Home / Romansa / Dinikahi Guru Tampan Putraku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Dinikahi Guru Tampan Putraku: Chapter 61 - Chapter 70

124 Chapters

Mendapat Sedikit Informasi

"Apakah Anda adalah putrinya pak Derajat?" tanya Izzan ketika mendapati seorang anak gadis yang usianya kurang lebih 17 tahun. "Iya, aku puterinya," jawab gadis itu sedikit gemetar."Bisakah kami bertemu dengan ayahmu?" tanya Izzan menatapnya begitu dalam. Gadis itu tertegun dan hanya bungkam, ia seolah bingung untuk menjawab apa namun Izzan yang sedikit bisa membaca pikiran anak itu sontak menyentuh jemarinya pelan sambil bertanya dengan nada suara pelan, "Apakah kau tahu di mana ayahmu berada, Nak?" Tak lama setelah mendengar pertanyaan Izzan, anak itu menjatuhkan buliran bening menetes di pipinya, "Ayah dibawa pergi oleh dua orang pria yang begitu garang, aku tidak tahu siapa pria itu, bisakah Anda membantu ayahku," ucapnya dengan sesenggukkan."Dibawa dua orang pria garang? Apakah kau tahu ciri-cirinya?" tanya Izzan ingin tahu. Anak itu menceritakan secara detail ciri-ciri fisik dua pria asing itu, tetapi Izzan tidak bia mengenalinya hingga rekaman suara anak kecil it
Read more

Telah Tertipu

Si pria tampan dengan tubuh kekar itu mengangguk pelan, dia juga menceritakan bagaimana kejadian sebenarnya setelah tahu bahwa Inayah dibawa oleh dua orang pria asing maka Izzan langsung menemui orang kepercayaannya untuk mencari tahu di mana Inayah berada. Setelah menerima kabar dari pihak kepolisian bahwa mobil penculik itu tertangkap kamera dan menuju ke sebuah villa maka Izzan sudah bisa menebak bahwa Inayah dibawa ke sebuah villa. "Apakah kau tahu villa siapa itu, Jod?" tanya Izzan ingin tahu."Aku belum tahu, Zan. namun, saat ini anak buahku sedang emnggali informasi pemiliki villa itu. Kau tenang saja, aku pasti akan menemukan Inayah kok.""Iya." Izzan menatap penuh telisik ke arah si pria yang ditangkap. Ingin rasanya dia menghajar habis-habisan pria itu namun dia mencoba menahan amarahnya, "Aku ingin tahu siapa orang yang telah menyuruhmu untuk menculik Inayah?" tanya Izzan berjaan elbih dekat ke arah pria itu. Nahasnya, si pria itu hanya tersenyum mengejek dan tidak
Read more

Kesempatan Dalam Kesempitan

Izzan menatap Halwa begitu dalam. "Sebaiknyna kau tak perlu tahu." Pria tampan itu melepaskan genggaman tangan Halwa. Halwa tak terima bila Izzan lebih menyukai seorang janda daripada dirinya, bukankah hal tersebut bisa membuat harga diri Halwa jatuh, "Kau keterlaluan, Zan. Kau lebih memilih janda itu daripada aku!" serunya sambil mengepalkan jemarinya dengan kuat. Melihat kepergian Izzan, Halwa tersenyum tipis sambil meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja. Dia mengirim pesan singkat kepada Daniel agar berhati-hati karena Izzan bisa saja menemukan mereka."Kau tidak akan mudah menemukan Inayah, Zan." Halwa memutar tubuhnya daan langsung menutup pintu apartemennya dengan keras. Jujur saja, ia benar-benar geram mendengar hal itu. Apalagi melihat ekspresi Izzan yang begitu peduli terhadap Inayah. "Inayah tidak bisa mengambil Izzan dariku." *** Di sebuah rumaaah mewah bernuansa gold, terlihat seorang perempuan berhijab tengah membuka matanya perlahan, perempuan itu tak lain ad
Read more

Sedikit Curiga

Sepeninggal Daniel pergi, Inayah berupaya untuk memaksakan diri berdiri namun kepalanya terasa berat. Mencoba mengingat kembali apa yang sebenarnya terjadi membuat Inayah meneteskan air matanya, "Siapa orang yang telah menculikku?" gumamnya masih teringat jelas wajah dua pria kekar itu. Entah kenapa dia berharap sekali ada seseorang datang untuk menjemputnya. Kali ini yang terlintas di dalam pikirannya adalah Izzan, "Apa yang telah aku pikirkan? Kenapa bisa aku memikirkannya. Alita pasti sangat menghkhawatirkan aku," gumamnya mulai berinisiatif untuk memanggil Daniel dan meminjam ponsel pria itu. Tak lama si pria berhidung mancung itu muncul dan bertanya, "Apa kau perlu sesuatu, Nay?" tanya Daniel ingin tahu. "Bolehkah aku meminjam ponselmu, aku ingin menelpon Alita.""Alita??! Bukankah dia adalah..." Inayah langsung memotong kata-kata Daniel, "Iya, dia teman kita dulu.""Ini pakailah sesuka yang kau mau." Daniel tersenyum tipis. Inayah meraih benda pipih berwarna hit
Read more

Malu Pada Umur

"Apakah kau baik-baik saja, Nay?" tanya Izzan menatapnya begitu dalam."Iya, aku baik-baik saja kok!" Inayah tersenyum tipis namun tubuhnya masih begitu lemah."Apa kalian yakin akan membawa Inayah pulang di saat kondisinya seperti ini?" tanya Daniel ingin tahu, sejujurnya dia tidak rela bila Inayah dibawa pergi namun dia harus melakukan itu agar kejahatannya tidak diketahui."Tentu saja, kami akan membawa Inayah ke rumah sakit," sambung Aldi menimpali karena menurutnya Daniel seolah tidak rela bila Inayah pulang."Iya, ada baiknya Inayah kembali ke rumahnya bersama Alita, menghindari fitnah buruk!""Apa maksudmu?" ucap Daniel seelah tak senang."Bagi seorang perempuan itu tidak baik tinggal satu atap sama pria yang bukan mahromnya."Izzan menjelaskan bila hal itu terus terjadi maka akan ada saja fitnah dan menghindari hal yang tidak diinginkan lebih baik, bukan? Sungguh hal tersebut membuat Daniel menghela napas kasarnya, bagaimana tidak sepertinya pria yang bernama Izzan ini sang
Read more

Mencurigai Si Penolong

Sepeninggal semua teman prianya, Inayah merebahkan tubuhnya di atas ranjang seraya menatap Alita yang begitu sibuk menyusun semua obat yang ada di dalam kantong plastik putih itu, ia tidka tega melihat wajah Inayah yang begitu pucat."Kenapa kau tidak mau ke rumah sakit, Nay? Tubuhmu lemah sekali," ujarnya melirik Inayah."Aku rasa tak perlu ke rumah sakit, Ta. Lagian di rumah Daniel dia telah memanggil dokter dan aku sudah diperiksa kok.""Sepertinya Izzan sangat marah padamu," jawab Alita melirik Inayah."Marah? Biarkan saja, namanya juga anak muda kok. Memang suka ngeyel kalau dibilangin." Inayah membenarkan posisinya untuk duduk."Aku tahu, tapi Izzan adalah satu-satunya orang yang sangat mengkhawatirkanmu saat kau mendengar kau diculik, bahkan dia rela pulang dari luar kota demi memastikan keadaanmu. Namun, ternyata memang jau telah diculik."Deg!! Jantung Inayah berdegup kencang dan benar-benar tak menyangka bila Izzan sebegitu berusaha untuk mencari keberadaannya, panta
Read more

Takut Kau Menyesal

"Kau benar, bisa saja orang yang dipercayai itu adalah pelakunya," sambung Alita sedikit paham."Aku akan tetap menyelidiki hal ini namun jangan sampai Inayah tahu." Aldi menyeruput kopinya sampai habis dan tidak lama berpamitan pulang, "Kau harus tetap di sini temani Inayah, aku takut bila penculik itu akan datang lagi untuk menculiknya karena satu teman penculik itu belum ditemukan.""Iya, Al. Aku akan menginap di sini dan menemani Inayah. Kau tenang saja dan semoga pelaku cepat ditemukan." Alita juga meminta Aldi untuk terus mengabarinya bila saja apa yang dikhawatirkannya itu benar terjadi."Itu hanya menurut instingku saja, belum tentu juga benar kok." Aldi melangkah keluar dan pulang. Sementara Alita masih berdiri di depan pintu menatap Aldi yang telah pergi dengan mobil mewahnya, tetapi apa yang dikatakan Aldi itu juga benar, sangat mustahil bila Inayah ditemukan pingsan di jalan. "Benar juga kata, Aldi." Alita menutup pintu dan langsung masuk ke dalam, sejujurnya dia
Read more

Bantu Inayah

"Aku sangat yakin kok! Aku tidak akan menyesal karena aku sudah berulang kali mendapat petunjuk dan berusaha mencari solusi dari masalahku namun memang Inayah yang kini ada di hatiku.""Jika itu memang keputusanmu dan kau tak akan menyesal di kemudian hari maka aku akan mendukungmu." Jody juga meminta saran pada Izzan, bagaimana bisa di seyakin itu meninggalkan Halwa. "Lantas apakah Halwa setuju dengan keputusanmu ini?" tanya Jody ingin tahu."Sejujurnya dia tidak terima namun aku harus bagaimana lagi, ini demi kebaikannnya. Daripada aku melukainya lebih dari ini?""Kau benar, itu lebih sakit." Izzan juga meminta Jody untuk tetap mengawasi Inayah dari jauh, tetapi tiba-tiba saja muncul sebuah pesan singkat di layar ponselnya, ketika menatap ponsel tersebut. Matanya terbelalak kaget ketika mendapati bahwa di rumah ada seorang pengintai. "Sepertinya aku harus ke rumah Inayah dulu," ucap Jody seraya bangun dari duduknya."Haruskah aku ikut denganmu?" tanya Izzan nampak panik,"Taak p
Read more

Anugerah Cinta

"Kenapa kau bisa berpaling dariku, Zan? Apa yang kurang dariku? Mengapa kau lebih memilih dia daripada aku?" Banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan Halwa kepada mantan kekasihnya itu namun Izzan hanya bungkam sehingga membuat Halwa mulai hilang kesabaran dan bertanya, "Beri aku jawaban, Zan? Aku butuh itu?" tanyanya sangat marah."Aku diam karena aku tidak tahu harus menjawab apa? Rasa itu hadir dengan sendirinya, tanpa diminta. Aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu itu, Wa." Izzan menatap lekat ke arah Halwa, dia mengatakan kejujuran di dalam hatinya karena dia juga tidak tahu kenapa bisa jatuh cinta pada Inayah hanya saja dia merasa bila Inayah adalah perempuan unik yang mampu menggetarkan jantungnya itu."Hentikan, Zan! Aku memang bukan kekasihmu lagi namun aku tidak senang kau memuji perempuan lain, mungkin saat ini aku belum bisa move on darimu namun aku akan berusaha untuk melupakanmu, meski sulit.""Inilah yang aku takutkan bila kita terus saja bertemu, kau akan terl
Read more

Siapa Seseorang Itu?

"Mungkin kebanyakan orang beranggapan seperti itu namun aku merasa sangat bahagia sekali dengan rasa cintaku ini?" Inayah menyeka air matanya seraya bangun dari duduknya dan kini dia berjalan ke arah balkon sambil memandangi langit indah malam itu. Alita yang ikut berjalan mengikuti Inayah sontak menghentikan langkahnya ketika melihat perempuan itu tersenyum manis, "Sebenarnya aku begitu beruntung bisa mencintai Irsyad dan diberikan kesempatan untuk bisa bertemu dengannya.""Kenapa kau merasa beruntung padahal kalian tidak bisa bersama?" Inayah tersenyum tipis, "Tidak perlu harus bisa bersama untuk mencintai karena bagiku melihatnya bahagia saja aku sudah sangat bahagia.""Kau memang sangat aneh, Naya," timpal Alita mengelengkan kepalanya. Di kesunyian malam itu sungguh membuat kenyamanan tersendiri, melihat bintang yang indah nan mampu menyejukkan sejauh mata memandang. "Indahnya malam ini sama halnya seperti indahnya kenanganku bersamanya." Alita tersenyum tipis keti
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status