Izzan tersenyum geli mendengar itu hingga dia berniat membalas sindiran itu, "Aku tidak pernah takut apapun namun yanag lebih aku takutkan lagi adalah nyawa Inayah dalam bahaya, jadi aku mohon kau lebih baik menjauhinya itu demi keselamatan Inayah.""Apa hakmu menyuruhku menjauhi Inayah?""Hakku tidak penting, tetapi sebagai seorang yang mencintai Inayah, aku tidak ingin nyawanya dalam bahaya." Izzan menatapnya dengan tatapan begitu dalam dan penuh arti."Apa kau pikir hanya kau saja yang emncintai Inyah? Hah?" Pria berlesung pipi itu sontak menoleh sambil bertanya, "Aku jadi ragu pada rasa cintamu itu? Apakah benar kau mencintai Inayah atau kau hanya ingin memaksa untuk memilikinya?""Kau lihat saja, siapa yang akan dipilih Inayah. Aku atau kau?" Kemudian, pria berhidung mancung itu angkat kaki dari hadapan Izzan. Bertemu pria itu sungguh membuatnya naik darah, jika saja dia menjelaskan apa yang telah dilakukan Halwa pada Inayah, sudah pasti pria itu akan marah besar kepada
Read more