Semua Bab Dinikahi Guru Tampan Putraku: Bab 81 - Bab 90

124 Bab

Sedikit Ambigu

"Tentu saja dia ingin memilikimu," jawab Alita tegas."Apa itu mungkin??""Tidak ada yang tidak mungkin, Naya. Jika cinta sudah merasuk ke dalam jiwa maka cara apa pun akan dilakukan agar kau bisa menjadi miliknya.""Apakah separah itu, Ta? Aku jadi ngeri deh," jawab Inayah sedikit merinding."Asal kau tahu, seseorang bisa saja berbuat jahat agar orang yang dicintai akan bertekuk lutut kepadanya." Alita mulai mengingatkan Inayah agar tetap berhati- hati dalam menolak seseorang karena di era seperti ini, terkadang orang sering berpikir sempit mengartikan penolakan itu."Iya, aku tahu itu. Tetapi 'kan dia menyatakan cinta padaku sesuah aku diculik, bukan sebelumnya." Alita tersenyum sambil menoleh ke arah Inayah, "Itu dia yang sedikit ambigu, aku dan Aldi memang sempat mencurigainya namun ketika mendengar dia baru saja menyatakan cintanya padamu aku sedikit ragu namun seperti apa yang Izzan yakini tadi maka aku yakin kau harus menghilangkan rasa kecurigaan ini.""Kenapa kau begitu y
Baca selengkapnya

Halwa Mencoba Bunuh Diri

"Kenapa tidak bisa?!" tanya Halwa dengan lantang. Gadis itu menatap tajam ke arah Izzan sambil membisikkan sesuatu di telinga pria tampan itu membuat Izzan nampak begitu terkejut, entah apa yang dibisikkannya. "Tidak! Aku tidak mungkin melakukan itu," ujarnya menolak keinginan Halwa."Jika kau tidak mau maka jangan salahkan aku bila Inayah akan dalam genggamanku.""Apa maksudmu? Apa kau berniat jahat padanya?" Izzan melayangkan tatapan tajam pada Halwa."Ingat, Zan. Aku bisa melakukan apa pun bila keinginanku tidak tercapai jadi kau pikirkan matang-matang keputusanmu itu sebelum kau menyesalinya." Halwa menyentuh pundak Izzan pelan seraya meliriknya dalam, "Santai saja, Zan. Aku memberimu waktu 3 hari kok," ulasnya tersenyum miring sambil memicingkan matanya."Apa kau mengancamku, Wa?" tanya Izzan menelisik tajam."Sedikit, aku lakukan ini agar kau menjaga jarak dengan Inayah.""Bukankah kau tahu bahwa aku sudah menjaga jarak dengannya jadi kau tak peelu mengancamku seperti i
Baca selengkapnya

Kabar Buruk

["Dia bersaksi bahwa memang dia yang merencanakan penculikan itu dan ada sesuatu hal yang buruk dan harus kau dengar."]"Apa itu, Jod? Kau katakan saja," imbuh Izzan mulai geram akrena sang sahabat tak juga mau mengatakannya.["Aku harap kau tidak terkejut setelah mendengar ini. Halwa ikut dalam rencana penculikan itu."]"Apa?! Kau yakin?" tanya Izzan ingin memastikan.["Iya, Daniel sendiri yang bersaksi dan jika kau tidak percaya kau bisa bicara padanya sekaranh."] Jody memberikan benda pipih itu kepada Daniel yang masih duduk begitu santai dan mengungkapkan bahwa Halwa melakukan itu juga dan dalang dari semua kejahatan itu adalah Halwa."Terima kasih atas pengakuanmu, assalamualaikum." Izzan langsung mematikan sambungan teleponnya, kini menaruhh ponsel tersbeut ke dalam saku celananya. Matanya menatap sinis ke arah Halwa yang sedang sibuk dengan ponselnya. "Halwa,"panggil Izzan pelan."Iya, adda apa, Zan?""Apa ada sesuatu hal yang kau sembunyikan dariku?" tany Izzan masih
Baca selengkapnya

Izzan Meminta Maaf

"Zan, apa yang kau lakukan di sini?" tanya pria brewok itu yang tak lain adalah Aldi."Aku baru saja mengantar Halwa pulang." Aldi menyuruh Izzan untuk keluar dari mobil, "Bisa kita bicara sebentar?""Tentu saja." Izzan melangkah keluar dan kini berdiri tepat di samping Aldi. Pria brewok itu menarik napas panjang sebeum dia memulai pertanyaannya. "Sebenarnya apa kau suah tahu bahwa Daniel sudah bersaksi dan menyatakan bahwa kekasihmu terlibat?""Iya, aku baru saja tahu. Jody baru saja menelponku.""Baguslah kalau kau sudah tahu! Aku juga baru saja dari kantor polisi dan akan kembali ke rumah." Aldi menatap tajam ke arah Izzan. "Aku bingung harus berkata apa padamu namun yang pasti kau harus bertindak tegas kepada Halwa.""Iya, aku suah menegurnya. Maaf!""Sudah kedua kalinya Halwa melakukan hal yang mencelakai Inayah dan aku tidak mau dia bertindak gila mengakibatkan Inayah kenapa-kenapa." Izzan menghela napas kasarnya, "Aku akan berusaha melindungi Inayah aar Halwa tidak
Baca selengkapnya

Mungkin Kau Jatuh Hati Pada Izzan

"Daniel dan Halwa bekerja sama untuk menculikmu, Nay," tutur Izzan menjelaskan."Bisa kau katakan sekali lai, Zan?" ucap Inayah ingin memastikan bahwa apa yang terdengar di telinga itu benar."Iya, Halwa ikut terlibat dalam penculikanmu itu." Di situ Izzan menceritakan kenapa dia yang meminta maaf dan bukan Halwa, dia tiddak ingin sampai pertemuan Halwa dengan Inayah malah membuat Inayah terluka lagi, "Jadi kedatanganku ke sini untuk meminta maaf padamu, Nay. Perwakilan dari Halwa aku mohon maaf.""Apakah rasa cinta Halwa begitu besar hingga dai menjadi buta, Zan?""Entahlah, Nay. Aku hanya tidak ingin sampai dia membuatmu terluka lagi jadi aku berencana akan pindah ke kota lain.""Kau ingin pindah?" tanya Inayah igin tahu."Iya, aku rasa harus melakukan itu. Lagian aku juga ingin menemanik kakek pengobatan jadi aku rasa ini waktu yang tepat.""Apakah Halwa juga akan ikut bersamamu?""Tentu saja, aku ingin menjaganya dengan baik.""Menjaganya dengan baik, apa maksudnya itu, Zan?"
Baca selengkapnya

Tak Berhak Menghukummu

Inayah terdiam sejenak namun ucapan Alita sungguh sangat mengusik pikirannya. Bukan itu saja, sebuah rasa yang mulai muncul sungguh membuatnya jadi begitu gelisah. "Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" gumamnya duduk melamun sambil berpangku tangan."Sepertinya kau memang sudah jatuh cinta pada Izzan, asal kau tahu dia melakukan ini demi kebaikanmu.""Aku melakukan ini pun demi kebahagiaannya agar bisa bersama Halwa dan hidup bahagia." Alita sontak menoleh ke Inayah, "Aku rasa bahagianya adalah bersamamu." Inayah tersenyum tipis, "Kau mungkin saja salah, Ta. Sepertinya Izzan bahagia bersama Halwa, buktinya dia kembali lagi dengannya.""Benarkah? Kau memang tidak peka, Naya?" protes Alita sebal karena sahabatnya itu memang sangat keras kepala. Alita hendak bangun dari duduknya, tetapi tangan Inayah menahan tangan sahabatnya itu seraya berkata, "Aku rasa apa yang aku dan Izzan lakukan ini demi kebaikan kami masing-masing, semua karena Halwa.""Apa maksudnya?""Halwa ikut te
Baca selengkapnya

Berharap Pada Inayah

Dua perempuan itu langsung menoleh ke sumber suara, "Kau, sejak kapan ada di sini?" tanya Inayah dan Alita bersamaan, sebuah rasa takut tiba-tiba sedikit berkurang karena ternyata yang datang adalah Aldi."Sejak lima menit yang lalu." Aldi mendekati dua perempuan itu dan duduk santai di atas sofa."Oh." Inayah melirik Alita seraya menaikan sebelah alisnya. Aldi nampak heran melihat dua sahabatnya itu terdiam seketika padahal sebelum dia bersuara dua perempuan itu nampak begitu serius berbicara."Kalian kenapa? Apakah kalian tadi membicarakan aku?" tanya Aldi ingin tahu."Iya, kami membicarakan kau," jawab Alita ketus. "Kenapa sih kau datang tidak mengucap salam dulu?" timpal Alita lagi."Sudah beberapa kali aku mengucap salam, tapi kalian tidak menjawab," balasnya dengan memicingkan sebelah matanya."Kami sedang membicarakan Daniel," ucap Inayah datar."Daniel? Apa dia datang ke sini?" tanya Aldi melirik Inayah begitu serius."Iya, dia datang ke sini dan meminta maaf padaku.""
Baca selengkapnya

Mengundang Sebuah Kecurigaan

Sontak saja Izzan menoleh ke belakang, awalnya dia berpikir bahwa yang memanggilnya itu adalah Inayah namun ternyata adalah orang lain, siapa sangka bila teernyata ada pria yang bernama sama dengannya."Aku sudah tak waras," gumamnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Melanjutkan kembali langkahnya yang sempat terhenti membuat Izzan langsung mencari keberadaan kakeknya dan Halwa. "Kenapa kau begitu lama, Zan?" tanya sang kakek sambil membenarkan posisi duduknya."Aku tadi mengambil sesuatu, Kek." Izzan langsung menghempaskan pantatnya duduk, tetapi sesekali dia masih menoleh ke belakang bila saja ada seseorang yang mencarinya. Hingga pesawat lepas landas pun tak adda siapapun yang mencarinya, ternyata dia masih berharap bila aja Inayah datang untuk mengantar kepergiaannya. Halwa yang melihat Izzan nampak begitu gelisah pun sontak menyentuh jemari pria tampan itu, "Apa kau bersedih meninggalkan Inayah?" tanyanya ketus."Apa maksudmu?" tanya Izzan pelan akrena saa
Baca selengkapnya

Masa Lalu Kakek

"Sebenarnya, Paman nbukanlah anak kanung dari ayah Al Fattah Shidiq.""Maksud Paman?" tanya Izzan sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan Al Malik. Di situ pria tampan berperawakan wajah asli singapura menceritakan bahwa ada sedikit problem antara ayah dan ibunya dahulu hingga mereka terpisah karena jarak. Setelah pernikahan anak bungssu mereka, sebuah masalah muncul. "Paman juga tidak tahu masalah apa itu, yang jelas tiba-tiba ibu pulang dan menetap di sini.""Pantas saja, kakek tidak pernah mau cerita tentang ini.""Sebaiknya kau tak usah tanyakan masalah ini karena di saat Paman ingin tahu, ibu selalu memarahi Paman." Izzan mengangguk patuh padahal sebenarnya dia sangat penasaran sekali, masalah seperti apa yang membuat kakeknya tak pernah menyimpan foto istrinya, bahkan di rumah saja tidak ada foto istri beliau. Baru terpikirkan oleh Izzan, bila di rumahnya tidak ada gambar neneknya. "Tapi seingatku, kakek menyimpan satu poto di dalam kamarnya. Seorang perempuan be
Baca selengkapnya

Daniel Tersudut

"Habisnya, dia selalu tidak mau kalah," celetuk Aldi sebal."Aku yakin kau mempercayai aku 'kan Naya? Aku tidak menyuruh seseorang untuk menabrakmu," ungkapnya dengam wajah polos."Mana mungkin aku melakukan itu," timpalnya lagi pnuh keyakinan. Inayah menarik nafas panjang, "Aku tidak tahu siapa orang yang telah menabrakku, tetapi aku merasa si pengendara itu sepertinya dengan sengaja. Ini bukan tidak sengaja.""Jika memang itu benar maka aku akan mencoba mencari tahu agar Aldi tidak teeua berprasangka buruk padaku." Daniel merasa tersudutkan. "Aku yakin akan menemukan seseorang yang telah mencelakaimu. Aku memang melakukan kesalahan, tapi bukan berarti aku yang mencelakaimu. Kau percaya itu 'kan, Naya?""Maafkan aku, El. Bukannya aku tidak percaya padamu, tetapi aku harap kau memberikan bukti bahwa bukan kau yang menyuruh si pengendara mobil itu.""Baiklah, aku akan berjanji dan mencari tahu bahwa bukan aku pelakunya." Daniel benar-benar tegas menyakinkan semua orang."Bukannya a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status