Home / Fantasi / The Story of Jawata: Pusaka Ajaib / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of The Story of Jawata: Pusaka Ajaib: Chapter 151 - Chapter 160

177 Chapters

151. Jiwa Setan 1

Diperbudak kesombongan dan keinginanmu sendiri sehingga hidupmu sengsara.________"Tahukah kamu ...?""Apa kesialanmu hari ini?"Sesosok makhluk gelap di balik cahaya purnama, berdiri tegap dalam wujud aneh."Bertemu denganku dalam keadaan aku sedang kecewa. Itulah kesialanmu!" kata sosok gelap itu dengan lantang."Siapa kamu?" tanya Gadis Merah.Menerka-nerka siapa gerangan sosok yang muncul di balik cahaya purnama. Sama sekali tak mengenali seseorang asing dengan wujud aneh, pertama kali dilihatnya."Ini sisi buruk diriku!"Jawab sosok gelap itu. Dari tubuhnya mencuat akar-akar runcing dan tersembul daun-daun."Aku lelah menghadapi makhluk sepertimu. Hanya buang-buang waktu," kata sosok itu."Aku lah Taja!"Makhluk asing di hadapan Gadis Merah, menyeringai. Mengaku sebagai Taja."Aku manusia hutan!"Sosok makhluk akar, tampak gelap dari balik cahaya purnama, melompat ringan. Lincah dan gesit seperti belalang.Shaaa ... zaaaaah ...!Gigi-gigi tajam, lengkap dengan sepasang taring. Me
Read more

152. Jiwa Setan 2

'Dahulu aku sejenis bidadari."'Tinggal di langit.''Turun ke bumi, lalu diperdaya ....'Setan Merah berbisik-bisik, namun sangat jelas terdengar oleh pendengaran Taja.'Kenapa, kamu bisa menyentuhku?''Apakah kamu juga setan?'Udara merah berhembus ke depan Taja. Membentuk wujud seperti manusia perempuan bergaun merah. Namun wujud itu tak sempurna. Raut muka tidak jelas, rambutnya berombak menyerupai angin lembut berwarna merah pula. Semakin ke bawah semakin bentuknya udara tipis."Sembarangan menyebutku setan!""Kamu yang setan!"Taja menggertak balik."Katakan padaku, seperti apa kehidupanmu yang dulu?"Penampakan terjadi di sekitar Taja berada. Seorang gadis sangat belia, usianya di bawah umur kisaran belasan tahun. Ia hanya tahu rasanya bahagia menari-nari penuh sukacita.Belum mengenal apa itu cinta seorang lelaki. Satu yang membuat ia ingin singgah di bumi, adalah melihat gadis-gadis bumi. Kenapa ia harus tinggal di langit. Sementara gadis-gadis itu tinggal di bumi. Lambat laun
Read more

153. Jiwa Setan 3

Taja menatap tajam Gadis Merah di depannya, tak lepas sekejap pun. Ia membalas cengkeraman makhluk betina itu dengan segenap kekuatan akar-akar jelmaan wujudnya, mengunci pergerakan tubuh Gadis Merah, erat kuat sehingga tak dapat berkutik lagi.'Lepaskan ... aku ...!'Sepasang mata Gadis Merah berbicara rasa sakit dan letih."Kamu juga makhluk yang punya rasa sakit," makhluk akar jelmaan Taja, tak mengendur cengkeramannya. Mengunci tubuh Gadis Merah."Kenapa kamu menyakiti manusia?" makhluk akar tak ingin melepaskan Gadis Merah. Semakin kuat erat akar-akar tubuhnya membelit."Kamu bukan manusia. Aku akan menghukum dirimu dengan kekuatanku ....""Mata Pembinasa ...!"Kata makhluk jelmaan Taja. Menyeringai. Sorot mata tajam runcing."Taja, aku ... Sekar Wening!" di sela-sela wujud Gadis Merah, tampak sekilas tubuh Sekar Wening berbicara. Menahan sesak dan mengalir air matanya, "Apakah kamu akan membunuhku ...?"Taja tak ingin melunak. Sekar Wening dan Gadis Merah dalam tubuh yang sama.
Read more

154. Pengembali Jagad 1

"Malam Purnama Bithari ...!"Bertepatan Putri Alingga berkata lantang ke depan para hadirin di pelataran Istana Wejangan. Tiba-tiba pusaran waktu mengembalikan Manusia Akar dan Gadis Merah, pada kejadian perayaan Malam Purnama Bithari di Istana Wejangan. Dua wujud makhluk tiba-tiba muncul di tengah panggung, menjadi pusat tontonan para hadirin."Aaaarh ...!!!'Serentak teriak semua orang di pelataran Istana Wejangan, terkejut mereka ketika melihat kemunculan dua orang dalam lingkaran cahaya dan menyita perhatian orang-orang di tengah-tengah acara.Pemandangan mengerikan kehadiran manusia penuh akar sekujur tubuhnya, bersama Gadis Merah. Semua orang terperanga dalam irama degup jantung.Waktu terhenti sesaat."Heaaaaah ...!!!"Dua teriakan panjang dari Manusia Akar dan Gadis Merah, kembali membahana dalam pusaran waktu. Kilat cahaya menelan keduanya dalam posisi bersila, saling mencengkeram dan mengunci. Keduanya raib dalam sekejap mata dan terlempar ke suatu tempat dan kejadian yang t
Read more

155. Pengembali Jagad 2

"Semalam, aku mimpi apa?" Taja tertegun sendiri. Mengingat banyak kejadian melelahkan dan mengerikan dialaminya sepanjang mimpi."Ternyata hanya mimpi ...."Taja menghela nafas dalam-dalam. Kembali melangkah masuk kamar.Hanya mimpi tetapi mengapa sangat melelahkan seluruh tubuhnya seakan baru selesai pulang dari peperangan. Bahu dan lengan terasa linu nyeri. Seperti ada bekas cakar dan cengkeraman.Lorr En mengikuti di belakangnya. Menunggu Taja selesai memakai atribut dan identitas Praja Emas."Bergegaslah," kata Lorr En menunggu."Paduka dan tamu dari berbagai sekte, sudah menunggu kita," kata Lorr En.Terakhir, Taja mengikatkan pita emas di dahi. Lalu ia bersiap-siap pergi."Tidurmu seperti orang mati. Susah sekali dibangunkan!" Lorr En agak mengomel."Aku sengaja membiarkanmu sampai terbangun sendiri," lanjut Lorr En.Taja hanya melihat Lorr En, tampaknya bersemangat."Syukurlah, kamu tidak mengalami mimpi buruk yang panjang," kata Taja agak lelah. Sesekali menekan bahu, leher da
Read more

156. Pengembali Jagad 3

"Aku juga merasa ... pernah bersama mereka sebelumnya," gumam Lorr En, cukup didengar Taja."Di mana Raojhin?" tanya Paduka Raghapati membuat Taja dan Lorr En kebingungan.Bingung harus menjawab apa, menyadari Raojhin tidak ada di Balairung Emas. Tidak pula berangkat bersama mereka. Dikiranya, dia sudah duluan datang ke tempat itu."Bukankah kalian bertiga sering bersama?" Tanya Paduka Raghapati. Pertanyaan sebelumnya belum terjawab, bergulir pertanyaan yang lain."Apa yang terjadi padanya?" Paduka Raghapati menunggu jawaban dari Taja dan Lorr En."Hamba ... juga tidak tahu, Paduka," jawab singkat Taja sambil menaruh sikap telapak hormat di depan wajah.Taja melihat seisi Balairung Emas yang besar dan luas. Banyak orang hadir dari berbagai sekte. Namun tidak tampak seseorang di antara yang hadir. Tanpa kehadiran seseorang itu, seperti ada yang kurang dari seharusnya."Hamba ... tidak melihat Paduka Jayasinggih dan Putri Kakilangit, Sekar Wening," kata Taja sambil pandangan matanya ber
Read more

157. Pengembali Jagad 4

"Aku merasa ....""Setan Merah ... sudah pergi dari Tanapura," kata Shiji Wungsu, sejenak memusatkan penglihatan mata batinnya, "Bawalah Pita Mahkota Perak milikku," imbuhnya.Taja memperhatikan secara rinci bentuk mahkota perak, seketika ia teringat banyak kejadian sebelumnya."Kejar makhluk itu. Gunakan pita itu untuk membelenggunya. Sisanya nanti, aku yang akan menangani dengan Pedang Jantung Hati," kata Shiji Wungsu memberi arahan."Taja, aku juga ingin mengejarnya. Tetapi kondisiku sekarang ...," ujar Shiji Wungsu, memegangi rahang dan pindah kepala. Cara berdirinya pun goyah."Apa kamu tidak merasa ... seorang temanmu menghilang hari ini?" giliran Shiji Wungsu bertanya. Taja tiba-tiba teringat Raojhin."Dia, tidak hadir di Perjamuan Besar!" Taja tersentak kaget."Raojhin!" Taja cemas, kabar terakhir tentang Raojhin bagaimana."Taja!" Lorr En muncul dari arah sana. Ia segera menghampiri Taja sedang bersama Shiji Wungsu.Melihat Lelaki Mayapadhi, Lorr En hanya menatapnya tanpa eks
Read more

158. Ilusi Gaib

Makhluk itu tak henti-henti menyerap inti jiwa dari kedalaman tubuh seorang pemuda.________'Raghil ....''Macanku ....''Bangunlah ....'Seorang pemuda. Semula tak sadarkan diri, perlahan kedua matanya terbuka. Terjaga dirinya telah berada di tempat asing.'Raghil ....'Mendengar namanya dipanggil, pemuda itu menoleh sekeliling tempat. Mencari-cari sumber suara."Di mana ... aku?" pemuda itu kebingungan.'Raghil ....'Terdengar suara perempuan memanggilnya berulang kali. Namun tanpa wujud yang pasti.Selendang merah berkelebat, tersentuh punggungnya. Pemuda itu berbalik badan. Tidak ada siapapun. Sekeliling tempat sunyi, gersang, dan gelap. Hanya remang-remang cahaya rembulan di langit menerpa tempatnya berada sekarang."Aku ... siapa?" pemuda itu mengangkat telapak tangannya sendiri, memperhatikan sepuluh jari jemarinya, dibolak-balik.'Raghil ....'Suara itu seperti merasuki pikiran dan pendengarannya."Aku ...? Raghil ...?!" pemuda itu terkejut, bingung bercampur heran, tak ingat
Read more

159. Tumbal Ra 1

Ra berarti Merah. Simbol kekuatan magis dan pertanda kekuatan tertinggi di dunia kami. Penggubah inti jiwa murni.________"Kamu menculikku ...?!""Tidak berpikir dua kali untuk menculik Gattorian?!" Raojhin emosi."Bodoh! Kamu akan menyesal!" hardik Raojhin.Gadis Merah tertawa lebar."Tawamu nanti berubah tangis menyayat dirimu sendiri!" kata Raojhin, lalu berusaha bangkit. Sekujur kaki masih terasa lemas."Kamu tidak tahu, aku putra siapa?!" Raojhin membawa-bawa gelar besar ayahnya."Penguasa Gattorian!"Beruntung, tidak dalam kondisi terikat. Raojhin berjalan tertatih, mencari-cari sekeliling tempat, kiranya ada jalan keluar. Namun semuanya kabut dan terjal tandus. Hamparan tanah, sisa-sisa hutan lampau yang sudah lama mati.Lagi-lagi, tawa lantang Gadis Merah. Satu-satunya paling hingar bingar di tempat itu.Gadis Merah menghadang langkah Raojhin, berputar-putar saja di sekitar tempat itu."Ra berarti merah...."Ujar Gadis Merah mendekati Raojhin mematung di tempat. Senyum semera
Read more

160. Tumbal Ra 2

Makhluk-makhluk tanpa jiwa. Jasad mati digerakkan kekuatan gaib pemiliknya.________"Bohong!"Gadis Merah tak percaya yang dikatakan Raojhin tentang nama aslinya."Jhin Swadesha!""Itu namaku.""Pemberian ayah dan ibuku."Kata Raojhin ringan. Sedikit terpingkal melihat raut muka terkejut Gadis Merah."Cantik tapi bodoh. Ha ... ha ... ha!" ledek Raojhin. Gadis Merah larut dalam tawa puas Raojhin."Jadi, aku boleh pergi dari sini?!" tanya Raojhin puas tertawa.Gadis Merah tak percaya sama sekali terhadap pengakuan Raojhin tentang nama aslinya."Tidak mungkin! Kamu hanya mengelabuiku agar lolos! Aku tidak akan melepaskanmu!""Takutlah, Raojhin! Takutlah padaku!" kesal Gadis Merah.Raojhin berkata lantang, "Aku tidak takut padamu, aku tidak takut mati!""Setidaknya, kamu gagal mendapatkan Tumbal Ra," kata Raojhin. Kali ini, giliran ia tertawa panjang."Tuan-mu akan mengamuk dan menghukum dirimu!" sengaja Raojhin menakut-nakuti Gadis Merah.Tawa panjang Raojhin puas."Kemarilah, Sekar Wen
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status