All Chapters of Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku : Chapter 221 - Chapter 230

260 Chapters

Dikira Pembantu

Monika sedang fokus dengan pekerjaannya, hingga tiba-tiba ponsel yang berada di atas meja berdering dan ada nomor tidak dikenal terpampang di sana.Monika hendak mengabaikan panggilan itu, tapi ponselnya terus saja berdering, membuat Monika akhirnya menjawab.“Halo.”“Sok sibuk sekali, sampai tidak menjawab panggilan dari nomor asing, hah!”Suara melengking dari seberang panggilan, membuat Monika langsung menjauhkan ponselnya dari telinga. Dia menatap layar ponselnya, sebelum kembali menempelkan di telinga, sebab tahu suara siapa yang ada di seberang panggilan.“Maaf, buan maksud saya mengabaikan. Saya tadi dari kamar mandi,” ujar Monika berkilah. Dia tidak mau terkena sembur Sinta.“Siang ini aku mau bertemu denganmu, tidak usah laporan ke Mario! Akan aku kirim alamatnya.”Setelah mengatakan itu, panggilan itu berakhir dan membuat Monika terkejut. Semenjak hari saat Sinta memintanya meninggalkan Mario, Sinta tidak pernah lagi mengganggu Monika, membuat kakak Rihana itu sekarang terke
last updateLast Updated : 2023-08-09
Read more

Pantai

“Airnya asin!” teriak Bastian saat mulutnya kemasukan air laut.Rihana dan Melvin tertawa melihat tingkah lucu Bastian. Rihana berdiri sedikit jauh dari bibir pantai, sedangkan Melvin berjalan mendekat ke Bastian yang sedang bermain tepat di bibir pantai, menghadang ombak yang terus datang.“Jangan diminum, Bas.” Melvin berjongkok, lantas mengusap wajah Bastian dari garam sisa air laut yang mengering.“Bas ga minum. Itu masuk sendiri ke mulut Bas. Memangnya, ga boleh diminum, ya?” tanya Bastian sambil membiarkan Melvin membersihkan wajahnya.Melvin mengajak Rihana berlibur ke pantai, sebab Rihana berkata jika Bastian memang tidak pernah diajak ke pantai. Terbukti sekarang, Bastian sangat kagum dan begitu suka diajak ke tempat itu.“Ga boleh,” jawab Melvin masih membersihkan wajah Bastian, sebelum kemudian menatap putranya itu.“Kenapa?” tanya Bastian lagi penasara.“Karena rasanya asin, juga ga bagus buat tubuh kalau kebanyakan garam,” jawab Melvin memberi pengertian yang bisa dipaham
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

Satu Ronde

Monika sangat terkejut mendengar syarat dari Sinta, hingga dia pun mengulas senyum bahkan menghela napas kasar.Sinta menaikkan satu sudut alis melihat Monika menghela napas, hingga menunggu jawaban dari Monika.“Maaf, saya memang mencintai bahkan serius menjalin hubungan dengan Mario. Namun, untuk syarat yang Anda berikan, maaf sekali lagi, saya tidak bisa mengabulkannya.”Sinta sangat terkejut mendengar ucapan Monika, bahkan sampai menegakkan badan.“Mario selalu berkata, bahwa dia bisa menerima saya apa adanya. Bahkan meski saya seorang wanita karier, dia tidak keberatan dan malah mendukung saya,” ujar Monika memperjelas maksud ucapannya.“Jadi kamu menolak syarat yang aku berikan?” tanya Sinta yang terlihat tidak senang.“Ya, bahkan meski yang meminta hal itu adalah Mario, saya tetap akan menolaknya. Jiwa bisnis sudah mengalir dalam diri saya, jadi saya tidak akan pernah melepasnya. Saya putri pertama dari seorang pengusaha, dan saya akan melanjutkan bisnis ayah saya. Jika saya be
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

Season Kedua

Melvin menutup pintu pelan, sebelum kemudian melirik Rihana yang ada di ranjang.“Ada apa? Kenapa kamu mengendap-endap seperti itu?” tanya Rihana keheranan.Melvin hanya tersenyum setelah mengunci pintu. Dia pun berjalan menuju ke ranjang, sebelum akhirnya naik ke ranjang bersama Rihana.Rihana menatap curiga, hingga menebak apa yang akan dilakukan suaminya itu.“Bas sudah tidur, jadi tidak akan ada yang mengganggu,” ucap Melvin.Sudah jelas sekarang, kenapa Melvin mengajak pembantu. Agar dia dan Rihana bisa berduaan tanpa gangguan dari Bastian. Bahkan memberikan kamar berbeda, dengan alasan takut Bastian menendang perut Rihana.“Kamu yakin kalau Bas benar-benar sudah tidur?” tanya Rihana memastikan.Melvin tidak langsung menjawab pertanyaan Rihana, memilih langsung mengajak sang istri berbaring dan memeluknya.“Tentu saja, aku yang menidurkannya,” jawab Melvin.Rihana tertawa kecil, tidak menyangka kalau Melvin akan sampai seperti itu, hanya demi bisa bermesraan. Melvin tersenyum men
last updateLast Updated : 2023-08-11
Read more

Restu didapat

“Mau ke mana kamu?” tanya Candra saat melihat Monika buru-buru menuruni anak tangga. Monika menoleh dan melihat Candra yang sedang duduk menatap dirinya. “Keluar bentar, Pa. Mario di depan, katanya ada yang mau dibicarakan,” jawab Monika sambil menunjuk ke pintu depan. Dia merapikan sweater yang dikenakannya dengan terburu-buru. “Depan mana? Ga ada juga orang bertamu,” kata Candra yang tidak melihat Mario di depan rumah. Monika mencebik mendengar perkataan Candra, hingga kembali membalas, “Depan pagar, dia mau masuk juga berani. Salah siapa Papa galak.” Tentu saja Candra terkejut dikatai galak oleh putrinya. Monika memilih melanjutkan langkah tanpa memedulikan sang papa. “Janji hanya ngobrol, jangan pergi!” teriak Candra. “Aku sudah besar, Pa. Jangan dipantau kayak anak SMP.” Candra terkejut mendengar balasan Monika, tapi memang benar jika putrinya sudah berumur 30 tahunan, bukan anak umur 15 tahun yang harus terus dipantau. Monika berjalan menuju ke gerbang, dilihatnya Mario
last updateLast Updated : 2023-08-13
Read more

Rubah Kecil

Cantika tidak terima dan tidak bisa tinggal diam melihat Mark digoda oleh Margaretha. Padahal Mark sendiri tidak menanggapi dan memalingkan wajah agar tidak melihat Margaretha yang berpakaian seksi, lingerie dengan kimono tipis, pria mana pun pasti akan tergoda jika melihatnya. Memang sangat jauh berbeda dengan Cantika yang lebih suka memakai piyama gambar animasi, seperti anak kecil, mungkin cocok dengan umurnya. Cantika gemas, hingga membuka kancing piyama yang dikenakan, tentu saja hal itu membuat Mark terkejut dibuatnya. Namun, tidak membuka semua kancing, hanya beberapa di bagian tas, sehingga memperlihatkan tanktop berwarna hitam yang dipakai. “Tika.” Mark kebingungan dengan apa yang dilakukan Cantika. Cantika tidak peduli, sedikit menurunkan kerah bagian kanan, dia lantas duduk di pangkuan Mark, bahkan langsung merangkulkan lengan di leher Mark. “Kamu sedang apa?” tanya Cantika berpura-pura tidak tahu. Mark langsung sadar dengan drama yang dilakukan Cantika, hingga mengguna
last updateLast Updated : 2023-08-15
Read more

Bastian Hilang

“Di mana Bas?” Rihana menengok ke kanan dan kiri, tapi tidak melihat putranya itu berada.Mereka sedang jalan-jalan di sebuah pasar tradisional, tapi Bastian tiba-tiba mendadak hilang.“Tadi di sini, Nyonya.” Simbok bingung karena kehilangan Bastian.Melvin juga mencari, apalagi pasar begitu ramai, sehingga Bastian tidak terlihat karena banyaknya orang yang berlalu-lalang.“Bas!” teriak Rihana yang panik karena tidak melihat Bastian.“Kamu tenang dulu, kita cari mungkin dia lihat mainan atau apa, jadi jalan sendiri,” ucap Melvin mencoba menenangkan.Simbok pun merasa bersalah, hingga ikut mencari Bastian di pasar itu. Mereka tidak menemukan Bastian di mana pun, membuat Melvin akhirnya memilih meminta bantuan petugas polisi yang ada di sekitar sana.“Vin, bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Bastian?” Rihana benar-benar panik dan bingung. Dia sampai meremas telapak tangan Melvin dengan kuat.“Kamu tenang dulu, jangan panik. Semoga Bastian hanya salah jalan saja,” ucap Melvin mencoba
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

Para Preman

“Ayo sini anak manis. Jangan takut sama om, yuk ikut.”Salah satu pria dewasa itu berkata manis untuk menarik perhatian Bastian. Bahkan mendekat untuk merayu bocah itu.Bastian mundur, begitu juga dengan Nana yang takut. Hingga Bastian menggenggam tangan Nana yang memegang gelang jualannya.“Sini, jangan takut. Om-om ini ga gigit, hanya mau ngobrol sama kalian,” kata pria itu lagi membujuk.“Bas, itu preman pasar. Mama sering dimintai uang kalau ketemu mereka,” bisik Nana dengan ekspresi wajah takut.Bastian paham dengan apa yang diucapkan Nana.“Kita lari saja,” balas Bastian berbisik.Nana mengangguk setuju, mereka bersiap lari tapi salah satu pria langsung menghadang jalan mereka, memerangkap hingga Bastian dan Nana tidak bisa pergi ke mana-mana.“Hayo, kalian mau ke mana? Kok mau lari. Om-om ini baik lho.”Para preman itu melihat barang yang melekat di tubuh Bastian semuanya bermerk, membuat mereka yakin jika akan mendapat banyak uang, kalau membawa Bastian dan minta tebusan.“Ayo
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more

Iba

Rihana memandikan Nana, bahkan sudah meminta Melvin membelikan pakaian baru untuk gadis kecil itu.“Bagaimana, sudah segar?” tanya Rihana saat baru saja memandikan Nana.“Sudah,” jawab gadis kecil itu sambil menganggukkan kepala mantap.Rihana tersenyum hangat, membalut rambut panjang Nana dengan handuk kecil. Dia sudah mendengar kejadian yang hampir menimpa Nana dan Bastian dari Melvin. Rihana pun kasihan karena Nana terlihat tidak sangat terawat, jauh berbeda dengan ketika masih bersekolah dulu.“Nana tunggu sini, Bibi ambilkan pakaiannya dulu,” kata Rihana sudah memakaikan handuk di tubuh Nana juga.Nana mengangguk dan menunggu kamar mandi, sedangkan Rihana berjalan keluar untuk mengambil pakaian bersih untuk Nana.“Nana mana? Kenapa ga keluar?” tanya Bastian saat melihat Rihana keluar dari kamar mandi sendirian.“Nana masih di dalam, ‘kan belum ganti baju,” jawab Rihana.Bastian turun dari ranjang dan ingin menyusul ke kamar mandi.“Eh … mau ke mana?” Rihana mencegah Bastian yang
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

Mengantar Nana

Rihana, Melvin, dan Bastian mengantar Nana ke rumahnya. Tidak lupa mereka membawa makanan untuk ibu dan kakak Nana, sesuai dengan permintaan gadis kecil itu.“Rumahnya yang mana?” tanya Rihana saat Nana meminta sopir berhenti di pinggir jalan.“Ga bisa pakai mobil, harus jalan kaki,” jawab Nana yang siap turun.Rihana menoleh Melvin, kemudian mengangguk dan mereka pun turun dari mobil, berjalan melewati lorong kecil untuk sampai ke rumah Nana.Di rumah kecil, dengan dinding dari papan, juga lantai masih beralaskan tanah. Sukma—ibu Nana terbatuk-batuk dan mencari keberadaan Nana yang sejak tadi tidak terlihat di rumah.“Nana!” panggil wanita itu mencari.“Apa dia main di luar?”Sukma berjalan keluar dengan tubuh lemas, bahkan wajahnya terlihat sangat pucat karena sudah sakit lama dan berkelanjutan.“Nana!” panggil wanita itu saat sudah rumah, tapi tidak mendapati putrinya bermain di luar.“Di mana dia?”Sukma kebingungan, hingga melihat tetangga yang lewat dan bertanya ke tetangga itu.
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more
PREV
1
...
212223242526
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status