Share

Bab 1077

Author: Arif
Prabu melahap daging kelinci itu seakan-akan menganggapnya adalah Wira. Melihat Prabu yang akhirnya mau makan, wakil jenderal itu juga merasa gembira. Kemudian, dia sendiri juga mulai makan dengan lahap. Dalam beberapa hari ini, mereka selalu dalam suasana hati yang tegang. Setelah mulai rileks sejenak, wakil jenderal itu juga langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk beristirahat dengan baik.

Namun pada saat ini, Prabu tiba-tiba mendengar suara sayup-sayup dari kejauhan. Wajah Prabu tiba-tiba menjadi semakin serius. Dengan tatapan dingin, dia mulai memandang ke kejauhan. Sambil memantau suasana, dia memberi isyarat pada semua orang di belakangnya untuk tetap iam.

Semua orang berdiri di samping Prabu dan melihat ke semak-semak di kejauhan dengan waspada. Mereka terus merasa ada sesuatu yang bersembunyi di balik semak-semak itu. Dengan dahi yang bercucuran keringat dan napas terengah-engah, Prabu mengambil busur panahnya dan membidik ke arah semak belukar itu.

Tiba-tiba, suara sayup-sa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1078

    Begitu mendengar perintah Yudha, para pemanah itu pun mengambil posisi. Seketika, anak panah yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan ke arah Prabu. Prabu tercengang melihat adegan itu. Dia hanya bisa berusaha untuk menghindari anak panah itu. Seribu orang pasukannya baru saja lolos dari perang besar dan sudah berjalan seharian. Kini malah masih harus menghadapi serangan Yudha, ini benar-benar sulit dihadapi!Prabu sangat sakit hati melihat banyak sekali pasukannya yang gugur saat ini. Dia hendak melarikan diri, tetapi juga kesulitan karena dikepung oleh 10 ribu pasukan. Sama sekali tidak ada celah baginya untuk kabur.Melihat hal ini, Yudha kembali melambaikan tangannya untuk memerintahkan pasukannya menyerang. Pembantaian secara sepihak ini membuat pasukan Yudha berguguran. Hanya dalam waktu 10 menit, pasukan yang tersisa tinggal belasan orang. Yudha menginstruksikan bawahannya untuk mengepung mereka."Prabu, menyerahlah. Kalian nggak akan bisa kabur lagi."Prabu sama sekali tidak bi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1079

    Yudha menggelengkan kepalanya. "Entah kenapa, rasanya Prabu agak mencurigakan.""Mencurigakan?" tanya wakil jenderal itu karena tidak mengerti ucapan Yudha."Benar, sepertinya ... dia terlalu tenang," balas Yudha.Wakil jenderal itu tersenyum saat mendengar ucapan Yudha. "Jenderal, sepertinya Anda terlalu banyak khawatir. Dia sudah terperangkap sekarang, tentu saja jadi lebih tenang. Mungkin saja juga dia sudah putus asa. Provinsi Sebra juga sudah di tangan kita. Selain putus asa, dia juga sepertinya tidak bisa merasakan perasaan lain lagi."Wakil jenderal itu merasa tidak perlu khawatir berlebihan karena situasi saat ini sudah buntu bagi Prabu. Mana mungkin lagi pria itu bisa melakukan apa pun? Baginya, Prabu saat ini sudah kehilangan arah tanpa kekuasaan, dia hanya sekadar bertahan hidup saja.Namun, pemikirannya ini malah disangkal Yudha, "Meski tidak sering bertemu dengan Prabu, aku sangat paham dengan kepribadian orang ini. Dia tidak akan menyerah begitu saja! Sekarang dia kelihat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1080

    Sigra menaruh kepercayaan sepenuhnya pada Yudha. Lagi pula, dengan 10 ribu pasukan melawan seribu pasukan, bahkan Sigra sekalipun bisa menangkap Prabu. Jadi, Sigra beranggapan bahwa Prabu ditangkap adalah hal yang sudah pasti.Farrel mengedipkan matanya sekilas, dia juga tampak setuju dengan pendapat ayahnya. Sejak kecil, Yudha selalu mengikuti Dirga. Tentu saja dia sudah banyak melihat sendiri dan merasakan sekian banyaknya pertempuran. Yudha adalah bakat jenderal genius yang langka. Menangkap Prabu tentu bukan hal yang sulit baginya. Dengan pemikiran seperti itu, Farrel juga merasa lebih tenang.Pada saat ini, Kumar telah kembali ke rumahnya. Gibran dan Fahlefa bertanya dengan gugup, "Ayah, apakah Kakak benar-benar sudah kalah?"Kumar menghela napas dengan tatapan dingin. "Meski aku nggak tahu bagaimana Prabu bisa kalah, sepertinya memang seperti itu kenyataannya."Kedua bersaudara itu langsung tampak muram saat mendengar perkataan ayahnya. "Ini ... bagaimana kita sekarang, Ayah? Di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1081

    Yudha mendengus dingin, hatinya terasa sangat gelisah mendengar perkataan Prabu."Yudha, kamu nggak pernah kalah seumur hidup ini, 'kan? Sekarang kamu bukan hanya akan kalah, kamu bahkan akan mati di tanganku! Sekarang kuberi satu kesempatan, bunuhlah aku. Kalau nggak, pasti akan ada yang balas dendam padamu," ujar Prabu dengan nada bangga.Hal ini membuat raut wajah Yudha semakin memburuk. "Prabu, apa kamu tahu apa yang kamu bicarakan? Kamu mau mengalahkanku? Sekarang ini kamu tahananku, mau bagaimana kamu mengalahkanku?" Meski merasa tidak tenang, Yudha tetap tidak mengerti mengapa Prabu bisa begitu percaya diri.Mendengar perkataan itu, Prabu tertawa terbahak-bahak. "Kamu akan tahu sebentar lagi. Oh bukan ... kamu akan tahu sekarang juga!"Usai berkata demikian, Yudha tiba-tiba merasakan niat membunuh yang kuat. Niat membunuh itu sangat dingin dan sadis. Detik berikutnya, bahkan sebelum Yudha sempat bereaksi, sejumlah anak panah yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan ke arah merek

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1082

    Prabu memandang Yudha dengan tatapan mengejek. Sementara itu, kesebelas orang itu juga berlutut di hadapan Prabu. "Tuan, maaf telah membuat Anda menderita," ucap wanita berpakaian merah setelah melepas cadarnya dan menunjukkan wajahnya yang cantik."Nggak apa-apa, hanya saja ... kekalahanku jadi harus membuat kalian turun tangan. Haeh ...." Prabu sebenarnya tidak ingin menggunakan senjata pamungkas Keluarga Juwanto ini. Sebab, ini benar-benar adalah senjata rahasia mereka."Berma, berapa orang yang datang kali ini?" tanya Prabu. Mendengarnya, wanita berpakaian merah menjawab, "Ada 30 ribu orang."Prabu mengangguk sekilas. "Lagi-lagi 30 ribu ya .... Tapi kali ini, aku nggak akan menyia-nyiakan 30 ribu pasukan ini! Oh ya, bagaimana situasi di Provinsi Sebra?"Berma menjawab dengan hormat, "Masih sedang dalam pertahanan. Tapi untuk saat ini, Keluarga Barus dan Kerajaan Nuala juga tidak akan bisa menginvasinya."Prabu baru mengangguk setelah mendengar laporan tersebut. "Baiklah kalau begit

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1083

    Merpati surat itu hinggap di atas meja kerja Kumar. Kaki merpati itu dipasang sebuah cincin hitam dan merah yang membawa surat. Melihat merpati ini, Kumar menarik napas dalam-dalam, lalu mengambil merpati surat tersebut. Setelah membacanya sekilas, ekspresi Kumar tampak datar."Wira ... hebat sekali. Bisa-bisanya dia mengalahkan 30 ribu pasukanku dan Prabu bahkan hampir tewas di tangannya." Kumar mengernyitkan alisnya. Kekuatan Keluarga Juwanto yang sebenarnya selalu disembunyikannya selama ini. Tujuannya adalah untuk digunakan di saat-saat kritis.Mengenai Prabu, dia hanyalah tipu daya yang dikerahkan oleh Kumar. Semua orang mengira bahwa pasukan Prabu adalah senjata rahasia Keluarga Juwano, tetapi mereka semua salah besar. Ini adalah rencana Kumar yang sesungguhnya. Tiga puluh ribu orang itu memang elite yang dibinanya dengan susah payah. Kehilangan semua pasukan itu juga membuatnya sakit hati.Namun, untungnya mereka tidak kewalahan. Bisa dibilang, semua ini masih dalam kendalinya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1084

    Saat mengetahui kabar ini, Sigra langsung terperanjat, begitu juga dengan Farrel. Jika Yudha bisa sampai kalah, berarti ini bukanlah kekuatan dari seribu orang pasukan Prabu. Dengan kata lain, pasukan rahasia Keluarga Juwanto setidaknya di atas 10 ribu orang. Selain itu ... semuanya juga pasti adalah elite.Jika jumlahnya mencapai 30 ribu, ditambah lagi dengan pasukan penjaga di Provinsi Sebra, berarti mereka punya 60 ribu pasukan. Dengan pengepungan ini, bahkan kalau Keluarga Barus punya 70 ribu pasukan juga pasti bukan lawan mereka. Sambil berpikir demikian, Sigra mematung di tempat dengan binar takjub di matanya."Kenapa Keluarga Juwanto punya cara sehebat ini. Ini ... nggak mungkin!" teriak Sigra dengan kaget. Pada saat bersamaan, datang lagi seorang prajurit yang melapor."Tuan, gawat .... Gerbang kota sudah terbuka, pasukan Keluarga Juwanto sudah menyerbu keluar!"Sigra langsung tersentak mendengar laporan ini. "Gawat! Pasti Prabu yang memimpin pasukan rahasia mereka untuk menyer

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1085

    Sungguh tak terelakkan! Begitu melihatnya dilemparkan, senjata rahasia itu akan meledak begitu saja! Sudah terlambat untuk menghindar!"Apa?" Kumar terperangah di tempatnya. Jika bukan Prabu yang memberitahunya secara langsung, mungkin dia sudah memaki seluruh dunia. Konyol sekali! Akan tetapi, putranya tidak terlihat seperti sedang berbohong."Senjata rahasia itu setidaknya bisa meledakkan belasan orang, apalagi total pasukan mereka ratusan orang. Semuanya punya senjata rahasia itu! Ayah, Wira terlalu hebat. Aku sudah utus Berma untuk membunuhnya!" jelas Prabu.Setelah mendengar ini, ekspresi Kumar menjadi makin masam, tetapi dia tetap mengangguk sambil menyahut, "Bagus. Kalau Wira nggak segera dibunuh, dia akan menjadi musuh terbesar kita."Ekspresi Kumar tampak agak kejam saat mengatakan itu. Ratusan pasukan Wira berhasil membunuh 30.000 tentara mereka. Situasi macam apa ini? Benar-benar sulit dibayangkan!Jika membiarkan situasi ini terus berlanjut, siapa lagi yang pantas menjadi l

Pinakabagong kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status