Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 2101 - Chapter 2110

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 2101 - Chapter 2110

2710 Chapters

Bab 2101

Setelah membeli beberapa bahan obat, Wira dan lainnya menuju ke luar kota. Dalam sekejap, mereka sudah memasuki sebuah hutan.Dari kejauhan, terlihat sebuah gubuk. Gubuk ini terlihat agak bobrok, tetapi termasuk bersih dan rapi. Di luarnya terdapat halaman yang dikelilingi papan kayu kecil dan barang-barang tertata rapi di halaman itu. Sepertinya, orang yang tinggal di dalam sangat disiplin."Ini rumahmu?" tanya Wira sambil menatap pemuda itu.Pemuda itu mengangguk, lalu terkekeh-kekeh dan menyahut, "Benar. Ini tempat tinggalku dengan kakekku. Meskipun kecil, di dalamnya sangat keren lho!"Wira mengangkat alisnya, lalu tersenyum sambil bertatapan dengan Leli dan Thalia. Kemudian, mereka sama-sama masuk. Dia ingin melihat apa kehebatan gubuk ini.Begitu masuk, mereka mendapati bagian dalamnya sangat rapi, bahkan dilengkapi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, kedua sisi dinding dipenuhi banyak kulit binatang."Ini semua hasil buruanmu dengan kakekmu?" tanya Wira. Sebelumnya, pemuda ini me
Read more

Bab 2102

Lantas, bagaimana mungkin pemuda itu tega melihat sang kakek berbaring tidak berdaya di atas ranjang?Sayangnya, tidak banyak yang bisa dilakukan. Pemuda itu tidak bisa membuat sang kakek pulih total. Meskipun begitu, dia tidak akan diam begitu saja."Ganoderma Milenium? Itu mahal sekali. Dari mana kamu mendapatkannya? Kamu mencuri ya?" Ekspresi pria itu sontak berubah, bahkan suaranya menjadi agak dingin."Sejak kamu kecil, aku sudah bilang manusia boleh miskin, tapi nggak boleh melakukan perbuatan tercela. Kita nggak boleh menjadi pencuri meski hidup kita susah. Pria sejati harus punya hati yang baik," nasihat pria itu.Wira yang berdiri di luar pintu tak kuasa mengangguk mendengarnya. Banyak orang yang mengerti ucapan ini, tetapi sulit untuk mempraktikkannya. Pantas saja, pemuda ini terlihat agak kekanak-kanakan. Sepertinya, ada kaitannya dengan ajaran pria itu."Kakek, kamu sudah salah paham. Aku nggak mencuri. Kakak-kakak itu yang membantuku membeli Ganoderma Milenium. Aku nggak a
Read more

Bab 2103

"Jangan salah paham, Tuan. Aku bukan ingin berterima kasih, tapi ingin memohon sesuatu. Ini tentang Agha," jelas pria itu segera.Wira tidak berbicara, hanya menunggu pria itu melanjutkan ucapannya. Sesaat kemudian, pria itu meneruskan, "Namaku Najib, usiaku 50-an tahun. Aku menyinggung seseorang bertahun-tahun lalu dan terluka parah sehingga mengasingkan diri di tempat seperti ini.""Usiaku belum terlalu tua, tapi kondisiku terus memburuk karena cedera yang tak kunjung pulih. Makanya, penampilanku terlihat seperti orang tua."Wira mengangguk dan merasa kasihan padanya. Dia sempat mengira Najib ini sudah berusia 70-an tahun, tetapi ternyata penampilannya seperti ini karena cedera dalam. Sungguh disayangkan!"Tuan, aku nggak takut mati. Semua ini sudah akibat dari perbuatanku di masa muda yang terlalu kompetitif. Tapi, Agha anak yang baik. Aku khawatir dia melakukan kejahatan setelah aku mati. Dia baru 15 tahun, bisa dibilang belum dewasa.""Aku harap setelah aku mati, Tuan bisa membawa
Read more

Bab 2104

Apalagi, Agha adalah anak yang begitu berbakti. Jika tidak, mana mungkin Wira repot-repot membayar Ganoderma Milenium itu?Najib mencengkeram dadanya sambil tertawa terbahak-bahak. Akan tetapi, dia tiba-tiba terbatuk hebat.Wira segera maju untuk menepuk punggungnya. Sesaat kemudian, Najib yang merasa lebih baik berujar sambil tersenyum, "Nggak apa-apa, hidupku sudah nggak lama lagi. Penderitaanku jauh lebih besar dari yang terlihat. Setiap kali penyakitku kambuh, tubuhku akan kesakitan. Jangankan beraktivitas seperti orang biasa, tidurku saja nggak pernah nyenyak.""Aku sudah muak dengan hidupku ini. Aku masih berusaha bertahan karena mencemaskan Agha. Sekarang aku sudah tenang karena bertemu Tuan. Malam ini, aku akan memberi Agha penjelasan."Wira bukan orang bodoh. Dia tentu memahami maksud Najib. Seketika, Wira membelalakkan mata, lalu memapah Najib dan berkata, "Bukan begitu maksudku.""Kalau kamu percaya padaku, ikut kami. Aku bisa mengatur tempat tinggal untukmu. Kami akan menca
Read more

Bab 2105

"Ya!" Najib tertawa, lalu meneguk obat itu hingga habis. Sayangnya, dia tahu bahwa kondisinya sudah sekarat. Tidak peduli sehebat apa Ganoderma Milenium, semua khasiatnya mungkin akan menjadi sia-sia."Kalau begitu, kami pamit dulu." Wira berpamitan, lalu membawa kedua wanita menuju ke ibu kota kembali. Agha mengantar mereka keluar, lalu kembali ke sisi kakeknya.Di perjalanan, Leli melirik Wira dan bertanya dengan heran, "Bukannya kamu datang kemari untuk membawa pemuda misterius itu? Aku tahu kamu ingin merekrutnya. Dia sangat kuat, jadi pasti bisa membantu pasukan. Kesempatan sudah di depan mata, kenapa kamu malah pergi?"Wira ragu-ragu sejenak, lalu menggeleng dan membalas, "Jujur saja, aku dan Najib sudah membuat kesepakatan. Malam ini, dia seharusnya akan mengakhiri hidupnya. Dia akan menjelaskan semuanya kepada Agha, jadi aku hanya perlu menjemputnya besok pagi. Kelak, dia akan menjadi adikku."Leli akhirnya memahaminya. Ternyata begitu. Pantas saja, ekspresi Wira menjadi agak s
Read more

Bab 2106

Sesudahnya, Leli meninggalkan ruangan dan menuju ke istana. Di dalam kamar, Wira dan Thalia duduk di depan meja. Wira menggeleng sambil berujar, "Aku nggak nyangka semua akan menjadi begini. Aku dan Jihan sempat bertemu baru-baru ini, tapi kondisinya jadi separah ini sekarang. Memang nggak ada yang bisa memprediksi masa depan."Thalia tidak menanggapi. Semua ini memang disayangkan, apalagi belum 5 tahun Jihan memproklamasikan dirinya sebagai kaisar."Kamu terus mengikutiku belakangan ini, pasti sangat lelah, 'kan? Istirahatlah. Untuk sekarang, kita hanya bisa mengamati situasi," ucap Wira.Jihan belum wafat sehingga mereka tidak boleh mengambil tindakan apa pun. Jika tidak, rakyat Kerajaan Nuala hanya akan memusuhi mereka.Meskipun begitu, mereka tidak boleh pergi begitu saja atau situasi akan menjadi di luar kendali. Ini sungguh dilema.Menurut penilaian Wira, Jihan tidak akan bertahan lama lagi. Ketika saat itu tiba, perubahan besar akan terjadi di Kerajaan Nuala. Apakah bisa membali
Read more

Bab 2107

"Jenderal, apa maksudmu menyuruh mereka menghentikanku?" Leli menghampiri Sucipto, lalu mengernyit. Dia sama sekali tidak takut. Lagi pula, posisinya memang lebih tinggi daripada Sucipto.Leli selalu melayani Kaisar. Hanya dengan satu perintah darinya, dia bisa saja mengendalikan seluruh jenderal Kerajaan Nuala. Tanpa diduga, Sucipto malah berbicara seperti ini padanya? Lancang sekali!"Nona, jangan salahkan aku. Ini perintah Putra Mahkota. Kaisar sudah sekarat dan terus istirahat di kamar. Tapi sebelumnya, dia sudah menyerahkan urusan militer dan negara kepada Putra Mahkota. Makanya, dia harus lebih berhati-hati. Kalau nggak ada izin dariku, nggak boleh ada yang memasuki istana," ujar Sucipto dengan angkuh."Putra mahkota? Kapan Kaisar memilih putra mahkota?" tanya Leli dengan heran. Ketika Wira baru datang, kondisi Jihan memang sudah lemas. Namun, dia tetap menanyakan pendapat Wira tentang kandidat putra mahkota. Semua ini baru berlalu beberapa hari. Bagaimana bisa tiba-tiba muncul s
Read more

Bab 2108

Para pengawal itu seketika memahami ucapan Sucipto. Mereka bergegas menghunuskan pedang, lalu mengarahkannya kepada Leli. Jelas, jika Leli bersikeras menerobos masuk, mereka akan membunuhnya tanpa belas kasihan.Setelah ragu-ragu sejenak, Leli akhirnya tidak mengambil tindakan dan bertanya, "Kalau begitu, di mana Pangeran Osman? Nggak mungkin aku nggak boleh menemuinya, 'kan?"Osman adalah pria berpendidikan dan elegan. Jika Osman mewarisi takhta, Kerajaan Nuala baru bisa damai. Hanya Osman yang bisa membereskan Sucipto dan Izhar untuk sekarang."Pangeran Osman di kediamannya. Temui saja dia. Tapi, kamu nggak boleh masuk istana ini," ujar Sucipto untuk memperingatkan.Leli tidak berlama-lama di sana. Dia harus segera memikirkan strategi untuk masalah ini. Sesaat kemudian, dia meninggalkan area terlarang itu.Sucipto terkekeh-kekeh melihat sosok belakang Leli. Kemudian, dia juga pergi. Saat ini, Izhar keluar dari kegelapan dan menghampiri Sucipto."Gimana kalau kita bunuh wanita itu saj
Read more

Bab 2109

Tok, tok, tok .... Terdengar suara ketukan pintu yang kuat. Wira dan Thalia seketika terbangun dari tidur mereka."Siapa?" tanya Wira yang tanpa sadar menyentuh pistol di bawah bantal dan menatap ke arah pintu dengan waspada."Aku." Terdengar suara Leli."Ternyata Nona Leli." Setelah menyimpan pistol itu, Wira merapikan pakaiannya dan membuka pintu. Di bawah sinar bulan, Leli terlihat agak berantakan, bahkan dahinya berkeringat."Kenapa nggak tidur malam-malam begini? Apa terjadi masalah? Apa mungkin Kaisar ...." Wira pun menjilat bibirnya yang kering dan ekspresinya menjadi agak masam."Bukan kok. Kaisar masih hidup. Ini tentang perubahan ibu kota." Leli masuk ke kamar dan menyesap teh. Kemudian, dia meneruskan, "Waktu kita sibuk menaklukkan suku, ternyata Izhar dan Sucipto menggunakan tipu muslihat untuk menjadikan Basir putra mahkota.""Kini Osman sepenuhnya diabaikan. Semua urusan pemerintahan jatuh ke tangan Izhar dan Sucipto. Begitu Kaisar wafat, Basir otomatis akan naik takhta.
Read more

Bab 2110

"Kalau begitu, kita langsung berangkat saja." Wira terkekeh-kekeh.Seharian di kamar? Jangan-jangan Wira dan Thalia .... Leli merasa canggung, tetapi tidak berani mengatakan apa pun. Leli memang belum pernah berhubungan intim, tetapi bukan berarti dia tidak memahami hal seperti itu.Wajah Thalia agak memerah. Dalam hatinya, dia memaki Wira, 'Kenapa nggak berpikir dulu sebelum bicara? Memalukan saja! Meskipun melakukan hal tak senonoh di kamar, Wira nggak seharusnya bicara begitu. Memangnya harga diriku nggak perlu dijaga?'"Ehem, ehem." Leli berdeham, lalu segera berkata, "Oke, kita berangkat sekarang juga."Di bawah langit malam, ketiga sosok itu menyusuri jalan dan akhirnya sampai di sebuah kediaman. Wira bertanya dengan heran, "Tempat ini ....""Ini tempat tinggal Pangeran Osman. Setelah meninggalkan istana, aku langsung kemari untuk menemui Pangeran Osman. Dia sangat khawatir pada situasi negara. Begitu tahu kamu masih di ibu kota, dia berharap kamu bisa membantunya merebut takhta
Read more
PREV
1
...
209210211212213
...
271
DMCA.com Protection Status