungmu? Atau kamu benci melihat wajahku? Kenapa cepat sekali mau pergi?"Molika mengibaskan tangannya seraya berkata, "Bukan begitu, jangan salah paham, ini nggak ada hubungannya denganmu."Meri tidak bisa menahan diri unt

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 458

    "Makasih, Kak Molika!" kata Jupiter dengan hati gembira.Molika mengibaskan tangannya dan berkata, "Sayangnya, Wolfie membuat masalah. Panglima Yudha mungkin akan menyerang ke sini kapan saja. Aku mana bisa tenang membiarkan adikku tinggal di sini?"Brak! Jupiter menggebrak meja dan berdiri sambil berkata, "Aku akan menemui Wolfie sekarang dan menyuruhnya melepaskan Fandi. Jangan sampai dia membawa masalah ke Pegunungan Jatta!"Molika menghentikan Jupiter dan berkata, "Kamu nggak bisa bertindak sendirian. Lebih baik kamu kumpulkan orang-orang yang berpendapat sama dulu. Dengan ada lebih banyak orang, kita bisa memberikan tekanan yang lebih besar pada Wolfie!"Jupiter merasa ucapan Molika sangat masuk akal. Jadi, dia segera mengatur orang untuk mengumpulkan para bandit di sekitar. Meri, Molika, dan Jamal pun turun gunung.Meri bertanya dengan ragu, "Kak, apa Paman Fandi benar-benar pahlawan yang menembak mati Raja Tanuwi?""Untuk apa Kakak bohong padamu!" balas Molika. Kemudian, dia ber

Pinakabagong kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3195

    Setelah pasukan utara kembali ke kemah, Darsa tidak bisa menahan amarahnya saat melihat ekspresi Zaki dan berkat, "Zaki, sebagai jenderal garis depan, kenapa kamu begitu gegabah? Musuh pasti sudah menyiapkan jebakan di depan makanya mereka mundur, tapi kamu malah masih ingin membawa pasukan untuk mengejar mereka."Mendengar perkataan itu, wajah Zaki langsung memerah. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, "Kali ini memang aku yang salah perhitungan. Tapi, musuh kita benar-benar licik. Kalau kita terus membiarkan mereka begitu, kita akan terus dipermainkan mereka."Ekspresi Darsa langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Tipu muslihat adalah hal yang biasa dalam perang dan ini sudah menjadi aturan sejak dulu. Apa yang kamu pikirkan? Aku beri tahu kamu, aku akan melupakan kesalahanmu kali ini kalau kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik."Darsa mendengus, lalu menoleh pada Joko dan berkata dengan pelan, "Bawa orang-orangmu untuk menghitung jumlah korban dan pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3194

    Pengirim pesan itu segera memberi hormat, lalu langsung berjalan keluar.Setelah pengirim pesan itu pergi, Darsa baru menghela napas. Saat ini, semuanya sudah direncanakan, tetapi tergantung pada takdir apakah ini akan berhasil atau tidak. Jika 10 ribu pasukan ini masih tidak bisa membawa kembali Joko dan Zaki, situasinya akan makin merepotkan.Saat itu, Wira yang berada di medan perang tiba-tiba menoleh dan melihat musuh sudah mengerahkan tambahan 10 ribu pasukan pun terkejut karena hal ini di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka musuh masih memiliki pasukan sebanyak ini dan sebelumnya mereka juga sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak langsung mengerahkan seluruh pasukan?Sebelumnya, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghancurkan semangat bertarung pasukan utara. Namun, begitu melihat musuh mendapat pasukan tambahan lagi sekarang, mereka langsung terkejut. Mereka tidak menduga musuh mereka ternyata begitu hebat.Tepat pada saat itu, salah seorang yang te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3193

    Begitu kedua belah pihak bertabrakan, suara benturannya langsung bergema dan kekuatan yang dahsyat membuat keduanya terlempar dari kuda mereka.Joko bisa begitu dipercaya Darsa karena ternyata kekuatannya memang luar biasa. Dia mendengus, dan segera memutar tubuhnya sambil mengayunkan senjatanya, lalu mendarat di tanah. Serangannya seharusnya sudah sangat cepat, tetapi dia tidak menyangka Arhan malah lebih cepat. Saat kakinya menyentuh tanah, Arhan sudah kembali menyerangnya.Keduanya bertarung dengan sangat sengit, membuat suasana medan perang menjadi makin kacau.Namun, pertarungan antara kedua orang itu malah membuat pasukan utara makin terdesak. Menurut mereka, kekuatan musuh mereka ini benar-benar luar biasa. Bahkan ada salah seorang prajurit yang berkata, "Kenapa pasukan musuh begitu kuat? Ini benar-benar merepotkan."Banyak prajurit lainnya yang menganggukkan kepala juga. Menurut mereka, kemampuan pasukan musuh kali ini benar-benar sangat hebat dan di luar perkiraan mereka. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3191

    Adegan ini benar-benar sama dengan situasi saat pasukan utara disergap sebelumnya, bahkan Zaki sendiri pun tidak menyangka hal ini akan menjadi seperti ini. Setelah terdiam beberapa saat, dia langsung berteriak agar semuanya mundur. Namun, para prajurit di bagian belakang tidak bisa mendengar suaranya, sehingga para kavaleri pun bertabrakan.Melihat adegan itu, Darsa yang merupakan komandan pasukan utara juga tercengang. Dia tidak menyangka para kavaleri yang tiba-tiba muncul ini begitu ganas, pasukan utara jelas tidak bisa menandingi kekuatan mereka. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, cepat pergi bantu Zaki, jangan biarkan dia jatuh ke tangan musuh."Joko yang terus mengamati situasi di medan perang pun langsung menyadari ada yang tidak beres dan segera maju ke depan.Melihat pasukan utara dikepung pasukan besar, Wira tersenyum dan langsung berteriak, "Semuanya, cepat serang mereka sekarang juga dan pastikan untuk menghabisi mereka semuanya."Semua orang merasa sangat berse

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3190

    Begitu para pemanah menghentikan serangan mereka, banyak orang yang terkejut. Beberapa saat kemudian, seseorang berkata, "Jenderal, waktunya sudah hampir tiba."Mendengar ini, Zaki mengangguk dan berseru dengan penuh antusiasme, "Kavaleri, serbu!"Gelombang besar pasukan berkuda langsung melesat ke depan, menyerbu dengan kekuatan penuh. Melihat ini, Wira tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Di sisinya, Nafis dan Arhan tampak agak heran. Menurut mereka, jika kavaleri musuh sudah mulai menyerang, ini adalah waktu terbaik untuk menumpas mereka.Namun, ketika melihat Wira tetap tenang dan tidak segera menurunkan perintah, keduanya sempat tertegun.Beberapa saat kemudian, seolah-olah telah memperhitungkan sesuatu, Wira tersenyum tipis dan berkata dengan suara pelan, "Kalian berdua jangan terburu-buru. Tunggu sebentar lagi. Biarkan mereka mencapai puncak semangat mereka terlebih dahulu."Awalnya, Nafis dan Arhan masih kebingungan. Namun, mereka segera memahami maksud Wira. Tidak heran W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3189

    Tak jauh dari Pulau Hulu, Wira bersama pasukannya menunggu dengan sabar. Saat ini, seorang mata-mata yang dikirim sebelumnya berlari kembali dan melaporkan dengan hormat, "Tuan, pasukan utara sedang berkumpul. Sepertinya kali ini mereka akan melakukan serangan kavaleri."Mendengar laporan itu, wajah Wira langsung berseri-seri. Dia mengangguk paham. Akhirnya kavaleri pasukan utara mulai bergerak. Jika mereka sudah mengambil langkah ini, sisanya akan lebih mudah ditangani.Segera, dia melambaikan tangannya dan berseru, "Kavaleri, bersiap!"Di barisan belakang, Arhan dan Nafis langsung mengepalkan tangan mereka sebagai tanda hormat dan merespons dengan lantang.Meskipun Wira membawa pasukan dalam jumlah besar, kavaleri yang dimilikinya sebenarnya tidak terlalu banyak. Selain 3.000 kavaleri dari Pasukan Harimau, dia hanya memiliki 5.000 kavaleri di bawah komando Nafis, sementara sebagian besar adalah pasukan infanteri.Itu sebabnya, Wira begitu menantikan pertempuran ini.Setelah beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3188

    Bahkan, ada yang begitu bersemangat hingga berkata, "Kita sendiri pun nggak nyangka kekuatan kita kali ini akan begitu luar biasa. Kalau kita bisa menyelesaikan ini, yang lainnya pun pasti bisa kita atasi juga."Mendengar itu, para prajurit pasukan utara mengangguk setuju. Setelah berhasil menumpas musuh, wajah para bandit yang masih bertahan di garis depan pun berubah drastis, menjadi pucat.Beberapa dari mereka pun mulai bersuara, "Ini benar-benar di luar dugaan! Ternyata pasukan utara sekuat ini!"Ada yang tetap tenang, tetapi ada yang sangat bersemangat. Mereka merasa bahwa kemenangan sudah pasti di tangan pasukan utara.Melihat situasi ini, para prajurit tersenyum. Setelah menyelesaikan gelombang serangan ini, mereka mengangguk puas. Seseorang bahkan berkata dengan penuh semangat, "Ternyata para bandit ini nggak sekuat yang kita kira. Mereka bisa dilenyapkan secepat ini? Lemah sekali!"Di sisi pasukan utara, sorak-sorai kemenangan bergema. Menurut mereka, kekuatan mereka kali ini

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status