Fatimah yang sedang hamil, memergoki suaminya tengah berselingkuh dengan tetangga kontrakannya. Hal itu membuat Fatimah marah dan sangat kecewa. Ia tak menyangka perempuan yang dianggap adik sendiri, tega mengkhianati kepercayaannya. Fatimah pun memutuskan untuk pindah kontrakan dan memberikan kesempatan kedua untuk suaminya. Akan tetapi, rupanya suaminya tidak menghargai kesempatan yang diberikan oleh Fatimah. Lagi-lagi, suaminya berselingkuh. Hal itu membuat Fatimah memutuskan untuk berpisah dan melanjutkan hidupnya. Fatimah berjuang membesarkan anaknya. Dari menjadi pegawai toko sampai menjadi TKW ke luar negeri ia jalani. Hingga akhirnya sang mantan suami pun menerima karma atas perbuatannya yang tega mengkhianati pernikahannya dulu.
View MoreKarma Bab 26MimpikuBeberapa ibu-ibu yang merupakan para tetangga dan kerabat, terlihat sibuk. Ada yang memasak di dapur, ada juga yang menata kue-kue di ruang tengah. Sementara suami-suami mereka terlihat membantu Bapak. Para pria itu, mengeluarkan meja dan kursi dari ruang tamu. Kemudian menggelar karpet, yang sebagian meminjam dari tetangga sekitar. Sedangkan aku, hanya diam mengawasi Zea yang asyik bermain barbie di depan televisi. Ada juga Mbak Nurul di dekatku. Wanita kalem itu sedang menata dus snack untuk para tamu.Hari ini, rumah orang tuaku sedikit sibuk. Tiga hari sudah aku berada di rumah. Rencananya, malam ini, orang tuaku akan mengadakan syukuran atas kepulanganku. Hanya acara kecil, mengundang tetangga sekitar saja. Akan tetapi, karena jiwa gotong royong masih melekat kuat, para tetangga dan kerabat, datang membantu dengan sukarela. Aku terharu dengan keikhlasan mereka semua. Mereka mengerjakan tugas masing-masing dengan riang, diiringi celoteh khas ibu-ibu. Aku dan
Karma Bab 25PulangHari ini akhirnya tiba juga. Dengan hati berdebar tak karuan, aku mengecek sekali lagi barang-barang yang akan dibawa, takut ada yang tertinggal. Nyonya Thai Thai dan suaminya mengingatkan tentang dokumen perjalanan dan tiket pesawat, takut tertinggal. Sementara Oma, menatapku sendu. Wanita tua itu berkali-kali memintaku untuk cepat kembali. Katanya, dia pasti akan merindukanku. Ah, Oma, bikin aku terharu saja. Setelah semuanya selesai, dibantu sopir keluarga majikan, aku memasukkan semua barang bawaan ke bagasi. Seperti anak kecil yang akan ditinggal pengasuhnya, Oma merajuk. Dia bersikeras ikut ke Bandara, untuk mengantarku. Akhirnya, anak dan menantu Oma menyerah. Mereka membawa serta Oma ke Bandara. Aku tersenyum kecil saat melihat Oma tersenyum senang. Sepanjang perjalanan, Oma terus-terusan menasehatiku. Selain memintaku cepat kembali dan selalu menghubunginya, dia juga memintaku untuk tidak buru-buru menikah lagi. Katanya, fokus saja membesarkan anak dan
Karma Perselingkuhan Bab 24Dia Pergi Kabar tentang kecelakaan Mas Ahmad terus mengganggu pikiran. Apalagi sejak musibah itu, Fitri jadi lebih sering menghubungiku. Tanpa kuminta, dia mengabarkan bagaimana keadaan Mas Ahmad. Katanya, luka yang diderita mantan suamiku itu cukup parah. Tangan dan kaki kanannya mengalami patah pada tulang. Fitri tidak menjelaskan detailnya. Dia hanya mengatakan bahwa kemungkinan untuk pulih itu memakan waktu cukup lama. Setelah hampir dua minggu dirawat, akhirnya Mas Ahmad diperbolehkan pulang. Menurut cerita Fitri, mereka pulang ke kampung, karena kalau di Jakarta tidak ada yang membantu merawat Mas Ahmad.Aku memberitahu Ibu, kabar soal kecelakaan yang menimpa mantan menantunya itu. Reaksi ibu biasa saja. Akan tetapi, wanita berhati lembut itu tak menolak saat diminta menjenguk Mas Ahmad yang sudah dibawa pulang kampung. Menurut cerita ibu, Mas Ahmad berkali-kali minta maaf padanya. Aku meminta ibu untuk memaafkan semua kesalahan Mas Ahmad di masa l
Karma Bab 23Ahmad Kecelakaan Seperti biasa, saat hari minggu tiba, aku berkumpul bersama Anisa dan teman-teman TKW yang lain di Taipei Main Station. Sebenarnya bukan cuma TKW dan TKI saja yang berkumpul di sini. Mahasiswa dan pekerja imigran dengan profesi lain juga banyak yang berkumpul di sini. Apalagi, kalau pengajian rutin sedang berlangsung, seperti pagi ini. Pasti jumlah pengunjung semakin banyak. Kebetulan pagi ini, penceramahnya seorang Ustadzah terkenal yang diundang langsung dari Indonesia. Dengan tekun, aku menyimak semua yang disampaikan oleh Ustadzah yang selama ini hanya bisa dilihat melalui layar televisi. Entah kebetulan atau tidak, tema kajian pagi ini, adalah 'Jangan Mendendam' sesuai dengan apa yang sedang kualami. Dalam hidup ini, tentu kita tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Ada saja kejadian yang membuat kita kecewa dan berujung sakit hati. Ketika sakit hati, kita dapat merasa sangat merana. Apalagi bila yang menyakiti hati kita adalah orang terd
Karma Bab 22Kabar Duka 2Cerita ibu soal permintaan maaf mantan ibu mertua mengganggu pikiranku selama berhari-hari. Hal itu mau tak mau membuatku bertanya pada diri sendiri, apakah aku sudah benar-benar memaafkan mereka? Atau mungkin masih ada sedikit dendam di hatiku untuk mereka? Setiap kali sholat, aku berdoa, memohon ampun untuk diriku sendiri dan untuk mantan ibu mertua. Tak henti-hentinya aku memohon pada Yang Maha Kuasa agar penyakit mantan ibu mertua diangkat dan disembuhkan seperti sedia kala. Sebuah nomor tak dikenal terpampang di layar. Aku yang sedang melipat mukena, seusai sholat Isya, segera menekan tombol hijau. Takutnya penting. "Assalamualaikum," sapaku. Terdengar sahutan salam dari seberang sana. Suara pria yang masih kuingat dengan baik. Suara Mas Ahmad. "Fat. Maaf mengganggu malam-malam begini.""Iya, Mas. Ada apa? Gimana keadaan ibu?""Fat, keadaan ibu semakin memburuk.""Ya Allah, terus sekarang gimana?""Ibu bilang, pengen ngomong sama kamu. Kalo kamu berk
KarmaBab 21Mantan Ibu MertuaTiba-tiba panggilan terputus. Mungkin mantan ibu mertua tidak nyaman dengan kata-kataku. Takut terjadi apa-apa pada Zea dan keluargaku, segera kutekan nomor telepon ibu. Tersambung dan langsung diangkat. Terdengar suara ibu menyapaku dari seberang sana. "Bu, pokoknya jangan berikan Zea sama mereka. Fatimah nggak rela kalo Zea diasuh sama mereka. Kalo memang mereka peduli sama Zea, kenapa selama ini tidak memperhatikan keadaan Zea?" cerocosku dengan napas tersengal menahan amarah. Dari seberang telepon, ibu meyakinkanku bahwa mantan ibu mertua tidak akan bisa membawa Zea."Pantesan anakku cari perempuan lain buat dijadikan istri. Dia bosan punya istri keras kepala sepertimu. Dan, lihat! Setelah cerai dari Ahmad, nggak ada laki-laki yang mau menikah denganmu! Perempuan keras kepala! Untung udah nggak jadi mantuku. Bisa stres lama-lama punya mantu sepertimu!" Tiba-tiba terdengar omelan mantan ibu mertua. Mungkin dia merebut hape di tangan ibuku. Aku mend
KarmaBab 20Benarkah ini Karma? Menurut kabar yang dikirim ibuku, semenjak kematian bayinya, Mas Ahmad kembali tidak peduli pada Zea. Katanya mantan suamiku itu kembali ke Jakarta bersama Fitri. Mantan mertuaku pun tak pernah datang menemui cucunya. Entah apa yang keluarga itu pikirkan, sehingga tega melupakan darah daging mereka. Padahal, saat bayi Mas Ahmad meninggal, kedua orang tuaku datang melayat. Karena, bagaimanapun, keluarga kami pernah ada ikatan. Akan tetapi, sepertinya memang apapun yang keluargaku lakukan, tak ada artinya di mata mereka. Nomor Mas Ahmad sengaja tak kusimpan. Untuk apa? Toh, dia hanya sekali-kalinya menghubungiku. Kalau dia ada perlu dengan Zea, bisa lewat ibu. Aku juga jauh di sini, tak bisa membantu secara langsung kalau Mas Ahmad ingin bertemu dengan anaknya. ***Aku sudah hampir terlelap saat ada sebuah pesan masuk ke hpku. Karena lelah, kuabaikan saja pesan itu. Biar saja, kalau penting pasti akan menelepon, pikirku. Benar saja, baru saja aku akan
Karma Bab 19 Kabar Duka 1 Berhari-hari setelah Mas Ahmad mengirimkan pesan tentang anaknya yang sakit, hatiku jadi tidak tenang. Entah kenapa, pikiranku selalu tertuju pada Zea. Telepon dan video call yang dilakukan, tidak membuatku tenang. Namun, mau bagaimana? Tak mungkin aku tiba-tiba pulang dengan alasan rindu pada anak. Apalagi, baru beberapa bulan di sini dan gajiku juga masih dipotong untuk ganti biaya pemberangkatan. Ya, aku mendaftar jadi TKW dengan sistem potong gaji selama sembilan bulan, untuk ganti biaya pemberangkatan. Rata-rata para TKW melakukan hal yang sama. Karena, kalau mengeluarkan biaya sendiri, biayanya tak sedikit dan kami keberatan. Biaya itu antara lain untuk pembuatan dokumen seperti paspor, visa, dan lain-lain. Belum biaya pelatihan ketrampilan yang kami dapatkan selama di penampungan. Uang saku yang kamu terima pun diambil dari gaji yang dipotong. Tak apa-apa, toh, gaji yang didapat selama beberapa bulan juga bisa menutupi semua potongan itu. Apalagi
Karma Perselingkuhan Bab 18Taiwan, I'm ComingLima jam melayang di udara, akhirnya burung besi raksasa ini mendarat di Bandara Taoyuan, Taiwan. Sesuai arahan petugas PJTKI yang di Jakarta, aku mencari sopir dari agen PJTKI sudah menunggu. Tak butuh waktu lama, akhirnya aku dan beberapa calon TKW lain pun keluar dari Bandara. Sebelum diberangkatkan ke rumah majikan yang akan mempekerjakanku, aku dan yang lain, diminta beristirahat dulu di penampungan. Aku menurut saja. Lima jam berada di pesawat terbang, cukup membuatku lelah. Apalagi ini untuk pertama kalinya buatku. Aku ingin istirahat dulu sebelum bekerja besok. Pagi hari, setelah mandi dan sarapan alakadarnya, kami semua diminta bersiap. Seorang perwakilan dari agen, akan mengantarkan kami satu persatu ke rumah calon majikan. Dengan hati berdebar tak karuan, aku bersiap. Benak dipenuhi tanya, seperti apakah majikanku nanti? Apakah sebaik keluarga Pak Burhan, bosku dulu? ***Satu persatu, dari kami diantar ke rumah calon majika
Karma Perselingkuhan Bab 1TerpergokTergesa aku melangkah menyusuri gang sempit menuju kontrakan untuk mengambil dompet yang tertinggal. Tak biasanya aku bisa lupa membawa benda penting itu. Sebenarnya tadi, bos pemilik toko tempatku bekerja menawariku memakai uang toko untuk membeli makan siang. Akan tetapi, aku juga ingat, suamiku juga pasti belum makan. Tadi pagi aku bangun kesiangan dan tidak sempat memasak. Karena itulah aku memaksa pulang saat jam makan siang, selain mengambil uang juga sekalian mengajak suamiku makan.Sesampainya di kontrakan, aku mendorong pintu yang terbuat dari papan tipis itu. Dikunci. Mungkin suamiku masih tidur. Semalam ia yang kebagian shift siang, pulang sudah hampir tengah malam. "Mas!" panggilku sambil mengetuk pintu. Tak ada sahutan. "Mas! Mas! Mas Ahmad!"Tak ada sahutan, tapi samar terdengar kasak-kusuk dari dalam kontrakan."Mas!" panggilku lagi. "Ya, bentar!" terdengar suara Mas Ahmad menyahut dari dalam. Lalu pintu terbuka. Sepintas aku meli...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments