"Za, tolong kamu bukakan pintu pagarnya!" ucap Mas Elang begitu kami sampai rumah."Ih, kok aku sih, Kak. Suruh Mbak Hanin-lah!" jawabnya, sambil cemberut dan melipatkan tangan di dada."Kamu gak lihat, Mbak-mu lagi gendong Ara yang lagi tidur?" tanya Mas Elang."Kan, bisa di taruh dulu, gitu aja kok repot," jawab Iza sewot."Sudah jangan ribut, nanti Ara bangun." ucap Mama menengahi.Dengan kesal akhirnya gadis itu pun menurut. "Ih, ini semua gara-gara, Mbak Hanin. Jadi, aku, 'kan yang di suruh," gerutunya kesal. Lalu, turun dari mobil.Aku diam, malas berdebat, sudah malam. Apa lagi kalau sampai tetangga dengar, selain malu tentunya bisa mengganggu mereka yang lagi tidur.Setelah mobil terparkir di garasi aku segera turun, melangkah masuk ke rumah."Hanin, ingat kamu jangan dulu tidur!" ucap Mama kembali mengingatkan. Karena, lagi menggendong Ara aku memilih mengangguk. Aku pun langsung meletakkan tubuh Ara ke tempat tidur, sebenarnya kalau tak ada perintah Mama ingin sekali aku me
Read more