Share

Bab 1950

Author: Arif
"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Nona Leli, kalian semua akan menanggung konsekuensinya!" seru Nafis.

Para prajurit segera mengiakan, lalu mulai menyibukkan diri. Malam ini, semua orang ditakdirkan untuk tidak tidur.

Ketika Nafis hendak pergi ke kamar Doly, dia kebetulan melihat Doly menghampirinya. Ada banyak noda darah di tubuh Doly, tetapi penampilannya masih gagah seperti tidak terluka sedikit pun.

Doly yang memperhatikan tatapan Nafis pun berkata, "Ini bukan darahku, tapi darah pembunuh itu. Aku sudah menghabisinya. Aku awalnya ingin menangkapnya hidup-hidup, tapi serangannya benar-benar kejam. Meskipun sudah sekarat, dia masih mencoba membunuhku."

Nafis mengangguk sambil menyahut, "Biarkan saja dia kalau memang sudah mati. Kami tetap bisa menyelidiki masalah ini hingga tuntas nanti. Kami akan membalaskan dendammu dan Leli."

Ekspresi Doly sontak berubah. Dia bertanya, "Di mana Leli? Leli terluka? Apa lukanya sangat parah? Gimana keadaannya sekarang?"

Nafis menuruni tangga sambil
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Helena Ifana
payah author
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1951

    "Harraz! Kenapa aku lupa padanya!" Semua orang seketika tersadar. Jika Doly dan Leli diserang pembunuh, Harraz pasti akan mengalami kejadian yang sama.Ketika orang-orang hendak mengambil tindakan, mereka melihat beberapa pengawal Harraz berlari menghampiri."Gimana situasi Tuan Harraz? Apa dia terluka?" tanya Wira segera. Meskipun lebih mencemaskan cedera Leli, dia tetap harus memastikan Harraz baik-baik saja. Jika tidak, Kerajaan Beluana akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari masalah."Tuan Harraz baik-baik saja. Ada pembunuh yang menyerang, tapi untung jumlah kami banyak. Tuan Wira, kamu seharusnya bertanggung jawab atas masalah ini, 'kan? Kalau bukan karena masalah keamanan wilayahmu, mana mungkin ada insiden seperti ini?" balas pengawal itu sambil menatap Wira dengan tatapan tajam.Semua orang Kerajaan Beluana ini tidak takut pada Wira, apalagi yang dibawa Harraz kali ini adalah pasukan elite. Mereka tidak takut mati dan percaya pada pengaturan Harraz. Itu sebabnya, mereka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1952

    Untuk sekarang, Wira hanya bisa menunggu hari esok untuk menyelidiki semua ini."Mana mungkin aku bisa tidur setelah mengalami kejadian seperti itu?" ujar Doly yang menggeleng dengan pasrah.Setelah ragu-ragu sesaat, Wira berkata, "Kalau begitu, kamu boleh mengikuti kami ke rumah sakit."....Di kamar penginapan, Harraz duduk di depan meja dengan beberapa kain kasa berdarah di atasnya. Perutnya terluka, tetapi tidak fatal karena hanya luka luar. Meskipun begitu, wajahnya tetap pucat karena mengalami cedera."Apa katamu? Wira nggak datang untuk melihatku? Apa kamu nggak memberitahunya aku terluka?" tanya Harraz sambil melirik pengawal di depannya dengan dingin."Aku sudah memberitahunya, bahkan sikapku sangat tegas. Tapi, Nafis yang mengikutinya itu malah ingin menyerangku. Jadi, aku hanya bisa kembali. Aku dengar Leli terluka. Mereka semua pergi ke rumah sakit. Mungkin masalah ini yang membuat mereka nggak punya waktu untuk kemari," jelas pengawal itu.Begitu mendengarnya, Harraz langs

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1953

    "Aku dengar, ada banyak pembunuh yang muncul di Kota Limaran. Apa itu benar?""Itu bukan urusan kita!""Katanya, target para pembunuh itu adalah utusan dari beberapa kerajaan!""Ya iya, mana mungkin mereka menargetkan rakyat jelata seperti kita!"Semua orang sibuk membahas kejadian ini. Tidak ada yang perlu diherankan karena keributan yang terjadi memang cukup besar. Wajar jika para penduduk ini mengetahui ada insiden yang terjadi.Wira yang sudah memasuki rumah sakit segera bertanya, "Gimana kondisi Nona Leli?"Para staf di rumah sakit benar-benar sibuk. Semua dokter terkenal berkumpul di sini demi mengobati Leli. Salah satunya menghampiri Wira, lalu menyeka keringat di dahi dan berkata, "Kondisi Nona Leli masih belum termasuk stabil. Tikaman itu mengenai ginjalnya, jadi harus segera dijahit. Dia bisa bertahan atau nggak, semua tergantung hasil jahitannya."Wira mengangguk dan merasa makin cemas. Dia datang dari zaman modern sehingga tahu betapa pentingnya dokter di dunia ini. Operasi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1954

    Hanya saja, itu berarti semua rencana yang disusun mereka akan menjadi sia-sia. Proyek hidrolik terpaksa dihentikan dan para rakyat akan sengsara. Wira tidak ingin hal seperti ini terjadi."Aku merasa semua ini terlalu kebetulan," ujar Kusmanto yang menghampiri dengan ekspresi serius. Dia terus mengikuti Wira sejak tadi, tetapi masih belum mengutarakan pendapatnya. Bagaimanapun, semua sudah diatur dengan baik. Mereka hanya perlu menunggu hasil. Meskipun begitu, Kusmanto terus memikirkan proses penyerangan ini."Tuan Kusmanto, apa pendapatmu tentang masalah ini? Katakan saja langsung," ucap Wira. Mereka hanya bisa bertukar pikiran untuk sekarang. Dengan begini, mereka mungkin bisa segera menemukan petunjuk dan menangkap biang keroknya untuk terlepas dari kecurigaan."Semua orang yang berada di penginapan adalah bawahan kita. Yang bisa masuk dengan mudah dan menyerang utusan sudah pasti bukan orang biasa. Meskipun begitu, mereka nggak mungkin bisa menyelinap masuk tanpa ketahuan. Aku cur

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1955

    "Nggak perlu, ini cuma luka luar." Harraz melambaikan tangannya, lalu menunjuk para prajurit di sampingnya dan menjelaskan, "Insiden itu terlalu mendadak. Aku nggak menguasai ilmu bela diri. Kalau bukan karena para prajurit ini, mungkin aku sudah terluka parah seperti Nona Leli. Sungguh menakutkan. Kenapa bisa terjadi insiden seperti ini?"Semua orang menatap Harraz tanpa berbicara. Jelas sekali, Harraz menyalahkan Wira atas peristiwa ini. Tidak peduli siapa biang keroknya, Wira tidak ingin melihat hasil seperti ini."Ehem, ehem." Doly berdeham, lalu menatap Harraz dan menghampirinya. Dia berkata, "Tuan, aku menguasai ilmu medis. Karena semua dokter sibuk mengobati Nona Leli, gimana kalau aku yang memeriksa kondisimu?"Ketika berbicara, Doly sudah menjulurkan tangannya. Akan tetapi, kedua prajurit di belakang Harraz sontak maju untuk mengadang Doly."Memangnya siapa kamu? Atas dasar apa kamu mengobati tuan kami? Sana, jangan ikut campur!" tegur kedua prajurit itu dengan galak. Harraz p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1956

    Begitu mendengarnya, amarah Nafis berkecamuk. Ketika dia hampir kehilangan kendali, Wira akhirnya maju dan menampar prajurit yang berbicara itu.Prajurit itu hendak membalas. Namun, begitu melihat orang di hadapannya adalah Wira, dia hanya bisa menahan diri dan tidak berani berkata-kata lagi.Bagaimanapun, tempat ini adalah Kota Limaran, wilayah kekuasaan Wira. Ciputra sekalipun harus menghormati Wira, mana mungkin dia berani memperbesar masalah. Akibatnya pasti sangat fatal, bahkan mereka mungkin tidak bisa meninggalkan Kota Limaran."Nafis adalah jenderalku sekaligus saudaraku. Kami sering duduk dan makan bersama. Siapa kamu? Atas dasar apa kamu bersanding dengannya dan berbicara lancang di sini?" bentak Wira yang murka.Wira seharusnya menjaga harga diri Harraz, tetapi prajurit ini benar-benar tidak tahu malu. Karena tidak tahan lagi, Wira baru turun tangan memberinya pelajaran."Ehem, ehem. Tuan Wira, maaf kalau para bawahanku ini sudah lancang." Harraz ingin mencairkan suasana. "S

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1957

    "Kalau begitu, kita lawan saja! Memangnya kita harus takut pada mereka?" Nafis mendengus. Dia sama sekali tidak takut pada Kerajaan Beluana. Nafis bahkan ingin kembali ke medan perang untuk memberikan kontribusi. Dia tidak ingin terus menahan amarahnya seperti ini."Sekarang belum waktunya," ujar Wira sambil tersenyum. Setelah menenangkan Nafis, dia menatap Doly dan bertanya, "Kenapa kamu tiba-tiba ingin memeriksa luka Harraz tadi?"Perselisihan tadi disebabkan oleh Doly. Jika Doly tidak bersikeras ingin memeriksa luka Harraz, mana mungkin terjadi masalah seperti itu?Setelah ragu-ragu sesaat, Doly akhirnya mengutarakan isi pikirannya. "Aku merasa ada yang janggal dengan Harraz. Perut bawahnya terluka, tapi jalannya terlihat stabil. Dia nggak seperti orang yang mengalami cedera.""Jadi, aku curiga itu cuma luka luar dan nggak separah yang kita bayangkan. Masalahnya terletak di sini. Harraz tidak menguasai ilmu bela diri, sementara yang menyerangku dan Nona Leli adalah ahli bela diri. K

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1958

    "Jangan lewatkan petunjuk apa pun. Kita harus memberi Nona Leli sebuah penjelasan!" perintah Wira. Nafis mengangguk. Ini adalah hal yang dinantikannya sejak tadi.Hingga dini hari, dokter baru keluar. Untungnya, mereka mendapat kabar baik. Meskipun Leli belum siuman, kondisinya sudah stabil sekarang. Selain itu, tidak ada gejala sisa akibat insiden ini.Setelah mendapat kabar ini, Wira dan lainnya baru pulang. Akan tetapi, penjagaan di rumah sakit ini tetap sangat ketat, bahkan dipimpin oleh Nafis.Hanya dalam semalam, ada begitu banyak masalah yang terjadi. Mereka harus berwaspada supaya situasi tidak memburuk.Keesokan pagi, Wira masih tidur karena bergadang semalam. Dia akhirnya terbangun karena ketukan pintu yang tergesa-gesa di luar. Dia mengucek matanya sambil berseru, "Masuk saja!"Nafis masuk. Ketika melihat ada noda darah di zirah Nafis, Wira langsung turun dari ranjang. Dengan ekspresi serius, dia bertanya, "Ada yang ingin membunuh Nona Leli?"Tidak boleh ada masalah yang ter

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3103

    Bukan hanya Adjie dan yang lainnya, bahkan Wira yang berdiri di depan Kunaf pun tertegun setelah mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka Bimala malah mengerahkan pasukan besar hanya untuk menangkapnya, benar-benar menghargainya.Agha yang mudah emosi pun langsung menendang Kunaf dan memarahi, "Katakan dengan jelas, kali ini ada berapa banyak pasukan utara yang dikirim?"Kunaf meludah ke tanah, lalu tertawa dingin dan berkata, "Hehe. Semuanya ada 100 ribu pasukan untuk menjaga perbatasan. Begitu pasukan besar itu tiba, kalian semua nggak akan bisa kabur lagi. Kalau kalian melepasku sekarang ...."Namun, sebelum Kunaf selesai berbicara, Nafis langsung menendang tubuh Kunaf untuk memaksanya menahan kata-kata berikutnya. "Melepaskanmu? Kamu bermimpi. Sayangnya, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup lagi."Tak disangka, ekspresi Kunaf malah tetap datar saat mendengar perkataan Nafis. Sebaliknya, dia malah tertawa dan berkata, "Hehe. Nggak masalah. Lagi pula, kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3102

    Adjie menganggukkan kepalanya karena sangat setuju dengan pengaturan Agha. Jika terjadi sesuatu yang tak terduga pada saat seperti ini, semua usaha mereka sebelumnya akan sia-sia.Saat ini, di gerbang kota. Wira yang sedang memimpin sekelompok orang pun memandang ke langit di kejauhan, lalu memanggil Nafis dan bertanya dengan nada pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Begitu menguasai kota, Wira langsung mengirim banyak mata-mata untuk menyambut 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala.Nafis memberi hormat dan menjawab, "Belum ada kabar. Tapi, berdasarkan informasi sebelumnya dari para mata-mata, mereka harusnya sudah dekat."Wira menganggukkan kepala. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada saat seperti ini.Tepat pada saat itu, ada seorang prajurit yang berlari mendekat. Setelah melihat keduanya, dia langsung memberi hormat dan berkata, "Tuan, Kak Nafis, Kak Adjie dan yang lainnya sudah kembali. Mereka bahkan berhasil menangkap Kunaf."Mendengar laporan itu, Nafis merasa sangat sen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3101

    Mendengar Latif berkata demikian, Adjie merasa agak ragu karena saat ini situasinya sangat mendesak. Jika dia melepaskan mereka begitu saja, dia akan kesulitan.Menyadari Adjie sepertinya merasa agak kesulitan, Latif yang berdiri di depan pintu tersenyum dan berkata sambil memberi hormat, "Kalau Kak Adjie merasa agak kesulitan, kamu bisa menahan kami di halaman ini dulu. Selama nyawa kami nggak terancam, kami bisa menerima cara lainnya."Melihat Latif yang begitu pengertian, Adjie membalas hormat itu dengan tersenyum. Setelah ragu sejenak, dia berkata perlahan-lahan, "Melihat Jenderal Latif begitu sungkan, aku akan terus terang saja. Saat fajar nanti, 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala akan langsung masuk ke kota.""Sekarang kami sudah menguasai gerbang kota dan kediaman wali kota juga. Begitu pasukan tiba mereka bisa langsung menerobos masuk tanpa hambatan."Kata-kata Adjie ini membuat Latif sangat bersemangat karena tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menjadi seorang penjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3100

    Tanpa basa-basi, Agha langsung menampar kedua selir Kunaf. Mereka pun langsung diam, tak berani berteriak lagi.Namun, saat itu juga, Agha mencium bau pesing yang menyengat dan sontak mengumpat pelan, "Sialan!"Setelah beberapa saat, Kunaf sudah diikat erat. Adjie lalu menoleh ke arah Agha dan bertanya, "Apa kita perlu mengabari Tuan Wira? Sekarang situasi di dalam kota sudah terkendali, tinggal menunggu pasukan Kerajaan Nuala tiba."Mendengar nama Kerajaan Nuala, Kunaf yang tergeletak di lantai langsung mengeluarkan suara dari mulutnya yang disumpal dengan kain. Tubuhnya meronta-ronta.Adjie tidak berkata apa-apa dan hanya menendang tubuh Kunaf agar tetap diam. Setelah itu, dia duduk perlahan di kursi dan berkata dengan tenang, "Aku sudah mengutus orang untuk memberi tahu Wira. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang perlu kita lakukan.""Apa itu?""Dengan menggunakan perintah Kunaf, kita panggil semua kepala penjaga gerbang ke sini dengan alasan rapat mendadak. Begitu mereka masuk ke hala

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status