Robert Sanjaya turun dari mobil seharga dua milyar lebih. Dengan gayanya yang sombong luar biasa, dia berjalan seperti hanya dia sendiri yang bayar pajak pada negara ini. Lalu, dia mendekati Ryan yang masih saja bersih-bersih di halaman kantor.“Pak Robert Sanjaya, apa kabar?” tanya Ryan tanpa menunduk, meskipun dia sadar bahwa dia dan Robert ibarat kerikil dan zamrud, dia tidak ingin merendahkan dirinya, sifat ini sudah mendarah daging sejak dia masih ingusan.Bukannya menjawab, Robert malah membuang pandangannya ke arah gedung mewah di depannya. “Ke mana temanmu yang tidak berguna itu? Apa dia sudah dipecat oleh CEO Nano-ID?”Ryan melempar sapu lidinya ke dinding pos penjagaan, lalu menjawab, “Dia hanya masuk kerja satu hari. Hingga saat ini dia tidak pernah kelihatan batang hidungnya. Aku sangat yakin kalau dia bahkan tidak pantas menjadi OB di perusahaan sebesar Nano-ID.”Robert tertawa puas, lalu berkata remeh, “Dia tidak akan pernah bisa sukses di mana pun berada. Wajar, tiga ta
Last Updated : 2023-06-02 Read more