Perawat itu terdiam sejenak, "Zenia kehilangan ingatannya, psikis juga belum benar-benar stabil. Apa kamu yakin dengan kembali mengingatmu tidak membuat keadaannya memburuk? Haruskah kamu merusak hidupnya yang sudah bahagia tanpamu?" Mata Fagan melotot tajam pada wanita berpakaian perawat itu. "Siapa kamu bisa berkata seperti padaku, suami dari wanita yang kamu sedang bicarakan? Aku lebih punya hak atas dirinya dari siapapun." Melihat kekesalan di wajah Fagan, Suster Erina menghela nafas. 'Benar kata Pak Furqon, laki-laki ini keras kepala sekali. Sepertinya akan sulit menghadapi orang ini,' batinnya. "Saya dibayar untuk menjaga Zenia. Jadi saya harus menjauhkannya dari semua yang bisa membuat trauma psikisnya kambuh. Anda harus tahu saat ini keadaan Zenia sudah jauh lebih baik dan bahagia dari sebelum terjadi peristiwa itu," jawab Erina sedikit mengungkit kejadian malam itu yang membuat Fagan kembali tersulut emosinya. Matanya menatap Erina tajam, "Kamu hanya mendengar dari satu si
Read more