Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1891 - Chapter 1900

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1891 - Chapter 1900

2714 Chapters

Bab 1891

Biantara sengaja melakukan gerakan tangan menyayat leher. Asalkan Wira memberi perintah, dia akan membunuh Raju tanpa ragu sedikit pun. Bagaimanapun, Biantara sangat membenci perbuatan Raju yang hendak menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri. Hal ini sudah melampaui batas toleransinya."Sudahlah, maafkan saja dia kali ini," ujar Wira. Raju yang merasa gembira pun mengangguk. Akan tetapi, Wira meneruskan, "Tapi, hukuman tetap berlaku. Keluarga Oesman harus mengeluarkan uang untuk menenangkan rakyat. Selain itu, kalian harus memberikan 10 uang emas kepada para pekerja yang sakit parah. Nominal ini seharusnya nggak banyak, 'kan?"Sepuluh uang emas. Raju menjilat bibirnya yang kering. Uang ini jelas bukan jumlah yang kecil. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan nyawa seluruh keluarganya, Raju tentu tidak akan keberatan. Jadi, setelah ragu-ragu sejenak, dia memaksakan diri untuk menyetujuinya. "Baik.""Oke, segera suruh bawahanmu persiapkan uang itu. Kemudian, ikut aku ke lokasi ko
Read more

Bab 1892

"Semuanya." Wira tiba-tiba mengangkat tangan untuk menenangkan massa. Kemudian, dia menatap Raju dan berkata, "Karena semua sudah berkumpul di sini, sebaiknya kamu cepat bagikan uang itu. Jangan sampai mereka menunggu terlalu lama."Meskipun Raju menyayangkan uangnya, ini adalah perintah dari Wira. Seto dan Sarno maju untuk membagikan uang.Wira menyunggingkan senyuman puas. Metode ini cukup baik dalam mengatasi masalah. Jika tidak, Wira yang harus mengeluarkan sejumlah besar uang itu.Selain itu, jika Wira gagal menemukan orang yang meracuni para pekerja dan gagal menemukan penawarnya, semua orang akan makin ketakutan. Bahkan, mungkin ada yang akan mati di lokasi konstruksi.Hal ini akan berdampak buruk bagi proyek ini. Bukan hanya reputasinya yang akan tercoreng, tetapi orang-orang juga tidak akan berani bekerja di sini lagi. Untungnya, situasi sekarang tidak seburuk itu. Wira sampai merasa dirinya harus berterima kasih kepada Raju.Satu jam kemudian, uang emas selesai dibagikan dan
Read more

Bab 1893

"Oke, aku akan menyetujui permintaanmu. Aku nggak bisa mencarikan 1.000 orang untukmu, jadi langsung sebutkan harganya saja. Aku akan mengantarkan uangnya ke tempatmu nanti," sahut Raju yang mengernyit. Kali ini, dia benar-benar menderita kerugian besar karena Wira."Kalau begitu, aku nggak akan menyulitkanmu. Aku hanya meminta 10.000 uang perak. Seharusnya nggak masalah, 'kan? Keluarga Oesman adalah salah satu dari 4 keluarga terbesar di Kota Limaran. Jumlah ini seharusnya bukan masalah besar bagi kalian," ujar Wira tanpa sungkan sedikit pun.Meskipun pekerjaan terhambat, Wira sebenarnya masih bisa menutupi kerugian ini. Jadi, uang itu hanya diperolehnya secara cuma-cuma. Huben yang berada di samping nyaris tertawa mendengar permintaan Wira."Baiklah, aku setuju. Kalau begitu, aku akan pulang untuk menyiapkan uangnya." Selesai mengatakan itu, Raju langsung membawa orang-orangnya pergi tanpa berpamitan kepada Wira. Siapa pun tahu bahwa pria ini murka, tetapi tidak punya tempat untuk me
Read more

Bab 1894

"Tuan Huben, menurutmu apa yang direncanakan Keluarga Oesman? Mereka bisa mengakhiri masalah ini setelah memberiku uangnya. Masa mereka sengaja menundanya?" tanya Wira sembari melipat lengannya di depan dada.Huben yang duduk di samping pun menggeleng dan membalas, "Aku nggak bisa menebak isi pikiran Raju. Tapi, menurutku dia nggak bodoh. Dia nggak mungkin menuruti permintaan kita begitu saja. Hanya ada dua kemungkinan, yaitu mereka sedang mengumpulkan uang atau melarikan diri."Tiba-tiba, Huben terpikir akan sesuatu sehingga meneruskan, "Aku tahu kamu pasti sudah mengatur mata-mata di depan kediaman mereka, 'kan? Apa pun yang mereka lakukan, kamu bakal tahu semuanya."Wira mengangguk sembari tersenyum tipis. Huben memang sepemikiran dengannya, tetapi pria ini juga berbahaya. Setelah berinteraksi selama 2 hari, Huben seperti bisa membaca isi pikiran Wira. Huben tahu semua keputusan yang dibuat oleh Wira. Pantas saja, Sekte Kegelapan sekalipun ingin merekrut pria ini.Tiba-tiba, terdeng
Read more

Bab 1895

"Benar-benar ide cemerlang." Ketika Raju dan lainnya masih mengobrol, tiba-tiba terdengar suara familier. Saat berikutnya, beberapa sosok yang berada di kegelapan muncul satu per satu. Dilihat dari situasi ini, sepertinya mereka sudah bersembunyi di sana sejak tadi."Wi ... Wira!" Raju yang berdiri di barisan paling depan sontak terbelalak dan menatap Wira. Setelah itu, dia tanpa sadar bertanya, "Kenapa kamu bisa di sini?"Raju punya firasat bahwa Wira sudah mengetahui rencana mereka sejak awal. Wira tampak melipat lengannya di depan dada. Dia menunjukkan senyuman mengejek sambil menyahut, "Seharusnya aku yang bertanya begitu, 'kan?""Aku ... aku cuma ingin mengunjungi kerabatku. Besok pagi aku akan pulang kok. Tolong jangan salah paham. Aku nggak berniat untuk melarikan diri!" Ucapan Raju ini seperti pengakuan dosanya. Saking paniknya, dia telah mengungkapkan isi pikirannya.Wira terkekeh-kekeh sinis sambil mendekati Raju. Pada saat yang sama, para petarung yang disewa Raju juga maju
Read more

Bab 1896

Kalau bukan karena Wira tiba-tiba muncul di Kota Limaran, mana mungkin situasi menjadi seperti ini? Benar-benar menjengkelkan! Sayangnya, waktu tidak bisa berputar kembali. Kini, nasib mereka bergantung pada Wira."Kamu kira aku benar-benar peduli pada uang? Seratus juta gabak nggak ada apa-apanya bagiku," sahut Wira sambil tersenyum mencemooh."Aku tahu kamu penguasa Provinsi Lowala. Meskipun wilayahnya nggak begitu besar, kamu punya sumber daya yang jauh melampaui ketiga kerajaan lainnya. Tentu saja 100 juta gabak bukan jumlah yang besar bagimu. Tapi begitu perang dimulai, kamu harus mengeluarkan uang setiap hari. Uang ini akan membantumu. Jadi, tolong dipertimbangkan lagi, ya?" bujuk Raju.Menurut Raju, dia bisa menukar nyawa seluruh Keluarga Oesman dengan sejumlah besar uang ini. Meskipun mereka akan jatuh miskin dan mengulang semuanya dari nol, ini lebih baik daripada mati. Setidaknya, mereka masih punya harapan kalau hidup."Sekarang langit sudah gelap. Kami bisa saja mengambil s
Read more

Bab 1897

Di ruang tamu kediaman Keluarga Abizar. Kedatangan Wira membuat seluruh anggota Keluarga Abizar yang awalnya sudah berniat untuk tidur sontak bangkit dari ranjang untuk menyambutnya. Dalam sekejap, kediaman ini menjadi terang benderang. Bisa dilihat betapa pentingnya Wira di mata Keluarga Abizar.Musibah yang menimpa Keluarga Oesman adalah contoh terbaik. Sebelumnya, Zulfan juga sempat menyinggung Wira. Jika Wira tidak berbelaskasihan pada mereka, mungkin Keluarga Abizar sudah lenyap sekarang.Aariz tentu tidak berani bersikap lalai. Jika sampai menggusarkan Wira, mereka sekeluarga yang akan binasa. Begitu memasuki ruang tamu, Aariz langsung menangkupkan tangan untuk meminta maaf, "Tuan, maaf aku nggak sempat menyambutmu."Wira melambaikan tangannya dan menyahut, "Ini bukan salahmu. Kepala pelayanmu juga mengatur semuanya dengan baik kok. Teh ini lezat sekali."Kepala pelayan sedang berdiri di belakang Wira untuk menunggu perintah darinya. Di depan Wira adalah secangkir teh baru. Begit
Read more

Bab 1898

"Kalau mereka nggak bersedia, paling-paling aku mendukung keluarga baru supaya mereka bisa masuk ke jajaran keluarga terbesar. Kamu nggak perlu cemas soal ini," ujar Wira dengan santai.Begitu mendengar ucapan ini, Aariz sontak tersadar dari lamunannya. Dia bangkit, lalu mengadang Wira. Setelah menelan ludah, Aariz berkata, "Tuan, aku terlalu syok tadi karena tiba-tiba mendapat rezeki nomplok. Tenang saja, aku pasti bisa mengelola bisnis Keluarga Oesman dengan baik.""Aku nggak bakal seperti Raju yang membawa keluarganya kabur. Kota Limaran adalah rumahku. Meskipun mati, aku tetap akan mati di sini. Selain itu, aku nggak bakal mengkhianatimu. Aku yakin kesetiaanku nggak bisa dibandingkan dengan 2 keluarga lainnya."Aariz mengungkapkan kesetiaannya. Setelah berinteraksi dengan Wira, dia mulai paham bahwa Wira bukanlah penguasa yang kejam. Selain itu, Wira memperlakukan bawahannya dengan sangat baik. Kalau tidak, mana mungkin ada begitu banyak genius atau rakyat yang bersedia mengikutiny
Read more

Bab 1899

"Zulfan, Tuan Wira datang bukan untuk menyulitkan kita. Dia ingin kita mengambil alih seluruh bisnis Keluarga Oesman dan menjamin Kota Limaran beroperasi normal!" timpal Aariz."Eh?" Begitu mendengarnya, Zulfan terperangah di tempatnya. Dia tidak bisa bereaksi untuk waktu yang cukup lama. Para pelayan yang melihatnya sampai mengira Zulfan sudah menjadi idiot."Serius? Ayah, jangan menipuku seperti ini," tanya Zulfan yang meraih tangan Aariz. Dia sampai lupa pada wajahnya yang bengkak.Aariz membalas dengan emosional, "Mana mungkin aku menipumu. Selain itu, Tuan Wira bilang kita harus mengambil tindakan malam ini juga."Zulfan mengangguk, lalu bertanya, "Tapi, masa Keluarga Oesman membiarkan kita begitu saja? Aku khawatir mereka akan menyulitkan kita kalau Tuan Wira nggak turun tangan."Bagaimanapun, kalau mereka berada di posisi Raju, mana mungkin mereka bersedia menyerahkan seluruh bisnis yang dikelola dengan susah payah kepada sembarang orang?"Masih ada yang ingin kuberi tahu. Selai
Read more

Bab 1900

Setengah bulan kemudian, para pekerja yang sakit akhirnya pulih. Mereka mulai mengerjakan proyek lagi sehingga situasi di Kota Limaran membaik. Jika situasi ini terus berlanjut, diperkirakan saluran air Kota Limaran akan selesai dalam waktu kurang dari setengah tahun dan menjadi kota terhebat di dunia."Tuan Wira, Tuan Huben ingin bertemu denganmu." Di balai prefektur, seorang pelayan mengetuk pintu dengan perlahan."Dia sudah datang? Suruh dia tunggu aku di ruang tamu. Aku akan keluar setelah ganti baju," sahut Wira. Dia sedang bercumbu dengan Wulan. Ketika mendengar laporan itu, dia terpaksa bangkit.Wira meregangkan pinggangnya dengan culas, lalu mengelus wajah Wulan dan berucap, "Aku sudah mengerti betapa indahnya kehidupan raja. Pantas saja, banyak penguasa di dunia ini yang kerjaannya hanya bercinta di ranjang. Kalau bukan karena ada urusan, aku nggak bakal melepaskan pelukanmu hari ini.""Sejak kapan kamu menjadi genit seperti ini?" tegur Wulan yang mengerlingkan matanya sembari
Read more
PREV
1
...
188189190191192
...
272
DMCA.com Protection Status