Semua Bab Adik Angkatku, Istriku: Bab 101 - Bab 110

115 Bab

Bab 101 Dua Masa Lalu

Aku bangun perlahan agar tak mengganggu Alisha yang masih pulas. Membersihkan diri dan mengenakah bathrobes. Baru saja aku melangkah keluar suara ketukan di pintu terdengar. Aku bergegas membukakan pintu dan meminta pelayan meletakkan pesanannya di meja. Setelah pintu di tutup aku menghampiri tempat tidur. Alisha masih menarik selimutnya seperti anak kucing yang kedinginan. Aku menaikkan suhu ruangan agar tidak terlalu dingin. Sesaat matanya mengerjap terbangun. “Siapa mas? Memangnya sudah pagi ya?” Aku mendekati dan duduk di pinggir kasur. Mengelus kepalanya pelan. Semoga apa pun yang terjadi nanti kita akan saling jujur dan percaya satu sama lain ya Hanny. Sepertinya rinai hujan akan terus membasahi jalan kita, batinku mengingat pesan Robert dan kedatangan Aristya yang tiba-tiba di pernikahanku. “Ini masih siang Hanny, kita melakukannya tengah hari bolong bukan malam. Ayo bangun!,” jawabku pelan sambil mengecup keningnya. “Badanku pegal semua Mas, boleh tidur lagi sebentar?
Baca selengkapnya

Bab 102 Dua Masa Lalu (2)

Aku bangun dari kursi lalu menjabat tangannya yang terulur padaku. Aku hanya terdiam saat tangannya membalas jabat tanganku karena pikiranku sibuk menerka siapa laki-laki di sampingnya. "Sudah lama sekali Alisha, bagaimana kabar Arjuna?" tanyanya pelan. "Baik Angeline, Arjuna pasti senang sekali jika aku sampaikan salammu," jawabku sambil tersenyum. "Oh ya. ini suamiku Mas Angga. Mas ini Angeline," lanjutku sambil menoleh ke arah Mas Angga. "Angga. Senang berkenalan." Mas Angga menjabat tangan Angeline sesaat, kemudian menoleh ke arah laki-laki di sampingnya dan mengulurkan tangannya. "Alisha, ini bos saya, Jose," ucapnya mengenalkan laki-laki yang selesai menjabat tangan Mas Angga. Aku membalas uluran tangannya diikuti Mas Angga. Saat aku menawarkan untuk bergabung bersama kami Angeline menolaknya karena sudah memesan meja di dalam. Aku tersenyum dan mempersilakannya untuk masuk. Siapa Jose, Angeline mengenalkannya sebagai bosnya. Apakah Robert tahu jika Angeline sedek
Baca selengkapnya

Bab 103 Kisah Cinta di Paris

“Aristya memiliki kontrak dengan ShaBra. Sudah enam bulan belakangan.” “ShaBra! Mengapa aku tidak pernah menemuinya?” tanyaku penasaran. “Adrian, kontrak kerja sama yang dimiliki perusahaan Aristya dengan ShaBra mengatasnamakan Adrian. Aku pernah meminta Hendra mengecek siapa saya rekanan perusahaan yang dimiliki Adrian, Hendra menemukan nama Aristya di sana.” Aku masih tidak memahaminya. Kontrak kerja yang sekarang ada sebagian besar melanjutkan dari perjanjian sebelumnya. Saat ini sebagian besar kontrak memang kualihkan ke Perusahaan Anugerah Aksara, Mas Angga yang bertanggung jawab penuh pada kontrak baru. Aku sendiri hanya menandatanganinya setelah semua selesai disepakati. “Jadi mas sudah tahu ini sejak lama?” “Belum lama, mas menunggu Hendra mencari motif di belakangnya, hasilnya bersih murni kerja sama kontrak kerja.” “Tapi mas, apa mas pernah berpikir jika Aristya masih menyimpan rasanya untuk Mas Angga?” tanyaku penasaran. “Sama halnya jika aku menanyakan perasaa
Baca selengkapnya

Bab 104 Akhir Kisah Cinta di Paris

“Robert..., biar aku yang menenangkannya,” suara Mas Angga terdengar di telingaku sesaat kemudian aku sudah berada dalam dekapannya. “Aku harus menjelaskan sesuatu pada Alisha,” ucapnya gusar. “Aku sudah mendengarnya. Tidak perlu dijelaskan.” “Hanny, kamu baik-baik saja kan?” tanya Mas Angga padaku. Aku mengangguk dan mengeratkan pelukanku pada Mas Angga. Robert yang melihatnya tersenyum dan mengangguk. Kemudian melangkahkan kakinya pelan meninggalkan kami, sesaat berada dalam posisi sejajar Robert memberikan kami pesan. “Terima kasih Alisha, karena kehadiranmu di sini, akhirnya aku tahu hubungan Angeline dan Jose. Kini aku sudah mengakhiri hubungan kami. Tapi satu hal, aku bahagia melihat kamu bahagia bersama Angga.” Robert meninggalkanku dengan langkah gontai. Aku mengikuti punggungnya menghilang melalui sudut mataku. Aku tak tahu apa yang terjadi sebenarnya, namun aku hanya berharap Robert mendapat pengganti yang lebih baik. “Mas....” “Sudah Hanny, kita kembali ke ho
Baca selengkapnya

Bab 105 Teman Baru Angga

"Anak yang dikandung Angeline bukan anakku. Aku memaafkannya karena Angeline bilang jika ayahnya tak menginginkan anak yang dikandungnya. Aku tak pernah menanyakan siapa ayahnya, karena takut membuatnya sedih. Sejak saat itu aku berjanji akan menggantikan posisi ayah dari anak yang dikandungnya. Tapi kecelakaan itu membuat semua berubah. Angeline tidak menerima jika harus kehilangan bayinya. Mobil yang ku kendarai tak bisa ku kendalikan hingga menabrak pembatas jalan." "Setelah bertemu Arjuna, Angeline membaik. mulai bekerja kembali. Belakangan aku mendengar perbincangan yang menyudutkan hubungan kami. Angeline menjalin hubungan dengan bosnya. Saat aku menanyakan, Angeline selalu membantah dengan berbagai alasan. Hingga kemarin saat aku ingin menyapa kalian di restoran, aku melihatnya dengan Jose. Itulah yang menjadi akhir hubungan kami." "Angga, apa yang terjadi antara aku dan Angeline tidak ada hubungannya dengan Alisha. Aku hanya berterima kasih atas apa yang Arjuna lakukan untuk
Baca selengkapnya

Bab 106 Sampai Jumpa Lagi Paris

Aku tersenyum melihat wajah Alisha yang memerah. Sudah kubayangkan jika hadiah dari Robert akan pas dikenakannya. Aku berjalan ke arahnya menggandeng tangannya dan kembali ke walk in closet. Kotak hadiah Robert ada di lemari. “Aku mau Hanny pakai ini ya,” bisikku di telinganya. Alisha menggeleng pelan. Kuberikan kotak hadiah Robert di tangannya. Aku berjalan meninggalkannya. “Mas tunggu. Jangan lama-lama ya, Hanny.” Aku menunggunya sambil bersandar di kasur. Kubuka laptop untuk mengecek pekerjaanku sambil menunggu Alisha berganti baju. Setelah semua email aku cek, tak ada tanda Alisha akan keluar. Kulihat jam di laptop, hampir lima belas menit. Sepertinya Alisha benar-benar malu mengenakannya. Kututup laptop dan meletakkannya di nakas. Saat aku akan turun dari tempat tidur kudengar suara pintu dibuka. Aku membatalkan niatku untuk turun, kualihkan pandanganku ke arah pintu yang terbuka. Alisha berdiri di sana dengan lingerie marun yang sangat indah. Memang benar, sangat pas.
Baca selengkapnya

Bab 107 Kemarahan Alisha

Aku terduduk dipinggir tempat tidur, butir air mata mulai mengalir di pipiku. Di saat aku baru saja merasakan kebahagiaan mengapa ada yang merusaknya? Apakah Mas Angga benar-benar menjalin hubungan dengan Aristya tanpa sepengetahuanku. Aristya memang masa lalu Mas Angga, namun Mas Angga juga mengatakan jika mereka tak pernah memiliki hubungan dekat. Tapi mengapa bukti-bukti yang kuterima tidak menunjukkannya, malah sebaliknya hubungan mereka terlihat sangat dekat. Apakah dalam lubuk hati terdalam, Mas Angga masih mencintainya? Kepalaku terasa semakin pusing, aku menarik napas panjang. Tak kubayangkan apa jadinya hari-hariku menghadapi hubungan yang aku tak tahu kapan dimulainya. Aku beranjak menuju kamar mandi, sepertinya berendam memang akan menyegarkanku. *** “Papa...!” Arjuna berlari menyambutku yang baru saja turun dari mobil yang dikendarai Fathir. Setelah cukup lama menunggu bagasi akhirnya aku bisa meninggalkan bandara. Hampir dua jam menunggu, untungnya Alisha sudah k
Baca selengkapnya

Bab 108 Saling Memahami

Oma dan Opa mendekati tempat tidur perlahan. Mereka tak mau mengganggu tidur Arjuna. Oma mengusap pelan tangan Alisha yang memeluk Arjuna. Setelah memastikan keduanya pulas. Mereka menunggu di sofa. Aku memilih untuk tetap duduk di samping tempat tidur menunggu mereka berdua bangun. Setelah menunggu hampir setengah jam. Arjuna mulai membuka matanya. Digesernya tangan bunda yang memeluknya saat tertidur. Aku menutup laptop dan meletakkannya di meja. Arjuna yang kini sudah duduk di ranjang, mengucek matanya dan membuka perlahan. “Papa, kita di rumah sakit?” “Iya jagoan. Masih mengantuk?” tanyaku sambil mengusap lembut pucuk kepalanya. Arjuna menggeleng dan matanya berpindah ke arah bunda yang masih tertidur. Diciumnya pipi bunda dengan penuh rasa sayang kemudian diusapnya. “Bunda maaf ya. Oma bilang kalau Arjuna mau punya adik perempuan bunda akan sakit dan muntah-muntah juga. Arjuna mau adik tapi tidak mau bunda sakit,” ujarnya pelan. Aku yang mendengarnya tersenyum. Semoga
Baca selengkapnya

Bab 109 Kenangan Hati

Alisha mengeratkan genggamannya pada tangan Mas Angga. Menatapnya lembut dan mencoba tersenyum padanya. Bebannya sudah sangat berat. Sepertinya dia harus mengesampingkan perasaan cemburu pada Aristya, apalagi Oma tadi sudah berpesan agar dirinya tak egois. “Mas, jika mas ingin melihat Nenek Hanum pergilah. Alisha bisa sendiri di sini. Alisha juga tidak mau lama-lama di rawat Mas,” ucapnya pelan. “Iya Hanny, Mas juga ingin kamu sehat. Tidak sakit seperti ini. Mas minta maaf ya. Lain kali Mas akan hati-hati dengan orang-orang yang suka mengambil foto sembunyi-sembunyi," ucapku meyakinkan. Alisha mengangguk. Aku kembali mengecup tangan Alisha dan tersenyum padanya. Sedikit bebanku sudah terangkat. Aku bisa tersenyum sekarang. Alisha membalas senyumku hingga aku seakan diberikan sedikit kekuatan dengan adanya kabar mengenai Nenek Hanum. “Mas menunggu Hendra di IGD ya Hanny, jika ada apa-apa panggil perawat," ucapku saat menghitung waktu kemungkinan Hendra sudah sampai. “Iya mas, nan
Baca selengkapnya

Bab 110 Datang dan Pergi

“Lebih baik diperiksa ke dokter kandungan, biar lebih yakin hasilnya,” ucap Oma sambil menatap pada Alisha. “Oma bilang apa? Aku tidak salah dengar kan?” tanyaku mendengar ucapan Oma pada Alisha. Oma hanya tersenyum. Mengajak Arjuna untuk kembali ke rumah. Arjuna yang masih duduk di samping Alisha mengangguk, meminta papa untuk menjaga bunda dan dia berjanji akan menuruti Oma dan Opa. Aku tersenyum mendengarnya kemudian menurunkan Arjuna setelah mencium pipi Alisha dan membuat janji kelingking agar Arjuna menepati janji. Alisha melambaikan tangannya hingga Arjuna menghilang di balik pintu. Kini hanya ada aku dan Alisha di kamar. “Mas mau keluar sebentar Hanny, berani sendiri atau mau dipanggilkan perawat?” tanyaku sesaat tiba di samping tempat tidur. “Berani mas, tapi jangan lama-lama ya,” jawab Alisha pelan sambil menatap matanya. Sebuah senyum terbit dari sudut bibirku, kemudian melangkah keluar kamar. Setelah aku menutup pintu Alisha merebahkan tubuhnya. Sebenarnya Alisha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status