Home / Romansa / Gadis Kesayangan Sang Mafia / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Gadis Kesayangan Sang Mafia: Chapter 111 - Chapter 120

131 Chapters

111. Pria Misterius (2)

“Butik sengaja dikosongkan hari ini, jadi kita bisa melihat koleksi terbaru dengan lebih leluasa, Sayang.”Bella tersenyum dan mengamit lengan ibu mertuanya. Ia diajak untuk berkunjung ke butik hari ini, mengingat Damian harus pergi ke markasnya di Alderson. Dia baru akan kembali menjelang makan malam.Bella sejujurnya tak lagi merasa takut, tetapi ia tetap mengawasi sekitar dengan waspada. Pistol mininya berada dalam tas selempangnya. Damian memberitahunya untuk tetap membawanya, sekalipun ia hanya pergi ke butik bersama ibunya.“Apa kau memakai gaun tidur yang Ibu berikan?”Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Bella lengah. Ia langsung tersipu mengingat kejadian semalam. ”Iya, Ibu,” jawabnya dengan suara pelan.Mirabesy tersenyum tipis. Tak perlu bertanya lebih jauh, hanya melihat rona merah di wajah gadis itu, ia sudah bisa menebak apa yang terjadi. “Ibu harap kau menyukainya,” ucapnya, lantas menarik Bella untuk memasuki butik. Beberapa karyawan menyambut mereka dengan hormat.“Aku m
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

112. Ajakan ke Pesta

Damian:[Apa kau masih di sana, Sayangku?][Aku menunggumu di sini.][Aku merindukanmu.]Wajah Bella berseri-seri ketika melihat tiga pesan berturut-turut yang dikirim oleh Damian. Meskipun masih sore, dia rupanya pulang lebih awal dan kini menunggunya di mansion.Bella melirik ibu mertuanya yang masih berbicara dengan karyawan, dan buru-buru mengetik pesan balasan.Bella:[Kami akan pulang sebentar lagi.][Dan aku juga sangat merindukanmu.]Bella menekan tombol ‘send’ dan menyimpan ponselnya ke dalam tas selempang. Ia sudah cukup mahir dalam mengoperasikan ponsel, terutama saat mengetik pesan.Ibu mertuanya akhirnya menutup pembicaraan dan melambai pelan. “Maaf agak lama, Nak. Ibu harus memberi pengarahan sebelum datang mengecek sebulan lagi,” jelasnya.Bella mengangguk mengerti. Ibu mertuanya tersenyum dan menarik tangannya menuju supir yang telah menunggu. Beberapa tas kertas berisi gaun memenuhi tangan kanannya, itu adalah gaun yang akan ia pakai sebagai pasangan Damian di pesta b
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

113. Kekhawatiran Damian

Damian terbangun mendengar suara berisik dari halaman belakang. Ia meraba sisi ranjang yang dingin dan membuka mata. Bella sudah lama bangun, pikirnya. Hari telah cerah di luar, sinar matahari menelusup ke dalam kamar. Cabang-cabang pinus yang bergoyang tertiup angin terdengar bersama kicauan burung. Damian melirik jam, hampir pukul sembilan pagi. “Astaga,” gumamnya, beranjak bangun dari kasur. Ia tidur terlalu lama dan kepalanya sakit karena minum alkohol sebotol penuh semalam. Ia bergegas ke kamar mandi, sekadar mencuci muka dan berganti baju. Damian mengambil obat dan langsung pergi ke aula utama. Dari balik jendela kaca, ia bisa melihat Bella yang tengah berbicara dengan Erina dan Verona. Rupanya, suara berisik itu berasal dari mereka. Damian tersenyum, senang gadis itu bisa menikmati waktunya bersama teman-temannya. Damian sendiri memiliki diskusi dengan ayahnya, jadi ia tidak akan mengganggu Bella. Pesta Evren katanya akan diselenggarakan dalam dua minggu. Ada beberap
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

114. Topik tentang Bayi

“Apa kau pernah membayangkan hidup di luar sana tanpa terjerat dengan bisnis ilegal?”Damian yang sedang menyandarkan kepalanya di bathtub perlahan membuka mata. Bella tak lagi bersandar di dadanya, kepalanya menengadah, menatap ekspresinya dengan penasaran.“Ya, sering,” desah Damian, tersenyum tipis. Tetapi, tatapannya terlihat pahit dan menyakitkan untuk dilihat. “Kau tahu, itu hanya sebatas imajinasi. Aku membayangkannya ketika pekerjaan membuatku stres. Atau ada masalah yang terjadi organisasi kami. Tapi itu dulu.”“Dan sekarang?”“Sekarang aku sudah bisa menerima segalanya,” jawab Damian, mengembuskan napas.Bella mengangguk dan kembali menyandarkan kepalanya di dada Damian. Mereka hanya berendam di bathtub sejak 15 menit yang lalu tanpa melakukan apa pun. Bella rebah di tubuh Damian, sementara tangan pria itu memeluk perutnya.“Dan kau sendiri?” Damian balik bertanya.“Aku juga sering membayangkannya saat masih menjadi budak.” Bella meraih tangan Damian dan menjalin jemari mere
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

115. Rumah

Pengajar yang akan mengajari Bella datang pagi ini, tepat pada pukul sembilan. Dia adalah wanita berusia 35 tahun, wajahnya keibuan dan suaranya sangat lembut. Kegugupan Bella sejak bangun pagi perlahan menghilang, menyadari pengajarnya adalah wanita yang sangat pengertian. Bella belajar di serambi sayap timur, dekat dengan jendela lebar yang memperlihatkan halaman samping mansion. Seorang pria bertubuh kekar—pria yang sama yang Bella lihat di rumah sakit saat Damian keracunan—terlihat berjaga, sesekali muncul dalam pandangan Bella. Bella tidak akan memprotes apa pun yang Damian lakukan. Setelah penyerangan itu, dia menjadi lebih berhati-hati. Mengantisipasi bahaya yang mungkin saja terjadi adalah hal yang bagus. Damian telah pergi ke markasnya saat sinar matahari baru menyinari puncak-puncak pepohonan. Cuaca jauh lebih cerah akhir-akhir ini, tak lagi muram seperti sebelumnya. Hal itu ternyata cukup mempengaruhi suasana mansion, menjadikan kegiatan yang mereka lakukan jauh lebih
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

116. Pesta Besar Para Mafia (1)

Waktu dua minggu tak terasa berlalu dengan sangat cepat.Jika Bella menghitung dengan jari hari-hari yang berlalu, ia tidak akan bisa mengimbangi cepatnya waktu berlari.Dan sekarang, menatap refleksinya di cermin, Bella sangat gugup. Damian berulang kali mengatakan betapa cantiknya ia, tetapi tetap saja kegugupannya terus meningkat di setiap detiknya.Ia memakai gaun biru tua yang dipesankan ibu mertuanya. Potongannya sederhana dan dilapisi kain tulle berlapis dengan hiasan bunga mawar kecil berwarna putih. Kain lengannya memanjang sampai sikunya dan roknya menggantung tepat di bawah lututnya. Rambutnya dibiarkan tergerai dengan jepitan mutiara di sisi kepalanya.Damian sendiri memakai tuxedo dan menyisir rambutnya ke belakang. Rambutnya licin dan berkilau, dia terlihat seperti model tahun 90-an di majalah. Berkelas dan seksi.Dia sedang bicara dengan seseorang di telepon, mondar-mandir sambil membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan senjata. Bella menyisiri rambutnya dengan tangan
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

117. Pesta Besar Para Mafia (2)

Pintu dibuka dengan suara derak keras. Atensi para tamu seketika berpaling ke arah Damian dan Bella. Wajah mereka dipenuhi rasa penasaran, dan mereka mulai berbisik-bisik satu sama lain. “Tarik napas, Sayangku,” bisik Damian di puncak kepalanya. Bella mengangguk, dan berjalan perlahan di sisi Damian, berusaha agar kakinya tidak mempermalukannya. Ruangan itu disinari cahaya hangat dari kandelar besar yang menggantung. Sekeliling ruangan dilapisi oleh kertas dinding hitam bermotif batu-bata, sangat kontras dengan meja putih tempat hidangan disediakan. Ada panggung kecil di sudut ruangan, sepertinya tempat penyambutan berlangsung. Para tamu saling membaur sambil membawa gelas minuman yang ditawarkan oleh pelayan. Kebanyakan yang hadir adalah laki-laki. Mereka semua mengenakan pakaian glamor dari desainer ternama. Bella tanpa sadar mengerutkan hidung mencium bau familier yang menyapa penciuman. Campuran aroma alkohol, tembakau, dan juga cologne yang digunakan oleh para tamu. Samar
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

118. Nasib Para Budak

Bukankah dia... gadis yang ikut dilelang di tempat Nyonya Poppy?Helena Collen, jika Bella tidak salah ingat. Dia dibawa pergi bersama gadis bernama Pearl Bridget yang berasal dari Tigris.Wanita itu menekan tangannya ke paha, bibirnya menyunggingkan senyum tipis, tetapi tatapan matanya... dia terlihat ingin melarikan diri. Sementara pria yang merangkul pinggangnya sibuk membalik kartu, tidak memperhatikan—atau mungkin tidak peduli dengan—ketidaknyamanan wanita itu.Bella hanya ingat kalau dia dibawa pergi setelah harga disepakati. Ia tidak pernah menyangka bahwa mereka akan bertemu lagi di tempat seperti ini.Tidak ada bekas luka di tubuh wanita itu, tetapi wajahnya sangat pucat dan lelah, dia sepertinya kurang tidur. Dia mungkin tidak disiksa secara fisik, tetapi hanya dengan melihat ekspresinya, sudah jelas mentalnya-lah yang tersiksa.Bella tanpa sadar terus memperhatikan wanita itu sampai dia mengangkat kepala. Tatapan mereka bertemu dan dia mengernyit. Bella yakin dia sama sekal
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

119. Ymar

“Yah, aku tahu, organisasimu yang menyedihkan itu hampir hancur, bukan?”“Tidak, Bung. Organisasimu yang hampir hancur.”“Tidak, tapi organisasimu, dasar banci.”“Organisasimu, demi Tuhan!”Bella menghela napas dan menyandarkan kepalanya di pundak Damian. Pesta Evren telah hampir berada di penghujung acara, dan penghuni ruangan ini diisi oleh orang-orang yang saling memaki karena mabuk.Mereka tidak sempoyongan dan masih bisa bergerak ke sana ke mari tanpa tersandung, tetapi obrolan mereka sungguh kacau. Musik bahkan telah diganti dengan senandung tidur untuk anak-anak.Tidak ada yang beres di sini, begitu kata Damian sebelum larut dalam pekerjaannya.Bella mengangkat kepala dari pundak Damian dan melirik jam, sudah lewat pukul 11 malam. Di sudut ruangan, televisi layar lebar memutar acara yang menampilkan permainan ski dan kereta luncur di pegunungan Norfolk.Bella beralih menatap Damian yang sibuk membaca berkas-berkas di hadapannya. Dia telah memilah-milah dokumen dari satu map ke
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

120. Kematian Dhruv

Satu map lagi dan selesai.Damian meregangkan tubuhnya sejenak, merasa lelah untuk memeriksa berkas-berkas di hadapannya. Seharusnya ia bisa melakukannya di markas, tetapi ayah Evren bersikeras untuk menyelesaikannya malam ini.Sebagai seorang senior—sama seperti ayahnya—Damian tidak bisa membantah pria itu. Evren mungkin lebih lunak untuk diajak bernegosiasi, tetapi ayahnya yang seperti tiran itu berdinding baja. Apa yang keluar dari mulutnya harus dipatuhi, selama itu bukan hal yang membawa bahaya.Damian menatap ke tempat Bella sejenak, dia masih berdiri di dekat jendela, mengamati pemandangan di luar. Dhruv berdiri tak jauh di belakangnya, mengawasinya.Damian menghela napas dan kembali berkutat dalam berkasnya. Tetapi hanya berselang beberapa detik, suara tembakan mendadak terdengar. Pintu belakang terbanting terbuka dan kelompok pria yang memakai kain penutup wajah melangkah masuk.Mata Damian melebar ketika mereka mulai menembaki seluruh penjuru ruangan dengan membabi buta. Let
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status