Home / Pernikahan / Istri Yang Disembunyikan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Istri Yang Disembunyikan: Chapter 21 - Chapter 30

65 Chapters

Bab 21

Senja ini diselimuti mendung. Najma berdiri di depan gerbang klinik ibu dan bayi dengan wajah muram. Benaknya terus saja berpikir tentang janin yang kini ada di dalam kandungannya. Meskipun sebenarnya dia belum siap, tapi dia tidak akan membuang darah dagingnya sendiri. Dia akan mengurusnya dengan baik titipan Tuhan ini. Hanya jawaban apa yang akan dia berikan pada orang-orang mengenai asal asul bayinya ini. Cepat atau lambat, orang-orang akan tahu karena dia tidak dapat menyembunyikan kehamilannya untuk selamanya.Tatapan sinis orang-orang, hinaan, dan tuduhan, mungkin akan diterimanya karena dikira hamil di luar nikah. Habisnya dia tidak bisa mengatakan kalau dirinya ini bukan lagi seorang gadis lajang melainkan seorang istri dari seorang pria karena sudah berjanji pada Roger.Najma tak yakin sanggup melewati hari-harinya di depan. Walaupun begitu, dia berharap mampu kuat. Ya, demi janin yang sekarang bersemayam di dalam rahimnya.Najma beristighfar ketika ingat bahwa dirinya belum
last updateLast Updated : 2023-06-08
Read more

Bab 22

“Kamu kok bisa mendadak ingin pulang sih, Ro? Katanya mau disini selama dua bulan? Ini baru sebulan lho?” Agnes memperhatikan Roger yang sedang sibuk memasukkan pakaian ke dalam kopernya.“Wilson menelponku semalam. Ada urusan eagle black yang harus diselesaikan olehku secepatnya.” Kali ini dia menarik resleting kopernya.Agnes mendengkus dengan bola mata berputar ke atas. “Ternyata gara-gara dia? Assisten bodoh kamu itu menyebalkan. Ini sebenarnya tidak adil, Ro. Aku tuh sudah mengambil cuti dua bulan.”“Kamu bilang saja pada Jake mengenai hal ini. Aku yakin Jake bisa mengurusnya sehingga kamu tidak perlu libur selama satu bulan lagi. Atau kalau kamu memang masih ingin libur, tidak masalah bukan? Kamu kan juga baru menikah. Anggap saja istirahat lama.” Roger memindahkan kopernya dari atas tempat tidur ke lantai. Lalu menarik pegangannya agar lebih tinggi.Agnes mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur dengan kasar. “Tidak asyik sekali kamu, Ro. Mengingkari janji yang sudah disepakati
last updateLast Updated : 2023-06-09
Read more

Bab 23

“Apa? Senang? Anda tidak ada niat untuk melenyapkannya?”Pertanyaan-pertanyaan yang sontak membuat Roger menaikkan kedua alis. "Melenyapkannya? Pertanyaan macam apa ini, Naj? Apa di matamu aku seburuk itu hingga tega melenyapkan anak sendiri?""Barangkali saja." Najma mengalihkan pandang ke luar jendela. Ada banyak aktivitas yang dilakukan orang-orang di luar sana. Tapi pandangan tak tertuju kepada orang-orang itu. Pandangannya terlihat samar. "Karena bayi ini bersemayam dalam rahim wanita yang tidak anda kehendaki."Roger membisu."Anda bilang tadi, anda senang karena akan punya anak?" Najma bertanya, tapi pandangan tetap mengarah ke luar. Belum Roger menjawab, kedua bibir tipisnya kembali mengeluarkan suara. "Kalau memang senang, saat dia dilahirkan kelak, anda akan mengakui dia sebagai anak anda di depan orang-orang?"Roger tetap membisu.Najma tersenyum sinis. "Rupanya anda tak berniat untuk melakukannya. Ucapan anda tak terbukti. Karena apa? Karena ada seorang wanita yang sedang
last updateLast Updated : 2023-06-10
Read more

Bab 24

"Tidak apa-apa." Hanya itu jawaban Najma."Apa kamu merencanakan sesuatu?" Entah darimana datang kecurigaan ini. Feeling Roger mengatakan seperti itu."Kalau pun aku memiliki rencana, apakah akan mudah untuk terealisasikan? Aku sendirian di dunia ini. Tak ada yang bisa kujadikan tempat bersandar.""Jika rencananya baik, maka akan aku bantu. Tapi jika tidak, ya... kamu tau sendirilah jawabannya." Roger mengecup pundak Najma. "Katakan kepadaku, apa rencananya itu?""Lupakan! Aku mau tidur." Najma memejamkan matanya. Tapi sedikit pun dia tidak mengantuk. Itu sebabnya dia masih mendengar pertanyaan Roger."Jangan saja kamu merencanakan untuk pergi dariku, Naj. Karena itu tidak akan pernah bisa terealisasikan tanpa seizinku."Najma menelan saliva.***Di awal-awal kehamilan, tak sedikit calon ibu merasakan yang namanya 'ngidam'. Begitu pun dengan Najma. Dia merasakan yang namanya mual dan lemas. Meskipun begitu, Najma tidak lantas resign dari pekerjaannya sebagai waitress. Dia tetap berang
last updateLast Updated : 2023-06-10
Read more

Bab 25

Najma masih termenung dengan tatap mengarah pada layar ponsel Ketika dia mendengar ketukan di pintu. Langsung Najma beranjak dari duduknya, memakai hijab, dan lalu menuju pintu untuk membukanya. Matanya langsung melebar begitu melihat siapa yang datang dan tidak disangka-sangka. “Mas Hakim! Kenapa mas bisa ada di sini?” Najma menoleh ke kanan dan kiri. “Ini sudah malam, mas. Apa kata orang kalau melihat kita malam-malam begini_”“Aku datang hanya untuk bertanya, Naj,” sela Hakim. Wajahnya tampak muram. “Aku tidak akan melakukan lebih dari itu.”Najma pun langsung melunak. Dia tidak pernah melihat Hakim dengan wajah muram seperti sekarang ini. Dia mengenal Hakim sebagai sosok yang memiliki wajah senyum. Segala perasaan meskipun itu bukan perasaan baik, tertutupi oleh senyum pria itu. “Bertanya apa? Eh, maaf kita hanya bisa bicara di sini. Aku tidak bisa menyuruh mas masuk.”“Tidak apa-apa. Kalau masuk malah tidak pantas karena aku laki-laki. Orang-orang pasti akan berpikir yang tidak-t
last updateLast Updated : 2023-06-10
Read more

Bab 26

Najma membisu mendengar pertanyaan Imas. Ternyata ketidak tenangan hatinya karena hal ini. Orang-orang panti sudah mengetahui perihal kehamilannya. Heran. Ini yang kini dia rasakan. Dalam waktu sehari berita kehamilannya sudah sampai ke sini. Siapa yang menyampaikannya? Apakah orang restoran? Tega sekali orang itu kepadanya. Menurutnya, jika dia tidak mengetahui kebenarannya, janganlah menyebarkan berita seenaknya.“Tentu kami tidak mempercayai berita ini begitu saja,” lanjut Imas. “Rasanya tidak mungkin kalau kamu yang sholehah ini bisa hamil tanpa suami. Kamu pasti tau kalau berzina itu adalah salah satu dosa besar. Karena itu daripada terus menjadi pikiran, akhirnya kami memutuskan untuk memanggil kamu dan menanyakan kebenaran berita ini langsung kepadamu. Jelaskan pada kami bagaimana berita bohong ini bisa menyebar? Ini sama saja dengan fitnah. Kamu harus meluruskannya sebelum nama baikmu tercoreng.”Najma meremas jemari-jemarinya. Bagaimana dia harus menjelaskan ini kepada dua wa
last updateLast Updated : 2023-06-10
Read more

Bab 27

Suara ketukan di pintu tidak membuatnya mengalihkan pandang dari layar tipisnya ke jalan masuk itu. Roger hanya membalasnya dengan sebuah perintah. "Masuklah!"Maka pintu pun terbuka. Dari baliknya Wilson muncul. Pria yang berprofesi sebagai assisten pribadi itu, langsung ke meja kebesaran seorang presiden direktur yang ada di ruangan itu. "Tuan, barusan Nona Najma mengirim pesan.""Hum. Dia bilang apa?" respon Roger tanpa menoleh pada Wilson. Tetap fokus dengan layar laptopnya."Nona mengatakan bahwa... dia setuju untuk resign dari restoran. Dia juga bersedia untuk menempati rumah yang sudah anda sediakan untuknya."Mendengar itu, Roger langsung mengalihkan pandang dari layar di depannya ke Wilson. "Benarkah dia mengatakan itu?"Wilson mengangguk. "Benar, tuan.""Kalau begitu kamu harus menjemputnya sekarang dan mengantarkannya ke rumah itu.""Nona akan menghubungi saya lagi nanti. Katanya dia mau beres-beres barang-barangnya terlebih dahulu.""Oh, oke. Kalau begitu nanti malam aku a
last updateLast Updated : 2023-06-10
Read more

Bab 28

Sebuah mobil mewah memasuki pekarangan sebuah rumah minimalis bergaya modern. Seorang pria keluar dari dalam mobil itu, berjalan cepat menutup pintu pagar. Baru setelahnya, seorang wanita turut keluar dari mobil tersebut. Sang wanita hendak membuka bagasi mobil ketika pria yang menutup pagar berkata.“Nona, biar saya saja yang mengeluarkan barang belanjaan dari dalam mobil dan membawanya ke dalam rumah.”Najma adalah sang wanita itu, mengangguk. “Baiklah.” Dia lalu melenggang melangkah menuju teras rumah minimalis bergaya modern itu. Tapi hanya sampai di sana saja karena rumah pasti masih terkunci. Dia harus menunggu seseorang pembawa kunci untuk membukanya, yaitu Wilson. Setelah mengambil barang belanjaan dari bagasi mobil, pria itu mendekatinya. Lebih tepatnya mendekati pintu yang ada di sampingnya karena mau membukanya.“Saya akan menyapu rumah begitu selesai menyusun barang belanjaan ke tempatnya,” ucap Roger sembari membukakan pintu rumah untuk Najma dan melihat keadaan teras yan
last updateLast Updated : 2023-06-10
Read more

Bab 29

Najma menoleh setelah mendengar ucapan Roger. "Anda mau tinggal di sini?"Roger mengangguk. "Hum." Lalu dia berdiri dan mendekati Najma. "Boleh kan?"Najma mengangkat wajahnya demi dapat memandang wajah Roger yang lebih tinggi 20 cm darinya. "Kalau anda di sini, bagaimana dengan Nona Agnes?"Roger menatap Najma dengan sorot mata penuh kerinduan. "Tak ada masalah. Dia tidak ada di sini. Dia ada di Perancis.""Maksudnya... dia tidak ikut pulang? Anda meninggalkannya?"Roger mengendikkan bahu. "Ya, begitulah."Najma menurunkan wajahnya kembali. Dia masih tak nyaman menatap wajah Roger lama-lama meskipun wajah itu sudah sering menyatu dengan wajahnya. "Kalian kan pengantin baru. Bagaimana bisa langsung berpisah negara?""Kerjaan dia kan memang di sana. Rumah dia juga di sana. Jadi kalau dia tetap di sana, bukanlah hal yang aneh. Berbeda denganku yang sudah bertahun-tahun tinggal di sini."Najma melirik Roger sekilas. "O begitu." Najma tak mau komentar lebih. "Aku... taruh barang-barang in
last updateLast Updated : 2023-06-10
Read more

Bab 30

"Apa maksud dari ucapanmu tadi, Naj?" tanya Roger ketika Najma baru saja selesai sholat dan sedang membuka mukenanya. Dia sampai menunggu Najma melakukan kewajibannya sebagai hamba Tuhan demi itu dengan duduk di tepi tempat tidur.Najma menoleh dengan kening yang mengerut. "Maksud anda?""Ucapanmu yang mengatakan bahwa kamu sudah tau jawabannya. Apa maksudnya itu? Jawaban apa yang kamu maksud?"Najma menyimpan mukenanya ke dalam lemari. "Bukan apa-apa." Lalu dia keluar dari dalam kamar dan duduk di sofa. Dia mengambil remote dan menyalakan televisi.Karena Roger belum mendapatkan jawaban yang diinginkannya, dia pun menghampiri Najma dan duduk di samping istrinya tersebut. Dia tatap Najma lekat-lekat dari samping. "Jangan mempermainkan aku."Jari yang sedang memencet-mencet remote mencari channel yang asyik buat ditonton, berhenti bergerak mendengar ucapan Roger barusan. Perlahan, wajah Najma menoleh pada pria di sampingnya itu. "Hanya karena kalimat itu anda merasa dipermainkan?"Roge
last updateLast Updated : 2023-06-10
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status