Semua Bab Adik Angkatku, Istriku: Bab 91 - Bab 100

115 Bab

Bab 91 Kisah Pilu

Mas Angga menanyakan padaku, apakah masih ingat saat dia menolong korban tabrak lari, ternyata dia adalah Nenek Hanum, ibu sambung bunda. Ternyata dunia begitu sempit hingga sekian lama mereka dipertemukan kembali.“Nenek Hanum selama ini tinggal dengan siapa?” tanyaku penasaran.“Itulah Sha, Mas akhirnya meminta Petra menyelidikinya. Tinggal dengan siapa sebelum kecelakaan yang masih belum terjawab. Mas masih meminta Petra dan John untuk terus mendapatkan informasi.”“Kondisinya bagaimana mas?”Mas Angga mengatakan jika agak sulit mencari informasi dari Nenek Hanum, kadang seperti orang normal, kadang hanya ingat masa lalunya. Bunda sekarang memiliki tugas menjaga dan merawat neneknya. Sesampainya di rumah bunda, aku turun dari mobil yang sudah terparkir. Kulayangkan pandangan ke beberapa tempat yang menyimpan kenangan. Rumah bunda tak banyak berubah. Bayangan Mas Tyo sepertinya masih ada di sini.Mas Angga yang menyadari jika Alisha kembali mengenang masa lalunya, kemudian berjalan
Baca selengkapnya

Bab 92 Saksi Peristiwa

John melanjutkan penjelasannya jika di sana Bu Hanum dan beberapa orang tua lain mendapat kekerasan fisik. Saat ini kegiatan di panti tersebut dihentikan. Beberapa pengurus panti saat ini sedang di interogasi terkait kejadian ini.Luka yang didapat kemarin sebagian karena penganiayaan di panti jompo bukan karena kecelakaan. Saat dikejar oleh penjaga panti saat menyeberang itulah Bu Hanum tertabrak mobil.“Siapa yang menitipkannya di sana?” tanyaku kembali meminta kejelasan.Menurut keterangan, Bu Hanum ditemukan di jalan oleh dinas sosial, saat ditanyakan identitasnya tidak bisa menjawab, kemudian dititipkan di sana.Aku mengangguk paham mengapa sulit mendapatkan jawaban dari nenek terkait masa lalunya. Aku akan mencari solusi untuk nenek. Jika perlu aku akan memeriksakannya ke dokter sekaligus melakukan terapi. Setelah selesai John dan Petra kembali ke tugasnya masing-masing.Aku berencana membahas hal ini setelah pernikahanku nanti. Namun aku tetap meminta John mengawasi seperti bia
Baca selengkapnya

Bab 93 Pesta Besar

Pesta Resepsi Hendra dan Sherly sebagian besar disponsori beberapa perusahaan besar yang bekerja sama dengan Anugerah Aksara. Hendra sebagai Asisten Presdir pastinya mengenal baik rekanan perusahaan.“Papa pestanya besar. Aku mau pesta bunda dan papa nanti lebih besar dari ini. Masa papa kalah sama Om Hendra,” ucap Arjuna sesaat kami memasuki tempat pesta berlangsung.“Arjuna yang mengaturnya, papa yakin pestanya akan lebih besar dari pesta ini,” ucap papa menyemangati Arjuna.“Siap papa, percayakan pada Arjuna.”Aku yang mendengarnya menggelengkan kepala. Mas Angga terkadang bukan membuat tambah tenang tapi malahan memanasi Arjuna yang memang tak mau kalah.“Kita ucapkan selamat untuk pengantinnya yuk, baru kita makan,” ajakku agar mereka tak lagi mengomentari pesta ini.“Ayo bunda, setelahnya Arjuna mau mencari es krim,” ucapnya senang.Aku menggandeng tangannya. Arjuna langsung menarik tangan Mas Angga untuk melangkah menuju pelaminan. Beberapa tamu yang merupakan rekanan perusahaa
Baca selengkapnya

Bab 94 Berkembangnya Penyelidikan

“Adrian Herianto, papa coba pastikan dahulu informasi ini. Jika sudah papa akan kabari kembali.”“Baik Pa.”Mereka beranjak bangun menuju meja di bagian tengah. Arjuna masih asyik menikmati makanan begitu juga Haikal dan Deandra. Alisha dan Mami Jessy berbincang di kursi yang menghadap jendela, entah apa yang sedang diobrolkannya.“Papa Angga, kakek... mau ikut makan?” tanya Arjuna sesaat melihat aku dan Pak Yudha datang.“Masih disisakan untuk papa dan kakek?” tanyaku senang.“Tentu saja, bunda dan nenek juga sudah kami pisahkan. Kami hanya memakan sebagian saja,” jelas Arjuna bangga bisa membagi makanan yang dipesan kakeknya.Alisha dan Mami Jessy yang mendengarnya ikut menghampiri mereka. Semua mendapatkan makanan yang sudah disiapkan Arjuna. Saat menerimanya semua tersenyum senang. Arjuna sangat hebat.“Bunda, adakah yang terlupa?” tanya Arjuna sesudah selesai mencuci tangan kembali setelah selesai makan.“Lupa? Arjuna bisa bantu bunda agar mengingatnya?” tanyaku kembali sambil men
Baca selengkapnya

Bab 95 Persiapan Pernikahan

“Bagaimana dengan Keluarga Herianto? Bagaimana hingga memiliki perusahaan dan mengganti namanya?”“Kalau hal itu saya tidak mengetahuinya. Saya membeli saham setelah namanya Gemilang Grup. Nama Dawijaya saya ketahui dari cerita sesama pemegang saham,” jelasnya.Aku menarik napas panjang. Masih memerlukan waktu sepertinya hingga aku bisa mengetahui masa lalu Nenek Hanum dengan perusahaannya. Setelah menyeruput kopi terakhirnya, Pak Radinka pamit. Masih ada janji yang harus ditepati, katanya. Aku mengangguk dan bangun dari kursi mengantarnya ke pintu.“Pak Angga, mohon maaf saya tidak bisa hadir di pernikahan nanti, namun saya akan mendoakan agar berjalan lancar dan menjadi keluarga Sakinah, Mawadah dan Warohmah,” ucap Radinka sesaat aku membukakan pintu untuknya.“Aamiin... Tidak apa Pak, doa Pak Radinka sudah lebih dari yang kami butuhkan.”Pak Radinka mengangguk dan melangkah keluar ruangan setelah mengangguk padaku. Kuperhatikan punggungnya hingga menghilang karena berbelok menuju li
Baca selengkapnya

Bab 96 Bersanding

“Sudah, kita langsung ke Butik Syahara langganan mama. Semoga di sana ada yang pas dengan kamu, Sha,” ucap oma. “Alisha, ganti baju dulu ya oma,” ucapku sambil melihat pakaianku yang hanya mengenakan piyama. Oma mengangguk dan memanggil bibi untuk meminta sopir bersiap. Mereka akan ke butik langganan. Arjuna yang masih bingung dengan kejadian yang membuat oma marah, hanya memperhatikan oma yang berjalan agak pincang. “Oma, kakinya sakit?” tanya Arjuna merasa bersalah. Didekatinya oma sambil menggandeng tangannya menuju ruang keluarga. Oma duduk di sofa dan meluruskan kakinya hingga terasa lebih baik. Oma melihat Arjuna yang duduk di sampingnya dengan penuh penyesalan. "Tidak apa Arjuna, oma hanya kaget tadi. Lain kali jangan berlarian di dalam rumah." Arjuna hanya mengangguk. Ini kedua kalinya dia tidak menuruti perkataan bunda dan Omanya. Dulu dia yang jatuh dari tangga hingga beberapa kali dilakukan operasi untuk memulihkannya. Kali ini Oma yanga sakit kaki ya setelah ter
Baca selengkapnya

Bab 97 Resepsi

Mas Angga menghentikan gerakannya setelah suara itu terdengar jelas di dalam ruangan. Aku menoleh ke arah suara, dan tersenyum melihat Arjuna yang bertolak pinggang di sana. Mas Angga melangkah ke arah Arjuna dan berjongkok di hadapannya. “Kenapa Arjuna melarang papa?” tanyanya pelan. “Arjuna akan mendampingi bunda. Papa sabar sebentar,” jawabnya sambil menarik tangan Mas Angga beranjak ke tempatnya semula. “Silakan papa, bisa dimulai.” Suara Arjuna yang lantang mendapatkan tepuk tangan dari tamu undangan yang datang. Arjuna tersenyum senang saat bunda juga sudah memasangkan cincin di jari papanya. Arjuna menggandeng tangan papa dan bunda, kemudian meminta diambilkan fotonya oleh fotographer. Setelah selesai aku dan Mas Angga naik ke pelaminan. Akan diadakan sesi foto keluarga. Resepsi akan dimulai pukul sebelas. Aku dan Mas Angga akan mengganti pakaian pengantin yang sudah disiapkan perias. “Papa, apakah aku boleh tinggal di sini? Arjuna mau menikmati hidangan yang ada,” t
Baca selengkapnya

Bab 98 Setelah Bersama

Mas Angga tak lagi menanggapi ucapan Aristya, karena masih banyak tamu yang akan memberikan ucapan selamat pada kami. Saat tamu mulai sepi, rasa penasaranku kembali hadir. Siapa sebenarnya Aristya? “Mas, aku boleh bertanya sesuatu?” tanyaku perlahan. “Tanya apa Sha?” jawabnya terdengar khawatir. “Siapa Aristya Mas?” lanjutku tanpa memedulikan saat ini masih di atas pelaminan. “Bolehkah mas jelaskan nanti setelah acaranya selesai?” tanyanya memohon padaku. Aku tak menjawabnya karena sudah ada tamu yang berjalan menaiki pelaminan untuk memberikan ucapan selamat serta berfoto bersama. Aku sedikit kesal karena Mas Angga belum menjelaskannya. Hingga aku harus memaksakan senyumanku setiap kali ada tamu yang mengucapkan selamat dan berfoto bersama. Kedatangan Aristya membuat pikiranku mengembara. Entah apakah hanya perasaanku saja jika kehadiran Aristya akan menimbulkan masalah? Atau karena instingku mengatakan jika ada hal yang belum aku tahu mengenai hubungan antara Mas Angga da
Baca selengkapnya

Bab 99 Bienvenue á Paris

Aku dan Mas Angga kaget dan langsung menoleh ke arah Arjuna. Ternyata Arjuna masih pulas tidur, sepertinya Arjuna bermimpi. Aku tersenyum malu, jika saja Arjuna memang terbangun apa yang harus kami jelaskan. “Sepertinya aku harus mengalah pada Arjuna malam ini,” ucap Mas Angga sambil tersenyum menggodaku. Aku cubit pinggangnya dan beranjak menuju kasur menemani Arjuna yang masih tidur dengan napasnya yang teratur. Mas Angga mengikutiku dan berbaring pada sisi yang lain. Besok sore kami akan berangkat ke Paris, bukan hanya untuk berbulan madu namun aku juga akan menjadi pengisi seminar di kampusku dahulu. Mas Angga sepertinya sudah tertidur. Aku tersenyum melihatnya dan memeluk Arjuna yang ada di tengah kami. Saat mataku mulai memejam kurasakan tanganku yang memeluk Arjuna digenggam perlahan. Aku tersenyum ternyata Mas Angga belum tidur. Namun aku tak membuka mata kembali karena memang sudah mengantuk. *** “Arstya, kapan kembali ke Indonesia?” tanyaku setelah melihatnya turun
Baca selengkapnya

Bab 100 Kecemburuan Angga

“Tidak ada, aku hanya menjalankan kontrak kerjaku dengan Angga,” jawabku ringan. Aku tak ingin Adrian mengetahui rencanaku. Aku takut jika nanti dia akan membocorkannya pada Angga. Walau mereka dahulu bersaing merebutkanku, kini aku tahu mereka bekerja sama dalam beberapa bisnis belakangan ini. Apalagi aku dengar Adrian juga menyukai Alisha. Entah nanti apakah akan bekerja sama dengannya. Aku bersama Angga dan Adrian dengan Alisha. Sepertinya akhir yang indah, seulas senyum tanpa sengaja terukir di bibirku. Adrian yang melihatnya menjadi sangat yakin jika Aristya merencanakan sesuatu. Tapi saat ini mungkin rencananya belum dimulai, karena Angga masih di Paris bersama Alisha. Mengingat itu Adrian hanya tersenyum kecut. “Sudahlah ayo kita makan makanan kita, sepertinya sudah dingin,” ucap Adrian menghentikan lamunanku. “Ya, sebaiknya kita mulai makan. Setelah ini harus menyiapkan pekerjaan kita bukan? Sepertinya Hendra dan Fathir yang akan memimpin rapat kali ini,” gumamnya sam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status