"Aku ... tak berharap banyak darimu, Kakanda Lorr. Cukup malam ini saja, aku merasa sangat bahagia bersamamu," Sekar Wening berkaca-kaca kedua bola matanya. Bulu mata lentik menghiasi kelopak mata gadis cantik Kakilangit itu."Apa maksudmu ... Gadis Merah?" tanya Lorr En, antara paham dan tidak, "Siapapun dirimu ... aku tidak peduli," ujar Lorr En. Terharu biru, menitik air mata dari sudut mata Sekar Wening, jatuh di jemari Lorr En mengusapnya lembut."Ini pertama kali ... aku merasa jadi manusia. Menjadi seorang wanita," lanjut Sekar Wening. Lorr En mendengarkan semua pengakuan Sekar Wening."Aku mencintaimu, Kakanda Lorr," ungkap hati Sekar Wening akan cintanya pada pemuda Praja Emas itu."Wening, aku tidak menyesali perasaan tulusku padamu. Walaupun seumpama kamu siluman atau setan sekalipun," hanya jawaban itu dari Lorr En. Sambil menyeka air mata Wening yang mengalir."Kenapa ... menangis?" tanya Lorr En, menyeka air mata di pipi Sekar Wening. Di balik figur Putri Kakilangit yang
Read more