Lahat ng Kabanata ng Tawanan Pria Setengah Dewa: Kabanata 91 - Kabanata 100
214 Kabanata
Semenanjung Hasrat
“Tapi di sini terlalu dingin,” bantah Pandora sejak Kingston mengambil sedikit jarak untuk membebaskannya. Suhu yang sedang dihadapi melebihi bekunya udara di musim dingin. Dia memilih duduk memeluk lutut yang saling menekuk. Memperhatikan pemandangan cantik di depan—puncak sebuah gunung samar – samar mengintip keluar saat cahaya safir melebar ke segala arah.Pandora mengusap telapak tangan sekadar membuat kehangatan. Berkali – kali melakukan hal yang sama—menempelkan kedua tangan di wajah sambil menegadah ke arah Kingston. Sebelah tangan Pandora terulur menggaet jemari Kingston. Meminta pria itu duduk di sampingnya. Pelan – pelan untuk saling memahami. Arus dan keheningan akan membawa mereka pada perkenalan yang utuh.“Kau belum menjawabku. Ini di mana?”Di suatu tempat yang akan sering Pandora kunjungi di masa depan, tetapi Kingston hanya diam berpaling—mengamati wajah Pandora lekat – lekat.“Tidurlah.”Suara dalam itu mengatakan hal demikian dengan cara yang lembut. Pandora hampir
Magbasa pa
Kamar Kelam
“Bangun, Pandora.”Suara sayup – sayup dan usapan ringan silih berganti menyapa kulit wajah Pandora. Dia mengerjap pelan. Seseorang secara sengaja telah merayu mata hijau lumutnya untuk memancarkan warna yang cantik di pagi hari.Sedikit percikan membuat Pandora terkejut. Dia menahan napas menemukan Kingston berada sangat dekat di hadapannya. Pria itu terlihat segar dan berbeda—tidak seperti kali pertama menunjukkan reaksi terhadap jaguar yang cidera. Pandora tidak mendengar sedikitpun kabar tentang peliharaan Kingston. Tetapi dia lebih dulu mengingat Aceli. Segera berpaling ke samping—hanya sebentar karena selanjutnya Pandora menelusuri wajah Kingston lekat – lekat.“Di mana Aceli?”“Dia bangun lebih awal darimu. Mungkin sudah bertemu ayahmu di depan.”“Ayahku?”“Astaga ... ayahku.”Ledakan ingatan jatuh berserak membuat Pandora secara spontan ingin bangun, yang kemudian tersentak mengingat Kingston separuh menindihnya. Kedua lengan pria itu berada di sisi wajah Pandora. Keringat men
Magbasa pa
Makan Kakak Panda
Aliran darah Pandora rasanya seperti dipaksa berhenti mengalir. Dia terdesak mengejar Aceli, bukan untuk dikejutkan kemunculan Kingston secara mendadak. Pria itu harusnya sudah meninggalkan area mansion. Pandora sangat yakin deru mobil Kingston sungguh telah menjauh, tetapi suara dalam itu baru saja menjelaskan dengan tegas Kingston menjulang tepat di belakang tubuh Pandora.Merinding. Sekadar berpaling Pandora sama sekali tidak berani melakukannya. Dia tak ingin lengah. Tak ingin Kingston meledakkan amarah—menghukum, atau segala jenis hal yang tidak termasuk dalam pengampunan. Namun bukankah keputusan Pandora tidak murni sebuah kesalahan.Aceli ....Di mana gadis kecil itu. Dia butuh Aceli untuk membuktikan pada Kingston bahwa semua yang terjadi hanyalah ketidaksengajaan. Pandora tidak bermaksud. Sekarang bagaimana dia akan membuat Kingston percaya sementara keberadaan pria yang bersangkutan sudah menawarkan satu ruang itu berlumuran ketegangan.“Aku bertanya padamu, Gadis nakal kesa
Magbasa pa
Dua Mangkok Es Krim
Kendati sudah membuat sepasang paman dan keponakan itu menunggu. Pandora keluar dengan penampilan terbaiknya. Dress musim panas. Hanya itu yang dia punya—layak dipakai keluar rumah. Apa lagi dengar – dengar Aceli mendesak Kingston untuk mendatangi mall di pusat kota. Dia tak mungkin hanya mengenakan pakaian tidur, yang akan memancing orang – orang menilai ... sangat jomplang saat mereka jalan bersisihan.Harusnya tak ada yang salah dari dress musim panas di tubuh Pandora. Tetapi semakin dekat dia melangkah. Keningnya bertaut penuh tanda tanya mencuak tentang Kingston yang menunggu di atas motor besar.“Halo, Kakak Panda.”Wajah Aceli menyembul keluar di antara lengan Kingston yang membentang pada stang. Gadis kecil itu sangat siap dengan helm kecil membungkus kepalanya. Senyum yang begitu sumringah. Apakah motor juga salah satu permintaan Aceli? Tidak salah lagi.“Pakai.”Pandora menatap nanar penutup kepala khusus untuknya. Ragu untuk menerima, karena dia tak yakin akan leluasa bersa
Magbasa pa
Gara - gara Cubitan Anna
Dua hari setelah kejadian di mall tempo waktu lalu semua berakhir baik – baik saja. Kalaupun Pandora harus menghadapi beberapa hal tak diinginkan, itu terkait masalah Kingston yang menyatakan sisi keberatannya atas tuntutan Aceli terhadap rencana berpergian yang sudah dijanjikan. Gadis kecil itu menginginkan Pandora, tetapi Kingston menolak sangat tegas. Perjalanan berdua, ungkap Kingston kali itu. Lalu pergi meninggalkan mansion, seolah perdebatan sengit berakhir hanya cukup sampai di situ. Kingston tidak peduli suara Aceli melengking lantang. Karena setelah pergi, pria itu tidak akan mendengar apa pun. Kecuali meninggalkan kekacauan yang dipertaruhkan. Kekacauan yang lebih buruk ketika nyaris satu hari kemarin Aceli menolak untuk makan. Menolak bertemu pamannya. Menolak apa pun yang pria itu tawarkan sampai dia-lah yang memenangkan taruhan. Pandora yakin Kingston tidak sanggup menghadapi sikap Aceli, atau jika saat itu masih bersikeras, mungkin sudah memberi Aceli efek mengkhawatir
Magbasa pa
Kucing Manis
Sangat terlambat jika Pandora menginginkan ketenangan yang sama ada pada Aceli. Bukan hanya bekas cubitan Anna yang meninggalkan tanda kekerasan. Akan tetapi mata dan keseluruhan wajah mungil menggemaskan itu sudah memerah padam.Lengking teriakan Aceli sempat bersuar bebas. Dan pada saat itu. Saat rasa panik Anna semakin mendesak keluar. Dia dengan sengaja menarik Aceli dan membekap bibir yang terbuka lebar.“Apa yang kau lakukan, Ann! Lepaskan dia.”Tindakan Anna luar biasa mengejutkan. Bisa berakibat fatal apabila Pandora tetap membiarkan Aceli dalam keadaan seperti itu. Dia berusaha menarik Aceli bebas. Sementara perlototan Anna begitu cemas. Sepertinya tidak penting pemberontakan Aceli. Anna hanya peduli kalau – kalau tindakannya terendus oleh Kingston. Bagaimana Anna akan menjelaskan bahwa dia terlalu geram dan tidak bisa menahan diri menatap bentukan pipi yang baru saja dicapit kuat.“Lepas, Ann. Kau membuatnya takut.”Tidak semudah itu merenggut Aceli dari tangan Anna. Pandora
Magbasa pa
Pertanyaan Mendesak
“Dari tadi aku tidak lihat tanda – tanda kau akan berhenti. Ke mana sebenarnya tujuanmu?” Untuk keberkian kali Pandora memalingkan wajah ke luar jendela. Baginya hal paling sulit adalah memahami keinginan Kingston. Pria itu tidak mengatakan apa pun—memberi segala jenis kemungkinan di benak Pandora untuk terus bergolak. Dia bukan tak mengistirahatkan diri. Tetapi tidur tidak akan menjadi bagian dari daftar keputusannya setelah dia baru terbangun. Meninggalkan nama Aceli yang masih terlelap, meski kadang – kadang bergerak singkat dalam dekapan Kingston. Van yang pria itu kendalikan berbelok pada tikungan tajam. Mereka telah melewati permukiman dan jalanan besar. Mulai menuju semak – semak hutan ... seperti itu yang bisa Pandora ungkap berdasarkan pengetahuannya. Dia masih menunggu Kingston menjawab. Sepatah kata saja tak apa, asal Pandora memiliki kejelasan terhadap tempat pemberhentian. Mereka melakukan perjalanan hampir seharian penuh. “King ... aku bicara padamu.” “Kita sudah samp
Magbasa pa
Dicubit
“Aku bicara padamu.”Sesuatu menggeliat di perut rata Pandora. Sangat halus dan ramban sehingga secara naluriah dia berjengit.“Bukan aku!” Sambil berteriak membela diri, Pandora mengangkat kedua tangan ketika sesuatu itu menariknya berbalik arah.Busa sabun karena gerakan spontan yang Pandora lakukan berterbangan—sedikit memercik ke lengan baju Kingston hingga memancing pria itu untuk mengamati setitik pakaian yang ternoda.Pandora nyaris tak bisa berkata – kata menghadap wajah tampan yang begitu dekat. Manik mata Kingston meneliti dengan kelam. Terlalu sulit dijabarkan mengingat pria itu telah mengundang badai ketegangan.“Coba ulangi lagi.”Sekadar melirik Aceli pun rasanya itu menjadi hal paling pelik. Pandora berpegangan pada pinggiran westafel. Dia benar – benar keluh. Mengapa perbuatan Anna yang berlebihan harus menjadi tanggung jawabnya!“Apa seperti ini caramu mencubit Aceli?”Pandora berjinjit, terkejut dan gelagapan menahan tindakan Kingston di pipinya. Dia merasakan kulit
Magbasa pa
Di Atas Van yang Dingin
Pandora mengerjap, rasanya semalam baru tertidur tetapi biasan cahaya sudah menjadi alarm sunyi yang menjanjikan. Dia membuka kelopak mata. Terlonjak. Mulai menyadari hal kosong sedang berada di sekelilingnya dan menguasai keadaan.Tidak ada siapa pun di dalam kabin. Pintu bagian terluar tertutup, hanya jendela separuh terbuka—menyertakan langit terang benderang hingga dahan pohon yang mendesik di bawah rayuan angin kencang.“Aceli?”Wajah Pandora berpaling mencari – cari keberadaan gadis kesayangan Kingston yang harusnya masih tidur di sampingnya saat ini. Namun ketidakberadaan Kingston di ruang yang sama turut mengambil kendali tentang ketakutan Pandora. Dia tak ingin sendiri di tempat yang sepi apa lagi di tengah hutan.“King ....”Pandora beranjak turun dari ranjang. Sedikit dicecoki keraguan saat menderap menuju pintu kabin. Beberapa hal tidak perlu dicurigai, tetapi sayup – sayup suara Aceli menantang mata Pandora terbuka lebar. Dia bergegas—tergesa menarik ganggang pintu sampai
Magbasa pa
Cincin Tunangan
“Kau dari pagi tidak makan, King. Bangun sebentar saja apa tidak bisa?”Berulang kali Pandora menanyakan hal yang nyaris tak jauh berbeda. Berulang kali pula dia mengkhawatirkan Kingston dengan perasaan yang sama. Memperhatikan seberapa betah Kingston tidur telentang setelah semalam sempat mengubah posisi tidur.Mata spektrum itu tetap terpejam. Sedikitpun tidak terpengaruh oleh beberapa hal. Seperti Aceli yang terus mendesak Kingston untuk bangkit. Menarik lengan pamannya. Nihil. Itu tidak menghasilkan apa pun, termasuk hasrat Aceli yang akan datang. Merangkak ke atas tubuh Kingston dan melakukan loncatan kasar.“Bangun, Daddy!”Tidak cukup sekali. Aceli kembali melompat kuat. Memberi tekanan berlebihan hingga pamannya meringis memegangi permukaan perut yang menjadi bahan terjangan.“Sudah, Aceli. Kau menyakiti daddy-mu.”Yang bisa Pandora rekam dengan jelas adalah kerongkongan Kingston bergerak naik turun. Dia tidak bisa membiarkan Aceli bertindak sembarangan. Selemah itu, sekadar m
Magbasa pa
PREV
1
...
89101112
...
22
DMCA.com Protection Status