Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1911 - Chapter 1920

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1911 - Chapter 1920

2714 Chapters

Bab 1911

Setelah memerintah semua untuk bersembunyi, Biantara segera mengangkat sebuah meja dan menghalang di depan tubuhnya. Serangan lawan terlalu kejam, pasti akan ada banyak korban jika mereka ingin keluar untuk menghadapi lawan itu. Mereka hanya bisa menunggu hingga serangan itu berhenti, lalu mencari kesempatan untuk melarikan diri. Para anggota jaringan mata-mata di sampingnya juga bersembunyi di sudut-sudut dinding, tidak berani menghadapi serangan itu.Setelah hujan panah yang berlangsung selama lima belas menit, situasi di luar ruangan menjadi lebih tenang dan ada sekelompok orang yang langsung memasuki ruangan."Siapa yang bernama Biantara? Segera keluar! Kalau nggak, aku akan membunuh semua orang di sini," kata orang yang berdiri di paling depan dan memakai topeng dengan dingin, lalu menatap semua orang yang berada di ruangan itu.Biantara menggelengkan kepalanya, lalu keluar dari persembunyiannya terlebih dahulu. Jumlah lawan sangat banyak dan di luar pasti sudah ada perangkap, dia
Read more

Bab 1912

Para kepala keluarga dari ketiga keluarga besar itu telah berkumpul di ruangan restoran. Mereka sudah bergegas tiba lebih awal dan duduk diam menunggu kedatangan Wira. Suasana di ruangan terasa sangat sepi. Tidak ada yang berani berbicara dan saling menatap."Uhuk uhuk."Setelah batuk beberapa kali karena melihat suasana di ruangan yang canggung, Raffi yang selalu pandai berbicara menatap Aariz. "Tuan Aariz, aku dengar hubunganmu dan Tuan Wira cukup baik. Menurut informasi, bahkan semua aset Keluarga Oesman juga sudah menjadi milikmu. Apa kamu tahu apa yang akan disampaikan Tuan Wira kali ini sampa mengumpulkan kita?"Cody juga memasang telinganya untuk mendengar jawaban Aariz.Biasanya, para anggota keluarga besar ini tidak pernah inisiatif bertindak. Meskipun mereka bertemu di sebuah acara tertentu, mereka juga akan saling menghindar. Bagaimanapun juga, mereka harus mengalahkan lawan mereka jika ingin berkembang, tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang memiliki kemampuan itu. Mere
Read more

Bab 1913

"Kalian pasti sudah tahu tentang masalah Keluarga Oesman, 'kan?" tanya Wira langsung ke topik.Ketiga kepala keluarga itu menganggukkan kepala. Kota Limaran tidak begitu besar, bagaimana mungkin mereka tidak mendengar tentang Keluarga Oesman yang tiba-tiba menghilang. Mereka tentu saja tahu semua hal ini pasti berhubungan dengan Wira, tetapi ini adalah kesalahan Keluarga Oesman sendiri dan tidak bisa menyalahkan orang lain. Hal inilah yang menjadi peringatan bagi mereka agar tidak mengganggu Wira lagi untuk melindungi mereka sendiri."Aku nggak akan menyembunyikan hal ini dari kalian lagi. Masalah Keluarga Oesman memang nggak terlalu penting, tapi kalian juga pasti sudah dengar tentang alasan dan konsekuensinya, 'kan? Saat ini, aku sedang menjalankan proyek hidrolik yang akan bermanfaat bagi seluruh warga kota, tapi Keluarga Oesman malah diam-diam menaruh racun di sumur demi kepentingan mereka sendiri. Banyak pekerja yang sakit parah dan menghambat proyekku.""Awalnya, aku berniat memb
Read more

Bab 1914

Wira tentu saja harus memanfaatkan minum-minum ini untuk mengobrol lebih dalam dengan ketiga kepala keluarga itu.Pada akhirnya, Aariz juga merasa lega karena sekarang asetnya memang lebih banyak dibandingkan dahulu. Satu-satunya perubahannya adalah dia tidak bisa menjadi keluarga terbesar di Kota Limaran, tetapi dia merasa sudah cukup jika bisa mendapat perlindungan dari Wira.Setelah larut malam, Wira dan yang lainnya baru meninggalkan restoran itu. Mereka benar-benar sangat menikmati pesta itu.Baru saja tiba di kediamannya, Wira sudah melihat salah satu anggota jaringan mata-mata sedang menunggunya. Awalnya, dia sudah mabuk, tetapi langsung sadar setelah melihat anggota jaringan mata-mata itu. "Sudah ada kabar dari Biantara?"Anggota jaringan mata-mata itu terus menganggukkan kepala dengan ekspresi yang sangat muram. Setelah ragu sejenak, dia baru mengernyitkan alis dan berkata, "Aku baru saja menerima kabar bahwa terjadi masalah dengan Tuan Biantara dan yang lainnya ....""Apa? Ce
Read more

Bab 1915

"Kalau begitu, aku akan membantumu menyiapkan perlengkapanmu. Kamu harus hati-hati di jalan," kata Wulan yang tahu dia tidak akan bisa mengubah pemikiran Wira. Dia segera masuk ke dalam kamar dan mulai mengemas barang-barang Wira. Hubungan Wira dan Biantara sangat baik dan sekarang Biantara dalam bahaya, Wira tentu saja tidak bisa hanya duduk diam. Jika Wira tidak turun tangan, itu bukan Wira yang dikenalnya lagi.Malam itu, Nafis yang menerima kabar segera datang.Awalnya, Wira berencana untuk menggerakkan pasukan Danu dan Doddy, tetapi keduanya harus tetap melindungi Provinsi Lowala yang situasinya tidak jelas. Jika keduanya tahu Biantara dalam bahaya, keduanya pasti akan meninggalkan semua hal untuk membantu Wira menyelamatkan Biantara. Dengan demikian, lawan mereka akan memanfaatkan situasi untuk menyerang Provinsi Lowala. Mereka akan rugi besar jika kehilangan Provinsi Lowala karena hal ini. Meskipun mereka berhasil menyelamatkan Biantara, situasinya menjadi tak terkendali."Tuan,
Read more

Bab 1916

Perjalanan ke Kota Hantu ini harus dilakukan secara rahasia. Jangan sampai membuat musuh berwaspada. Wira bukan khawatir orang Sekte Kegelapan melacak keberadaannya, melainkan takut orang Kerajaan Beluana memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang.Dunia sudah termasuk damai sekarang. Setidaknya, masing-masing kerajaan bisa fokus pada perkembangan sendiri. Wilayah Wira adalah yang paling kecil. Jika terjadi perang di saat seperti ini, sudah pasti dirinya yang rugi. Wira tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu."Aku mengerti," sahut Nafis. Kemudian, dia bergegas menuju ke luar kota.....Satu jam kemudian, di Penjara Jagat. Semua barang sudah dikemas. Nafis juga sudah mengambil semuanya. Semua orang sudah siap untuk berangkat. Namun, jika ingin menyelamatkan Biantara, mereka tentu harus membawa Thalia."Aku tahu kamu pasti akan mencariku." Begitu melangkah masuk, Wira langsung mendengar tawa Thalia. Selama dikurung beberapa hari ini, meskipun Thalia terlihat makin lemas, wajahnya te
Read more

Bab 1917

"Meskipun kamu berhasil meloloskan diri kali ini, aku nggak akan menyerah begitu saja. Kalaupun kamu melarikan diri di Kota Hantu nanti, aku punya banyak cara untuk menangkapmu kembali. Ingat, nyawamu adalah milikku. Cepat atau lambat, kamu akan jatuh ke tanganku," ujar Wira.Di mata Wira, tidak ada yang namanya perbedaan gender. Manusia hanya terbagi menjadi dua, yaitu teman atau musuh.Meskipun Thalia memiliki paras yang begitu cantik, Wira sama sekali tidak tertarik padanya. Bahkan, dia merasa jijik jika harus menatap wajah wanita ini lebih lama. Wira hanya ingin menghabisi wanita licik ini secepat mungkin agar dunia bisa damai."Ayo, cepat lepaskan borgol sialan ini. Menyebalkan sekali. Aku nggak pernah diperlakukan seburuk ini. Meskipun kamu nggak membunuhku, aku nggak akan melepaskanmu. Suatu hari nanti, aku pasti akan menghabisimu. Aku nggak takut sekalipun harus mengorbankan nyawa sendiri," ucap Thalia dengan dingin.Thalia sama sekali tidak takut dengan ancaman Wira. Sebalikny
Read more

Bab 1918

Di Kota Limaran, langit berangsur terang. Wira dan lainnya sudah berangkat sejak tadi. Di sisi lain, Huben menyuruh ketiga kepala keluarga itu berkumpul di balai prefektur."Bukannya semua sudah jelas kemarin? Kenapa menyuruh kita ke sini lagi? Apa kita membuat kesalahan?" tanya Raffi sambil menatap Cody.Cody mengedikkan bahunya, lalu menggeleng dan menyahut, "Mana aku tahu. Hubunganku dengan Tuan Wira hanya sebatas atasan dengan bawahan. Dia nggak memberitahuku apa-apa kok."Ketika berbicara, Cody tidak lupa untuk melirik Aariz. Tidak peduli berada dalam situasi seperti apa, Aariz selalu terlihat tenang.Ini karena Aariz dan Wira sudah saling mengenal sejak awal. Selain itu, mereka berdua tidak punya perselisihan apa pun lagi. Bahkan, aset Keluarga Oesman jatuh ke tangan Keluarga Abizar. Hubungannya dengan Wira jelas sangat baik dan dekat.Raffi mendengus. Dia tentu memahami maksud Cody, tetapi tidak mengatakan apa pun. Meskipun ketiganya telah menjadi bawahan Wira dan berbagi aset K
Read more

Bab 1919

"Tuan Wira ke mana?" tanya Aariz tanpa sadar. Saat berikutnya, ekspresinya seketika terlihat canggung. Dia menelan ludah karena menyadari dirinya salah berbicara.Wira memiliki jabatan tinggi, bahkan merupakan atasan mereka. Jadi, untuk apa Wira memberi tahu mereka tentang ini? Pertanyaan Aariz ini terlalu berlebihan.Sesuai dugaan, Huben mengernyit dan menimpali, "Ini bukan sesuatu yang seharusnya kalian tahu."Aariz segera mengangguk dan tidak berani berbicara lagi. Huben meneruskan, "Untuk sementara ini, kalian harus mengalokasikan sejumlah tenaga kerja untuk membantu pembangunan proyek hidrolik. Selain itu, kalian juga harus membantu kalau mereka memang butuh bantuan.""Jangan lupa, begitu proyek ini selesai, keluarga kalian akan mendapat untung besar. Seharusnya aku nggak perlu menekankan hal ini lagi, 'kan?"Ketiganya segera mengangguk. Huben melanjutkan, "Jangan sampai ada yang tahu kalau Tuan Wira sudah meninggalkan Kota Limaran. Orang-orang pasti akan curiga kalau kalian tiba-
Read more

Bab 1920

"Nyonya nggak perlu sepanik ini, semuanya baik-baik saja. Aku datang hanya untuk mendiskusikan sesuatu. Kalau Nyonya merasa bosan di sini dan ingin pergi, aku bisa mengutus pasukan untuk mengantarmu pulang ke Dusun Darmadi," ujar Huben sambil tersenyum.Huben adalah orang yang teliti. Beberapa hari ini, Wira terus menyibukkan diri di lokasi konstruksi. Sementara itu, Wulan hanya membaca buku di kamarnya tanpa mengeluh sedikit pun. Para istri Wira memang bukan wanita biasa."Ada bagusnya juga. Setelah pulang ke Dusun Darmadi, keselamatanku lebih terjamin dan Tuan juga nggak perlu mengkhawatirkanku lagi," sahut Wulan yang terkekeh-kekeh.Wulan tahu apa yang dipikirkan oleh Huben. Pagi ini, ada banyak sekali pasukan yang berjaga di area tempat Wulan beraktivitas. Dia tahu bahwa Wira sudah pergi ke Kota Hantu. Jadi, Huben mengutus begitu banyak pasukan untuk menjamin keselamatannya. Namun, keberadaannya ini hanya akan membuat Huben tidak bisa fokus dengan pekerjaannya."Kalau begitu, aku a
Read more
PREV
1
...
190191192193194
...
272
DMCA.com Protection Status