Sepeninggal semua teman prianya, Inayah merebahkan tubuhnya di atas ranjang seraya menatap Alita yang begitu sibuk menyusun semua obat yang ada di dalam kantong plastik putih itu, ia tidka tega melihat wajah Inayah yang begitu pucat."Kenapa kau tidak mau ke rumah sakit, Nay? Tubuhmu lemah sekali," ujarnya melirik Inayah."Aku rasa tak perlu ke rumah sakit, Ta. Lagian di rumah Daniel dia telah memanggil dokter dan aku sudah diperiksa kok.""Sepertinya Izzan sangat marah padamu," jawab Alita melirik Inayah."Marah? Biarkan saja, namanya juga anak muda kok. Memang suka ngeyel kalau dibilangin." Inayah membenarkan posisinya untuk duduk."Aku tahu, tapi Izzan adalah satu-satunya orang yang sangat mengkhawatirkanmu saat kau mendengar kau diculik, bahkan dia rela pulang dari luar kota demi memastikan keadaanmu. Namun, ternyata memang jau telah diculik."Deg!! Jantung Inayah berdegup kencang dan benar-benar tak menyangka bila Izzan sebegitu berusaha untuk mencari keberadaannya, panta
Read more