Share

Bab 1931

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Hati Biantara merasa terharu, tetapi dia tidak berani banyak berbicara. Di hadapan musuh, mereka harus memikirkan strategi untuk menghadapi musuh. Segera melarikan dari Kota Hantu ini adalah pilihan terbaik.

"Tuan, mereka sudah sampai di sini dan sekarang sedang bersiap untuk menyerang kota. Perkiraan kasar, jumlah musuh ada sekitar sepuluh ribu orang dan semuanya adalah ahli. Meskipun kita punya tiga ribu pasukan elite, mungkin kita nggak akan bisa bertahan lama juga ...," lapor Nafis dengan cepat.

"Bagaimana kalau kita tetap ikuti saranku sebelumnya saja? Hanya dengan cara ini, mungkin kita bisa membuat satu jalan dan mengawalmu pergi dari sini. Kami yang mati nggak masalah, tapi kamu nggak boleh ada masalah," kata Nafis sekali lagi.

Satu-satunya hal yang harus dipastikan di situasi kritis ini adalah keselamatan Wira, sedangkan nyawa mereka sendiri hanya bisa diabaikan untuk sementara ini. Semua yang harus diutamakan adalah Wira. Selama Wira bisa bertahan hidup, mereka masih punya ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1932

    Semua orang bersorak dan segera kembali bergegas ke Kota Hantu. Kecepatan mereka tentu saja sangat luar biasa, tetapi tidak ada yang mengeluh.Di dalam Kota Hantu. Di tengah serangan yang bertubi-tubi, pasukan elite yang mengikuti Wira mulai berguguran satu per satu. Setelah Nafis menghitung jumlah mereka, mereka baru menyadari jumlah mereka yang tersisa kurang dari seribu orang. Selain itu, sebagian besar dari mereka sudah terluka, sehingga kekuatan tempur mereka sangat berkurang. Jika terus bertahan di sini, Kota Hantu pasti akan jatuh ke tangan musuh dalam waktu kurang dari satu jam dan mereka juga akan menjadi tawanan.Wira yang berdiri di atas tembok kota terus mengawasi situasi di sekitarnya. Melihat orang-orang di sekitarnya yang satu per satu terjatuh ke genangan darah, hatinya terasa sakit. Mereka semua adalah saudaranya dan juga orang-orang yang dia bawa dari Dusun Darmadi. Namun sekarang, tiga ribu pasukan elite ini tidak bisa semuanya kembali bersamanya."Wira!" Tepat saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1933

    Prakasa juga merasa marah. Begitu kembali ke sisi orang-orangnya, dia langsung memaki, "Nggak bisa mengalahkanku, jadi menyerang diam-diam. Wira benar-benar hebat. Hari ini sebelum malam, aku pasti akan menyerang kota dan membuatnya berlutut di depanku untuk menjilat sepatuku."Orang-orang di belakang Prakasa bersorak. Mereka juga menantikan momen di mana Wira inisiatif menyerah.Hanya Thalia yang tatapannya tetap serius, tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya.Di dalam Kota Hantu. Seiring dengan suara tembakan senapan runduk, Wira juga menatap ke arah Nafis dan berkata sambil tersenyum, "Nggak disangka, kamu malah membawa senapan runduk ini ke sini.""Tentu saja. Ini adalah barang yang diberikan Tuan padaku sebelumnya, aku tentu saja harus selalu membawanya. Apalagi, benda ini jauh lebih kuat beberapa kali lipat daripada panahku. Kalau bukan karena aku masih belum menguasainya, mungkin serangan tadi akan langsung merenggut nyawa Prakasa. Sayang sekali!" Nafis hampir saja berhasil me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1934

    "Bunuh mereka semua. Mereka memilih untuk mengikuti Wira, jadi kita kirim mereka ke neraka!" teriak Prakasa yang bersembunyi di belakang barisan besar pasukannya. Pikirannya masih terus memikirkan kejadian tadi di mana dia hampir saja kehilangan nyawanya. Untungnya, nasib baik masih berpihak padanya, sehingga dia masih tetap selamat.Wira yang berada di atas tembok kota perlahan-lahan menarik pedang di pinggangnya, lalu mengangkat pedangnya tinggi. "Saudara-saudaraku, sepertinya kita nggak bisa menunggu bantuan datang lagi. Kalau begitu, kita juga nggak boleh mati terhina di sini. Kita harus bertarung sampai detik terakhir. Ikuti aku keluar dari kota ini dan bunuh para pengikut Aliran Kegelapan ini sebanyak mungkin. Biar mereka tahu para pria dari Provinsi Lowala bukan pria lemah."Semua pasukan ikut bersorak dengan sangat bersemangat.Namun tepat pada saat Wira dan yang lainnya hendak menyerbu keluar kota, terlihat debu di kejauhan beterbangan dan sebuah bendera besar dengan kata Darm

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1935

    Meskipun Doddy membawa pasukan dalam jumlah yang banyak, jumlah para pengikut Aliran Kegelapan juga sekitar puluhan ribu orang. Di bawah perlindungan semua orang, Prakasa, Thalia, dan yang lainnya berhasil segera meninggalkan wilayah Kota Hantu.Saat ini, Doddy sudah berkumpul dengan Wira dan yang lainnya dan berdiri di suatu tempat. Melihat Wira tidak terluka, hatinya akhirnya merasa lega."Aku membawa para saudara untuk bergegas ke sini, nggak berani menunda sedetik pun. Untung saja Kak Wira nggak terluka. Kalau nggak, aku nggak tahu harus bagaimana menjelaskannya pada Danu setelah pulang nanti."Danu dan Doddy sudah tahu tentang masalah yang telah menimpa Wira. Jika bukan karena harus ada yang menjaga Provinsi Lowala, Danu juga ingin ikut serta dalam perjalanan menyelamatkan Wira ini. Untungnya, dia masih mempertimbangkan kepentingan yang lebih besar dan terpaksa membiarkan Doddy pergi sendirian."Aku nggak apa-apa, tapi banyak saudara kita yang mati. Kalau bukan karena keberanian m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1936

    Tidak ada seorang pun dari semua yang duduk di kedua sisi itu yang berbicara. Bahkan ada beberapa orang yang menunjukkan ekspresi menghina, jelas siap untuk melihat kegagalan Prakasa.Sebagai pemimpin dari empat pelindung utama, Prakasa tentu saja sombong dan keras kepala. Di Aliran Kegelapan, dia memiliki posisi tertinggi kedua setelah pemimpin dan memimpin ribuan orang. Sayangnya, kali ini dia sudah membuat pemimpin Aliran Kegelapan kecewa, sehingga dia hanya bisa berdiri di tempat dengan diam dan menunggu makian dari yang lainnya."Kali ini memang kesalahanku, tapi orang-orang di sekitar Wira itu terlalu ganas. Mereka tetap nggak mau menyerah padahal sudah berada di ujung tanduk, bahkan masih menyerang kita beberapa kali dengan ganas. Meskipun begitu, kita tetap bisa membunuh Wira kalau bantuannya nggak tiba-tiba datang," kata Prakasa yang masih berusaha membela dirinya.Prakasa adalah pemimpin dari empat pelindung utama dan banyak orang di Aliran Kegelapan ini mengincar posisinya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1937

    Thalia berpikir pasti karena dia sudah melakukan kesalahan, sehingga pemimpin Aliran Kegelapan berniat untuk menyuruhnya pergi mati. Dia tidak berani banyak berpikir dan menyuarakan keraguannya, hanya bisa menundukkan kepala dan tidak berbicara."Kenapa? Kamu nggak bersedia ya?" Pemimpin Aliran Kegelapan itu berbicara dengan nada yang tetap tenang, tidak terdengar emosi apa pun.Setelah ragu sejenak, Thalia segera menggelengkan kepala dan berkata, "Bukan begitu. Nyawaku adalah pemberianmu, aku akan melakukan apa pun yang kamu inginkan tanpa ragu. Aku nggak akan berani menentang keinginanmu. Hanya saja ...."Sebelum Thalia menyelesaikan perkataannya, pemimpin Aliran Kegelapan sepertinya sudah memahami pemikiran Thalia. "Aku tahu. Kamu khawatir Wira akan mempersulitmu dan kamu juga nggak punya cara untuk mendekatinya lagi, 'kan?"Tanpa banyak berpikir, Thalia langsung menganggukkan kepala karena memang seperti itu."Ini tergantung pada kemampuanmu sendiri. Aku harus menanamkan seorang ma

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1938

    Huben memelototi Wira dan berbicara."Aku nggak perlu mengkhawatirkan ini lagi. Doddy sudah kembali ke Provinsi Lowala, mungkin kabarku akan segera tersebar. Orang-orang yang khawatir juga bisa tenang lagi. Kali ini, aku benar-benar sudah membuat kalian khawatir." Saat mengatakan itu, Wira menepuk bahu Huben.Tak lama kemudian, keduanya sudah memasuki aula.Setelah menuangkan secangkir teh, Wira menatap Huben kembali dan bertanya, "Oh ya. Bagaimana perkembangan proyek hidrolik di Kota Limaran? Nggak ada masalah besar selama aku nggak ada, 'kan?"Sejak tiba di Kota Limaran, selalu terjadi banyak masalah dan membuat Wira juga sangat kesibukan. Selain itu, empat keluarga besar juga terus membuat masalah dan menjadi ancaman tersembunyi. Jika Wira tidak turun tangan untuk menekan mereka, mungkin sampai sekarang pun Kota Limaran masih tidak bisa kembali damai."Tenang saja. Aku yang mengusulkan proyek hidrolik ini, aku tentu saja nggak akan membiarkannya bermasalah. Waktu yang terbuang karen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1939

    Hubungan Wira dengan Kerajaan Nuala dan Kerajaan Agrel masih cukup baik, mereka tentu saja tidak menolak permintaan Wira. Kata-kata Wira saat ini juga tidak terdengar seperti memerintah, melainkan sedang berunding dengan mereka. Selain itu, manfaatnya bukan hanya untuk Wira setelah proyek hidrolik ini selesai, tetapi juga untuk semua warga di dunia dan tiga kerajaan lainnya. Hanya dengan menjelaskan keuntungan dari proyek ini, kedua kerajaan ini pasti akan mengirim perwakilan mereka.Sementara itu, Kerajaan Beluana agak sulit. Namun sebelumnya, Ciputra sudah membuat masalah dengan Wira dan bahkan mencuri metode pembuatan Meriam Darmadi dengan trik yang kotor, dia tentu saja utang budi pada Wira. Bahkan Jenderal Bhurek dan para pasukannya juga hampir saja konflik dengan Wira. Dengan adanya semua masalah ini, mereka tentu saja tidak berani menolak untuk datang.Selain itu, jika tiga kerajaan lainnya benar-benar menyelesaikan proyek hidrolik, Kerajaan Beluana tentu saja harus melakukannya

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

DMCA.com Protection Status