Home / Romansa / Adik Angkatku, Istriku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Adik Angkatku, Istriku: Chapter 81 - Chapter 90

115 Chapters

Bab 81 Kontrak Berlanjut?

Aku perhatikan wajah Pak Adrian seakan belum puas dengan penjabaran dari tim kami, namun aku sepertinya akan mempertimbangkan kontrak kerja sama ini. Sayang memang jika aku mengakhiri kerja sama dengan salah satu rumah sakit terbesar ini, tapi kami telah membuang banyak waktu. Akan lebih efektif jika kami memikirkan kontrak baru. “Oke kita gunakan desain terakhir untuk bagian dengan tema baru rumah sakit.”Pak Adrian meminta asistennya mengambilkan kontrak yang sudah direvisinya. Tidak banyak perubahan hanya detail desain dan tanggal mulai aktif kontrak. Sebagian yang lain sudah dalam pengerjaan.Kami masing-masing menandatanganinya dan aku mendapatkan salinan asli yang bertanda tangan. Kontrak kerja keseluruhan proyek ini sudah ditandatangani sebelumnya.“Terima kasih Pak Adrian, semoga semua berjalan lancar,” ucapku sambil menjabat tangannya.Pak Adrian mengangguk dan meminta kami menikmati hidangan yang sudah disiapkan. Aku mengucapkan terima kasih dan meminta Dania mempersilakan t
Read more

Bab 82 Menginap di Hotel

Dania memeluknya erat dan isak tangisnya mulai terdengar. Ditepuknya punggung Alisha untuk memberi kekuatan dan menenangkannya.“Sha, tidak apa... sudah ada Pak Angga di sini. Maafkan aku tidak bisa menjagamu dengan baik,” ucap Dania menyesali kejadian ini.Petugas hotel datang membawa kartu akses kamar. Aku meminta Dania mengurusnya di resepsionis. Setelah itu hubungi Hendra untuk datang ke sini. Dania mengangguk memahami perintah Pak Angga.“Antarkan kami ke kamar!”Aku membopong Alisha yang sudah tak sadar. Dania mengambil tas Alisha dan membawanya. Aku ikuti petugas hotel menuju lift yang mengantarkanku ke kamar. Setelah pintu dibuka aku membawa Alisha masuk dan membaringkannya di kasur.Kuucapkan terima kasih pada petugas hotel dan mengatakan akan mengganti kerusakan pintu yang kudobrak. Petugas hotel hanya mengangguk karena belum sepenuhnya memahami siapa yang harus bertanggung jawab.Aku hubungi Dania untuk membelikan pakaian ganti untuk Alisha. Dania mengerti dan mencoba menca
Read more

Bab 83 Memenuhi Panggilan

“Mas, Adrian malah membuat laporan ke kepolisian? Seharusnya aku yang menuntutnya melakukan tindakan kekerasan,” ucapku kesal membaca pesan dari Hendra.“Kita hadapi saja ya. Mas dan Hendra sudah mengumpulkan bukti agar tidak bisa dituntut. Namun kita harus mengikuti prosesnya. Karena Adrian yang menuntut maka kita harus menunggu dan membuktikan jika kita tidak bersalah.”Mas Angga menjelaskan dengan tenang. Tak ada ketakutan pada wajahnya. Aku jadi sedikit tenang mendengarnya. Awalnya aku sangat takut jika Mas Angga akan dipenjarakan.“Sha, Arjuna semalam telepon, kangen sama bundanya. Semalam mas bilang kamu sudah istirahat karena banyak pekerjaan.”“Terima kasih ya mas. Alisha video call Arjuna sekarang, ya? Luka mas ditutupi dulu biar Arjuna tidak bertanya.”Mas Angga mengangguk. Arjuna pasti akan menanyakan detail kejadiannya jika dia mengetahuinya. Diubah posisi duduknya agar tak terlihat bagian yang masih sedikit memar.“Bunda..., Arjuna kangen bunda. Kenapa bunda tidak diajak?”
Read more

Bab 84 Lamaran Angga

“Mas, bukankan tadi anak Pak Adrian?” tanyaku pada Mas Angga.“Sepertinya begitu, nanti aku akan cari tahu mengenai penyakitnya serta kondisi Ryan,” jawab Mas Angga juga penasaran.“Papa kalau tidak salah Ryan pernah bilang dia punya penyakit jantung bawaan. Apakah berbahaya, Pa?” tanya Arjuna pada Mas Angga.Aku menanyakan Arjuna tahu dari siapa. Arjuna mengatakan jika Ryan yang menceritakannya padanya saat mereka bermain bersama dulu.“Mas, apa kita lihat dulu Ryan sebentar? Setelah mengetahui kondisinya kita baru pulang. Aku tidak tega jika melihat anak kecil dengan penyakit yang berat,” ucapku sedih.Mas Angga mengizinkanku untuk melihat kondisi Ryan terlebih dahulu. Kami menuju ruang IGD, mencari tahu kondisi Ryan saat ini. Ryan memang pasien tetap di rumah sakit ini. Namun kondisinya kali ini sedang drop. Tidak seperti biasanya, jelas perawat yang menjaganya.Tak lama Adrian datang setelah menyelesaikan administrasi untuk Ryan. Saat dilihatnya Aku dan Mas Angga, Adrian hanya mena
Read more

Bab 85 Kasus Adrian dan Angga

Malam ini aku bisa tidur nyenyak. Acara lamaran berjalan lancar. Awalnya aku sedikit khawatir dengan beberapa kejadian sebelumnya yang membuat aku merasa bersalah pada Mas Angga. Kejadian di hotel kemarin masih memberikan bekas luka.Rasa marah membuat aku ingin memutuskan kontrak dengan Adrian, namun Mas Angga melarangnya. Hal ini akan membuat Adrian melakukan tindakan yang tidak kita duga. Mas Angga berjanji akan melakukan pengawasan pada Adrian. Sepertinya John dan rekannya akan mendapatkan tugas kembali menjaga Alisha.Saat aku ingin membaringkan tubuhku beristirahat. Sebuah pesan masuk dari Mas Angga. Aku membacanya dan mencoba memahaminya.-Sha. John mas minta mengawasi Adrian dibantu Petra. Kamu sendiri akan di kawal Hans. Mas tak mau ada hal yang tidak kita inginkan dilakukan Adrian.--Selamat istirahat hanny, mimpi indah ya.-Aku tersenyum membaca pesan berikutnya. Aku membalas pesan dengan singkat padat dan jelas.-Iya mas, terima kasih.--Mimpi indah juga ya mas.-***Hendra
Read more

Bab 86 Nenek Hanum

Bunda berusaha keras mengusir masa lalunya yang tiba-tiba hadir. Saat dirinya hamil dan meminta bantuan pada keluarganya, Ibu tirinya mengusirnya. Harapan satu-satunya mendapat bantuan dari keluarganya sirna saat disapatinya ayahnya tak ada di rumah.Keluarga besarnya memiliki perusahaan yang cukup berkembang saat itu dan dipegang oleh ayahnya sebagai pimpinan. Ayah menikah kembali setelah ibu kandungnya meninggal karena sakit. Ibu Hanum, orang yang mengusirnya untuk tidak menemui ayahnya hingga akhirnya diterima kabar jika ayahnya meninggal karena penyakit jantungnya kambuh.“Bunda, Angga ada fotonya. Apakah bunda mau melihatnya untuk memastikan apakah bunda mengenalnya?” tanya Angga pelan melihat bunda yang diam tak bergerak.Bunda menarik napas panjang dan menatap ke arah Angga sambil mengangguk. Bagaimanapun jika memang itu adalah ibu tirinya makan kewajibannya untuk mengurusnya.Angga memberikan ponselnya dengan foto Bu Hanum yang sedang berbaring di ruang rawat. Dalam hati bunda
Read more

Bab 87 Kembali Bersekolah

“Bagaimana Om Adrian, boleh Ryan juga bersekolah di sekolah Arjuna?” tanyanya padaku.“Tentu saja boleh. Om boleh tahu Arjuna bersekolah di mana?”“Bunda... Bunda bisa bantu daftarkan Ryan di sekolahku?”Arjuna bertanya pada bunda sambil berjalan menuju sofa. Aku dan Mas Angga menunggu Arjuna yang meminta menjenguk Ryan temannya. Mendengar obrolan mereka sepertinya mereka akan sering berinteraksi ke depannya. Apalagi Arjuna meminta Ryan bersekolah di tempat yang sama.Sebelum menjawabnya aku meminta persetujuan Mas Angga. Bagaimanapun apa yang dilakukan Adrian padaku dan Mas Angga masih jelas teringat di kepalaku. Walau kami sudah memaafkannya tapi kami juga tak ingin kejadian serupa terulang kembali.“Boleh sayang. Nanti Papa Angga akan berikan alamat dan nomor telepon kepala sekolahnya. Biar Papa Ryan menghubunginya sendiri.”“Oke bunda terima kasih.”“Om Adrian, Arjuna pamit dahulu ya. Besok akan jenguk Ryan lagi. Jangan lupa om daftarkan sekolah ya,” ucap Arjuna pada Papa Ryan.“Be
Read more

Bab 88 Mengenang

Aku tak pernah menyangka jika Adrian begitu memperhatikan keberadaanku di Paris. Saat itu aku ingin menghilang dari masa kelamku. Kehilangan Mas Tyo membuat aku selalu menangis jika berada di tempat-tempat yang pernah kami kunjungi.Rumah besar yang kini menjadi tempat berlindungku dan Arjuna, dulu selalu membuatku meneteskan air mata. Setiap sudut keberadaan Mas Tyo membuat kesedihanku semakin dalam. Aku memerlukan waktu untuk menyimpannya dalam kenangan terindah.Hingga aku memutuskan meninggalkan Jakarta dan memilih menggali ilmu dan mengikuti beberapa lomba desain ruang di sana. Pengalaman belajar bersama Mas Tyo menjadi bekalku menghidupi Arjuna.Keputusanku sudah bulat. Segala persoalan hidup yang harus aku hadapi di sana, pasti akan membuat aku dewasa dalam menyikapi kepergian Mas Tyo. Ternyata kesuksesan bukan hanya milik orang yang bahagia saja, tapi juga milik mereka yang mau bekerja keras. Termasuk aku yang bekerja keras melupakan mas lalu dan menyimpannya baik-baik.“The fi
Read more

Bab 89 Asisten Baru Angga

“Ini apa mas?” tanyaku penasaran.“Buka saja, kalau tidak simpan sebagai hadiah pertama dari calon suami,” ucap Mas Angga sambil tersenyum.Ini memang hadiah pertama yang diberikan Mas Angga setelah memiliki perasaan yang berbeda padaku. Selama ini Mas Angga bilang hanya bisa membayangkan memberikan hadiah padaku, karena takut ditolak. Aku tersenyum dan mulai membukanya.Sebuah cincin yang tadi menarik perhatianku, padahal Mas Angga tak ada di dekatku saat itu bagaimana bisa tahu. Kapan dia kembali ke toko untuk membelinya.“Sejak kamu melihatnya aku sudah memberikan kartuku pada pelayan di sana,” ucapnya sambil mengambil cincin dan memasangkannya di jari yang bersebelahan dengan cincin dua mata yang mengikatku.Mas Angga, semoga aku bisa mencintaimu lebih dari kamu mencintaiku mas. Kuusap perlahan dua cincin pemberian Mas Angga yang kini tersemat di jemariku. Seiring doa untuk kelancaran hajat kita nanti.***“Bunda...!”Suara Arjuna sudah terdengar saat aku akan membuka pintu mobil.
Read more

Bab 90 Pernikahan Hendra dan Sherly

Aku dan Mas Angga sudah di meja yang dipesankan Fathir. Tak lama makanan datang sesuai pesanan. Aku tersenyum melihat makanan yang dipesannya, cukup banyak.“Mas mau buat baju pengantinku tidak muat ya pesan makanan sebanyak ini,” ucapku sambil cemberut.“Bukan Sha, ini yang pesan asisten baru yang menggantikan Hendra, jadi belum tahu jika kamu diet,” ucap Mas Angga sambil tersenyum.Mas Angga melihat makanan yang dipesan Fathir adalah makanan kesukaan Alisha semua. Pantas saja Alisha cemberut seperti itu. Tak lama Fathir datang dan menarik kursi di hadapanku. Aku sedikit kaget dengan keberanian orang yang langsung duduk di sana.Aku menatapnya sambil memastikan mataku masih jernih. Fathir duduk di sana dengan senyumannya. Mengambil piring dan mulai memilih makanan di meja.“Fathir... kamu?”“Pengganti Hendra Sha,” ucap Mas Angga mengenalkan.Pantas saja makanan yang dipesan makanan kesukaanku semua ternyata Fathir yang memesan. Biasanya Hendra akan memesan makanan favoritku dan Mas A
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status