Share

Bab 2940

Author: Arif
"Ya, ini memang wilayah kita!"

"Siapa yang nggak akan menjaga rumah sendiri?"

Semua orang menanggapi perintah Muraj.

Muraj tersenyum lebar. "Ayo, kita minum!"

Penginapan dipenuhi tawa. Saat mereka sedang menikmati momen bahagia itu, tiba-tiba terdengar dentuman keras dari luar. Saat berikutnya, terlihat Wira dan lainnya berjalan masuk. Pintu didobrak oleh mereka begitu saja!

"Kalian?" Setelah melihat Wira dan lainnya, ekspresi Muraj pun berubah. "Kenapa kalian ini terus mengganggu kami?"

"Kami sudah melepaskan kalian, tapi kalian malah datang lagi! Kalian nggak dengar kabar tentang Vila Hijau?" pekik Muraj.

Para bawahan yang sedang minum juga melemparkan gelas mereka dan mengeluarkan senjata di sekitar.

"Ternyata kejadian di Vila Hijau memang ada hubungannya dengan kalian," ujar Wira dengan dingin.

Mutia yang mengikuti di belakang pun menggertakkan giginya dengan marah. Wajahnya terlihat sangat masam. Musuh tepat di hadapannya sekarang. Dia tidak berbicara hanya karena ada Wira di sini
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2941

    Agha sudah tidak tahan sejak tadi. Meskipun Wira tidak memberinya perintah, dia langsung mengambil kursi dan melemparkannya ke arah Muraj.Dalam hatinya, Agha benar-benar tidak bisa menoleransi sikap lancang Muraj. Bagaimana bisa ada orang yang begitu kejam dan tidak tahu malu di dunia ini?"Kenapa memangnya? Kalau bukan karena kamu masih berguna, aku pasti sudah membunuhmu sekarang juga." Agha maju ke hadapan Muraj, lalu meraih kerah bajunya dan mengangkatnya ke udara.Sementara itu, Wira yang berdiri di samping tidak berkata apa-apa, seolah-olah tidak melihatnya. Ini membuktikan bahwa Wira menyetujui tindakan Agha.Sejak awal, Wira juga sudah tidak tahan dengan sikap Muraj. Manusia tercela seperti ini memang harus diberi pelajaran. Jika tidak, dia tidak akan kapok untuk selamanya."Sobat, kita bisa bicara baik-baik ...." Muraj merasa agak panik melihat sikap Agha yang begitu kasar dan berani. Meskipun banyak orang di sekeliling, nyawanya berada di tangan Agha sekarang. Apalagi, Agha

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2942

    "Kalau informasi yang dia kasih salah dan Yasa nggak berada di Restoran Zuha, kita masih bisa mengorek informasi yang berguna dari mulutnya." Pemikiran Dwija ini sangat menyeluruh.Agha mengangguk, lalu menarik pakaian Muraj dengan jijik. Dia menariknya keluar seperti menarik anjing.Di jalan, Muraj terus memohon dengan putus asa. Dia ingin segera terlepas dari cengkeraman Agha.Wira memang memiliki otoritas yang mutlak, tetapi nyawanya kini berada di tangan Agha. Dia tentu berharap Agha tidak membunuhnya."Sobat, aku sudah kasih tahu semuanya. Tuan Yasa benaran di Restoran Zuha. Aku nggak mungkin berani menipu kalian.""Aku sudah memberi tahu kalian informasi. Seharusnya kalian melepaskanku, 'kan? Kalau kalian membawaku ke Restoran Zuha dan Tuan Yasa melihatku, dia nggak akan melepaskanku ...."Muraj sungguh dilema sekarang. Demi mempertahankan nyawanya, dia telah mengkhianati Yasa. Dia adalah tangan kanan Yasa yang sudah mengikutinya selama bertahun-tahun, jadi tahu betul seperti apa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2943

    "Tenang saja, orang baik pasti dilindungi oleh Tuhan. Ayahmu akan baik-baik saja." Setelah menenangkan Mutia, mereka terus berjalan ke Restoran Zuha.Setibanya di sana, mereka langsung melihat lantai pertama restoran yang ramai. Beberapa wanita yang berpakaian mencolok segera mendekati Wira dan lainnya.Wanita yang berdiri di paling depan pun mendekati Wira, lalu tersenyum lebar dan bertanya, "Kak, kamu datang kemari untuk bersenang-senang ya? Apa ada kenalanmu di sini? Atau aku perlu memperkenalkan mereka kepadamu?"Wira sama sekali tidak menghiraukan pertanyaan wanita itu. Dia malah bertanya balik dengan tegas, "Di mana orang bernama Yasa?""Tuan Yasa ada di lantai atas. Kalian teman-temannya ya? Aku akan mengabarinya dulu. Boleh aku tahu siapa nama kalian?"Sikap wanita itu langsung menjadi lebih sopan.Yasa adalah penguasa di Provinsi Tengah. Dia sering datang ke Restoran Zuha untuk menghabiskan banyak uang.Itu sebabnya, orang-orang di sini sudah menganggapnya sebagai pelanggan ut

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2944

    Karena lehernya dicekik oleh Agha yang memiliki kekuatan yang sangat besar, Muraj pun tidak bisa berkata-kata dan hanya bisa menatap Agha dengan takutAgha berkata dengan dingin, "Orang kejam sepertimu telah melakukan banyak kejahatan bersama majikanmu. Sekarang kamu malah ingin berdamai?""Aku membiarkanmu hidup waktu di penginapan karena kamu masih berguna. Sekarang kami sudah tahu di mana Yasa berada. Kamu sudah nggak berguna. Mati saja kamu!"Setelah melontarkan beberapa kalimat kejam itu, Agha sontak melemparkan Muraj ke lantai satu.Peristiwa mendadak itu membuat orang-orang di lantai satu panik. Para tamu pun bangkit dari kursi mereka.Sementara itu, wanita yang hendak melayani Wira dan lainnya tadi, bergegas maju untuk memeriksa kondisi Muraj. Dia bergumam dengan terbata-bata, "Dia ... sudah mati ...."Semua orang yang ada di sana sontak terperanjat. Banyak orang yang membuang gelas anggur mereka, lalu melarikan diri. Siapa juga yang ingin berada di tempat mengerikan seperti in

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2945

    "Sebentar!" bentak Yasa.Yasa bukan orang bodoh. Dia bisa mencapai posisinya yang sekarang tentu berkat usaha dan pengorbanannya.Hanya dengan melihat Agha, dia sudah tahu apa yang ingin dilakukan Agha. Pemuda ini jelas ingin menyerangnya. Yasa tentu panik.Karena telah membereskan semua orang di Vila Hijau dan hanya menyisakan Fahri, Yasa pun merasa tenang sehingga datang ke Restoran Zuha untuk bersenang-senang. Bahkan, dia tidak membawa pengawal.Siapa sangka, Wira dan lainnya malah datang kemari untuk mencarinya. Bagaimana mungkin Yasa tidak panik di situasi yang merepotkan ini?Wira tidak berbicara dan hanya menyesap teh dengan santai. Pandangannya tertuju pada kedua orang di belakangnya."Dia memang pintar bersantai. Tehnya saja begitu enak. Kalian mau coba nggak? Sayang kalau nggak diminum," ujar Wira.Kedua orang itu bertatapan, lalu menggeleng. Mereka tidak punya niat untuk minum teh sekarang. Jika dibandingkan dengan Wira, mereka sama sekali tidak punya nafsu untuk sekarang.F

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2946

    Yasa kesulitan untuk bangkit.Meskipun berkuasa dan berpengaruh di Provinsi Tengah, bahkan banyak orang yang takut padanya, Yasa sama sekali tidak menguasai ilmu bela diri.Selain itu, dia hanya suka menindas orang lemah dan berpesta pora. Makanya, dia tidak punya kemampuan apa pun. Jika dibandingkan dengan Muraj, dia kalah jauh.Setelah ditendang oleh Agha, Yasa merasa tulang rusuknya hampir patah. Dia tidak punya kekuatan untuk berdiri lagi.Terutama saat melihat Agha yang menatapnya dengan tatapan garang, Yasa pun semakin ketakutan."Memangnya ini bukan masalah uang ya? Kalau begitu, apa yang Mutia janjikan kepada kalian? Kalau dia bisa, aku pasti bisa!""Tuan-tuan sekalian, tolong percaya padaku dan beri aku kesempatan. Jangan sampai kalian berselisih denganku cuma karena Mutia. Ini nggak sepadan!" pinta Yasa tanpa henti.Tujuannya tentu untuk menyelamatkan nyawanya. Selama dia bisa lolos hari ini, tidak peduli siapa Wira dan lainnya, dia pasti akan menemukan cara untuk melawan mer

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2947

    "Bukan, bukan! Maksudku bukan seperti itu! Aku nggak berpikir nyawa manusia nggak berharga.""Tapi, semua sudah terjadi sekarang. Bukankah kita seharusnya memikirkan cara untuk menghentikan kerugian? Kalau nggak, kedua belah pihak akan sama-sama rugi."Yasa masih berusaha untuk menyelamatkan diri. Wanita ini sulit sekali dihadapi. Jika dia bicara dengan Fahri, mungkin situasi tidak akan serumit ini.Menukar nyawa orang-orang di Vila Hijau dengan sejumlah besar uang. Bukankah ini ide bagus? Asalkan punya uang, mereka bisa membangun kembali Vila Hijau dan tetap berkuasa!"Tuan Yasa!" Ketika mereka masih mengobrol, beberapa orang tiba-tiba berlari masuk.Begitu melihat mereka, Yasa seperti menemukan penyelamat. Dia sontak berteriak, "Kenapa malah bengong? Cepat bantu aku berdiri! Aku kesakitan sampai nggak bisa berdiri! Papah aku!"Orang-orang itu langsung maju dan mengabaikan Wira dan lainnya, seolah-olah tidak melihat keberadaan mereka.Sementara itu, Dwija yang berdiri di belakang Wira

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2948

    Belati itu sontak menembus jantung Yasa. Seketika, Yasa tergeletak di atas genangan darah.Orang-orang di luar membelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Di Provinsi Tengah, ada orang yang berani menyerang majikan mereka? Ini benar-benar gila!Namun, Wira sama sekali tidak peduli pada keterkejutan mereka. Ekspresinya tetap terlihat tenang.Dulu saat perang berkecamuk di sembilan provinsi, Wira sudah sering melihat kematian. Itu sebabnya, dia sudah terbiasa.Mengenai Yasa, semua ini adalah akibat dari perbuatannya sendiri. Tidak ada seorang pun yang bisa disalahkan atas hasil ini.Mutia melemparkan pisau di tangannya, lalu mengambil kunci dari saku Yasa. Dia segera membuka rantai yang mengikat Fahri.Wira meletakkan cangkir tehnya, lalu perlahan-lahan bangkit dan menuju pintu. Orang-orang yang berjaga di luar terus mundur karena takut terhadap Wira.Meskipun mereka mengikuti Yasa dan telah melakukan banyak kejahatan, mereka tidak berani membunuh. Paling-paling hanya memberi

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3006

    Kresna telah mendengar tentang tindakan Senia sebelumnya. Senia telah berulang kali mencoba membunuh Wira secara diam-diam, tetapi setiap kali hasilnya selalu nihil. Bahkan, semua usahanya berakhir dengan kegagalan total.Senia bahkan hampir mengorbankan putranya sendiri dalam proses itu. Jika Senia sendiri tidak mampu melakukannya, bagaimana mungkin dia mengharapkan dirinya dan Ararya untuk membunuh Wira?Atau mungkin ... Senia sebenarnya berniat membunuh dirinya dan Ararya? Hanya saja, dia berencana menggunakan tangan Wira untuk melakukannya?Kresna tak kuasa merinding. Di satu sisi ada serigala, di sisi lain ada harimau. Dia merasa seperti orang yang berdiri di jembatan rapuh, tidak tahu harus melangkah ke mana dan tidak berani bergerak sembarangan.Apa pun keputusan yang diambilnya, itu bisa membawa kehancuran pada dirinya sendiri dan tidak ada jalan kembali. Menyesal pun tidak akan ada gunanya!Setelah hal ini disampaikan kepada Ararya, Ararya pasti juga akan secemas dirinya."Dar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3005

    "Pergilah," ujar Senia sambil memijat pelipisnya dengan lembut. "Aku tunggu kabar darimu."Pada sore harinya, Dahlan tiba di kediaman Kresna. Saat ini, dia sedang duduk di aula utama kediaman Kresna.Meskipun Dahlan selalu terlihat tunduk dan penuh hormat karena takut pada ibunya, di sini dia justru menunjukkan sikap yang sangat berbeda, penuh wibawa dan angkuh.Dahlan duduk di kursi utama sambil meminum teh dengan tenang, menunggu Kresna yang tak kunjung datang."Raja Kresna, kamu membuatku menunggu begitu lama. Sepertinya kamu nggak menghormatiku," sindir Dahlan.Kresna buru-buru mengangkat tangannya sebagai tanda memohon maaf. "Pangeran, kenapa bicara begitu? Aku baru saja dapat kabar tentang kedatanganmu dan langsung datang secepat mungkin. Kalau kamu tersinggung, mohon maafkan aku."Dahlan mendengus dingin, lalu meletakkan cangkir tehnya. Tatapannya langsung beralih ke orang-orang yang berada di aula.Kresna segera mengerti maksudnya dan memerintahkan semua orang untuk pergi. Tida

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3004

    Menangkap pemimpin untuk menghancurkan pasukan! Ini adalah cara terbaik!Sebenarnya mereka sudah mencoba membunuh Wira beberapa kali sebelumnya, tetapi hasilnya selalu mengecewakan. Namun, kali ini berbeda.Senia telah memutuskan untuk tidak menyembunyikan niatnya lagi. Dengan demikian, dia bisa bertindak lebih bebas tanpa ragu.Ini adalah kesempatan sempurna untuk menyerang Wira secara langsung dan terbuka. Jika berhasil menyingkirkan Wira, itu akan menjadi hasil terbaik. Namun, jika tidak, paling-paling mereka akan memutuskan hubungan mereka. Hasil ini tidak akan berdampak pada apa pun.Dahlan tiba-tiba berkata, "Tapi, saat ini kita nggak punya orang yang cukup kuat untuk melakukannya. Bahkan, kita hampir kehabisan ahli di pihak kita. Setahuku, Wira membawa beberapa ahli di sisinya.""Kalau kita mengirim orang sekarang, bukankah hanya akan mengorbankan mereka tanpa hasil?"Bahkan, Panji tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dan akhirnya kehilangan nyawanya. Dahlan tidak kepikiran si

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3003

    "Benar!"Di hadapan ibunya, Dahlan tidak perlu menyembunyikan apa pun. Dia langsung mengangguk dengan tegas. Kekhawatirannya memang terletak pada Kresna dan Ararya.Kedua orang ini memegang kekuasaan militer. Meskipun kekuatan mereka telah dibatasi oleh Senia selama bertahun-tahun, mereka tetap tak terkalahkan hingga sekarang.Di wilayah mereka, mereka seperti raja kecil, memerintah wilayah sendiri. Hal ini jelas adalah ancaman bagi kekuasaan Senia.Dulu, Senia tidak terlalu memedulikan mereka karena dia memiliki Panji di sisinya. Panji bahkan mampu menciptakan makhluk beracun yang menakutkan. Sekalipun di medan perang, makhluk beracun tetap bisa membuat posisi mereka unggul.Namun, dengan kematian Panji, Senia kehilangan sosok yang bisa diandalkan. Inilah yang paling dikhawatirkan Dahlan.Jika mereka memutuskan untuk memulai perang dengan Wira saat ini, lalu Raja Kresna serta Raja Ararya menyerang dari belakang, itu akan menjadi krisis besar. Hasil akhirnya bisa dipastikan akan sangat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3002

    Meskipun Dahlan sangat membenci Wira dan ingin membunuhnya, dia tetap mempertimbangkan untung rugi dengan baik.Menyatakan perang terhadap Wira memang mudah. Namun setelah itu, akan ada banyak reaksi berantai yang harus dihadapi.Jika semua reaksi berantai itu tidak dipertimbangkan dengan matang, di masa depan hal ini bisa membawa masalah yang tidak perlu bagi mereka. Inilah poin paling sulit.Sudut bibir Senia agak berkedut. Dia melangkah ke depan Dahlan, mencengkeram kerah bajunya dengan erat. Jika tatapan mata bisa membunuh, Dahlan pasti sudah mati berkali-kali.Tatapan yang begitu menakutkan, seperti dua pedang tajam yang siap menusuk. Tidak ada yang berani menatapnya langsung."Ibu, kenapa?" Dalam pandangan Dahlan, Senia selalu tampak bijaksana. Jika tidak, mustahil bagi seorang wanita bisa mencapai posisi seperti ini, bahkan menjadi sosok yang berada di atas semua orang.Pencapaiannya sudah cukup untuk membuat semua wanita di dunia ini merasa bangga. Lagi pula, wanita yang menjad

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3001

    Keesokan pagi, Wira dan rombongannya berangkat. Osman memimpin para pejabat untuk mengantar kepergian mereka. Terlihat jelas bahwa Osman sangat menghormati Wira.Selain itu, seluruh rakyat turut mengantar saat tahu Wira akan pergi. Harus diakui bahwa Wira sangat dicintai oleh rakyat.Bukan hanya di Provinsi Yonggu dan Provinsi Lowala, bahkan di wilayah lain pun Wira sangat dihormati. Bagaimanapun, pengorbanan Wira memang tidak kecil. Namun, semuanya membuahkan hasil yang sepadan.Saat Wira dalam perjalanan kembali ke Provinsi Yonggu, situasi di Kerajaan Agrel kurang baik.Saat ini, Senia duduk di singgasananya dengan wajah suram. "Apa kabar ini benar?"Senia baru mendapat kabar bahwa semua orang yang diutusnya ke wilayah barat tewas. Bahkan, Panji juga tidak bisa kembali lagi. Padahal, Panji adalah kartu trufnya yang terpenting.Karena ucapan Panji, Senia baru bersedia mengeluarkan 5 miliar gabak untuk berdamai dengan Wira. Jika tidak, dia lebih memilih untuk mengorbankan putranya dari

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3000

    Di wilayah dua provinsi yang damai tanpa konflik ataupun perang, tentu tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Namun anehnya, meskipun bisa tinggal di rumah besar di luar, ada yang memilih rumah sederhana di Dusun Darmadi. Hal ini memang sulit dimengerti. Mungkin, Dusun Darmadi memberikan rasa aman bagi Ramath."Hasil terbesar yang kami capai dalam perjalanan kali ini adalah membunuh Jaran. Selain itu, Caraka yang selalu mengikuti Senia, juga tewas di tangan kami. Dengan kematian mereka berdua, kekuatan Senia jelas berkurang banyak," ucap Wira dengan puas.Ini adalah pencapaian terbesar dari perjalanan kali ini, wajar jika Wira merasa senang.Para hadirin di sekitar mengangguk setuju. Mereka juga tidak menyukai orang-orang dari Kerajaan Agrel. Ketika perang besar empat kelompok terjadi, Kerajaan Agrel adalah pihak yang menekan mereka paling keras.Meskipun sekarang situasi sudah damai, orang-orang dari Kerajaan Nuala tetap menyimpan dendam dan menjaga jarak dengan Kerajaan Agrel. Konfl

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2999

    "Tuan Wira, kamu sangat senang dengan kesembuhan Lucy sampai melupakan temanmu ini. Aku ini raja lho. Aku sampai datang ke gerbang kota untuk menyambutmu. Setidaknya, kamu harus menjaga harga diriku sedikit.""Kalau terus membuatku berdiri di sini, apa yang akan dikatakan para menteriku nanti? Kelak gimana aku bisa mempertahankan wibawaku di depan mereka?"Osman berkata sambil tertawa. Jelas, itu hanya candaan tanpa maksud serius. Dia tidak mungkin benar-benar menyimpan dendam terhadap Wira.Wira tersenyum sambil menggeleng. Pemuda ini memang nakal. Para menteri yang hadir pun ikut tersenyum."Sudah, sudah, sejak kapan kamu jadi orang yang suka cemburu? Sekarang kamu seorang raja. Kamu seharusnya bicara yang bijak. Kalau nggak, kelak kamu benaran sulit mempertahankan takhtamu!" Wira ikut bercanda.Di tengah tawa dan obrolan santai, Wira dan rombongan memasuki ibu kota. Karena sebelumnya sudah mengetahui kepulangan Wira, Osman telah menyiapkan perjamuan.Ketika Wira tiba bersama rombong

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2998

    Bisa dikatakan, hampir tidak ada pemimpin seperti Wira di dunia ini."Semuanya sudah beres. Raja kami mengikuti saran darimu dan mengeluarkan banyak dana untuk bantuan bencana. Sekarang keadaan sudah stabil dan rakyat sudah tenang. Kami benar-benar berterima kasih kepadamu."Sambil tersenyum, Trenggi meneruskan, "Kalau bukan karena saranmu, mungkin Kerajaan Nuala sudah jatuh dalam kekacauan sekarang ...."Ketika membahas hal ini, Trenggi tidak bisa menahan diri untuk menggeleng. Seperti yang Wira perkirakan sebelumnya, karena tidak ada bantuan bencana, banyak rakyat menderita dan masalah terus bermunculan.Ketika rakyat tidak bisa makan, mereka tentu bisa melakukan apa saja. Untungnya, bantuan segera diberikan sehingga masalah teratasi dan tidak terjadi kekacauan yang lebih besar.Namun, pada awalnya Osman tidak berniat menggunakan kas kerajaan untuk menghemat uang. Meskipun ingin membantu rakyat, dia tidak berani mengambil risiko itu demi melindungi dirinya sendiri.Bagaimanapun, jika

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status