All Chapters of Tawanan Pria Setengah Dewa: Chapter 111 - Chapter 120
214 Chapters
Pasar Malam
“Ayo, Daddy. Kita ke sana!”Keputusan kembali ke Bristol tidak luput dari macam – macam permintaan Aceli. Gadis kecil itu selalu merengek acapkali melihat sesuatu yang menarik perhatian. Meskipun Kingston sering mengabaikan keinginan merepotkan itu. Tetapi Perjalanan nyaris satu setengah jam dari hutan menuju pusat Kota London, tak membuat Aceli menyerah.Lampu – lampu menghias di tengah lapangan itu memancing antusiasme hingga telapak tangan mungil Aceli menempel di kaca jendela, memperhatikan pelbagai wahana yang menjulang dengan mata berbinar, sekalipun dia sedang berada di atas pangkuan Pandora.“Berhenti, Daddy!”Kingston tidak segera mengiyakan. Namun dalam pengamatan Pandora pria itu merogoh sesuatu di balik kesibukan menyetir. Dompet hitam diarahkan kepadanya yang menatap dengan kening bertaut heran.“Lihat ... ada berapa uangku di sana.”Benar – benar di luar dugaan Pandora. Mau tak mau dia melakukan tindakan yang harus—sebagaimana memeriksa berapa jumlah uang yang pria itu m
Read more
Kesempatan Tak Tergapai
“Raja, Anda mengalami cidera cukup parah.”Di istana bawah tanah potensi ketegangan semakin melonjak liar. Beberapa pemuka kerajaan menyayangkan peristiwa perang ternyata memberikan sebuah pengetahuan baru. Mereka jelas terkejut menyadari ada sesuatu yang berbeda dari pewaris Kerajaan Olimpyus. Kingston sulit dikalahkan, dan itu bukan sesuatu yang gampang dianggap remeh. Bahkan Raja Vanderox sekalipun mengakui kebenaran demikian.“Rhodes seperti memiliki energi tidak biasa. Dia lebih kuat dari yang kubayangkan,” katanya. Menciptakan pergolakan sengit ketika menatap lurus – lurus ke luar istana. “Tapi bukan berarti aku tak melakukan apa pun.”“Kekuatanku masuk ke dalam tubuhnya untuk membuat substansi bahaya. Perlahan – lahan Rhodes akan lenyap, karena kekuatan hitamku akan menggerogotinya sampai habis.”Seringai kejam transparan muncul sebagai suatu kepuasan. Raja Vanderox kemudian berpaling menghadap petugas istana.“Cari tahu energi apa yang muncul di saat bola rozilog dalam keadaan
Read more
Pembalut
Jari – jari tangan Pandora berulang kali membongkar isi lemari dengan cemas. Sesuatu yang penting telah dia lupakan. Tak melihat satu pun pembalut bisa dimanfaatkan saat ini. Tetapi Pandora juga tidak mungkin keluar sekadar membeli, sementara dia masih dalam lilitan handuk putih separuh paha, dan rambut basahnya tergulung dengan kain berwarna senada. Sekarang siapa yang bisa dimintai bantuan untuk melakukan hal mulia untuknya? Pandora bergeming memikirkan seseorang yang paling dekat. Kingston .... Hanya pria itu yang berjarak satu pintu darinya setelah mereka memutuskan tidak tenggelam lama di kamar mandi. “King ...,” panggil Pandora lirih. Wajahnya menyeruak dari cela pintu terbuka demi mengamati bahu besar yang membelakanginya. “King ....” Sekali lagi untuk suara yang lebih keras. Paling tidak itulah cara tegas menarik perhatian Kingston. Tubuh separuh telanjang persis berbalik menghadap pintu walk in closet menunggu kata – kata lain keluar dari bibir Pandora. “Aku butuh bantu
Read more
Tanda Tanya
“Helios sudah menunggumu.”Meski tidak sepenuhnya memahami maksud kemunculan Helios secara mendadak. Pandora tetap memberi gestur sekadar merespons perkataan Anna. Beberapa saat lalu, setelah menemani Anna melakukan pembayaran di bank. Mereka kemudian berakhir di kampus, karena sebagai penerima beasiswa Pandora diwajibkan, melalui pesan email, untuk mengumpulkan surat pendaftaran ulang agar proses admistrasi berjalan lancar.Dia tak pernah menduga kalau ... usai mengerjakan semua itu Helios akan datang menjemput. Pria yang Anna sebut terlalu dingin untuk didekati bahkan telah membuka pintu belakang mobil.“Silakan, Nona. Tuan meminta saya untuk menjemput Anda.”“Aku bisa pulang dengan taksi. Dia seharusnya tidak mengatur waktu yang aku punya. Kebutuhanku bertemu Anna belum selesai,” ucap Pandora sedikit jengkel. Berada di siang hari yang terik pun berkat campur tangan Kingston.Pagi tadi Pandora sungguh sudah terbangun lebih awal, tetapi dia tidak bisa menghindari setiap jengkal sentu
Read more
Mencoba
“Masuklah, Nona. Anda bisa tunggu sebentar di sini.”Sepanjang Helios menuntunnya menjelajah gedung pencakar langit. Pandora nyaris tidak bisa membayangkan ada berapa banyak uang yang ditanam untuk membangun tempat mentereng yang Kingston miliki.Dia merasa ragu ketika selangkah disapa suhu dingin membekukan. Ruang serba putih sebagiannya dibatasi sekat berbahankan kaca. Di hadapan Pandora terpantau pemandangan mencolok dari luar. Gedung – gedung lainnya semacam menawarkan ketertarikan yang lekat, tetapi Pandora punya beberapa hal untuk ditanyakan. Harus mencegah gelagat Helios yang siap menutup pintu ruangan“Apa King akan lama?”“Mungkin sebentar lagi, Nona. Sabar saja.”Hanya itu. Untuk beberapa saat Helios masih menahan diri, barangkali menunggu Pandora mengatakan hal penting sebelum memastikan bisa beranjak pergi.“Sudah tidak ada yang ingin ditanyakan, Nona?”Pandora menggeleng samar, dan saat itu dia mengamati pintu merapat dengan pelan. Sendirian di tempat yang begitu hening.
Read more
Fakta Krusial
Ke mana Pandora ingin pergi ....Kejutan dan pemberian Kingston sudah lebih daripada cukup untuk menuntut hal baru sekadar menenangkan perasaan sendiri. Lagi pula Pandora tidak ingin bersikap egois ketika dia menyadari betapa wajah Kingston terlihat pucat. Sehingga memutuskan untuk pulang usai melepas gaun pengantinnya.Mereka berada di dalam mobil. Melakukan separuh perjalanan, dan selama searuh perjalanan itu pula butiran keringat selalu muncul untuk diseka lengan kemeja Kingston. Pria itu seperti kepanasan, meski tidak ada upaya selain mendapatkan pendingin alami atau menyalakan AC dengan suhu rendah.“Apa tidak sebaiknya kita ke dokter? Kau harus diperiksa.”Beberapa kali Pandora menyingkirkan anak rambut yang berterbangan. Menerima apa pun keputusan Kingston, bahkan saat pria itu memilih untuk menurunkan kaca jendela.Dia tidak menerima tanggapan persetujuan atas saran yang telah diberikan. Kingston tidak tertarik, terlihat dari caranya yang sekali pun tidak berpaling. Begitu fok
Read more
Bulu Sayap
“Kau yang mimisan waktu itu, dan malah menuduhku.”Rasa anyir masih terbayang di benak Pandora. Dia bergumam seorang diri berusaha menenangkan ingatan yang begitu menakutkan. Darah Kingston melumer dengan cepat, sehingga dia harus bertindak luwes melakukan segala jenis upaya menghentikan apa pun yang sedang terjadi di bawah bantuan orang – orang yang bekerja kepada Kingston.Sempat terjadi perdebatan ketika Pandora menyarankan untuk menghubungi dokter. Mereka seperti tidak setuju, tetapi tidak memiliki pilihan atau opsi selain mengalah.Anehnya. Setelah dokter datang memeriksa, tidak ada diagnosis mengerikan. Organ tubuh Kingston dinyatakan tanpa mengalami masalah. Dokter sendiri tidak mempercayai apa yang dia katakan.Namun melihat gejalanya, dokter tetap meresepkan obat yang sekarang sudah ada di atas nakas.“Kakak Panda, apa daddy sudah bangun?”Aceli lagi ....Ntah kali ke berapa pintu terbuka secara tiba – tiba, lalu menutup kembali begitu gadis kecil itu tidak mendapat jawaban p
Read more
Cemburu
“Kau akan melewatkan jadwal minum obatmu lagi?”Bukan pemandangan baru jika Pandora harus mendapati Kingston hanya mengamati beberapa pil yang tertuang di telapak tangan tanpa sedikitpun niat untuk membiarkan tubuhnya dicecoki obat dari dokter.Ini adalah kondisi yang sama di hari ketiga Pandora harus menghadapi pemandangan seperti yang sudah - sudah. Tugasnya bertambah ketika memiliki keharusan membujuk Kingston, yang tidak cukup hanya dengan hal demikian. Butuh beberapa tindakan. Kejadian yang sudah sering kali terulang. Semacam sentuhan di wajah hingga tindakan ringan lainnya.Pandora meniupkan udara keluar dari rongga mulut. Bersikap sedikit agresif untuk merapatkan kedua kaki Kingston yang menapak agak berjauhan saat sementara pria itu masih duduk di pinggir ranjang dengan posisi sedikit membungkuk ke depan, persis membiarkan kedua lengan siku menyangga di sekitar area lutut.Respons Kingston yang hanya diam, itulah yang mengundang Pandora duduk di atas pangkuan setelah dia posis
Read more
Perdebatan Tak Terduga
Pandora tak pernah mengira perkenalan singkat bersama Avanthe, akan mambawa wanita memesona itu meminjam Kingston untuk diajak bicara secara serius. Dia sudah menunggu cukup lama sejak Kingston mempersilakan Avanthe memasuki salah satu ruangan kosong. Meninggalkannya bersama Hores yang kini telah memenangkan keberanian Aceli untuk duduk bersisihan di samping pria dewasa—ayah biologis sang gadis kecil yang sedang menatap sangat lekat.Genggaman dari jari – jari mungil pada telunjuk Hores, menciptakan sensasi harmonis, seperti sebuah pertunjukkan kasih sayang, yang meskipun tidak disadari salah satunya. Tetapi hubungan darah seupaya energi elektomagnetik. Pada satu kumparan akan terjadi keterikatan yang besar.“Apa aku terlihat mengerikan di matamu?”Pandora belum sepenuhnya mengerti apa yang membuat Kingston benar – benar waspada. Dia menilik Hores bukan suatu ancaman. Pria itu tahu bagaimana cara bersikap kepada gadis kecil. Bersikap lebih daripada hangat di bawah tutur kata yang lemb
Read more
Bergelantung
“Lepas! Kau ingin lihat aku dimakan peliharaanmu, bukan?” Tulang rusuk Pandora sempat menghantam pembatas balkon. Menimbulkan rasa sakit yang cukup memberi efek putus asa, tetapi Kingston tidak akan membiarkan penderitaannya berjalan lancar.Kingston yang melempar dan yang pula membuat Pandora bergelantungan dengan ruas lengan dicengkeram sedemikian erat. Bangaimanapun pria itu sangat gila memenuhi sebuah ancaman tegas. Seolah perih di hati saja tak cukup mengimbangi kepuasan jika tidak dengan cara yang lebih menyaktikan.Kingston senang melihatnya terluka. Senang menyaksikan aliran air bersimbah dari sudut mata. Dan itulah yang sedang Pandora pertontonan pada seorang bajingan. Dia tidak menginginkan kehidupan yang kacau seperti ini. Tidak ingin diberi kesempatan bertahan saat sementara semua telah berubah.Ini bukan peristiwa manis yang didambakan. Semua telah hancur. Remuk redam tak berguna untuk memperdebatkan sesuatu yang tak akan kembali. Jika Kingston ingin mematikannya. Seharu
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
22
DMCA.com Protection Status