"Tutup mulut busukmu itu!" Osmaro sontak bangkit saat mendengarnya. Kemudian, dia bangkit dan menghampiri Thalia.Sambil mencekik Thalia, Nafis berteriak, "Sebelumnya, aku masih merasa wajahmu cukup cantik. Makin dilihat, aku baru menyadari wajahmu ini menjijikkan sekali. Kalau bukan karena kamu masih berguna, aku pasti sudah memenggal kepalamu!"Thalia memalingkan wajahnya. Dia tidak ingin meladeni Nafis. Pria ini hanya bawahan yang tidak pantas berbicara dengannya."Kamu ...." Amarah Nafis sontak berkecamuk melihat wanita ini meremehkannya. Setelah ragu-ragu sejenak, dia tidak mengatakan apa pun lagi. Yang jelas, dendam ini tidak akan pernah dilupakannya. Suatu hari nanti, dia akan memberi wanita ini pelajaran."Sudahlah, biarkan saja dia. Kamu nggak merasa wanita ini sengaja memperkeruh suasana? Setelah menangkapnya kembali, kamu boleh melakukan apa saja kepadanya untuk melampiaskan emosimu," ujar Wira dengan tidak acuh. Nafis pun duduk kembali.Wira mengalihkan topik pembicaraan. D
Read more