Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1941 - Chapter 1950

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1941 - Chapter 1950

2714 Chapters

Bab 1941

Setelah pesta selesai, semua orang kembali ke kamar masing-masing lebih awal.Tiga hari kemudian, perdana menteri kanan dari Kerajaan Beluana, Harraz, tiba terlambat diikuti dengan rombongan yang berjumlah ratusan pasukan. Alasannya adalah untuk melindungi keamanannya, tetapi semua orang tahu dia hanya mewaspadai Wira saja. Sayangnya, jika Wira benar-benar berniat membunuhnya, hanya ratusan orang ini saja tidak mungkin bisa melindunginya. Sungguh konyol!Semua orang sudah berkumpul di aula. Ratusan orang yang mengikuti Harraz diatur untuk menginap di sebuah penginapan, tetapi masih ada pria berseragam di belakangnya. Melihat kening keduanya yang menonjol, bisa ditebak bahwa mereka adalah ahli yang luar biasa dan juga pengawal pribadi Harrraz."Tuan Wira, sudah lama nggak bertemu, kamu tetap terlihat penuh semangat," kata Harraz sambil tertawa, lalu menatap Wira sambil melirik Doly dan Leli. Keadaan di sembilan provinsi sudah kembali tenang, tetapi kerajaan-kerajaan ini masih diam-diam
Read more

Bab 1942

"Kami nggak keberatan," kata Doly dan Leli setelah saling memandang sebentar.Wira menatap Harraz. "Bagaimana dengan Tuan Harraz?""Aku ...."Setelah ragu sejenak, Harraz mengalihkan pandangannya dan menghela napas panjang. "Tuan Wira harusnya juga tahu. Meskipun aku adalah perdana menteri kanan di Kerajaan Beluana, masih ada perdana menteri kiri lagi yang setara denganku. Raja sudah menyerahkan kekuasaan pada kami, tapi kita berdua harus saling berunding. Apa Tuan Wira boleh memberiku waktu beberapa hari untuk menulis surat pada perdana menteri kiri dan membuat keputusan?"Jelas Harraz hanya berusaha menunda-nunda waktu. Dia sudah datang ke sini, berarti orang-orang dari Kerajaan Beluana sudah setuju dengan keputusannya. Jika tidak, dia tidak akan datang sendirian. Bagaimanapun juga, dia memiliki kedudukan yang tinggi, akan mengejutkan seluruh negara jika terjadi sesuatu padanya.Namun, Wira juga tidak tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh Harraz."Tuan Harraz sudah berbicara sep
Read more

Bab 1943

"Kalau Tuan Wira begitu tertarik, aku hanya bisa mencobanya," kata Leli sambil memandang Nafis dengan tersenyum.Bukan hanya Nafis yang ingin menguji keterampilan memanah Leli, Leli juga ingin menguji Nafis. Nafis disebut sebagai pemanah terbaik di seluruh dunia dan tak terkalahkan saat berada di medan perang. Sepertinya, tidak ada orang yang bisa menandinginya, bahkan dijuluki sebagai pemanah legendaris yang selalu tepat sasaran. Nama Nafis menjadi terkenal setelah satu pertempuran.Sementara itu, keadaan di sembilan provinsi sudah kembali damai setelah Leli mulai menonjol, sehingga dia tidak memiliki kesempatan untuk bertarung dengan Nafis. Sekarang, Wira malah mengusulkan mereka untuk bertanding, ini benar-benar kesempatan baik untuknya. Dia tentu saja ingin menguji kemampuan Nafis."Baiklah. Kalau begitu, kita pindah ke tempat latihan saja."Seiring dengan suara tawa dari Wira, semua orang keluar dari ruangan itu dan menuju tempat latihan di Kota Limaran.Selalu ada pasukan yang di
Read more

Bab 1944

Harus diakui, Wira benar-benar berniat baik, tetapi bagaimana mungkin Doly tidak memahami caranya ini."Swish!"Tepat saat keduanya sedang berbicara, terdengar suara angin yang kencang dan kedua orang yang berada di lapangan tembak itu sudah mulai memanah."Bagus!" teriak Wira.Nafis dan Leli berhasil mengenai tepat di tengah sasaran, benar-benar luar biasa. Keduanya terus memanah beberapa kali lagi, tetapi tetap sulit untuk menentukan pemenangnya.Pada tahap ini, Nafis tidak bisa meremehkan Leli lagi. Awalnya, dia berpikir Leli mendapatkan reputasinya itu karena hubungannya dengan Jihan. Semuanya hanya omong kosong belaka, bagaimana mungkin seorang wanita bisa memiliki kemampuan sehebat itu. Namun, setelah melihat kemampuan Leli secara langsung, dia baru menyadari kesalahannya. Siapa bilang wanita tidak bisa mengenakan zirah perang? Meskipun masih langka, bukan berarti tidak ada wanita seperti itu."Plak plak plak."Seiring dengan suara tepuk tangan, Wira sudah berjalan mendekati kedu
Read more

Bab 1945

"Ini pertama kalinya aku melihat benda ini. Apa barang ini juga hasil penemuan Tuan Wira?" Doly mengambil senapan runduk itu dan memeriksanya dengan cermat, tetapi tidak menemukan petunjuk apa pun. Dia hanya tahu kualitas bahan senapan itu sangat bagus dan struktur dalamnya juga sangat halus. Tanpa cetak biru yang tepat, akan sangat sulit untuk membuat senapan yang sama hanya dengan melihatnya saja. Namun, jika bisa menggunakan senjata mematikan ini secara luas di militer, pasti akan meningkatkan kekuatan tempur pasukan."Senjata ini memang hasil penemuanku yang secara kebetulan. Jangan hanya lihat kekuatannya yang luar biasa, nggak semua orang bisa menggunakannya. Hanya orang yang ahli memanah yang bisa menggunakannya setelah berlatih sebentar dan memaksimalkan kemampuannya. Nafis juga berlatih selama empat bulan baru bisa menggunakannya seperti hari ini. Kalau Nona Leli ingin mencobanya, tentu saja boleh juga," kata Wira sambil tersenyum.Wira tidak melebih-lebihkan, kenyataannya mem
Read more

Bab 1946

Doly akhirnya mengerti sekarang. Wira menyuruh mereka berduel bukan hanya untuk membuat Nafis terkenal, tetapi juga untuk memenangkan hati Leli. Senapan runduk memang hebat, tetapi Leli jauh lebih berharga."Doly, apa ada yang kamu inginkan? Kalian adalah tamu terhormatku, mana mungkin pulang dengan tangan kosong," ujar Wira sambil menatap Doly dengan tersenyum.Kedua orang ini adalah genius berbakat. Jika berhasil membuat Doly berdiri di pihaknya, Wira yang akan untung besar.Doly ragu-ragu sesaat sebelum menggeleng sambil membalas, "Tuan, terima kasih atas kebaikanmu. Tapi, aku nggak menginginkan apa pun. Kamu boleh mencari tahu sendiri, aku memang orang yang nggak memiliki hasrat duniawi. Baik itu uang ataupun wanita, aku sama sekali nggak peduli."Meskipun masih muda, Doly justru sangat bijaksana dan tidak kalah dari para pejabat tua, belum lagi kemampuan bela dirinya. Itu sebabnya, Senia sangat menyukainya."Kalau begitu, aku juga nggak akan memaksa. Kalian masih akan tinggal di s
Read more

Bab 1947

"Hari ini adalah kesempatan terbaik. Aku dengar, mereka semua pergi ke lapangan tembak dan sempat berduel cukup lama. Mereka berdua pasti kelelahan. Setelah malam tiba, kalian menyelinap masuk ke kamar mereka dan habisi mereka. Ingat, kalau terjadi kesalahan, langsung kabur!" instruksi Harraz dengan sungguh-sungguh.Kedua ahli bela diri itu adalah pasukan siap mati yang dilatih oleh Harraz sendiri. Itu sebabnya, dia merasa sangat percaya diri sekarang.Setelah bertatapan, kedua ahli bela diri itu mengangguk. Harraz berkata, "Bagus, aku serahkan tugas ini kepada kalian. Kalau berhasil, aku akan meminta hadiah dari Raja nanti. Kalau gagal, kalian jangan membuatku repot. Langsung bunuh diri saja."Harus diakui bahwa metode Harraz ini sangat kejam. Namun, semua ini wajar jika dinilai dari aspek jabatan. Dia juga tidak ingin mengorbankan orang lain, tetapi ini adalah jalan satu-satunya. Dia harus membantu Ciputra menyingkirkan mara bahaya yang ada. Dengan demikian, Kerajaan Beluana baru bis
Read more

Bab 1948

Wira sudah mengabaikan hal ini. Dia mengira Harraz masih ingin mempertimbangkan secara saksama, tetapi ternyata Harraz sudah memahami keuntungannya sejak awal, bahkan sudah mengirimkan surat kepada Ciputra.Lantas, kenapa Harraz terus mengulur waktu dan beralasan ingin mendiskusikannya dengan Ciputra dulu? Untuk sesaat, Wira tidak bisa menemukan jawabannya.Nafis berucap dengan spontan, "Apa mungkin dia punya rencana lain? Dari wajahnya saja, aku bisa menilai kalau dia punya niat jahat. Coba dibandingkan dengan Doly dan Leli, mereka berdua begitu berwibawa, nggak seperti Harraz. Kalau Tuan Wira nggak melarangku mengambil tindakan, aku pasti sudah membunuh pria berengsek itu."Wira mengerlingkan mata. Nafis sudah lama berteman dengan Danu dan Doddy sehingga mereka bertiga menjadi memiliki kemiripan. Yang ada di pikiran mereka hanya bertarung dan membunuh. Menyebalkan sekali."Uhuk, uhuk." Nafis terbatuk saat menyadari tatapan sinis Wira. Kemudian, dia tidak berani berkata-kata lagi."Bi
Read more

Bab 1949

"Dasar berengsek! Aku nggak nyangka kamu punya senjata rahasia seperti itu. Sepertinya, aku sudah meremehkanmu," ujar ahli bela diri itu sambil mengernyit. Meskipun menghadapi tekanan besar dan tertembak, dia tetap menyerang dengan kejam. Hanya ada satu tujuan di dalam hatinya, yaitu menghabisi Leli."Siapa sebenarnya kamu? Kamu tahu tempat apa ini? Kamu tahu siapa aku? Berani sekali kamu menyerangku! Sudah bosan hidup, ya?" Suara Leli terdengar sangat dingin. Dia terus melancarkan serangan tanpa berani bersikap lalai sedikit pun.Leli hanya mengulur waktu. Dia tidak punya cara selain mengandalkan busur dan panahnya ini. Jika lawan berhasil tiba di hadapannya, akibatnya pasti akan sangat fatal. Ketika saat itu tiba, Leli hanya akan dihabisi musuh. Itu sebabnya, dia berharap bala bantuan dari Wira akan segera tiba."Untuk apa kamu basa-basi begini? Asalkan kamu menyerahkan diri, aku nggak akan menyiksamu kok. Kalau kamu masih terus menyerangku, aku bukan hanya akan membunuhmu, tapi juga
Read more

Bab 1950

"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Nona Leli, kalian semua akan menanggung konsekuensinya!" seru Nafis.Para prajurit segera mengiakan, lalu mulai menyibukkan diri. Malam ini, semua orang ditakdirkan untuk tidak tidur.Ketika Nafis hendak pergi ke kamar Doly, dia kebetulan melihat Doly menghampirinya. Ada banyak noda darah di tubuh Doly, tetapi penampilannya masih gagah seperti tidak terluka sedikit pun.Doly yang memperhatikan tatapan Nafis pun berkata, "Ini bukan darahku, tapi darah pembunuh itu. Aku sudah menghabisinya. Aku awalnya ingin menangkapnya hidup-hidup, tapi serangannya benar-benar kejam. Meskipun sudah sekarat, dia masih mencoba membunuhku."Nafis mengangguk sambil menyahut, "Biarkan saja dia kalau memang sudah mati. Kami tetap bisa menyelidiki masalah ini hingga tuntas nanti. Kami akan membalaskan dendammu dan Leli."Ekspresi Doly sontak berubah. Dia bertanya, "Di mana Leli? Leli terluka? Apa lukanya sangat parah? Gimana keadaannya sekarang?"Nafis menuruni tangga sambil
Read more
PREV
1
...
193194195196197
...
272
DMCA.com Protection Status