"Nggak boleh!" tolak Wira langsung. Dia memelototi Nafis sambil meneruskan, "Kita tentu harus pergi bersama, aku nggak bakal meninggalkan tempat ini dengan mengorbankan kalian. Kita sama-sama manusia. Aku nggak mungkin mengorbankan kalian hanya karena statusku lebih tinggi!"Begitu mendengarnya, mata semua orang sontak berkaca-kaca. Siapa pun yang menjadi anak buah Wira benar-benar beruntung. Lagi pula, hampir tidak ada penguasa di dunia ini yang begitu peduli pada anak buah mereka.Namun, para prajurit tiba-tiba berlutut, termasuk Nafis dan Biantara. Nafis berucap, "Tuan, kami tahu kamu sangat baik dan nggak bakal mengabaikan bawahan sendiri. Kalau nggak, aku nggak mungkin memilih menjadi bawahanmu."Biantara menggertakkan giginya sambil berkata, "Masalah bisa menjadi seperti ini karena instruksiku yang kurang baik. Sudah seharusnya aku yang menanggung semua konsekuensi ini. Tapi, sekarang situasi sudah berada di luar kendali. Aku ingin melakukan sesuatu untuk menebus kesalahanku, tap
Fakta memang seperti itu. Apakah Wira hanya mencoba untuk menghibur mereka?Wira menatap Biantara, lalu tersenyum dan berucap, "Semua ini berkat Biantara."Biantara kebingungan, tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Wira. Mereka berada di situasi buruk ini karena dirinya. Jika Sekte Kegelapan tidak menangkapnya, mana mungkin mereka akan datang ke tempat ini? Jadi, apa maksud ucapan Wira?"Benar, kami harus berterima kasih kepadamu karena sudah membina sekelompok ahli di jaringan mata-mata. Sebelum tiba di Kota Hantu, lebih tepatnya malam saat kita beristirahat, aku sudah membocorkan informasi ini kepada jaringan mata-mata.""Aku tahu akan terjadi perubahan situasi sehingga menyampaikan pesan kepada mereka. Mungkin, mereka sudah dalam perjalanan kemari. Asalkan bertahan satu atau dua hari, mereka pasti akan datang untuk membantu. Ketika saat itu tiba, kita bisa meloloskan diri dari pengepungan ini," ucap Wira.Ucapan Wira membuat orang-orang sontak bersemangat. Syukurlah! Mereka masih te
Hati Biantara merasa terharu, tetapi dia tidak berani banyak berbicara. Di hadapan musuh, mereka harus memikirkan strategi untuk menghadapi musuh. Segera melarikan dari Kota Hantu ini adalah pilihan terbaik."Tuan, mereka sudah sampai di sini dan sekarang sedang bersiap untuk menyerang kota. Perkiraan kasar, jumlah musuh ada sekitar sepuluh ribu orang dan semuanya adalah ahli. Meskipun kita punya tiga ribu pasukan elite, mungkin kita nggak akan bisa bertahan lama juga ...," lapor Nafis dengan cepat."Bagaimana kalau kita tetap ikuti saranku sebelumnya saja? Hanya dengan cara ini, mungkin kita bisa membuat satu jalan dan mengawalmu pergi dari sini. Kami yang mati nggak masalah, tapi kamu nggak boleh ada masalah," kata Nafis sekali lagi.Satu-satunya hal yang harus dipastikan di situasi kritis ini adalah keselamatan Wira, sedangkan nyawa mereka sendiri hanya bisa diabaikan untuk sementara ini. Semua yang harus diutamakan adalah Wira. Selama Wira bisa bertahan hidup, mereka masih punya ha
Semua orang bersorak dan segera kembali bergegas ke Kota Hantu. Kecepatan mereka tentu saja sangat luar biasa, tetapi tidak ada yang mengeluh.Di dalam Kota Hantu. Di tengah serangan yang bertubi-tubi, pasukan elite yang mengikuti Wira mulai berguguran satu per satu. Setelah Nafis menghitung jumlah mereka, mereka baru menyadari jumlah mereka yang tersisa kurang dari seribu orang. Selain itu, sebagian besar dari mereka sudah terluka, sehingga kekuatan tempur mereka sangat berkurang. Jika terus bertahan di sini, Kota Hantu pasti akan jatuh ke tangan musuh dalam waktu kurang dari satu jam dan mereka juga akan menjadi tawanan.Wira yang berdiri di atas tembok kota terus mengawasi situasi di sekitarnya. Melihat orang-orang di sekitarnya yang satu per satu terjatuh ke genangan darah, hatinya terasa sakit. Mereka semua adalah saudaranya dan juga orang-orang yang dia bawa dari Dusun Darmadi. Namun sekarang, tiga ribu pasukan elite ini tidak bisa semuanya kembali bersamanya."Wira!" Tepat saat
Prakasa juga merasa marah. Begitu kembali ke sisi orang-orangnya, dia langsung memaki, "Nggak bisa mengalahkanku, jadi menyerang diam-diam. Wira benar-benar hebat. Hari ini sebelum malam, aku pasti akan menyerang kota dan membuatnya berlutut di depanku untuk menjilat sepatuku."Orang-orang di belakang Prakasa bersorak. Mereka juga menantikan momen di mana Wira inisiatif menyerah.Hanya Thalia yang tatapannya tetap serius, tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya.Di dalam Kota Hantu. Seiring dengan suara tembakan senapan runduk, Wira juga menatap ke arah Nafis dan berkata sambil tersenyum, "Nggak disangka, kamu malah membawa senapan runduk ini ke sini.""Tentu saja. Ini adalah barang yang diberikan Tuan padaku sebelumnya, aku tentu saja harus selalu membawanya. Apalagi, benda ini jauh lebih kuat beberapa kali lipat daripada panahku. Kalau bukan karena aku masih belum menguasainya, mungkin serangan tadi akan langsung merenggut nyawa Prakasa. Sayang sekali!" Nafis hampir saja berhasil me
"Bunuh mereka semua. Mereka memilih untuk mengikuti Wira, jadi kita kirim mereka ke neraka!" teriak Prakasa yang bersembunyi di belakang barisan besar pasukannya. Pikirannya masih terus memikirkan kejadian tadi di mana dia hampir saja kehilangan nyawanya. Untungnya, nasib baik masih berpihak padanya, sehingga dia masih tetap selamat.Wira yang berada di atas tembok kota perlahan-lahan menarik pedang di pinggangnya, lalu mengangkat pedangnya tinggi. "Saudara-saudaraku, sepertinya kita nggak bisa menunggu bantuan datang lagi. Kalau begitu, kita juga nggak boleh mati terhina di sini. Kita harus bertarung sampai detik terakhir. Ikuti aku keluar dari kota ini dan bunuh para pengikut Aliran Kegelapan ini sebanyak mungkin. Biar mereka tahu para pria dari Provinsi Lowala bukan pria lemah."Semua pasukan ikut bersorak dengan sangat bersemangat.Namun tepat pada saat Wira dan yang lainnya hendak menyerbu keluar kota, terlihat debu di kejauhan beterbangan dan sebuah bendera besar dengan kata Darm
Meskipun Doddy membawa pasukan dalam jumlah yang banyak, jumlah para pengikut Aliran Kegelapan juga sekitar puluhan ribu orang. Di bawah perlindungan semua orang, Prakasa, Thalia, dan yang lainnya berhasil segera meninggalkan wilayah Kota Hantu.Saat ini, Doddy sudah berkumpul dengan Wira dan yang lainnya dan berdiri di suatu tempat. Melihat Wira tidak terluka, hatinya akhirnya merasa lega."Aku membawa para saudara untuk bergegas ke sini, nggak berani menunda sedetik pun. Untung saja Kak Wira nggak terluka. Kalau nggak, aku nggak tahu harus bagaimana menjelaskannya pada Danu setelah pulang nanti."Danu dan Doddy sudah tahu tentang masalah yang telah menimpa Wira. Jika bukan karena harus ada yang menjaga Provinsi Lowala, Danu juga ingin ikut serta dalam perjalanan menyelamatkan Wira ini. Untungnya, dia masih mempertimbangkan kepentingan yang lebih besar dan terpaksa membiarkan Doddy pergi sendirian."Aku nggak apa-apa, tapi banyak saudara kita yang mati. Kalau bukan karena keberanian m
Tidak ada seorang pun dari semua yang duduk di kedua sisi itu yang berbicara. Bahkan ada beberapa orang yang menunjukkan ekspresi menghina, jelas siap untuk melihat kegagalan Prakasa.Sebagai pemimpin dari empat pelindung utama, Prakasa tentu saja sombong dan keras kepala. Di Aliran Kegelapan, dia memiliki posisi tertinggi kedua setelah pemimpin dan memimpin ribuan orang. Sayangnya, kali ini dia sudah membuat pemimpin Aliran Kegelapan kecewa, sehingga dia hanya bisa berdiri di tempat dengan diam dan menunggu makian dari yang lainnya."Kali ini memang kesalahanku, tapi orang-orang di sekitar Wira itu terlalu ganas. Mereka tetap nggak mau menyerah padahal sudah berada di ujung tanduk, bahkan masih menyerang kita beberapa kali dengan ganas. Meskipun begitu, kita tetap bisa membunuh Wira kalau bantuannya nggak tiba-tiba datang," kata Prakasa yang masih berusaha membela dirinya.Prakasa adalah pemimpin dari empat pelindung utama dan banyak orang di Aliran Kegelapan ini mengincar posisinya.
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m