Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 1071 - Bab 1080

3026 Bab

Bab 1071

"Bagaimana kalau aku menyerang kalian saat pertarungan sedang sengit? Bagaimana kalau aku baru turun tangan setelah Kerajaan Monoma kehilangan 20.000 atau 30.000 pasukan? Kalau seperti itu, kalian bukan hanya akan gagal menguasai Provinsi Suntra, tapi juga kehilangan kekuatan tempur, 'kan?""Jadi, para tentara yang selamat itu adalah keuntungan yang kuberikan kepadamu, juga keuntungan yang bisa kuberikan dari kerja sama ini," jelas Wira seraya tersenyum.Hanya saja, Taufik yang mendengarnya merasa sangat geram, bahkan tidak bisa membantah karena semua ini memang fakta.Jika Taufik yang berada di posisi Wira, dia pasti akan mengambil tindakan setelah kedua belah pihak menderita kerugian besar hingga kehilangan kekuatan tempur.Namun, Wira tidak berbuat seperti itu. Dia juga tidak memanfaatkan pasukan Taufik dan berinisiatif untuk melepaskan mereka."Wira, kamu benar-benar licik. Kamu mengembalikan tentaraku sebagai hadiah untukku. Sepertinya, hanya kamu yang bisa melakukan hal seperti i
Baca selengkapnya

Bab 1072

Setelah Taufik pergi, Farrel tiba di depan markas Yudha. Yudha sedang berada di tenda komandan dan memikirkan cara untuk menerobos pertahanan musuh. Tiba-tiba, seorang tentara datang untuk melapor, "Jenderal, ada yang ingin menemuimu. Katanya dari Keluarga Barus."Yudha tertegun sebelum membalas, "Keluarga Barus, ya? Hehe, suruh dia masuk."Tanpa perlu dipikirkan, Yudha sudah tahu siapa orang yang datang. Tentu saja Farrel! Bagaimanapun, wanita ini sangat ambisius. Selain Farrel, tidak ada lagi orang yang akan mencarinya untuk membahas cara menerobos pertahanan musuh.Tentara itu mengangguk, lalu bergegas keluar. Tidak berselang lama, Farrel masuk sembari menyapa dengan tersenyum, "Yudha, lama nggak ketemu."Yudha meliriknya sekilas, lalu ikut tersenyum dan berkata, "Duduklah." Kemudian, dia menyeduh teh dan menuangkannya untuk Farrel, juga menyuruh para bawahannya untuk keluar.Farrel menatap Yudha sambil berucap, "Saat kita bertemu waktu itu, kamu jelas-jelas terlihat begitu lemas da
Baca selengkapnya

Bab 1073

Yudha tahu Farrel masih sedang mengujinya. Wanita ini memang sangat licik sehingga dia harus menanggapi dengan hati-hati."Ya, mungkin akan seperti itu. Sayangnya, aku nggak tertarik dengan hal-hal seperti ini," ujar Yudha.Farrel pun merasa bingung mendengarnya. Dia bertanya, "Yudha, apa maksudmu?"Barusan pria ini bilang ingin menjadi pejabat paling berkuasa di Kerajaan Nuala, tetapi sekarang bilang tidak tertarik?Yudha langsung menjelaskan, "Kamu seharusnya tahu kondisiku. Raja Bakir telah wafat, tugasku yang sekarang hanya menjamin keluargaku hidup dengan tenang. Jadi, aku nggak tertarik dengan hal lain.""Jujur, aku memimpin pasukan untuk menyingkirkan Keluarga Juwanto hanya karena wasiat ayahku. Ayahku nggak ingin melihat Kerajaan Nuala hancur. Karena aku masih mampu, aku tentu nggak bisa diam begitu saja. Tapi, setelah masalah ini berakhir, aku lebih memilih untuk berdiam di rumah," jelas Yudha.Tebersit kesedihan pada sorot mata Yudha saat berbicara. Dia telah berjanji pada Ra
Baca selengkapnya

Bab 1074

Farrel memperhatikan perubahan ekspresi Yudha. Sesudah termangu sesaat, dia segera bertanya, "Apa isi surat itu?"Yudha meletakkan surat itu, lalu tersenyum sambil menjawab, "Aku sudah punya cara supaya Kumar menyerah!"Farrel terkejut mendengarnya. Dia buru-buru bertanya lagi, "Cara apa?""Kamu sudah tahu tentang kejadian di Provinsi Suntra, 'kan?" tanya Yudha balik.Farrel sontak tercengang. Dia langsung memahami maksud Yudha. "Maksudmu Wira? Jangan-jangan Prabu sudah kalah?"Farrel memercayai kehebatan Wira, tetapi baru satu hari berlalu. Sulit untuk dipercaya jika Wira telah berhasil mengalahkan Prabu!Bagaimanapun, Farrel tahu seberapa hebatnya Keluarga Juwanto. Meskipun Prabu hanya membawa 30.000 tentara, kekuatan mereka sudah cukup untuk mengalahkan 60.000 tentara!Lantas, masa Wira sudah berhasil mengalahkan mereka dalam satu hari? Dari mana dia mendapatkan pasukan sebanyak itu?Yudha mengangguk sambil menjelaskan, "Tuan Wahyudi memang luar biasa. Hanya dalam sehari, dia sudah
Baca selengkapnya

Bab 1075

Baru satu hari saja sudah kalah? Bahkan jika pasrah dibantai pun tidak mungkin bisa kalah dalam satu hari. Apalagi, Wira mana ada pasukan sebanyak itu?"Jangan-jangan Wira punya pasukan rahasia? Kalau mau mengalahkan 30 ribu pasukan keluarga Juwanto dalam sehari, setidaknya dia harus punya 50 ribu pasukan! Mana mungkin dia punya pasukan sebanyak itu?" tanya Sigra buru-buru.Mendengarnya, Farrel menggelengkan kepalanya. "Wira tidak mungkin punya pasukan sebanyak itu. Menurutku, dia pasti meminjam kekuatan dari Monoma."Sigra mengangguk mendengar analisis Farrel. "Sepertinya memang begitu. Tapi, aku tetap nggak bisa percaya dia berhasil mengalahkan Prabu .... Orang ini pasti punya kemampuan yang luar biasa. Alangkah bagusnya kalau Keluarga Barus bisa mempekerjakannya!"Farrel hanya tersenyum. "Ayah tenang saja. Wira berteman baik denganku, kita nggak akan jadi musuhnya kelak!"Sigra menatap putrinya lekat-lekat sebelum berkata, "Masih belum cukup kalau hanya berteman baik. Lumayan juga k
Baca selengkapnya

Bab 1076

Di tengah hutan belantara, Prabu membawa sisa pasukannya yang telah kalah, menelusuri jalan setapak untuk melarikan diri. Prabu menunggangi kudanya untuk memimpin jalan, sementara sekelompok bawahannya mengikuti dari belakang dengan cepat.Wakil jenderal Prabu yang berada di sampingnya, berkata dengan suara berat, "Tuan, bagaimana kita sekarang ini? Kita harus ke mana sekarang?"Wajah Prabu dipenuhi debu, dia tampak kotor dan sangat mengenaskan. Setelah melihat di sekeliling dan ragu cukup lama, dia baru memilih sebuah jalan. "Ke arah sini!"Para bawahan yang mengikutinya juga ikut menyusul. Wakil jenderal Prabu malah merasa ragu-ragu, lantas dia bertanya dengan suara pelan, "Tuan, kita sudah nggak ada jalan keluar lagi sekarang. Apa yang harus kita lakukan ...."Ekspresi Prabu tampak kecut saat mendengar ucapannya. Dengan ragu-ragu, dia baru berkata, "Mungkin sudah saatnya kita tunjukkan senjata pamungkas kita."Wakil jenderal itu langsung tertegun sejenak, dia berkata dengan gugup, "
Baca selengkapnya

Bab 1077

Prabu melahap daging kelinci itu seakan-akan menganggapnya adalah Wira. Melihat Prabu yang akhirnya mau makan, wakil jenderal itu juga merasa gembira. Kemudian, dia sendiri juga mulai makan dengan lahap. Dalam beberapa hari ini, mereka selalu dalam suasana hati yang tegang. Setelah mulai rileks sejenak, wakil jenderal itu juga langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk beristirahat dengan baik.Namun pada saat ini, Prabu tiba-tiba mendengar suara sayup-sayup dari kejauhan. Wajah Prabu tiba-tiba menjadi semakin serius. Dengan tatapan dingin, dia mulai memandang ke kejauhan. Sambil memantau suasana, dia memberi isyarat pada semua orang di belakangnya untuk tetap iam.Semua orang berdiri di samping Prabu dan melihat ke semak-semak di kejauhan dengan waspada. Mereka terus merasa ada sesuatu yang bersembunyi di balik semak-semak itu. Dengan dahi yang bercucuran keringat dan napas terengah-engah, Prabu mengambil busur panahnya dan membidik ke arah semak belukar itu.Tiba-tiba, suara sayup-sa
Baca selengkapnya

Bab 1078

Begitu mendengar perintah Yudha, para pemanah itu pun mengambil posisi. Seketika, anak panah yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan ke arah Prabu. Prabu tercengang melihat adegan itu. Dia hanya bisa berusaha untuk menghindari anak panah itu. Seribu orang pasukannya baru saja lolos dari perang besar dan sudah berjalan seharian. Kini malah masih harus menghadapi serangan Yudha, ini benar-benar sulit dihadapi!Prabu sangat sakit hati melihat banyak sekali pasukannya yang gugur saat ini. Dia hendak melarikan diri, tetapi juga kesulitan karena dikepung oleh 10 ribu pasukan. Sama sekali tidak ada celah baginya untuk kabur.Melihat hal ini, Yudha kembali melambaikan tangannya untuk memerintahkan pasukannya menyerang. Pembantaian secara sepihak ini membuat pasukan Yudha berguguran. Hanya dalam waktu 10 menit, pasukan yang tersisa tinggal belasan orang. Yudha menginstruksikan bawahannya untuk mengepung mereka."Prabu, menyerahlah. Kalian nggak akan bisa kabur lagi."Prabu sama sekali tidak bi
Baca selengkapnya

Bab 1079

Yudha menggelengkan kepalanya. "Entah kenapa, rasanya Prabu agak mencurigakan.""Mencurigakan?" tanya wakil jenderal itu karena tidak mengerti ucapan Yudha."Benar, sepertinya ... dia terlalu tenang," balas Yudha.Wakil jenderal itu tersenyum saat mendengar ucapan Yudha. "Jenderal, sepertinya Anda terlalu banyak khawatir. Dia sudah terperangkap sekarang, tentu saja jadi lebih tenang. Mungkin saja juga dia sudah putus asa. Provinsi Sebra juga sudah di tangan kita. Selain putus asa, dia juga sepertinya tidak bisa merasakan perasaan lain lagi."Wakil jenderal itu merasa tidak perlu khawatir berlebihan karena situasi saat ini sudah buntu bagi Prabu. Mana mungkin lagi pria itu bisa melakukan apa pun? Baginya, Prabu saat ini sudah kehilangan arah tanpa kekuasaan, dia hanya sekadar bertahan hidup saja.Namun, pemikirannya ini malah disangkal Yudha, "Meski tidak sering bertemu dengan Prabu, aku sangat paham dengan kepribadian orang ini. Dia tidak akan menyerah begitu saja! Sekarang dia kelihat
Baca selengkapnya

Bab 1080

Sigra menaruh kepercayaan sepenuhnya pada Yudha. Lagi pula, dengan 10 ribu pasukan melawan seribu pasukan, bahkan Sigra sekalipun bisa menangkap Prabu. Jadi, Sigra beranggapan bahwa Prabu ditangkap adalah hal yang sudah pasti.Farrel mengedipkan matanya sekilas, dia juga tampak setuju dengan pendapat ayahnya. Sejak kecil, Yudha selalu mengikuti Dirga. Tentu saja dia sudah banyak melihat sendiri dan merasakan sekian banyaknya pertempuran. Yudha adalah bakat jenderal genius yang langka. Menangkap Prabu tentu bukan hal yang sulit baginya. Dengan pemikiran seperti itu, Farrel juga merasa lebih tenang.Pada saat ini, Kumar telah kembali ke rumahnya. Gibran dan Fahlefa bertanya dengan gugup, "Ayah, apakah Kakak benar-benar sudah kalah?"Kumar menghela napas dengan tatapan dingin. "Meski aku nggak tahu bagaimana Prabu bisa kalah, sepertinya memang seperti itu kenyataannya."Kedua bersaudara itu langsung tampak muram saat mendengar perkataan ayahnya. "Ini ... bagaimana kita sekarang, Ayah? Di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
106107108109110
...
303
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status