Home / Fantasi / The Story of Jawata: Pusaka Ajaib / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of The Story of Jawata: Pusaka Ajaib: Chapter 141 - Chapter 150

177 Chapters

141. Gadis Merah 4

Sepasang tangan dengan sepuluh kuku jemari tajam runcing, muncul dari belakang.Bagaimana Pelukan Malam-ku?________"Dasar, Makhluk Laknat! Ternyata selama ini, kamu bersembunyi di tubuh Sekar Wening," kuat suara Shiji Wungsu memaki. Teringat Racun Merah yang dikeluarkan Sekar Wening, pasti bersumber dari kekuatan makhluk itu. Suara tertawanya menggema ke penjuru langit-langit malam."Lelaki Mayapadhi ...!" suara menggema dari Setan Merah, memanggil Shiji Wungsu, menggema hingga segala arah.Semua yang tampak dari diri makhluk itu, serba merah laksana gadis yang usai berendam dalam sungai darah. Kecantikan Sekar Wening menjelma Gadis Merah berbalut pesona purnama dan aroma anyir darah semerbak oleh hembusan angin."Leluhurmu selama ratusan tahun, tak pernah berhasil menangkap aku, apalagi bayi sepertimu!"Teriak membahana wujud Sekar Wening yang sekarang sudah menjelma Gadis Merah dan dikendalikan kekuatan magis makhluk Setan Merah."Bayi ...?!" Shiji Wungsu tersentak.Ksatria Mayapad
Read more

142. Gadis Merah 5

"Pedang Pemburu!"Teriak sekuat tenaga, Shiji Wungsu dalam rengkuhan peluk Gadis Merah. Kilat menyala merah berbaur asap api dari wujud Pedang Pemburu, melesat lurus dari atas kegelapan langit-langit dan menyambar Gadis Merah tanpa waspada sebelumnya.Tubuh Gadis Merah tertembus Pedang Pemburu dan hilang seketika. Muncul di sisi lain, gadis itu terjungkal diiringi jerit kesakitan selama tubuhnya terguling-guling ke tanah. Mengepul asap api dan kilat di tubuhnya.Shiji Wungsu terlepas dari kungkungan pelukan Gadis Merah. Namun nafasnya masih terasa panas seperti menghirup udara membakar paru-parunya."Gadis Merah tak mempan dibakar api," Shiji Wungsu menyadari itu. Seberapa kali kilat merah dan api membakar tubuh Gadis Merah, sempat terjatuh, namun kembali bangkit dengan utuh."Pedangmu loyo, Shiji Wungsu! Sama seperti dirimu!" teriakan memekakkan telinga, seiring kalimat itu terdengar menggema. Lagi-lagi Gadis Merah menjerit lantang. Sesekali tertawa dan terkekeh."Tubuhku gatal terken
Read more

143. Penghisap Jiwa 1

Hinakan kaum Penghisap Jiwa dengan anggota tubuh yang mampu kau lepas dan laknatlah!_________Woooarghh ...!Jerit malam memekakkan kesunyian. Taja dan Lorr En mendengar suara yang sama berasal dari gelapnya pepohonan di perbatasan antara taman istana dan jalur menuju hutan."Ke sana!" seru Taja."Suara apa itu?!" Lorr En terkejut, terus mengikuti Taja berlari. Mereka berdua sesegera menuju ke sumber jeritan."Shiji Wungsu!" pekik Taja, menduga-duga jika Lelaki Mayapadhi mungkin sedang dalam keadaan darurat.Benar saja. Shiji Wungsu tampak terseok-seok langkah kakinya. Bertahan setengah tegak. Di hadapannya, menggeliat seekor makhluk bercakar dan meraung-raung seperti macan."Apa itu?!" Lorr En menyongsong ke posisi Shiji Wungsu."Hati-hati!" Shiji Wungsu melihat Taja dan Lorr En datang, segera memperingatkan mereka."Makhluk itu jadi-jadian!" lanjut Shiji Wungsu.Disaksikan mereka bertiga, makhluk jadi-jadian itu merangkak, lalu berdiri setelah menggeliat dan meronta kesakitan."Dia
Read more

144. Penghisap Jiwa 2

Makhluk-makhluk menggumpal. Induk dan ratusan belalai keluar dari retak tanah.______'Anggota tubuh yang mampu kau lepas dan laknatlah ....'Semakin menyita kecerdasan masing-masing orang, dalam waktu dan keadaan terdesak."Apa artinya?" Taja pun bingung. Terlebih Lorr En dalam keadaan panik menghindari serangan belalai yang terus mengejar.Shiji Wungsu tak mau mengulur waktu. Dipanggilnya Pedang Pemburu sekali lagi. Suaranya memerintah."Bunuh makhluk itu!"Pedang Pemburu melesat dari atas tubuh Shiji Wungsu menggerakkan jemarinya."Heaaaagh ...!" sekali teriak, Shiji Wungsu mengerahkan kekuatan kendali jemarinya ke arah makhluk Penghisap Jiwa.Kraaaagh...!Sekali sabetan Pedang Pemburu menembus kepala makhluk itu. Jerit menyayat panjang."Aaagh ...!"Shiji Wungsu, Taja dan Lorr En menutup erat telinga masing-masing. Jeritan makhluk itu kesakitan, sangat menekankan telinga siapapun yang mendengar.Makhluk penuh belalai duri menggelepar, menggeliat, meronta, lalu menyusut di tanah. Me
Read more

145. Penghisap Jiwa 3

Gadis Merah berkelebat di udara. Selendang dan rambutnya tergerai, melayang ringan di antara orang-orang berkumpul siaga dengan senjata masing-masing.________"Makhluk apa itu?!"Sama seperti Braja Setta dan Karitta, orang-orang Sangkanaya dan Adhiwangsa pun semua ternganga, melihat makhluk-makhluk gumpalan kepala dengan belalai-belalai yang sudah putus hancur. Menyisakan kepalanya meronta kesakitan."Penghisap Jiwa!" jawab Shiji Wungsu. Tak lepas memperhatikan makhluk-makhluk itu berdarah-darah. Perlahan menyusut, meresap dan raib ke tanah."Penghisap Jiwa ...?!" semua orang terbelalak kaget. Tak percaya makhluk aneh dan sebelumnya tidak pernah dilihat seumur hidup."Tiba-tiba muncul makhluk itu?!" kaget Karitta.Derai tawa membahana sekitar tempat itu, mulai ramai oleh kehadiran orang-orang Persekutuan Lima Pedang. Semua telinga mendengar tawa panjang seorang wanita."Tawa siapa itu?!"Dalam gelap malam tengah purnama, tawa seorang wanita tentu bukan hal yang lumrah."Hati-hati, dia
Read more

146. Penghisap Jiwa 4

Seberapapun makhluk-makhluk itu dibunuh dan dihancurkan, tetap akan pulih dan muncul lagi._____Karitta dan Braja Setta memimpin formasi, membentuk dua lapis barisan lingkaran. Barisan lingkar pertama, anak buah Sangkanaya dan Adhiwangsa. Barisan lingkar kedua, orang-orang terluka, termasuk Shiji Wungsu, Taja dan Lorr En bersama anak buah lainnya dari Karitta dan Braja Setta.Braja Setta terlebih dahulu bersiap siaga dengan Pedang Asih di tangannya. Disusul Karitta pun menghunus Pedang Welas, muncul secara ajaib dari kedua tangan mereka masing-masing."Pedang Welas ...!" sembari menyebut pedang di tangannya, Karitta menghentakkan kaki dan lengan mengayunkan pedang."Welas Asih Bersatu ...!" seru Braja dan Karitta bersamaan. Keduanya berdampingan, saling berpaling punggung.Sepasang Pedang Kembar Welas Asih siap menyerang makhluk-makhluk belalai mengepung dari berbagai arah. Masing-masing anak buahnya pun menghadapi makhluk-makhluk itu bergerak semakin dekat.Sementara itu, Shiji Wungs
Read more

147. Penghisap Jiwa 5

Ternyata, sebuah laknat dan liur manusia mampu memusnahkan makhluk-makhluk itu.________Karitta dan Braja Setta mundur pelan-pelan. Tak sempat membentuk formasi pertahanan dalam keadaan seperti itu. Di hadapan mereka, Praja Kakilangit berjalan tegap, derap langkah kakinya menapak tanah perlahan pasti.Sementara yang lain mundur, Taja justru maju. Gilirannya menghadapi Raghil berdiri kaku, tak ubahnya mayat berjalan. Kedua tangan Taja meregang, lalu mencuat akar-akar tajam runcing. Semakin diregangkan, semakin panjang bercabang. Setiap ujung bercabang runcing setajam mata panah."Shaa ... zaakh ...!" desis Taja melepas Tapak Akar, melesat tepat ke satu sasaran di hadapannya."Enyahlah, kau makhluk laknat!" kalimat lantang Taja seiring akar-akar runcing tajam menembus tubuh Raghil. Tubuh Praja Kakilangit itu menggeliat kesakitan."Heaaah ...!" teriak Taja, berikutnya tak henti-henti, melemparkan Tapak Akar. Jari-jemari runcing tajam meluncur dan menghujam tubuh Raghil kelabakan diserang
Read more

148. Tipu Daya 1

Istana Kitab yang sunyi.Raojhin menyendiri. Tak juga mengantuk, padahal sudah larut malam. Ia duduk di depan meja kecil, menghabiskan waktu dengan membaca gulungan lontar kitab-kitab tua.Dari balik jendela ruangan lantai dua, tampak purnama terselinap di antara awan pekat. Kemerahan gelap di atas langit."Aku mendengar ... jerit melengking. Seperti suara serangga berukuran raksasa," ujar Raojhin sendiri. Padahal sebenarnya ia sedang berkomunikasi dengan dadu-dadu yang berserak di mejanya. Begitu cara Radhittama berkomunikasi dengan Taja. Begitu pula Radhit berkomunikasi dengan Raojhin. Pertama kali Raojhin tahu cara itu, rasanya aneh seolah berbicara sendiri."Radhit, apa yang kamu rasakan malam ini?" tanya Raojhin, sedikit melihat angkasa gelap melalui jendela terdekat, tampak sesekali kilat tanpa suara menyambar dari kegelapan awan.Dadu-dadu bergerak, tersusun kalimat jawaban'Ha-wa se-tan.'"Setan?!" heran Raojhin, melirik ke kanan kiri sambil mengusap tengkuknya tiba-tiba bergid
Read more

149. Tipu Daya 2

"Apa maumu?!"Tak gentar sedikitpun, Raojhin menghadapi Sekar Wening dalam wujud gadis bergaun serba merah. Ia belum mengetahui sejatinya gadis Kakilangit itu sedang menjelma makhluk dalam kendali jiwa setan, dan betapa bahayanya makhluk betina itu.Berganti melirik ke arah dua Praja Kakilangit mendekat, Raojhin menyeringai."Kalian pikir mudah mendapatkan aku?!" Raojhin sama sekali tak menunjukkan rasa takut. Sejauh ini, ia menghadapi musuh seperti apapun tanpa perkiraan."Macanku ... menyerahlah," kata Gadis Merah sambil melangkah maju, penuh percaya diri. Sementara Raojhin tersudut oleh seorang Praja Kakilangit di belakangnya."Sekar Wening. Akhirnya kau menampakkan wujud asli siapa dirimu!" tegas Raojhin terhadap gadis Kakilangit itu."Raojhin ...."Gadis Merah berbisik memanggil nama Raojhin. Setiap ucapannya sangat meluluhkan. Ia terus melangkah semakin dekat ke posisi Raojhin tak berkutik lagi. Nafas Gadis Merah semakin terasa dekat dan tatapan matanya menghipnotis siapapun."Ra
Read more

150. Tipu Daya 3

"Tidak ...!""Aku hidup bukan untuk dijadikan tumbal! Lepaskan aku..!!!"Teriak Raojhin dengan tegas menolak. Kesadarannya pun kembali di tempat ia berada di bawah tekanan dua Praja Kakilangit yang sedang mencekik leher, juga mengekang kedua tangan dan kakinya."Heeeeggh ...!"Raojhin nyaris kehabisan nafas. Semakin lunglai tubuhnya tak mampu melawan. Sebelah tangan berusaha meraih belati yang tergeletak tidak jauh darinya. Namun apa daya tak sampai meraih.'Lepaskan dia, bodoh!''Jangan sampai dia mati sebelum ditumbalkan!'Gadis Merah menghardik dua Praja Kakilangit bawahannya. Akhirnya mereka melepaskan Raojhin, tetapi tubuh pemuda itu terlanjur lemah dan tak sadar diri.Angin dingin berhembus. Gadis Merah melihat sekeliling pergerakan angin datang tiba-tiba dan terasa tidak biasa. Seperti ada tanda-tanda akan datang seseorang memiliki kekuatan kultivasi yang tinggi."Heaaaah ...!!!"Muncul tak diduga, dari rerumputan pelataran taman Istana Kitab sunyi senyap, tiba-tiba sosok bayang
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status