Home / Romansa / Dinikahi Guru Tampan Putraku / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Dinikahi Guru Tampan Putraku: Chapter 111 - Chapter 120

124 Chapters

Kemarahan Halwa

"Iya, Kek. Sepertinya rasa cinta Halwa yang begitu besar sungguh membuat Halwa menjadi jahat." Izzan beranjak dari duduknya karena dia merasa bersalah telah membuat gadis cantikitu menjadi bak monster yang menyakiti seseorang. "Apa yang harus aku lakukan, Kek?" Al Fattah Shidiq ikut berdiri di samping cucunya sambil menyentuh pundak Izzan lembut. "Memang rasa cinta yang begi besar bisa membuat seseorang menjadi tak waras, ada kalanya seseorang itu melakukan hal seperti itu baik menurutnya guna menunjukkan rasa cintanya, ada juga terkadang dia mengalah karena ingin melihat seorang yang dicintainya bahagia." Pria tua itu mulai menasehati Izzan agar tetap menjaga perasaan Halwa meski tak bisa membalas cintanya, "Sangat sulit melakukan dua hal itu namun ada sesuatu hal yang Kakek takutkan, Zan.""Apa itu, Kek?" tanya Izzan langsung menoleh ke arah pria tua itu."Kakek takut bila Halwa bisa melakukan hal jahat lebih dari ini jadi sebelum hal itu terjadi kake minta kau harus men
Read more

Tak Bisa Melihatmu Dalam Bahaya

"Apa yang hendak kau lakukan?" tanya Izzan sambil menangkis tangan Halwa yang hendak menampar Inayah."Aku sudah muak dengan semua ini!""Apa yang bisa kau lakukan? Apa kau ingin mendekam di penjara saat ini juga?" Melihat Izzan yang hendak mengeluarkan ponselnya untuk melaporkan Halwa ke sahabatnya itu, gadis itu pun langsung angkat kaki dari hadapan Izzan dan Inayah. Izzan sangat kecewa dengan Halwa akan berbuat sekasar itu kepada Inayah, pria berlesung pipi itu berniat mengejar Halwa namun gadis itu seolah acuh dan tak mau mendengarkan Izzan."Halwa.." Berteriak sekeras apa pun namun tetap saja gadis itu tak juga mau mendengar panggilannya. Izzan memutar tubuhnya dan memohon maaf kepada Inayah atas tingkah laku Halwa. "Aku harap kau mau memaafkan Halwa, Nay.""Aku sudah memaafkannya, Zan. Namun, aku merasa muak kau selalu membela tindakan Halwa yang hampir saja menamparku tadi. Bukan satu kali dia bertindak seperti itu.""Aku tahu itu namun aku bisa apa? Aku tak bisa me
Read more

Sebuah Rahasia Besar Mendiang Ibunya

"Kau, kenapa kau datang ke sini?" tanya Inayah ketus dan sedikit sinis."Aku datang ke sini untuk mengunjungimu dan memohon maaf padamu dan aku rasa kau salah paham terhadapku." Pria itu berjalan maju ke arah Inayah sambil menyodorkan sebuah amplop padanya."Apa ini?" taanya Inayah tak langsung menerimanya."Ini adalah sebuah bukti bahwa aku tidak terlibat dalam rencana Halwa, hanya saat penculikan saja aku terlibat.""Apa kau yakin?" tanya Inayah ingin memastikan."Iya, kau bisa periksa itu lebih dulu dan di situ tertera begitu jelas bukti-bukti rencana Halwa untuk mencelakaimu. Kau bisa memenjarakan gadis itu." Mendengar hal tersebut Inayah langsung memeriksa isi di dalam amplop tersebut. "Terima kasih kau sudah mencarri bukti ini," ucap Inayah sambil menghela napas beratnya. "Selama dia tidak mencelakai orang lain aku tidak akan memenjarakannya dan malah aku ingin memberikan dia kesempatan untuk bertobat melakukan hal ini.""Apa? Kau yakin tidak ingin menghukumnya?" tanya Danie
Read more

Kecelakaan Menimpa Al Fattah Shidiq

Hujan malam itu sungguh membuat seorang gadis cantik berambut panjang sangat benar-benar dilema ketika mendengar Al Fattah Shidiq berusaha untuk menasehati Halwa, "Tidak, Kek. Aku tidak bisa merelakan Izzan bersama janda itu," ketusnya tak senang."Kakek tahu kau begitu sangat mencintai Izzan namun sebuah perasaan itu tak bisa dipaksa, semakin kau memaksa Izzan untuk bersamamu maka akan membuat Izzan semakin muak denganmu," ungkap pria paruh baya itu."Tidak, Kek. Aku yakin bisa membuat Izzan jatuh hati dan kembali lagi padaku." Halwa nampak begitu yakin namun dia geram melihat tingkah Al Fattah Shidiq yang nampak membela Izzan dengan perasaannya itu."Apa Kakek setuju bila Izzan bersama Inayah?" Pria tua itu menyentuh jemari lentik Halwa, "Kakek tidak bisa melarang Izzan untuk tidak jatuh cinta, Wa. Bukankah kebahagiaan Izzan adalah kebahagiaanmu juga.""Apa maksud Kakek?" tanya Halwa tak mengerti. Al Fattah Shidiq mencoba membuat Halwa mengerti bahwa sebuah raa cinta itu be
Read more

Merasa Dilema

"Aku datang ke sini karena Daniel memberitahuku." Gadis itu menjawab begitu santai."Daniel?! Bukankah dia akan berangkat ke Eropa?" ucap Izzan malah balik bertanya."Ke Eropa? Oh, iya dia juga mengatakan itu ketika dia menelponku tadi. Apakah kakek baik-baik saja?" tanya Halwa ingin tahu."Belum bisa dipastikann karena saat ini dokter sedang memeriksanya." Setelah menjawab pertanyaan Halwa, pria berlesung pipi itu dipanggil dokter untuk menandatangani surat persetujuan operasi. "Apakah kakek bisa diselamatkan, Dok?" tanya Izzan begitu khawatir."Insya Allah, Zan. Aku akan berusaha untuk menyelamatkannya meski pendarahan di dalam otaknya nampak parah." Halwa yang tak sengaja mendengar hal itu tersenyum tipis, dia datang mengunjungi rumah sakit karena dia ingin memastikan kondisi Al Fattah Shidiq, "Jika dia sadar ini sungguh bencana untukku." Mendengar penjelasan dokter, Halwa nampak begitu senang. Tak lama gadis itu pun berpamitan pulang karena ponselnya terus saja berderi
Read more

Akhirnya Kakek Siuman

"Tentu saja," jawab Aldi dan Inayah bersamaan."Baiklah, kalau begitu!" seru Izzan langsung berjalan mendekati sang kakek sambil emnyentuh jemari yang sudah sangat keriput dan semakin tua itu. "Kek, maafkan aku! Dengan sangat terpaska aku harus meninggalkan kakek dulu, perusahaan kak Irsyad dalam masalah. Aku titip kakek pada Inayah," bisiknya pelan. Untuk kedua kalinya, pria tampan dengan lesung pipi itu mengucapkan maaf pada sang kakek. Sangat berat bagi Izzan untuk meninggalkan sang kakek, jika saja itu perusahaannya maka dia tak akan pergi namun mengingat kerja keras sepupunya maka h itu harus dia lakukan."Al, aku titip kakekku dan Naya ya." Izzan menatap Aldi penuh harap."Iya, Zan. Aku akan menjaga mereka dengan baik kok." Inayah memandangi kepergiaan Izzan yang begitu sedih, ia tahu bahwa pria itu tak ingin pergi namun amanah mendiang Irsyad harus dilaksakannya. "Semoga saja kakek segera sadar ya, Al." Inayah duduk di samping sang kakek sambil memandangi wajah pria tua
Read more

Menyelamatkan Kakek

Pria tua itu meminta Inayah untuk duduk berjongkok dan dia membisikkan sesuatu kepada Inayah, alangkah terkejutnya Inayah ketika mendengar hal tersebut. Dia benar-benar tidak menyangka bila hal tersebut akan menimpah Al Fattah Shidiq. "Baik, Kek. Ayo." Inayah mendorong kursi roda pria tua itu. Diiringi oleh Aldi yang membawa sebuah tas tengah dijinjingnya, pria brewok itu masih sibuk dengan headseat di telinganya namun sepasang bola matanya terus melihat sekeliling arah. Mengawasi bila saja ada hal buruk yang terjadi."Baiklah, aku akan mencari tempat dulu, di sini suaramu tidak terlalu jelas." Aldi menyentuh pundak Inayah seraya berkata, "Naya, aku terima telpon dulu ya.""Iya, aku akan menunggu di mobil ya." Inayah mengangguk pelan. Pria tua itu terus menoleh ke belakang sambil meminta Inayah untuk lewat jalan yang tak dipenuhi dengan banyak orang. "Lewat mana ya, Kek?" tanya Inayah tak paham."Kau ikuti instruksi kakek saja." Mereka hampir saja sampai di pertengahan jal
Read more

Rasa Penasaran Alita

"Al, cepat selamatkan kakek," balasnya seraya ikut berteriak dan masih menarik kaki Halwa."Kalian tak akan bisa menyelamatkan pria tua itu," imbuh Halwa langsung mendorong Inayah lagi."Mau sekuat apa pun kau mendorongku, aku akan tetap kokoh dan aku tak akan membiarkanmu mencelakai kakek." Inayah sekuat tenaga memegang kaki Halwa agar gadis itu tak mengejar Aldi. Halwa berusaha menendang tubuh Inayah yang sudah terguling dan sepertinya kaki perempuan itu terluka namun dia menahan rasa sakit itu agar bisa menahan Halwa melihat segerombolan pria berseragam membuat Inayah tak mampu lagi untuk menahan Halwa."Tangkap gadis itu sekarang!" Salah satu pria itu langsuang menarik tangan Inayah dan membawanya untuk diperiksa."Kalian bawa dia ke kantor polisi sekarang!" teriak si ketua itu yang tak lain adalah Jody. Jody menggendong tubuh Inayah dan membawanya ke ruangan unit gawat darurat. "Dok, selamatkan Inayah." Jody nampak panik sekali melihat banyak sekali darah yang menetes dar
Read more

Cerita Yang Sebenarnya

"Bisakah kau berhenti membekapku?" ketus Alita tak senang. Gadis cantik itu menoleh ke arah Aldi sambil bertanya, "Memangnya apa yang terjadi?" Aldi mengedarkan sepasang bola matanya melihat ke penjuru arah lalu berjalan mendekati Alita, menarik tangan gadis itu untuk mendekatinya sambil berbisik dan mengatakan kejadian yang terjadi dan penyebab Inayah terluka."Apa? Dasara gadis licik!" ketusnya tak senang."Maka dari itu, sebelum Izzan pulang kita harus menjaga mereka dengan baik. Perhatikan dokter dan perawat yang masuk," imbuh Aldi mengingatkan Alita."Kau tenang saja ku paling ahli dalam memeriksa orang, memangnya Izan pergi ke mana?" tanya Alita ingin tahu."Izzan pergi memeriksa perusahaan I2 Group, ada sedikit masalah yang mendadak jadi dia pergi ke sana. Bila ada Izzan maka hal ini tidak akan terjadi, andai saja aku tidak menerima telpon maka hal seperti ini tak akan terjadi," tandasnya penuh sesal dan merasa bersalah. Alita menghela napas beratnya, dia tidak pernah t
Read more

Ingin Meminang Inayah

"Jalan satu-satunya adalah membawa beliau pergi ke Singapura untuk pengobatan." Dokter hanya berkata seperti itu namun hal tersebut sungguh sangat membubat Izzan bingung."Akan aku usahan, Dok." Izzan mengangguk pelan ndan akan berusaha untuk membujuk kakeknya agar mau melakukan pengobatan. Pria tampan itu kembali masuk ke dalam ruangana tersebut sambil melirik Al Fattah Shidiq yang nampak sangat akrab sekali dengan Inayah, membuat pria itu nampak tersenyum tipis. "Apakah Kakek sudah merasa baikan?" tanya Izzan melirik kakeknya."Alhamdulillah, lumayan membaik, Zan. Bisakah kau bawa Kakek pulang ke rumah?" ucapnya menoleh ke arah cucunya."Kakek kenapa mau pulang? Kondisi Kakek belum membaik sepenuhnya," imbuh Izzan menolak dengan pelan. Pria berlesung pipi itu mencoba untuk menjelaskan bahwa kakeknya harus dirawat di rumah sakit sampai tubuhnya sudah membaik. Izzan habis kata-kata meliha Al Fattah Shidiq selalu saja menolak dan bersikukuh untuk pulang. Melihat Izzan yang t
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status