Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 2931 - Chapter 2940

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 2931 - Chapter 2940

3108 Chapters

Bab 2931

Mutia berkata dengan tegas, "Ayah, apa kamu sudah lupa bagaimana mereka memperlakukan Nikolas? Aku mencari mereka untuk menuntut keadilan karena masalah Nikolas. Orang-orang dari Vila Hijau nggak pernah ikut campur urusan luar, tapi mereka malah menargetkan kita. Meskipun kamu bisa menahan amarahmu, aku nggak bisa.""Kalau hari ini nggak ada bantuan dari Tuan Wira yang berani, kamu mungkin nggak akan melihatku lagi. Jadi, kalau kamu berani mengabaikan Tuan Wira dan temannya, aku akan langsung memutuskan hubungan ayah dan anak denganmu mulai sekarang."Mutia menghargai semua tindakan Wira dan merasa Wira benar-benar pria sejati. Lagi pula, Wira baru saja menyelamatkannya, dia tidak mungkin melupakan budi ini. Selain itu, sekarang Wira dan yang lainnya juga sudah sampai di depan Vila Hijau. Jika dia tidak melindungi mereka, dia tidak bisa bertemu dengan orang lain lagi kelak.Wira dan yang lainnya tetap diam. Bagi mereka, ini hanya permainan anak-anak saja. Sekelompok sampah tidak bergun
Read more

Bab 2932

Meskipun Muraj hanya seorang pengikut di samping Yasa, dia masih lebih berkuasa daripada Fahri. Vila Hijau ini hanya sebuah tempat kecil saja, bukankah seharusnya tunduk di hadapannya?"Nggak perlu sok berkuasa di sini. Kita sebenarnya nggak berniat untuk mencari masalah karena hal sebelumnya, tapi sekarang kalian malah mengganggu putriku. Meskipun Tuan Yasa ada di sini, aku juga nggak akan menghargainya. Aku sarankan kalian untuk cepat pergi dari ini. Kalau nggak, jangan salahkan aku nggak berbelas kasihan," kata Fahri.Seiring dengan perintah dari Fahri, gerbang Vila Hijau tiba-tiba terbuka dan banyak pelayan yang berlari keluar dari dalamnya. Dari jumlahnya, sudah jelas mereka lebih unggul.Melihat situasinya tidak menguntungkan, sudut mulut Muraj berkedut. Dia menggertakkan giginya dan berkata sambil menunjuk Fahri, "Kamu tunggu saja, masalah ini nggak akan selesai begitu saja. Tuan Yasa nggak akan memaafkanmu."Setelah mengatakan itu, Muraj memimpin orang-orang di belakangnya untu
Read more

Bab 2933

Tepat pada saat itu, Wira maju dan berbicara dengan tenang. Kepribadiannya juga sama dengan Mutia, tidak bisa menerima perlakuan seperti ini.Lagi pula, tadi Wira juga sudah melihat apa yang dilakukan Muraj, kemungkinan apa yang dikatakan Mutia memang benar adanya. Mutia sepertinya tidak sedang bercanda dengannya, ini berarti semua masalah ini memang berawal dari orang yang bernama Yasa itu. Sekarang Yasa sudah menindasnya, Fahri ini malah masih menahan emosinya begitu saja. Sungguh mempermalukan harga diri pria.Tidak ada yang tahu Fahri juga harus mempertimbangkan keluarga besarnya. Jika harus melawan Yasa, dia juga tidak takut. Seperti yang dikatakan Mutia, dia bisa mengeluarkan uang untuk menyewa beberapa orang dan bertarung dengan Yasa secara terang-terangan. Meskipun akan kehilangan nyawanya, dia juga tidak akan melepaskan Yasa dan reputasinya juga bagus jika hal ini tersebar.Sayangnya, saat ini Fahri masih harus mengurus keluarga besarnya. Jika dia bertindak gegabah, mungkin ha
Read more

Bab 2934

Mutia awalnya hanya ingin menekan Fahri agar mau menerima Wira dan yang lainnya. Namun, dia tidak menyangka Fahri begitu kejam dan bahkan mengusirnya dari rumah."Aku akan pergi, kamu jangan menyesal. Mulai hari ini, aku akan anggap nggak punya ayah lagi. "Setelah mengatakan itu sambil menggertakkan giginya, Mutia menatap Wira. "Tuan Wira, sungguh maaf, semua ini karena aku ...."Wira tersenyum dan berkata, "Ketua Fahri juga mempertimbangkan keluarganya, nggak bisa menyalahkannya. Mungkin pemikiran kita berbeda, jadi semuanya baru seperti ini. Karena nggak bisa kembali ke Vila Hijau lagi, bagaimana kalau kamu rekomendasi tempat yang bisa kita huni untuk sementara? Uangnya bukan masalah."Wira tidak ingin Mutia berpikir dia adalah orang miskin. Jika begitu, mereka harus menyesuaikan diri. Sekarang dia adalah pebisnis yang sedang dalam perjalanan bisnis, tentu saja harus tampil lebih berkelas agar bisa memperluas koneksinya dan segera menyelesaikan masalahnya."Ternyata kalian semua ada
Read more

Bab 2935

"Berengsek! Fahri ini benar-benar sudah gila, sekarang dia malah berani melawanku. Kalau begitu, aku sendiri yang akan pergi ke Vila Hijau. Kumpulkan semua orang kita. Kali ini aku akan memusnahkan Vila Hijau itu," kata Yasa sambil menggertakkan giginya.Ini pertama kalinya ada seseorang di Provinsi Tengah yang berani menantang Fahri. Jika dia membiarkan hal ini begitu saja, dia tidak akan bisa bertahan di sini lagi. Dia memutuskan untuk menyerang terlebih dahulu dan memberi pelajaran pada Fahri ini, sekaligus memperingatkan pada yang lainnya. Dia ingin yang lainnya tahu dia bukan orang yang bisa dipermainkan mereka.Muraj langsung merasa senang saat mendengar perkataan itu karena dia juga tidak bisa menahan emosi ini. Sekarang waktunya untuk membalas dendamnya.....Di dalam Vila Hijau.Setelah Wira dan yang lainnya pergi, Fahri tetap merasa tidak senang dan terus duduk di aula utama dengan ekspresi yang sangat muram.Pengurus rumah tangga menghidangkan teh panas dan secara refleks be
Read more

Bab 2936

"Kalau begitu, Tuan juga harus bersiap-siap." Usai mengatakan itu, kepala pelayan menuju ke halaman belakang.Fahri perlahan-lahan bangkit dan memandang sekeliling vila. Dia berkata kepada diri sendiri, "Aku membangun karierku selama puluhan tahun, tapi hancur begitu saja. Sungguh disayangkan ...."Demi nyawa sekeluarga, dia terpaksa melakukan ini.....Di sisi lain, saat orang-orang di Vila Hijau bersiap untuk pergi, Wira dan lainnya menemukan penginapan yang bagus.Mutia tentu saja menginap bersama mereka. Meskipun uangnya sisa sedikit, dia tidak perlu cemas karena ada Wira.Adapun urusan di Vila Hijau, itu tidak ada hubungannya dengan Mutia. Sejak meninggalkan Vila Hijau, dia sudah memutuskan untuk tidak berhubungan dengan Fahri lagi, setidaknya untuk sementara waktu ini.Semua orang perlu mendinginkan kepala mereka. Bagaimanapun, gaya bertindak ayah dan anak ini jauh berbeda. Tidak ada yang bersedia mengalah sehingga terjadi perang dingin.Meskipun ini bukan cara terbaik, ini adala
Read more

Bab 2937

Setelah mendengar kabar itu, Wira dan lainnya saling memandang. Pada akhirnya, tatapan mereka tertuju pada Mutia.Meskipun Mutia dan Fahri bertengkar, itu hanya karena perbedaan pendapat. Bagaimanapun, mereka tetap ayah dan anak.Mutia segera bangkit, lalu mendekati meja sebelah. Dia meletakkan kedua tangannya di meja dan bertanya dengan dingin, "Yang kalian bilang itu benar?""Mana mungkin bohong. Bukan cuma kami yang tahu, tapi seluruh Provinsi Tengah.""Selain itu, banyak orang yang sudah pergi melihat. Dengar-dengar, di luar vila sangat ramai sekarang."Setelah mendengar jawaban beberapa orang itu, Mutia langsung melangkah ke luar. Dia bahkan tidak sempat memanggil Wira dan lainnya."Dia main pergi begitu saja? Kalau begitu, kita ...." Wendy melirik punggung Mutia. "Apa kita perlu ikut?""Tentu saja! Dia sangat ceroboh, apalagi terjadi masalah besar di Vila Hijau. Aku khawatir dia pergi mencari Yasa.""Kalau sampai hal itu terjadi, takutnya gadis itu yang akan menderita, " sahut Wi
Read more

Bab 2938

Ketika melihat mayat yang sudah hangus di tanah, Mutia menangis kencang seperti orang gila."Gimana mungkin? Kenapa bisa jadi seperti ini? Ayah! Adik! Di mana kalian semua? Kalian ke mana?" Mutia menarik rambutnya sambil berteriak.Wira dan lainnya mengikuti di belakang. Saat melihat Mutia yang berlinang air mata, Wira merasa iba. Namun, Mutia perlu melampiaskan emosinya sekarang.Jika semua emosi ini dipendam, suasana hati Mutia hanya akan menjadi semakin buruk. Pada akhirnya, entah apa yang akan terjadi."Dasar sekelompok bajingan! Gimana bisa mereka sekejam ini? Beraninya mereka membinasakan seluruh keluarga! Mereka bahkan membakar vila ini!"Agha mengepalkan tangannya sambil mengernyit. "Ini pasti ulah Yasa itu. Orang-orang di luar bilang begitu. Kali ini kita nggak boleh mengampuninya. Kita harus mencarinya dan membuat perhitungan dengannya!"Usai berbicara, Agha langsung berbalik. Wira segera menariknya dan mengernyit. "Memangnya kamu tahu dia di mana?'"Aku ...." Agha menggeleng
Read more

Bab 2939

"Tuan, sebaiknya kamu lupakan niat ini. Orang-orang itu bukan orang yang bisa kita singgung. Mereka sangat sulit untuk dihadapi.""Kalian bukan orang lokal, jadi jangan coba-coba mengusik mereka. Lagian, masalah ini tidak ada hubungannya denganmu. Kamu juga cuma berusaha membantuku menyelesaikan masalah," sahut Mutia tanpa menoleh.Mutia ingin mengatasi masalah ini dengan mengandalkan kemampuan sendiri. Dia tidak ingin melibatkan Wira dan lainnya. Jika tidak, takutnya Wira dan lainnya akan terjebak dalam situasi yang sulit. Ketika saat itu tiba, mereka bisa mati dan dia akan menjadi pendosa.Wira tersenyum, lalu melambaikan tangan dan menyahut, "Tenang saja, aku punya rencana. Selain itu, jangan kira kami lemah karena jumlah kami sedikit. Mereka belum tentu bisa melawan kami."Agha dan lainnya mengangguk setuju. Mereka memang hanya empat orang, tetapi bawahan Yasa belum tentu adalah tandingan mereka. Apalagi, satu kata dari Wira sudah cukup untuk mengguncang wilayah barat."Kalau begit
Read more

Bab 2940

"Ya, ini memang wilayah kita!""Siapa yang nggak akan menjaga rumah sendiri?"Semua orang menanggapi perintah Muraj.Muraj tersenyum lebar. "Ayo, kita minum!"Penginapan dipenuhi tawa. Saat mereka sedang menikmati momen bahagia itu, tiba-tiba terdengar dentuman keras dari luar. Saat berikutnya, terlihat Wira dan lainnya berjalan masuk. Pintu didobrak oleh mereka begitu saja!"Kalian?" Setelah melihat Wira dan lainnya, ekspresi Muraj pun berubah. "Kenapa kalian ini terus mengganggu kami?""Kami sudah melepaskan kalian, tapi kalian malah datang lagi! Kalian nggak dengar kabar tentang Vila Hijau?" pekik Muraj.Para bawahan yang sedang minum juga melemparkan gelas mereka dan mengeluarkan senjata di sekitar."Ternyata kejadian di Vila Hijau memang ada hubungannya dengan kalian," ujar Wira dengan dingin.Mutia yang mengikuti di belakang pun menggertakkan giginya dengan marah. Wajahnya terlihat sangat masam. Musuh tepat di hadapannya sekarang. Dia tidak berbicara hanya karena ada Wira di sini
Read more
PREV
1
...
292293294295296
...
311
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status