Home / Pernikahan / Istri Yang Disembunyikan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Yang Disembunyikan: Chapter 31 - Chapter 40

65 Chapters

Bab 31

"Apa-apaan ini? Kenapa dia langsung me-non-aktifkan ponselnya? Apa karena dia tidak suka dengan pertanyaan-pertanyaanku tadi?"Agnes menghela nafas kasar. Dia memutar-mutar pipih segi empat di tangannya itu. Dia gelisah. Tak mau perasaan ini terus ada, dia pun menelpon seseorang."Halo, nona." Sambutan orang yang dia telpon."Kamu di mana?" tanya Agnes langsung."Sedang di luar, nona.""Bersama Roger?""Tidak.""O. Berarti kamu tidak tau tentang tamu itu?""Tamu? Maksud nona?""Aku tadi menelponnya. Lalu minta beralih ke video call. Tapi dia menolak karena katanya sedang ada tamu.""Ya, mungkin saja, nona."Agnes menipiskan bibir. "Aku bingung. Kamu assisten pribadinya tapi sering tidak tau yang berhubungan dengannya. Termasuk tentang tamu ini. Dia sampai me-non-aktifkan ponselnya hanya gara-gara tidak tau memberi foto tamu itu.""Ya wajar saja sih tuan melakukan itu. Mengambil foto tanpa izin itu namanya tidak sopan. Tuan Roger pasti marah sekarang ni.""Aku ini istrinya. Bukan orang
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

Bab 32

"Kenapa anda memasakan sarapan untukku?" tanya Najma usai memasukkan satu suapan ke dalam mulutnya dan ternyata rasanya enak. Dia tidak pernah menyangka kalau Roger bisa masak meskipun seorang billioner."Memangnya salah kalau suami memasakkan makanan buat istri sendiri?" Roger malah bertanya balik. Dia menyendok nasi goreng di piringnya dan melahapnya."Tidak sih. Tapi tidak mengerti saja kenapa anda mau melalukan ini untuk istri yang tidak diharapkan seperti aku. Apa mungkin karena bayi dalam kandunganku?"Najma baru akan menyendok nasi ke dalam mulut kembali, menggantung sendok di depan mulut, saat Roger menjawab dengan mudah. "Jawabannya karena kalian berdua."'Benarkah?' Hati Najma langsung bertanya. 'Berarti kamu menyayangiku juga?' lanjut hatinya."Kok malah melamun? Tidak enak nasi gorengnya?"Najma terkesiap. Di detik itu juga pandangnya bertemu dengan tatapan lekat Roger padanya. "Enak kok. Ternyata anda pintar masak.""Sudah lama aku hidup sendiri tanpa orangtua. Jadi masak
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

Bab 33

"Kali ini saya bersedia menjadi teman nona. Ceritakan saja apa yang nona rasakan semuanya kepada saya. Saya akan merahasiakannya dari Tuan Roger jika nona ingin merahasiakannya."Najma terdiam. Apakah dia tidak salah mendengar?"Saya tau tidak mudah bagi nona untuk percaya pada saya. Saya tau nona ragu untuk menceritakan semua perasaan nona kepada saya. Cobalah dengan menatap kedua mata saya. Mungkin nona akan menemukan sesuatu yang membuat nona akan percaya."Najma berbalik. Dia langsung menatap mata Wilson. "Mana? Aku tidak menemukan apa pun di matamu! Dasar penggombal!"Keduanya lalu terkekeh menyadari kebodohan mereka sendiri untuk beberapa saat.Setelah tawa mereda, kedua alis Wilson bergerak ke atas. "Jadi gimana? Mau cerita tidak?""Lakukan sesuatu dulu yang membuat aku yakin kamu bisa dipercaya menjaga rahasiaku."Wilson menggigit bibir bawahnya. Bola matanya bergerak ke atas. "Hm, apa ya?" Pandangan kembali pada Najma. "Mungkin sebuah sumpah kali ya?" Wilson mengangkat tangan
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

Bab 34

Biasa sibuk bekerja sebagai waitress di sebuah restoran, baru beberapa hari tidak kerja Najma sudah merasa bosan. Setelah rumah dalam keadaan bersih, tidak mungkin dia tidur sepanjang hari. Menurutnya hanya membuat kepala sakit. Najma pun keluar rumah. Memperhatikan tanaman yang tumbuh di halaman. Ada beberapa macam bunga dan pohon yang tumbuh di sana. Sepertinya pohon itu sengaja ditanam untuk membuat halaman menjadi teduh. Tapi akibatnya, banyak daun-daun kering berhamburan di halaman yang sudah dipasang paving blok itu.Tak tahan melihat halaman sekotor itu, Najma masuk ke dalam rumah. Dia mengambil sapu dan mulai menyapu.Beberapa saat kemudian, seorang wanita tua lewat. "Menyapu halaman, nak?" tanya ibu itu ramah. Sebuah tanya basa-basi agar bisa berkenalan pada yang memegang sapu.Najma mengangguk. "Iya, bu.""Sepertinya baru beberapa hari ada tanda-tanda kehidupan di rumah ini. Baru ya?""Iya. Memang baru dua hari.""O...." Pandangan ibu itu mengarah ke dalam rumah. Mungkin men
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

Bab 35

Wilson tersenyum kikuk. "E... ini kan momen dinner suami istri. Tidak baik saya ada di antaranya. Jadi saya keluar saja.""Kamu keluar mau kemana?""Saya ada di ruang sebelah, nona.""Makan juga kan? Maksudku kamu memesan makanan juga kan?"Wilson mengangguk. "Iya, nona.""Kamu tidak bohong kan?""E....""Najma, kenapa kamu terus bertanya?" Roger menyahut. Panas hati mendapati istri begitu perhatian pada assisten sendiri.Najma menoleh. "Aku hanya memastikan Wilson juga makan. Masak kita makan dia tidak.""Dia pasti makan. Dia bisa mengurus dirinya sendiri. Dia bukan anak kecil.""Iya, aku tau dia pasti makan karena kalau tidak makan lapar. Tapi aku mau memastikan dia makan di restoran ini dengan menu yang sama dengan yang kita makan atau tidak. Bukan makan di tempat lain dengan menu yang berbeda.""Tentu saja dia akan makan di restoran ini karena nanti kamu pulang bersama dia.""O...." Najma baru terlihat lega. Dia lalu menoleh pada Wilson. "Kalau kamu memang ada di ruang sebelah, ti
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

Bab 36

Bab 36"Menurutmu apa hari ini dia akan pulang ke rumah?""Maaf sekali lagi, nona. Saya tidak tau.""Oke. Kamu boleh kembali bekerja.""Terima kasih, nona." Pelayan itu pun keluar dari kamar.Agnes mengambil gelas yang dibawa oleh pelayan tadi. Mereguk airnya sedikit. Mendengar Roger yang tidak pulang ke rumah selama beberapa hari, membuat rasa hausnya tiba-tiba lenyap.Agnes beranjak dari duduknya. Lalu mengambil handbag-nya. Tiba-tiba saja dia ingin mengetahui sesuatu. Makanya, dia keluar dari rumah besar itu. Dengan menggunakan taksi, dia menuju perusahaan Roger."Ada yang bisa saya bantu, nona?" tanya resepsionis ketika melihat Agnes tiba di meja resepsionis. Resepsionis ini tidak mengetahui kalau wanita yang berdiri di depannya adalah istri pemilik perusahaan. Sebab, pernikahan mereka diadakan di Perancis. Dia hanya mengagumi wanita yang berdiri di depannya itu karena sangat cantik."E... aku hanya mau tanya, apakah Roger hari ini datang ke perusahaan?"Resepsionis itu menganggu
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

Bab 37

Meskipun sudah menduga sesuatu, Agnes mencoba untuk bersikap biasa saja seolah tidak mengetahui apa pun. Karena sebelum dia mendapatkan bukti secara jelas, dia tidak boleh bersikap gegabah yang akan berimbas buruk pada dirinya sendiri. Lebih baik menahan kemarahan demi tercapainya keinginan.Agnes sedikit terhenyak begitu mendengar pintu kamar mandi terbuka. Dari baliknya Roger keluar hanya dengan handuk putih yang melilit pinggang. Pria itu mendekatinya dengan senyum mengembang. Ketika hendak mencium, tangannya yang berada di dada Roger menghalanginya. "Aku hari ini capek. Tidak mau ada keintiman di antar kita." Lalu dia beranjak dari sofa dan berpindah tempat ke tempat tidur.Roger memandang Agnes dengan pandangan penuh tanya. "Kamu tidak rindu aku? Kamu datang ke sini karena rindu aku kan?"Agnes yang baru saja menarik selimut, menoleh. "Rindu. Tapi malam ini memang ingin istirahat dulu." Sungguh bukan karena ini. Entah mengapa dia merasa Roger berselingkuh darinya, dia seperti keh
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

Bab 38

"Aku sudah di lokasi. Kamu di mana?""Ada di meja nomer sembilan, nona."Agnes melangkah masuk. Setelah berada di bagian dalam kafe, dia mengedarkan pandang ke semua sudut ruangan. Dia mendapati pria itu ada di salah satu meja. Dan itu adalah meja nomer 9 seperti yang disebutkan di telpon."Oke." Agnes memasukkan ponselnya ke dalam tas sebelum akhirnya menuju meja tersebut. "Sudah lama?""Belum kok. Sekitar sepuluh menitan lah.""Lumayan lama itu."Pria itu hanya tersenyum."Jadi bagaimana?" tanya Agnes. Kini dia mulai serius dengan hal yang membawanya ke kafe ini.Pria itu membenarkan letak duduknya sebelum akhirnya bicara. "Selama sebelas hari ini saya dan orang-orang saya sudah mengikuti Tuan Roger. Selama itu pula kami tidak mendapati dia mendatangi seorang wanita. Kesibukan Tuan Roger hanya seputar perusahaan, hotel-hotel untuk mengecek, dan restoran untuk bertemu klien. Tidak ada yang aneh. Semua tampak normal."Agnes menggigit bibir bawahnya. Meskipun dia yakin pada ucapan pria
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

Bab 39

"Kenapa kamu harus mengakui aku sebagai istrimu, Wil?" Najma panik setelah apa yang terjadi. Tidak terima. Dia mengambil duduk di teras dengan pikiran kacau."Karena tidak ada yang bisa saya lakukan untuk menyelamatkan nona dari Nona Agnes selain mengakui anda sebagai istri saya. Apa nona kira kedatangannya ke rumah ini hanya kebetulan belaka? Itu tidak mungkin. Nona Agnes pasti sengaja datang. Yang artinya, dia sudah mengetahui sesuatu. Ya... mungkin dia menyuruh seseorang untuk mencari tahu.""Tapi satu kebohongan akan menyebabkan kebohongan yang lain. Mau sampai kapan kita mengaku sebagai suami istri?""Saya tau itu. Selama Tuan Roger mendukung, kenapa tidak? Toh, ini demi kebaikannya juga.""Oke, mungkin Tuan Roger akan mendukung perbuatan gilamu barusan. Tapi mau sampai kapan? Maksudku mau sampai kapan kita akan membuat kebohongan kalau kita suami istri? Aku tidak sanggup untuk terus berbohong lama-lama. Berbohong membuat hidupku tertekan.""Saya tidak bisa memastikan waktunya, n
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

Bab 40

"Apa?! Dia mengusulkan itu?!"Wilson mengangguk. "Iya, tuan.""Aku tidak mau melakukan itu." Roger meninggalkan sela antara meja dan kursi kerjanya. Dia mendekati dinding kaca dan menatap keluar."Tapi, maaf tuan. Usul Nona Najma itu menurut saya memang cara terbaik dan tercepat untuk menyelesaikan masalah ini. Dia tidak mau hidup dengan kebohongan. Kecuali jika anda memutuskan untuk jujur pada Nona Agnes segera dan Nona Agnes menerima pernikahan pertama anda dengan Nona Najma."Roger memasukan kedua tangan ke dalam saku celana. Pandangan tetap keluar. Tampak olehnya langit begitu biru dan cerah. Sayang, hati dan pikiran tak secerah itu. Penuh kebingungan yang belum bisa diurai."Aku belum bisa memutuskan apa yang aku lakukan," ucap Roger kemudian. "Tapi aku mengakui bahwa aku bersalah pada dua wanita itu. Terutama pada Agnes."Wilson tak bicara lagi. Dia lalu memilih untuk keluar ruangan. Membiarkan Roger berpikir sendirian.Roger beranjak dari pemandangan langit biru menuju sofa. Di
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status