Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1921 - Chapter 1930

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1921 - Chapter 1930

2714 Chapters

Bab 1921

"Tutup mulut busukmu itu!" Osmaro sontak bangkit saat mendengarnya. Kemudian, dia bangkit dan menghampiri Thalia.Sambil mencekik Thalia, Nafis berteriak, "Sebelumnya, aku masih merasa wajahmu cukup cantik. Makin dilihat, aku baru menyadari wajahmu ini menjijikkan sekali. Kalau bukan karena kamu masih berguna, aku pasti sudah memenggal kepalamu!"Thalia memalingkan wajahnya. Dia tidak ingin meladeni Nafis. Pria ini hanya bawahan yang tidak pantas berbicara dengannya."Kamu ...." Amarah Nafis sontak berkecamuk melihat wanita ini meremehkannya. Setelah ragu-ragu sejenak, dia tidak mengatakan apa pun lagi. Yang jelas, dendam ini tidak akan pernah dilupakannya. Suatu hari nanti, dia akan memberi wanita ini pelajaran."Sudahlah, biarkan saja dia. Kamu nggak merasa wanita ini sengaja memperkeruh suasana? Setelah menangkapnya kembali, kamu boleh melakukan apa saja kepadanya untuk melampiaskan emosimu," ujar Wira dengan tidak acuh. Nafis pun duduk kembali.Wira mengalihkan topik pembicaraan. D
Read more

Bab 1922

Begitu ucapan ini dilontarkan, tiba-tiba terdengar suara embusan angin. Saat berikutnya, Nafis sudah berada di sisi Wira dan 3.000 pasukan elite juga sudah membentuk formasi.Satu per satu anak panah mengenai perisai, menimbulkan suara yang nyaring. Suasana seperti ini sungguh menegangkan, terutama di malam hari."Apa yang terjadi?" tanya Wira segera.Nafis mengernyit sambil membalas, "Sepertinya jejak kita terlacak musuh. Ada yang sudah mengunci posisi kita, jadi tiba-tiba melancarkan serangan seperti ini. Tapi, karena tempat ini terlalu gelap, kita nggak bisa menyadari lokasi musuh ataupun memperkirakan jumlah mereka. Dilihat dari anak panah ini, jumlah mereka seharusnya nggak kalah dari kita."Meskipun Nafis terus melatih pasukan selama ini, dia adalah seorang genius berbakat. Kalau bukan karena dunia sudah mulai damai, Nafis pasti bisa mencapai prestasi besar di medan perang. Hanya dalam beberapa detik, dia sudah bisa menilai situasi dengan begitu baik."Di mana para prajurit yang
Read more

Bab 1923

"Thalia! Kamu baik-baik saja, 'kan?" Anggota Sekte Kegelapan yang berada di barisan paling depan buru-buru bertanya. Dia bahkan ingin menyerbu ke depan untuk memeluk Thalia tanpa peduli pada Wira dan lainnya. Hanya saja, dia akhirnya memilih untuk menahan diri."Aku baik-baik saja," sahut Thalia segera."Kalian nggak sepantasnya mengobrol di sini. Di mana Biantara? Cepat bawa dia kemari. Kami datang jauh-jauh hanya untuk membawa Thalia kemari. Kalau kalian nggak menyerahkan orangku, jangan salahkan aku bertindak kejam. Wanita ini pasti akan mati!" ancam Wira dengan dingin.Wira tidak bercanda. Thalia ini bukan wanita biasa, melainkan sangat licik. Wira yakin sudah banyak orang yang mati di tangan Thalia.Jika bukan karena Thalia masih berguna, Wira pasti sudah membunuhnya sejak awal. Pemimpin yang bertopeng itu maju dua langkah. Dia mengamati Thalia dengan saksama. Setelah melihat wanita ini baik-baik saja dan hanya terlihat agak lemas, dia pun merasa lega.Kemudian, pemimpin itu baru
Read more

Bab 1924

"Kita bicarakan setelah pulang nanti," ujar Wira kepada Biantara. Dia segera menghentikan saat melihat Biantara hendak berbicara.Biantara mengangguk. Benar, situasi mereka belum termasuk aman sekarang. Jangan sampai terjadi kesalahan.Segera, Biantara yang dibantu oleh Nafis dan lainnya bergabung dalam formasi. Sementara itu, Wira masih berdiri di depan pasukan. Dia menatap pemimpin bertopeng itu sambil bertanya, "Posisimu di Sekte Kegelapan seharusnya cukup tinggi, 'kan?"Meskipun topeng-topeng yang dipakai beberapa sosok itu tampak berbeda, topeng pemimpin ini terbuat dari emas dan bertatahkan berlian. Orang yang bisa memiliki berlian di zaman ini sudah pasti kaya raya.Tidak, lebih tepatnya, orang kaya sekalipun belum tentu bisa memiliki berlian. Berlian adalah simbol dari sebuah status. Itu artinya, latar belakang orang ini tidak biasa.Setelah mengantar Thalia ke pasukan Sekte Kegelapan, pemimpin itu baru mengamati Wira sambil menyahut dengan tidak acuh, "Makin menarik saja. Aku
Read more

Bab 1925

Whoosh! Ketika Prakasa masih berbicara, sebuah anak panah tiba-tiba memelesat ke arah Wira dengan kecepatan tinggi. Mereka melancarkan serangan diam-diam terhadap Wira.Prakasa berbicara panjang lebar dengan Wira hanya untuk mengalihkan perhatiannya. Faktanya, dia sedang menunggu kesempatan ini.Bagaimanapun, Wira adalah momok bagi Sekte Kegelapan. Begitu membunuh Wira, Sekte Kegelapan baru bisa berkembang kembali.Wira sudah tidak sempat mengelak lagi saat menyadarinya. Di saat-saat genting seperti ini, sebuah anak panah ditembakkan dari belakang dan berbenturan dengan anak panah itu. Yang menembak sudah pasti adalah Nafis."Cih, sok hebat!" ejek Nafis. Sejak berusia 5 tahun, orang tua Nafis sudah mengajarinya keterampilan memanah. Itu sebabnya, keterampilan memanahnya tidak bisa dibandingkan dengan orang biasa.Saat berikutnya, Nafis sudah tiba di sisi Wira. Sementara itu, prajurit yang memegang perisai segera maju untuk melindungi Wira. Mereka tidak berani bersikap lalai. Anak panah
Read more

Bab 1926

Ekspresi Nafis terlihat sangat serius, tetapi dia tidak merasa panik. Segala sesuatu sudah diatur dengan baik. Meskipun situasi sudah buntu, Nafis sama sekali tidak takut.Wira mengetuk kepalanya sambil menganalisis situasi sekarang. Sepertinya, Biantara hanya umpan untuk mereka. Thalia pun tidak sepenting yang dibayangkannya. Musuh ingin bertukaran sandera hanya untuk memancing mereka kemari.Sayangnya, Wira bukan orang yang begitu mudah untuk dikalahkan. Dia segera menginstruksi, "Cepat periksa di mana pertahanan terlemah mereka. Itu adalah tempat terbaik bagi kita untuk menerobos keluar."Nafis mengiakan, lalu segera menuju ke luar. Beberapa wakil jenderal pun mengikutinya. Sekarang, mereka telah bersatu dengan Kota Hantu ini."Tuan, ini salahku. Kalau aku lebih berhati-hati, mana mungkin kita terjebak di sini. Kamu juga nggak akan berada dalam bahaya," ujar Biantara dengan ekspresi pasrah.Bagi Biantara, ini adalah penghinaan besar. Wira sampai terlibat karena dirinya. Bagaimana bi
Read more

Bab 1927

Selama ini, Prakasa mengejar Thalia. Lebih tepatnya, ada banyak pria yang mengincarnya. Mereka semua menginginkan kecantikan tiada tara ini. Sayangnya, Prakasa memiliki jabatan tinggi sehingga mereka tidak berani berebutan dengannya.Apalagi, Prakasa adalah anggota inti Sekte Kegelapan. Pada akhirnya, mereka semua hanya bisa mengalah kepada Prakasa."Kalau begitu, setelah aku membunuh Wira, kamu menikah denganku ya?" tanya Prakasa dengan terang-terangan.Thalia duduk di samping dan mengambil cangkir teh. Setelah menyesapnya, dia baru menimpali dengan dingin, "Bukannya aku ingin meremehkanmu. Tapi, memangnya kamu mampu membunuh Wira?""Jangan lupa pada informasi yang kita peroleh waktu itu. Kerajaan Beluana dan Kerajaan Nuala terus mencari masalah dengan Wira, tapi nggak ada satu pun yang berhasil membunuhnya. Wira sudah berkali-kali berada di jalan buntu, tapi tetap punya cara untuk lolos. Dia nggak sesimpel yang kamu bayangkan."Begitu teringat pada insiden yang terjadi di Kota Limara
Read more

Bab 1928

"Kamu kira dirimu sudah hebat? Kamu baru meraih prestasi seperti itu, tapi sudah berani meremehkan Wira? Dasar nggak tahu diri. Kalau Wira bisa dibunuh semudah itu, mana mungkin aku gagal membunuhnya di Kota Limaran?""Tapi, kamu juga orang yang nggak bakal kapok sebelum diberi pelajaran. Prakasa, kalau begitu, aku akan menunggu kabar baik darimu. Mari kita lihat, apa harapanmu bisa terkabulkan?" gumam Thalia yang sama sekali tidak yakin dengan kemampuan Wira.Bagaimanapun, Thalia tahu betapa hebatnya Wira. Mereka juga sudah menyelidiki tentang Wira sebelumnya. Jadi, Thalia yang sudah melihat kehebatan Wira dengan mata kepala sendiri tentu tidak akan berani meremehkannya.Jika tidak, itu sama saja dengan mencari mati ataupun mempermalukan diri sendiri. Sayangnya, Prakasa tidak mengerti tentang ini. Pria itu sudah dibutakan oleh hasrat dan keuntungan.Pada saat yang sama, Wira dan lainnya sedang memeriksa situasi di sekitar Kota Hantu. Mereka ingin mencari celah supaya bisa meninggalkan
Read more

Bab 1929

"Nggak boleh!" tolak Wira langsung. Dia memelototi Nafis sambil meneruskan, "Kita tentu harus pergi bersama, aku nggak bakal meninggalkan tempat ini dengan mengorbankan kalian. Kita sama-sama manusia. Aku nggak mungkin mengorbankan kalian hanya karena statusku lebih tinggi!"Begitu mendengarnya, mata semua orang sontak berkaca-kaca. Siapa pun yang menjadi anak buah Wira benar-benar beruntung. Lagi pula, hampir tidak ada penguasa di dunia ini yang begitu peduli pada anak buah mereka.Namun, para prajurit tiba-tiba berlutut, termasuk Nafis dan Biantara. Nafis berucap, "Tuan, kami tahu kamu sangat baik dan nggak bakal mengabaikan bawahan sendiri. Kalau nggak, aku nggak mungkin memilih menjadi bawahanmu."Biantara menggertakkan giginya sambil berkata, "Masalah bisa menjadi seperti ini karena instruksiku yang kurang baik. Sudah seharusnya aku yang menanggung semua konsekuensi ini. Tapi, sekarang situasi sudah berada di luar kendali. Aku ingin melakukan sesuatu untuk menebus kesalahanku, tap
Read more

Bab 1930

Fakta memang seperti itu. Apakah Wira hanya mencoba untuk menghibur mereka?Wira menatap Biantara, lalu tersenyum dan berucap, "Semua ini berkat Biantara."Biantara kebingungan, tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Wira. Mereka berada di situasi buruk ini karena dirinya. Jika Sekte Kegelapan tidak menangkapnya, mana mungkin mereka akan datang ke tempat ini? Jadi, apa maksud ucapan Wira?"Benar, kami harus berterima kasih kepadamu karena sudah membina sekelompok ahli di jaringan mata-mata. Sebelum tiba di Kota Hantu, lebih tepatnya malam saat kita beristirahat, aku sudah membocorkan informasi ini kepada jaringan mata-mata.""Aku tahu akan terjadi perubahan situasi sehingga menyampaikan pesan kepada mereka. Mungkin, mereka sudah dalam perjalanan kemari. Asalkan bertahan satu atau dua hari, mereka pasti akan datang untuk membantu. Ketika saat itu tiba, kita bisa meloloskan diri dari pengepungan ini," ucap Wira.Ucapan Wira membuat orang-orang sontak bersemangat. Syukurlah! Mereka masih te
Read more
PREV
1
...
191192193194195
...
272
DMCA.com Protection Status