Share

Bab 1891

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Biantara sengaja melakukan gerakan tangan menyayat leher. Asalkan Wira memberi perintah, dia akan membunuh Raju tanpa ragu sedikit pun. Bagaimanapun, Biantara sangat membenci perbuatan Raju yang hendak menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri. Hal ini sudah melampaui batas toleransinya.

"Sudahlah, maafkan saja dia kali ini," ujar Wira. Raju yang merasa gembira pun mengangguk. Akan tetapi, Wira meneruskan, "Tapi, hukuman tetap berlaku. Keluarga Oesman harus mengeluarkan uang untuk menenangkan rakyat. Selain itu, kalian harus memberikan 10 uang emas kepada para pekerja yang sakit parah. Nominal ini seharusnya nggak banyak, 'kan?"

Sepuluh uang emas. Raju menjilat bibirnya yang kering. Uang ini jelas bukan jumlah yang kecil. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan nyawa seluruh keluarganya, Raju tentu tidak akan keberatan. Jadi, setelah ragu-ragu sejenak, dia memaksakan diri untuk menyetujuinya. "Baik."

"Oke, segera suruh bawahanmu persiapkan uang itu. Kemudian, ikut aku ke lokasi ko
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1892

    "Semuanya." Wira tiba-tiba mengangkat tangan untuk menenangkan massa. Kemudian, dia menatap Raju dan berkata, "Karena semua sudah berkumpul di sini, sebaiknya kamu cepat bagikan uang itu. Jangan sampai mereka menunggu terlalu lama."Meskipun Raju menyayangkan uangnya, ini adalah perintah dari Wira. Seto dan Sarno maju untuk membagikan uang.Wira menyunggingkan senyuman puas. Metode ini cukup baik dalam mengatasi masalah. Jika tidak, Wira yang harus mengeluarkan sejumlah besar uang itu.Selain itu, jika Wira gagal menemukan orang yang meracuni para pekerja dan gagal menemukan penawarnya, semua orang akan makin ketakutan. Bahkan, mungkin ada yang akan mati di lokasi konstruksi.Hal ini akan berdampak buruk bagi proyek ini. Bukan hanya reputasinya yang akan tercoreng, tetapi orang-orang juga tidak akan berani bekerja di sini lagi. Untungnya, situasi sekarang tidak seburuk itu. Wira sampai merasa dirinya harus berterima kasih kepada Raju.Satu jam kemudian, uang emas selesai dibagikan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1893

    "Oke, aku akan menyetujui permintaanmu. Aku nggak bisa mencarikan 1.000 orang untukmu, jadi langsung sebutkan harganya saja. Aku akan mengantarkan uangnya ke tempatmu nanti," sahut Raju yang mengernyit. Kali ini, dia benar-benar menderita kerugian besar karena Wira."Kalau begitu, aku nggak akan menyulitkanmu. Aku hanya meminta 10.000 uang perak. Seharusnya nggak masalah, 'kan? Keluarga Oesman adalah salah satu dari 4 keluarga terbesar di Kota Limaran. Jumlah ini seharusnya bukan masalah besar bagi kalian," ujar Wira tanpa sungkan sedikit pun.Meskipun pekerjaan terhambat, Wira sebenarnya masih bisa menutupi kerugian ini. Jadi, uang itu hanya diperolehnya secara cuma-cuma. Huben yang berada di samping nyaris tertawa mendengar permintaan Wira."Baiklah, aku setuju. Kalau begitu, aku akan pulang untuk menyiapkan uangnya." Selesai mengatakan itu, Raju langsung membawa orang-orangnya pergi tanpa berpamitan kepada Wira. Siapa pun tahu bahwa pria ini murka, tetapi tidak punya tempat untuk me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1894

    "Tuan Huben, menurutmu apa yang direncanakan Keluarga Oesman? Mereka bisa mengakhiri masalah ini setelah memberiku uangnya. Masa mereka sengaja menundanya?" tanya Wira sembari melipat lengannya di depan dada.Huben yang duduk di samping pun menggeleng dan membalas, "Aku nggak bisa menebak isi pikiran Raju. Tapi, menurutku dia nggak bodoh. Dia nggak mungkin menuruti permintaan kita begitu saja. Hanya ada dua kemungkinan, yaitu mereka sedang mengumpulkan uang atau melarikan diri."Tiba-tiba, Huben terpikir akan sesuatu sehingga meneruskan, "Aku tahu kamu pasti sudah mengatur mata-mata di depan kediaman mereka, 'kan? Apa pun yang mereka lakukan, kamu bakal tahu semuanya."Wira mengangguk sembari tersenyum tipis. Huben memang sepemikiran dengannya, tetapi pria ini juga berbahaya. Setelah berinteraksi selama 2 hari, Huben seperti bisa membaca isi pikiran Wira. Huben tahu semua keputusan yang dibuat oleh Wira. Pantas saja, Sekte Kegelapan sekalipun ingin merekrut pria ini.Tiba-tiba, terdeng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1895

    "Benar-benar ide cemerlang." Ketika Raju dan lainnya masih mengobrol, tiba-tiba terdengar suara familier. Saat berikutnya, beberapa sosok yang berada di kegelapan muncul satu per satu. Dilihat dari situasi ini, sepertinya mereka sudah bersembunyi di sana sejak tadi."Wi ... Wira!" Raju yang berdiri di barisan paling depan sontak terbelalak dan menatap Wira. Setelah itu, dia tanpa sadar bertanya, "Kenapa kamu bisa di sini?"Raju punya firasat bahwa Wira sudah mengetahui rencana mereka sejak awal. Wira tampak melipat lengannya di depan dada. Dia menunjukkan senyuman mengejek sambil menyahut, "Seharusnya aku yang bertanya begitu, 'kan?""Aku ... aku cuma ingin mengunjungi kerabatku. Besok pagi aku akan pulang kok. Tolong jangan salah paham. Aku nggak berniat untuk melarikan diri!" Ucapan Raju ini seperti pengakuan dosanya. Saking paniknya, dia telah mengungkapkan isi pikirannya.Wira terkekeh-kekeh sinis sambil mendekati Raju. Pada saat yang sama, para petarung yang disewa Raju juga maju

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1896

    Kalau bukan karena Wira tiba-tiba muncul di Kota Limaran, mana mungkin situasi menjadi seperti ini? Benar-benar menjengkelkan! Sayangnya, waktu tidak bisa berputar kembali. Kini, nasib mereka bergantung pada Wira."Kamu kira aku benar-benar peduli pada uang? Seratus juta gabak nggak ada apa-apanya bagiku," sahut Wira sambil tersenyum mencemooh."Aku tahu kamu penguasa Provinsi Lowala. Meskipun wilayahnya nggak begitu besar, kamu punya sumber daya yang jauh melampaui ketiga kerajaan lainnya. Tentu saja 100 juta gabak bukan jumlah yang besar bagimu. Tapi begitu perang dimulai, kamu harus mengeluarkan uang setiap hari. Uang ini akan membantumu. Jadi, tolong dipertimbangkan lagi, ya?" bujuk Raju.Menurut Raju, dia bisa menukar nyawa seluruh Keluarga Oesman dengan sejumlah besar uang ini. Meskipun mereka akan jatuh miskin dan mengulang semuanya dari nol, ini lebih baik daripada mati. Setidaknya, mereka masih punya harapan kalau hidup."Sekarang langit sudah gelap. Kami bisa saja mengambil s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1897

    Di ruang tamu kediaman Keluarga Abizar. Kedatangan Wira membuat seluruh anggota Keluarga Abizar yang awalnya sudah berniat untuk tidur sontak bangkit dari ranjang untuk menyambutnya. Dalam sekejap, kediaman ini menjadi terang benderang. Bisa dilihat betapa pentingnya Wira di mata Keluarga Abizar.Musibah yang menimpa Keluarga Oesman adalah contoh terbaik. Sebelumnya, Zulfan juga sempat menyinggung Wira. Jika Wira tidak berbelaskasihan pada mereka, mungkin Keluarga Abizar sudah lenyap sekarang.Aariz tentu tidak berani bersikap lalai. Jika sampai menggusarkan Wira, mereka sekeluarga yang akan binasa. Begitu memasuki ruang tamu, Aariz langsung menangkupkan tangan untuk meminta maaf, "Tuan, maaf aku nggak sempat menyambutmu."Wira melambaikan tangannya dan menyahut, "Ini bukan salahmu. Kepala pelayanmu juga mengatur semuanya dengan baik kok. Teh ini lezat sekali."Kepala pelayan sedang berdiri di belakang Wira untuk menunggu perintah darinya. Di depan Wira adalah secangkir teh baru. Begit

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1898

    "Kalau mereka nggak bersedia, paling-paling aku mendukung keluarga baru supaya mereka bisa masuk ke jajaran keluarga terbesar. Kamu nggak perlu cemas soal ini," ujar Wira dengan santai.Begitu mendengar ucapan ini, Aariz sontak tersadar dari lamunannya. Dia bangkit, lalu mengadang Wira. Setelah menelan ludah, Aariz berkata, "Tuan, aku terlalu syok tadi karena tiba-tiba mendapat rezeki nomplok. Tenang saja, aku pasti bisa mengelola bisnis Keluarga Oesman dengan baik.""Aku nggak bakal seperti Raju yang membawa keluarganya kabur. Kota Limaran adalah rumahku. Meskipun mati, aku tetap akan mati di sini. Selain itu, aku nggak bakal mengkhianatimu. Aku yakin kesetiaanku nggak bisa dibandingkan dengan 2 keluarga lainnya."Aariz mengungkapkan kesetiaannya. Setelah berinteraksi dengan Wira, dia mulai paham bahwa Wira bukanlah penguasa yang kejam. Selain itu, Wira memperlakukan bawahannya dengan sangat baik. Kalau tidak, mana mungkin ada begitu banyak genius atau rakyat yang bersedia mengikutiny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1899

    "Zulfan, Tuan Wira datang bukan untuk menyulitkan kita. Dia ingin kita mengambil alih seluruh bisnis Keluarga Oesman dan menjamin Kota Limaran beroperasi normal!" timpal Aariz."Eh?" Begitu mendengarnya, Zulfan terperangah di tempatnya. Dia tidak bisa bereaksi untuk waktu yang cukup lama. Para pelayan yang melihatnya sampai mengira Zulfan sudah menjadi idiot."Serius? Ayah, jangan menipuku seperti ini," tanya Zulfan yang meraih tangan Aariz. Dia sampai lupa pada wajahnya yang bengkak.Aariz membalas dengan emosional, "Mana mungkin aku menipumu. Selain itu, Tuan Wira bilang kita harus mengambil tindakan malam ini juga."Zulfan mengangguk, lalu bertanya, "Tapi, masa Keluarga Oesman membiarkan kita begitu saja? Aku khawatir mereka akan menyulitkan kita kalau Tuan Wira nggak turun tangan."Bagaimanapun, kalau mereka berada di posisi Raju, mana mungkin mereka bersedia menyerahkan seluruh bisnis yang dikelola dengan susah payah kepada sembarang orang?"Masih ada yang ingin kuberi tahu. Selai

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

DMCA.com Protection Status