***** “Bang Bara, maaf! Kalau ada yang minta kerjaan dengan berdalih mendapat rekomendasi dari aku, tolong jangan diterima ya! Aku salah rupanya, telah memberi dia rekomendasi. Apa alasannya, nanti malam aku jelasin, ya, Bang, ya!” Asya memohon. Kak Rosa gelagapan. “Iya, Sayang,” ucapku membuat wajah Kak Rosa semakin merah padam. “Bara- Bara! Begini, kamu, kan, adek Bang Galih. Kakak minta maaf, ya! Tolong maafin, Kakak, ya! Kakak ngaku salah, deh! Kakak khilaf! Minta maaf, ya! Tolong terima abangmu kerja di sini, ya! Tolong, ya! Gak apa-apa, deh, meski cuma menjaid wakil direktur, kamu aja yang tetap jadi direktur utamanya. Abangmu wakil aja! Ya, Dek, Bara, ya! Ya ….” Kutekan tombol intercom di saku jasku. Hitungan detik, beberapa pengawal langsung menyerbu masuk. “Bawa mereka keluar, bila perlu seret saja!!” perintahku tegas. “Kita keluar sekarang! Kalian jalan sendiri, atau kami seret?!” perintah salah seorang anak buahku. “Tidak! Bara, kau tidak boleh melakukan ini pada
Terakhir Diperbarui : 2023-05-04 Baca selengkapnya