Semua Bab Terjebak Cinta Pria Arogan: Bab 31 - Bab 40

83 Bab

31. Telepon Pengganggu

Pembicaraan mereka terhenti saat Kheil tiba-tiba muncul. Rahang pria itu mengeras. Seperti ada sesuatu yang mengganggunya. Di tangan Kheil sudah ada dua botol air mineral serta gula kapas yang Peony yakini untuk Livy. Gula kapas yang sebelumnya dibeli Kheil sudah dibuang pria itu entah ke mana saat mencari keberadaan Livy dengan panik. Peony mengernyit. Apakah terjadi sesuatu pada Kheil saat pria itu membeli air? Kenapa mukanya asam seperti perasan jeruk lemon? “Leight???” seru Alan tercekat. Peony kembali menatap Alan. Raut terkejut terlihat nyata di wajah Alan ketika menatap keberadaan Kheil. “K-kalian masih bersama?” Alan bertanya pada Peony dan Kheil. Pandangan Alan bergantian menatap keduanya setelah Kheil sudah berada tepat di belakang Peony. “’Bersama’?” tanya Peony tak mengerti. “Aku t—” “Ada masalah?” Ucapan Peony terhenti karena Kheil memotongnya dengan datar tapi tajam. Peony menoleh cepat pada Kheil. Apa maksud pria itu? Tatapan Kheil tidak lepas dari Alan. Terdenga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-07
Baca selengkapnya

32. Rasa Yang Tak Pernah Hilang

“Hm. Tentu saja tidak gratis. Kau harus membayarnya besok.” Senyum miring tercetak dari wajah Kheil setelah mengatakan itu. Membuat tubuh Peony bergetar. Apa yang sebenarnya mereka bicarakan? Seperti sesuatu yang menjurus ke arah— “Hm. Di apartemenku.” Kedua tangan Peony terkepal kuat. Dugaannya sepertinya benar. Apakah Kheil dan Maribel akan menghabiskan waktu di apartemen pria itu besok? Ya, Tuhan… Hubungan mereka semakin terlihat menjijikkan di mata Peony. Bagaimana Kheil bisa berbagi dengan ayahnya sendiri?! Dan lebih tidak masuk akal lagi, bagaimana bisa Maribel membagi dirinya untuk dua orang yang memiliki hubungan yang sangat dekat itu? Sedarah pula! Peony segera beranjak dari duduk. Dia sudah tidak tahan jika harus mendengar pembicaraan Kheil dan Maribel lebih jauh. “Kau mau ke mana?” Peony menatap Kheil yang sudah ikut berdiri bersamanya. Peony diam, karena tak yakin ucapan Kheil ditujukan untuknya. “Aku tutup.” Kheil mengatakan itu pada seseorang di seberang sana. Tang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-08
Baca selengkapnya

33. Kekasih Baru Sang Pewaris

“Saladmu, Maddy.” “Sayang?” Peony terkesiap merasakan sentuhan hangat di punggung tangan. Matanya mengerjap. Ia dan ibunya saling bertatapan untuk beberapa saat. “Ya, Bu?” “Saladmu.” “Terima kasih.” Peony tersenyum, lalu menyuap salad sayur yang dibuatkan ibunya untuk sarapan mereka. “Hmmm~ Saladmu selalu menggugah selera, Bu!” Casandra tergelak. “Habiskan.” Peony mengangguk bersemangat. Mulutnya penuh dengan salad. Namun tak lama, senyum ceria yang diperlihatkan Peony hanya bertahan sebentar. Senyum itu kini lenyap tak bersisa. Peony tidak menyadari jika Casandra masih menatapnya. Casandra Hart menatap sang putri. Sudah tiga hari ia berada di apartemen anak satu-satunya ini, dan selama itu pula Casandra merasa kalau Peony tidak seceria biasanya. Casandra sangat mengenal putrinya. Peony adalah anak yang ceria. Hal itu sudah terlihat sejak balita. Bahkan jika sedang merasa sedih, Peony tidak menunjukkannya terang-terangan. Namun berbeda ketika Peter Hart meninggal. Peony tidak m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-09
Baca selengkapnya

34. Pemuda Masa Lalu

Layar televisi menampilkan bagaimana Kheil menggandeng Samira Hamid keluar dari bandara dengan cara yang gentle. Kemudian disusul dengan potret makan malam mereka yang duduk berseberangan. Foto mereka diambil dari samping, tetapi Peony dapat melihat kalau Samira Hamid tersenyum lebar menatap Kheil. “Sepertinya ibu pernah melihat dan mendengar nama pria itu. Dia…” Casandra memperhatikan baik-baik wajah Kheil. “Ya Tuhan!” Casandra membelalak. “Bukankah dia adalah temanmu, Sayang??” Casandra menatap Peony yang terlihat terkejut. Tangannya sudah menunjuk layar televisi. “Dia adalah pemuda yang sering mengantarmu pulang, bukan? Dia juga sering berada di gereja yang sama dengan kita. Apakah ibu benar??” tanya Casandra heboh. “I-ibu mengingatnya??” seru Peony terkejut. “Tentu saja. Dia adalah satu-satunya pemuda yang dekat denganmu dulu. Ya Tuhan, dia semakin tampan!” puji Casandra. Walaupun setelah kepergian sang suami Casandra menjadi sering banyak melamun, bukan berarti dia tak memperh
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-10
Baca selengkapnya

35. Si Perhitungan Kembali Beraksi

Pintu bus terbuka. Peony melangkah keluar lalu berjalan menuju apartemen. Seperti yang Peony katakan pada sang ibu, jika hari ini dia pulang tepat waktu. Kesibukannya mulai berkurang. Makan siang pun tidak telat seperti sebelumnya. Namun sudah dua minggu ini acara makan siangnya kembali sepi. Peony tidak punya teman makan siang lagi di rooftop. Tiba-tiba saja Zora menghilang. Wanita itu tidak masuk tanpa pemberitahuan pada atasannya. Entah ke mana Zora pergi. Kalaupun berhenti dari pekerjaannya, Zora tidak memberi tahu Peony sebelumnya. Tentu saja Peony merasa kecewa. Zora dan dirinya cukup dekat selama ini, tapi mengapa Zora seakan tak menganggapnya? “Kau baru pulang?” “Ya Tuhan!” Peony memekik terkejut. Ia membalikkan tubuh. Matanya membelalak mendapati Kheil sudah berada di depannya. Untuk sesaat, Peony terpesona dengan penampilan Kheil. Pria itu memakai pakaian formal lengkap. Sebelah tangan masuk ke dalam saku celana. Mata Peony beralih pada wajah Kheil. Dagunya terdapat bakal j
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-11
Baca selengkapnya

36. Iblis Yang Perhatian

“Aw!! Pelan-pelan!” Peony memekik merasakan kakinya berdenyut saat Kheil meletakkan bongkahan-bongkahan kecil es batu yang dibalut handuk kecil. “Tenanglah.” “Bagaimana bisa tenang?! Kau tidak merasakan apa yang aku rasakan saat ini!” Kheil menghela napas panjang. Menatap Peony datar. “Aku pernah terkilir dan aku tahu rasanya. Maka dari itu sebagai orang yang punya pengalaman terkilir, aku memintamu tenang. Lenturkan otot-otot tubuhmu kalau kau tidak ingin semakin merasa sakit.” Kheil kembali meletakkan handuk pada pergelangan kaki Peony yang terkilir. Kali ini lebih berhati-hati dari sebelumnya. Peony bersungut-sungut. Menatap kakinya yang kini berada di atas pangkuan Kheil. Pergelangan kaki kanannya sedikit membengkak. Entah ada apa dengan sore menjelang petang ini. Peony merasa mendapat kesialan bertubi-tubi. Pertama, dia tidak bisa menghindari Kheil yang muncul tiba-tiba seperti iblis—Memang iblis tepatnya. Ke dua, pria itu masih seenaknya menagih hutang. Dan ke tiga, Peony ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-12
Baca selengkapnya

37. Cucu Untuk Nicholas

“AAAAA!!!” Peony berteriak heboh. Ia langsung menutupi wajah dengan kedua tangan. Jantungnya berdegup kencang. Sialan! Apa-apaan pria itu?! Bisa-bisanya Kheil membuatnya berhadapan dengan Nicholas! Meskipun hanya melalui panggilan video, tetap saja Peony merasa takut sekaligus terkejut. Bayangkan, Nicholas Leight, pria yang telah membuat Kheil ada di dunia ini! Kheil keparat! Ya Tuhan… Peony menerka-nerka bagaimana wajahnya saat ini. Apakah make up-nya sudah luntur? Apakah penampilannya berantakan? Apakah Nicholas menganggapnya pantas untuk Kheil? Apakah—Tunggu-tunggu-tunggu, apa yang dia pikirkan?! Memang kenapa kalau berantakan? Memang kenapa kalau Nicholas tidak suka padanya? Peony tidak punya kewajiban terlihat sempurna di depan Nicholas seakan ingin menarik perhatian calon mertua. Sialan! Ini semua gara-gara Kheil!!! Pikirannya jadi ke mana-mana. Ini juga gara-gara perkataan Nicholas tadi. Memberi cucu?? Hell! “Sudah? Jangan ganggu aku lagi.” Tak! Peony membuka tangan yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-13
Baca selengkapnya

38. Roller Kissing

Mata Peony masih setia membuka. Melihat bagaimana Kheil menggodanya. Pria itu menikmati bibirnya dengan hati-hati. Peony terbuai? Tentu saja. Dia bahkan tanpa sadar mendesah. Apalagi merasakan geli dan nyeri secara bersamaan saat dagunya bergesekan dengan bakal janggut Kheil. Menimbulkan gelenyar aneh ke seluruh tubuh. “Summer… Summer…” bisik Kheil di sela cumbuannya. Nadanya bergetar. Peony membelalak. Ia tidak asing dengan situasi ini. Ingatan masa lalu seketika menyusup di kepala. Ciuman pertama mereka… Kheil juga memanggilnya seperti itu saat pertama kali bibir mereka bertautan, dan setelah itu apa yang terjadi? Kheil menghilang seperti bajingan. Sial! Seharusnya Peony tidak membiarkan Kheil melakukan hal ini padanya. Bukankah Peony sudah berjanji untuk tidak lagi merusak harga dirinya? ‘Hentikan sekarang juga, Peony! Apa kau mau setelah ini Kheil akan kembali menghilang seenaknya?!’ Tidak! Tidak akan ia biarkan Kheil bertindak sesukanya! Peony akan menampar pria itu lagi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-14
Baca selengkapnya

39. Situasi Macam Apa Ini???

“Kenapa pintunya tidak terkunci, Maddy—OH MY GOD!!!” Prak! Mata Peony terbuka lebar mendengar pekikan kencang dari arah pintu utama dan barang jatuh. Ia dan Kheil saling pandang dengan bibir masih bertaut. “PEONY MADELINE HART!” Peony segera mendorong bahu Kheil setelah mendengar pekikan kencang Casandra. Ya, Casandra Hart. Sial! Peony lupa kalau sang ibu masih akan menginap di apartemennya dan wanita itu pasti baru saja pulang dari rumah Janice Lishan. Sang ibu yang berpikir kolot dan menjunjung tinggi hubungan intim setelah pernikahan sudah pasti sangat terkejut dengan posisi Peony dan Kheil saat ini, yang sialnya akan sangat terlihat dari pintu masuk, karena sofa ruang tamunya dapat dilihat dari sana. Peony menoleh ke samping, dan mendapati tatapan tajam dan wajah memerah Casandra. Di bawah kakinya sudah tergeletak kantor belanja yang isinya berhamburan. Beberapa jeruk dan apel sudah menggelinding ke mana-mana. Peony menelan saliva susah payah. “I-ibu… i-ini tidak se-seperti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-15
Baca selengkapnya

40. Melewati Batas

“Bagaimana?” tanya Kheil pada dokter yang memeriksa kaki Peony. “Tidak serius. Cukup butuh waktu satu atau dua hari untuk beristirahat. Setelah itu, bisa kembali beraktivitas walaupun tetap harus berhati-hati saat melangkah,” balas sang dokter yang saat ini mulai membalut pergelangan kaki Peony dengan perban elastis. Lima belas menit yang lalu, setelah beberapa saat mereka selesai makan malam, Peony dan Casandra terkejut dengan kedatangan dokter tersebut. Ternyata Kheil meminta dokter pribadi keluarganya datang untuk memeriksa kaki Peony. Hal itu tentu saja membuat Casandra terpesona semakin dalam pada calon menantunya. Bahkan Casandra sampai menggoda Peony baik dengan kata maupun tatapan jahil. “Pria itu benar-benar sosok nyata calon suami idaman. Tampan, kaya, pandai memasak, sopan, pengertian, dan yang lebih penting, perhatian padamu. Kau tidak salah memilihnya. Pantas saja kau mempertahankannya bertahun-tahun, Maddy… Putriku tidak mau rugi ternyata. Bagus! Dia adalah pendamping
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status