Home / Romansa / Dinikahi Guru Tampan Putraku / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Dinikahi Guru Tampan Putraku: Chapter 91 - Chapter 100

124 Chapters

Diikuti Mobil Tak Dikenal

"Siapa pria itu?" gumam Aldi dalam hati. Dia terus saja menoleh ke belakang namun tak lama pria itu menghilang bak ditelan bumi. Inayah dan Alita menyentuh pundak Aldi pelan ketika pria itu masih diam di tempat dan belum menyalakan mobil mewahnya."Kau melihat apa, Al?" tanya Alita nampak heran."Tdiak apa-apa kok, hanya saja aku tadi melihat seseorang.""Kita pulang sekarang yuk," ajaknya melirik Aldi. Pria brewok itu langsung menginjak gas pedal mobilnya dan melaju perlahan, kecepatan yang standar karena mengingat dia sedang membswa Inayah, perempuan itu paling anti sekali dengan ngebut-ngebutan."Al, bisa berhenti di perempatan jalan itu, aku mau beli mie ayam di sana." Alita melirik Inayah, "Apa kau juga mau, Naya?" tanyanya."Aku mau, beli aja tiga bungkus untuk kita bertiga.""Siap, Nyonya Naya." Alita keluar dari mobil sendirian, sementara Aldi terus melirik kaca spionnya. Entah mengapa dia merasa bahwa ada seseorang yang mengikutinya, tetapi bila dilihat secara l
Read more

Gegara Bodyguard

"Pak Aldi," panggil seseorang itu. Mendengar seseorang memanggilnya dengan sebutan bapak sudah pasti Aldi bisa menebak siapa itu. "Kau!! Aku pikir si pengekor tadi," gumam Aldi sedikit panik."Apakah kau sudah memeriksa siapa orang yang mengikuti kami tadi?" tanya Aldi ingin tahu."Plat nomor mobil itu tidak terdaftar alias ilegal dan kami tidak mengetahui siapa pemiliknya.""Sialan? Sepertinya mereka orang suruhan," jawab Aldi sedikit curiga. Pria brewok itu membisikkan sesuatu kepada asisten pribadinya, "Kau lakukan itu! Setelah ini aku akam pulang," ujarnya menatap tajam ke arah sang asisten."Baik, Pak." Inayah melirik Alita sambil terus berpikir, "Siapa pengendara mobil itu? Mungkinkah ad.--" Inayah mengatupkan bibirnya ketika mengingat sesuatu. "Kalau tidak salah pengendara yang menabrakku adalah mobil berwarna hitam itu,"jawabnya membulatkan sepasang manik matanya begitu terkejut."Apa kau yakin, Naya?" tanya Alita dan Aldi bersamaan."Iya, aku yakin sekali!" Al
Read more

Kenapa Dengan Brewokku?

"Naya, ayo turun," ajak Alita nampak heran melihat sahabatnya masih betah di dalam mobil."Oh, ya." Inayah langsung keluar dari mobil dan tak menghiraukan sebuah panggilan masuk dari nomor tak dikenal. Rasanya begitu lega ketika bisa menginjakkan kakinya di rumah ternyamannya sendiri. Menghempaskan pantatnya duduk di atas sofa. Inayah melirik dua sahabatnya itu, "Kalian akan menginap di sini atau pulang?" tanya Inayah penasaran."Tentu aku akan menginap di sini, mau pulang pun begitu tanggung karena sebentar lagi akan dini hari." Aldi menyuruh Alita untuk menemani Inayah tidur. Aldi menghentikan langkah dua peremouan itu,"Ada baiknya kalian tidur di lantai bawah saja karena ingat kakimu itu, Naya.""Iya, Al." Berhubung ada kamar tamu dua di bawah, Inayah pun menyruh Aldi untuk tidur di kamar satunya lagi. Inayah membaringkan tubuhnya di atas kasur sambil menatap langit-langit atap rumahnya. Entah kenapa matanya enggan untuk tertidur. Kejadian malam ini sungguh membuat I
Read more

Nomor Tak Dikenal

"Siapa yang terus-terusan menelponmu, Naya?" tanya Alita heran."Entahlah, Ta. Nomor baru ini selalu saja menghubungiku sampai 30 kali menelpon dan terus menganggu saja.""Bisa aku lihat nomornya?" tanya Aldi iku bicara. Inayah langsung menyodorkan ponselnya ke arah Aldi, "In, coba kau periksa." Aldi mengerutkan dahinya ketika melihat nomor yang tertera di layar ponsel sahabatnya itu. "Kau bisa kirimkan nomor ini kepadaku nanti aku akan menyuruh temanku memeriksanya, kalau bisa panggilannya kau abaikan saja.""Iya, sejak dari kemarin memang sudah aku abaikan." Aldi mengangguk pelan, "Baguslah, kalau begitu." Pria itu pun begitu cepat menghabiskan sarapannya, "Aku mau pulang duluan ya," tukas Aldi seraya bangkit dari duduknya."Iya, kau hati-hati di jalan." Inayah berpesan seperti itu. Setelah menyelesaikan sarapannya, Alita lansung merpaiakn meja makan. "Kau duduk manis saja di itu, naya. Biarkan aku saja yang membereskannya." Mendengar suara ponsel berdering, Inayah
Read more

Perihal Perusahaan Irsyad

"Oh, kita sudah sampai bandara ya," jawab Al Malik ikut menutupi masa lalu ayah dan ibu angkatnya. Izzan yang melihat Al Malik mengalihkan pembicaraan sontak memngajukan sebuah pertanyaan kepada pria itu, "Katakan saja apa yang sebenarnya terjadi pada kakek?""Aku rasa aku tak punya hak untuk mengungkapkannya karena kau lebih tahu bahwa kakek lebih pantas mengatakan hal ini padamu.""Tidak bisakah Paman katakan secara intinya ssaja?" Al Malik menggelengkan kepalanya, "Maafkan Paman, Zan. Ada baiknya kakek saja yang mengatakannya padamu." Mendengar jam tangannya sudah menunjukkan pukul setengah 9, Izzan langsung keluar dari mobil. "Aku harap Paman akan menceritakannya padaku saat kita bertemu lagi, aku pergi dulu Paman, assalamu'alaikum.""Iya, Zan. Wa'alaikumsalam." Izzan melangkah pergi dan meninggalkan bandara itu, tidak lupa juga pria tampan itu menatap ponselnya sejenak sebelum dia mematikan menjadi mode pesawat. "Kenapa rasanya aku merasa bahagia sekali kembali ke
Read more

Malaikat Penolong

"Kau yang membuat aku melakukan ini, Pak Beny," jawab pak Gandi dengan suara lantang."Apa maksudmu?" tanya pria paruh baya itu sambil menoleh ke arah lawan bicaranya."Andai saja kau tak menginvestasikan seluruh asetmu kepada perusahaan Irsyad maka aku tak akan melakukan ini," ungkapnya masih dengan kelimat yang mengambang."Aku tidak mengerti apa maksudmu?" ucap pak Beny balik bertanya. Pak Gandi akhirnya menjelaskan bahwa istrinya dioperrasi itu karena ulah pak Beny sendiri, gegara pria tua itu menggagalkan investasinya kepada putra mereka maka istrinya mengalami stress karena itu dia mencoba bunuh diri."Apa maksud Anda?" tanya Izzan tak mengerti namun bisa sedikit menmyimpulkan sesuatu."Sebenarnya putraku dan Irsyad itu teman namun mereka saling bersaing dan membujuk pak Benny untuk menginvestasikan sahamnya kepada perusahaan mereka namun etrnyata hanya perusahaan Irsyad saja yang mendapat investasi." Pak Beny mencoba mengingat hal itu, akhirnya dia tahu sesuatu hal dan
Read more

Gelagat Pria Mencurigakan

"Bukankah dia..." Pria paruh baya itu mengatupkan bibirnya ketika mengingat nama Inayah, membuat Izzan yang melihat itu nampak sangat penasaran sekali."Apa Anda mengenalnya?" tanya Izzan ingin tahu."Irsyad pernah menceritakan nama perempuan itu padaku sebelum dia meninggal. Bahkan, sebelum kematiannya dia mengingkan sekali bertemu dengan Inayah namun sepertinya takdir tak berpihak padanya.""Iya, kondisi kak Irsyad semakin parah dan harus dirawat di rumah sakit." Pak Beny menatap Izzan dengan sangat dalam, "Irsyad juga mengatakan padaku bahwa adiknya yang akan memegang kuasa atas perusahaan ini." Sebuah senyuman getir nampak terlihat di sudut bibir pak Beny, "Dia juga menitipkan perusahaan ini padaku agar aku mengajarimu, Zan. Berulang kali aku menyuruhnya untuk bekerja di perusahaanku saja namun dia menolak dan bersikeras untuk membangun perusahaan sendiri.""Benarkah?! Aku telah menganggaap Irsyad sebagaai anakku sendiri, kedewasaannya dan kemandiriannya sungguh membuaat aku t
Read more

Menghalangi Hal Buruk

Izzan berharap sekali firasatnya itu salah namun ia tidak ingin ambil resiko bila sesautu hal buruk terjadi pada malaikat penolongnya itu. Masih berada dengan jarak aman, Izzan mencoba untuk mengirim pesan kepada Aldi. Menunggu bila saja pria brewok itu membalas pesannya, tetapi sama saja. Dia hanya fokus dengan setir mobilnya saja. Di jalan raya yang begitu sepi antara jalan menuju ke hutan. Izzan nampak curiga karena mobil berwarna hitam itu berjalan lebih dulu dan berdampingan di sebelah mobil Aldi. Izzan sengaja membunyikan klakson mobilnya agar menggagalkan rencana pria mencurigakan itu. Mobil hitam itu masih saja di tempatnya hingga membuat Izzan semkain histeris lagi membunyikan klakson mobil hingga Aldi yang mendengar itu pun langsung memperlambat laju mobilnya dan mendahulukan mobil berwarna hitam itu. Ketika mendapati Izzan yang sedang berusaha membuka kaca mobilnya mendapati Izzan yang ada dan sejak tadi membunykan sebuah klakson mobil begitu histeris. "Izzan,
Read more

Tak Bisa Menyalahi Takdir

"Sepertinya iya, bisa kau perjelas sedikit gambarnya?" tanya Izzan ingin memastikan. Jody memyuruh anak buahnya untuk memperbesar gambar tersebut, matanya membulat sempurna ketika mendapati seorang pria yang ada di dalam mobil tersebut. "Bukankah itu adalah pria yang bersaksi ketika Inayah diculik?" tanya Izzan melirik Jody. Mendengar itu pria berseragam itu langsung terbelalak kaget dan mengiyakan apa yang dikatakan oleh Izzan, "Iya, kau benar!""Bukannya pria itu ditangkap?" tanya Aldi ikut bicara."Temannya masih di dalam penjara bersama pak Hidayat." Jody juga menjelaskan bahwa salah satu temannya berhasil bebas bersama Daniel."Apakah Daniel dalang dari mobil yang mengikutiku tadi?" tanya Aldi ingin tahu."Belum diketahui karena mengingat apa dikatakan Daniel bahwa dia tidak begitu mengenal pria yang bernama Roy itu. Bahkan untuk menjadi anak buah Daniel saja dia memiliki daftar namanya." Jody menjelaskan bahwa dia juga pernah menyelidiki Daniel dan memang benar informasi
Read more

Biarkan Rasa Ini Hilang

Alangkah terkejutnya Inayah dan Alita ketika mendapati seorang pria tampan dengan memiliki kedua lesung di bagian pipinya. "Kau..." Alita meneguk salivanya dengan kasar. "Izzan..." Inayah pun melakukan hal yang sama, dia tidak menyangka bila pria yang baru saja mereka bicarakan kini ada di hadapan mereka."Sejak tadi," jawab Izzan melangkah mendekat ke arah Inayah."Kau bohong 'kan? Kami baru saja masuk ke dalam?" tanya Alita nampak tak percaya. Izzan tersenyum tipis, "Kenapa kau tak jujur padaku, Nay?" tanya Izzan melayangkan tatapan serius ke arah Inayah."Apa maksudmu?" tanya Inayah balik bertanya."Aku mendengara semua yang kalian katakan tadi," jawab Izzan singkat."Tidak mungkin semuanya 'kan?" ucap Inayah ssambil tertegun."Jelas-jelas kau sudah tahu aku jatuh hati padamu dan kau juga jatuh hati padaku namun kenapa kau tidak mau mengungkapkannya padaku?" tanya Izzan dengan nada suara datar."Aku rasa kau tak berhak tahu apa yang sedang aku rasakan?" Inayah mengalihkan
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status