Share

Bab 1955

Penulis: Arif
"Nggak perlu, ini cuma luka luar." Harraz melambaikan tangannya, lalu menunjuk para prajurit di sampingnya dan menjelaskan, "Insiden itu terlalu mendadak. Aku nggak menguasai ilmu bela diri. Kalau bukan karena para prajurit ini, mungkin aku sudah terluka parah seperti Nona Leli. Sungguh menakutkan. Kenapa bisa terjadi insiden seperti ini?"

Semua orang menatap Harraz tanpa berbicara. Jelas sekali, Harraz menyalahkan Wira atas peristiwa ini. Tidak peduli siapa biang keroknya, Wira tidak ingin melihat hasil seperti ini.

"Ehem, ehem." Doly berdeham, lalu menatap Harraz dan menghampirinya. Dia berkata, "Tuan, aku menguasai ilmu medis. Karena semua dokter sibuk mengobati Nona Leli, gimana kalau aku yang memeriksa kondisimu?"

Ketika berbicara, Doly sudah menjulurkan tangannya. Akan tetapi, kedua prajurit di belakang Harraz sontak maju untuk mengadang Doly.

"Memangnya siapa kamu? Atas dasar apa kamu mengobati tuan kami? Sana, jangan ikut campur!" tegur kedua prajurit itu dengan galak. Harraz p
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1956

    Begitu mendengarnya, amarah Nafis berkecamuk. Ketika dia hampir kehilangan kendali, Wira akhirnya maju dan menampar prajurit yang berbicara itu.Prajurit itu hendak membalas. Namun, begitu melihat orang di hadapannya adalah Wira, dia hanya bisa menahan diri dan tidak berani berkata-kata lagi.Bagaimanapun, tempat ini adalah Kota Limaran, wilayah kekuasaan Wira. Ciputra sekalipun harus menghormati Wira, mana mungkin dia berani memperbesar masalah. Akibatnya pasti sangat fatal, bahkan mereka mungkin tidak bisa meninggalkan Kota Limaran."Nafis adalah jenderalku sekaligus saudaraku. Kami sering duduk dan makan bersama. Siapa kamu? Atas dasar apa kamu bersanding dengannya dan berbicara lancang di sini?" bentak Wira yang murka.Wira seharusnya menjaga harga diri Harraz, tetapi prajurit ini benar-benar tidak tahu malu. Karena tidak tahan lagi, Wira baru turun tangan memberinya pelajaran."Ehem, ehem. Tuan Wira, maaf kalau para bawahanku ini sudah lancang." Harraz ingin mencairkan suasana. "S

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1957

    "Kalau begitu, kita lawan saja! Memangnya kita harus takut pada mereka?" Nafis mendengus. Dia sama sekali tidak takut pada Kerajaan Beluana. Nafis bahkan ingin kembali ke medan perang untuk memberikan kontribusi. Dia tidak ingin terus menahan amarahnya seperti ini."Sekarang belum waktunya," ujar Wira sambil tersenyum. Setelah menenangkan Nafis, dia menatap Doly dan bertanya, "Kenapa kamu tiba-tiba ingin memeriksa luka Harraz tadi?"Perselisihan tadi disebabkan oleh Doly. Jika Doly tidak bersikeras ingin memeriksa luka Harraz, mana mungkin terjadi masalah seperti itu?Setelah ragu-ragu sesaat, Doly akhirnya mengutarakan isi pikirannya. "Aku merasa ada yang janggal dengan Harraz. Perut bawahnya terluka, tapi jalannya terlihat stabil. Dia nggak seperti orang yang mengalami cedera.""Jadi, aku curiga itu cuma luka luar dan nggak separah yang kita bayangkan. Masalahnya terletak di sini. Harraz tidak menguasai ilmu bela diri, sementara yang menyerangku dan Nona Leli adalah ahli bela diri. K

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1958

    "Jangan lewatkan petunjuk apa pun. Kita harus memberi Nona Leli sebuah penjelasan!" perintah Wira. Nafis mengangguk. Ini adalah hal yang dinantikannya sejak tadi.Hingga dini hari, dokter baru keluar. Untungnya, mereka mendapat kabar baik. Meskipun Leli belum siuman, kondisinya sudah stabil sekarang. Selain itu, tidak ada gejala sisa akibat insiden ini.Setelah mendapat kabar ini, Wira dan lainnya baru pulang. Akan tetapi, penjagaan di rumah sakit ini tetap sangat ketat, bahkan dipimpin oleh Nafis.Hanya dalam semalam, ada begitu banyak masalah yang terjadi. Mereka harus berwaspada supaya situasi tidak memburuk.Keesokan pagi, Wira masih tidur karena bergadang semalam. Dia akhirnya terbangun karena ketukan pintu yang tergesa-gesa di luar. Dia mengucek matanya sambil berseru, "Masuk saja!"Nafis masuk. Ketika melihat ada noda darah di zirah Nafis, Wira langsung turun dari ranjang. Dengan ekspresi serius, dia bertanya, "Ada yang ingin membunuh Nona Leli?"Tidak boleh ada masalah yang ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1959

    "Sepertinya ini agak berlebihan, 'kan?" Wira terkejut melihat penjagaan yang diatur Nafis. Dia melirik Nafis sambil tersenyum, lalu meneruskan, "Kamu nggak takut mereka bertindak nekat?"Nafis terkekeh-kekeh dan membalas, "Bukankah itu sesuai dengan keinginanku? Aku ingin sekali bertarung dengan Harraz, tapi nggak punya kesempatan. Kalau dia berani menantangku, aku akan menemaninya bermain dengan senang hati.""Sayangnya, pasukannya nggak banyak lagi. Kalau bersikeras melawan, dia cuma bakal mati. Aku bahkan sudah mempersiapkan mental untuk bunuh diri setelah membunuhnya. Dengan demikian, kamu bisa memberi Kerajaan Beluana penjelasan."Wira hanya tersenyum. Dia merasa tersentuh dengan ucapan Nafis. Nafis benar-benar memikirkan dirinya, sampai-sampai siap untuk berkorban.Harraz memang penasihat Kerajaan Beluana, tetapi Nafis jauh lebih bernilai daripadanya. Selain itu, Wira adalah orang yang menghargai suatu hubungan. Dia sudah menganggap Nafis sebagai saudara sendiri. Kalaupun Nafis m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1960

    "Selain itu, kita masih harus memberi penjelasan kepada Nona Leli. Meskipun Nona Leli sudah siuman, dia membutuhkan waktu supaya bisa beraktivitas normal kembali. Kalau masalah ini nggak diselidiki dengan baik, aku yang akan malu kepada Nona Leli," jelas Wira.Begitu mendengarnya, Harraz membelalakkan matanya. Ekspresinya berubah sedikit. Hanya saja, dia sudah bertahun-tahun menjadi pejabat sehingga pintar dalam menutupi perasaan emosinya.Harraz segera berekspresi normal. Dia menjilat bibirnya yang kering, lalu bertanya, "Leli benar-benar sudah siuman? Dia sudah melewat masa kritisnya?""Benar," sahut Wira.Tangan Harraz yang bersembunyi di bawah meja seketika terkepal erat. Dia mengira bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk membunuh Leli. Meskipun Doly selamat, setidaknya Leli mati. Dengan demikian, Wira dan Kerajaan Nuala akan bermusuhan, lalu Kerajaan Beluana yang mendapatkan keuntungan.Harraz telah memperhitungkan semua ini, tetapi tidak menyangka Leli akan selamat. Kini, semua u

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1961

    "Cari masalah saja! Semua orang juga tahu orang ini jelas terlibat dalam seluruh kejadian ini, masih tetap berpura-pura lagi. Kalau benar-benar terjadi sesuatu pada Nona Leli, aku akan mengulitinya hidup-hidup!" kata Nafis dengan dingin dan menggertakkan giginya dengan marah.Wira dan yang lainnya juga tidak tinggal lebih lama di sana lagi dan satu per satu meninggalkan restoran. Bagaimanapun juga, asalkan mereka bisa menahan Harraz di sini, sudah cukup untuk memberi mereka tambahan waktu untuk menyelidiki hal ini. Selanjutnya, mereka hanya perlu menemukan bukti bahwa Harraz berencana untuk mencelakai Doly dan Leli agar mereka bisa melemparkan tuduhan ini pada Kerajaan Beluana."Doly, aku benar-benar minta maaf. Sekarang sudah terjadi hal seperti ini, sepertinya kamu juga nggak bisa kembali ke negaramu untuk sementara ini. Kamu terpaksa harus bertahan di tempatku dulu," kata Wira sambil menatap Doly dan tersenyum setelah turun ke lantai bawah.Doly berkata dengan ekspresi ceria, "Ini a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1962

    Orang yang berdiri di belakang Harraz adalah pelayan yang dibawa Harraz. Pelayan itu tidak memiliki keterampilan bela diri dan hanya bertugas untuk membantu kebutuhan sehari-harinya. Pelayan itu bisa berada di sini juga karena mendapat izin khusus dari Wira. Bagaimanapun juga, saat ini penginapan sudah dijaga dengan sangat ketat, tidak ada yang bisa masuk dengan mudah tanpa izin dari Wira.Doly dan Leli juga sudah dipindahkan ke kediaman Wira dan tidak tinggal di penginapan itu lagi. Saat ini, hanya tersisa Harraz sendirian di dalam penginapan yang begitu besar. Kelihatan jelas, Wira sengaja mengurungnya di sana. Namun, semua orang juga tidak bodoh, mereka semua paham dengan situasinya tanpa harus dijelaskan."Tuan Harraz, orang-orang kita sudah diam-diam mengirim surat kepada Jenderal Bhurek. Sesuai perhitungan, harusnya Jenderal Bhurek sudah hampir tiba di sini. Meskipun Wira benar-benar sudah menemukan petunjuknya, dia nggak akan berani mempersulit kita lagi setelah Jenderal tiba. K

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1963

    "Berani sekali kamu berkata seperti itu pada tuanku. Rasakan anak panahku!" Tepat pada saat itu, Nafis sedang berdiri di atas tembok kota.Meskipun tidak dipanggil sebagai raja, Wira adalah penguasa Provinsi Lowala juga. Dia memiliki kekuasaan dan pengaruh yang sangat besar, setara dengan raja dari ketiga kerajaan lainnya. Oleh karena itu, saat Bhurek memimpin pasukan bergegas ke kota ini, dia sudah menerima kabar itu dan siap untuk bertarung kapan pun juga. Bukan hanya Nafis yang berjaga di atas tembok, dia juga sudah menggerakkan sebagian pasukan untuk datang mendukung Kota Limaran. Jika Bhurek benar-benar bersikeras untuk berperang, Bhurek tidak akan mendapat keuntungan apa pun dan hanya akan pulang dengan tangan kosong."Swish!" Saat mengatakan itu, Nafis sudah mengeluarkan busurnya dan menembakkan anak panah ke Bhurek.Untungnya, Bhurek sudah siap, sehingga berhasil menghindari tembakkan itu. Jika tidak, panah itu pasti akan membunuhnya. Meskipun begitu, dia tetap terkejut.Saat h

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status