Karma Perselingkuhan Bab 2Diusir Ruang tamu rumah Pak Haji masih hening, suasana juga semakin tegang. Dengan ujung jari tangan, Pak Haji mengetuk-ngetuk permukaan meja. Mas Ahmad dan Nurma seperti tahanan yang sedang menunggu vonis. Sementara aku juga tak kalah gelisah menanti keputusan Pak Haji. "Begini, saya rasa ini keputusan yang adil untuk kita semua. Dengan terpaksa, saya meminta kalian untuk secepatnya pindah dari kontrakan saya. Silakan cari tempat lain. Dan kamu, Nurma, nanti biar saya yang jelaskan ke orang tuamu!"Aku mengusap wajah, pasrah dengan keputusan Pak Haji yang dirasa adil untuk kami. Aku juga tak mau lagi tinggal di kamar itu. "Tolong, jangan bilang ama orang tua saya, Pak. Saya takut mereka marah," pinta Nurma dengan suara memelas. "Harusnya kamu mikirin ini sebelum berbuat salah, Nurma!"Nurma kembali menunduk. "Kalo gitu, saya permisi dulu, Pak, Bu. Mau beres-beres," pamitku. "Maafin kami, ya, Mba Fatimah. Kami terpaksa mengambil keputusan ini," sahut
Huling Na-update : 2024-10-29 Magbasa pa