All Chapters of Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang: Chapter 171 - Chapter 180

183 Chapters

Petemuan Pribadi

Pagi berikutnya, setelah semua murid yang menyelesaikan ujian telah beristirahat dengan cukup. Suasana kembali dibuat mencekam, dengan adanya informasi kedatangan pemimpin padepokan ke dalam akademi.Tidak ada informasi untuk berkumpul sama sekali, membuat semua murid penasaran dengan tujuan utama Tuan Urdha datang. Tanpa mereka sadari jika Pandya sudah dipanggil secara terpisah, tanpa ada seorangpun murid yang mengetahuinya.Pandya berjalan di dalam lorong gedung utama akademi, dengan didampingi Akandra dan Agha di sebelahnya. Dua penjaga juga mengikuti mereka di belakang, seakan memastikan kehadiran Pandya tanpa ada komunikasi dengan siapapun sebelumnya.'Kau tidak perlu khawatir? Semua akan baik-baik saja?' ucap Akandra menyalurkan telepatinya pada Pandya, mencoba menenangkannya.'Aku baik-baik saja, Paman! Paman tidak perlu khawatir,' jawab Pandya dengan ekspresi wajah meyakinkan.Tidak lama kemudian, mereka semua sampai di ruangan utama milik Tuan Urdha. Salah satu penjaga ruanga
Read more

Hadiah Dari Tuan Urdha

“Ini sangat luar biasa! Tidak mungkin saya tidak tertarik!” jawab Pandya dengan mata berbinar.Pandya mendekat ke arah rak yang berisi benda-benda keramat, yang bisa menyimpan energi. Bahkan ada peralatan sihir yang digunakan untuk merapal mantra tingkat tinggi tanpa mengeluarkan banyak energi.'Pantas saja hampir semua yang ada disini menggunakan sihir. Ternyata, pemimpin padepokan menyimpan semua benda keramatnya disini!’ pikir Pandya dalam hati.“Kalau begitu pilihlah satu barang yang kau inginkan sebagai hadiah!” ucap Tuan Urdha sembari duduk di kursi besar yang berada di tengah-tengah ruangan itu.Pandya langsung berkeliling, untuk mengamati semua barang yang sangat menggiurkan itu. Kali ini, dia dibuat bingung harus memilih benda yang mana, karena hampir semua benda yang ada di ruangan itu sangat dia inginkan.Namun, setelah mengitari ruangan itu beberapa kali, sudut mata Pandya tertarik pada sebuah benda. Dia belum pernah mendengar tentang benda itu sebelumnya, tapi entah kenap
Read more

Pengumuman Mendadak

“Iya itu untukmu! Tapi, kau tidak tahu benda itu akan berguna atau tidak untukmu!” jawab PAndya sambil mengedikkan bahunya. “Apa kau gila?!” teriak Sakra frustasi mendengar ucapan Pandya yang membuatnya tidak habis pikir. Pandya yang mendengar teriakan Sakra hanya mengelus dadanya karena terkejut. Dia tidak tahu apa yang membuat suara Sakra meninggi hingga seperti itu, dan hanya menaikkan alisnya untuk memberi isyarat pada Sakra untuk menjelaskan maksud teriakannya itu. “Benda ini adalah benda keramat yang sangat langka! Bahkan, Tuan Catra dulu sudah berusaha sangat keras untuk mencarinya, namun tidak pernah bisa ditemukan!” jelas Sakra dengan menggebu-gebu. Pandya semakin bingung dengan penjelasan yang Sakra berikan. JIka memang benda itu sangat hebat, tidak mungkin pemimpin akademi membiarkannya begitu saja dengan mudah. “Mungkin itu hanya imitasi!” jawab Pandya asal. “Lagipula bagaimana bisa langsung mengenali benda yang bahkan belum pernah kau lihat sebelumnya?!” Sakra
Read more

Pengumuman Penggabungan Ujian

“Kalian harus membuat klan kalian sendiri! Entah kalian menjadi pengikut atau pemimpin, kalian harus masuk ke dalam salah satu klan milik salah seorang murid!” jelas Agha yang membuat suasana kembali gaduh.Bagaimana mungkin mereka bisa membuat sebuah klan, padahal selama setahun ini mereka hanya berada di dalam akademi tanpa ada komunikasi dengan dunia luar. Pandya mengamati para pangeran yang lain, melihat senyuman di wajah mereka Pandya yakin jika semua calon pewaris sudah mengetahui peraturan itu.‘Aku yakin tidak akan berakhir seperti ini! Sepertinya ini akan menjadi awal pertarungan kita yang sesungguhnya!’ ucap Pandya pada Sakra dengan ekspresi wajah yang menegang.‘Sudah aku ingatkan bukan? Semua tidak akan terus berjalan dengan tenang! Seorang pendekar hanya bisa memilih antara menyerang atau diserang!’ sahut Sakra menggebu-gebu.‘Setidaknya aku masih bisa menikmati masa tenang itu sebelumnya! Walaupun masa tenang, kau yang paling tahu bukan aku selalu mempersiapkan untuk sem
Read more

Meningkatkan Kemampuan

Pandya langsung bertanya tanpa basa-basi kepada seluruh pengikutnya, saat mereka semua sudah berkumpul di ruang pelatihan milik Pandya. Dilihat dari ekspresi wajah para pengikutnya, ada beberapa murid yang terlihat sudah memiliki rencana namun sebagian lagi tampak bingung. “Disini saya sudah pasti akan mengikuti Pangeran Pandya, dan saya memiliki rencana untuk mencari dukungan di ajaran Angin. Saya akan membantu sebisa mungkin agar ayah saya mau untuk membentuk aliansi dengan kita!’ jawab Atreya dengan senyuman mengembang di wajahnya. “Aku sangat berterimakasih padamu! Kita akan tampung dulu semua rencana. Tapi sebelum itu, apa ada diantara kalian yang ingin dicoba untuk menjadi pemimpin Klan?” tanya Pandya untuk memastikan mengubah dari para pengikutnya. “Tidak, Pangeran!” jawab mereka serentak tanpa jeda. Pandya terkekeh kecil, mendengar jawaban para pengikutnya yang bisa serentak seakan takut jika harus menjadi pemimpin Klan. Dia sedikit lega, karena tidak akan ada rasa terp
Read more

Pembagian Tugas

“Apa benar ada kejadian yang sama?!” tanya Pandya tampak lebih bersemangat dibanding sebelumnya.“Aku juga tidak terlalu yakin. Tapi, yang aku ingat hanya seseorang pernah memiliki aliran energi yang tampak aneh, dan tidak ada yang pernah melihat aliran energi yang begitu menyeramkan,” jelas Sakra masih sambil mengingat-ingat.“Memang tidak bisa dikatakan sama, tapi sepertinya memang mirip. Lalu, apa yang sehari dengan orang itu?!” Pandya semakin penasaran dan menyimak.Sakra tidak langsung menjawab, karena ingatan itu sudah sangat lama dan dirinya tidak terlalu menganggapnya sesuatu yang penting. Namun, tatapan Pandya yang terlihat menunggu kelanjutan ceritanya, membuatnya bekerja keras untuk mengingat apapun yang bisa menjadi petunjuk bagi Pandya.“Sepertinya aku harus mengecewakanmu. Orang itu pada akhirnya meninggal, tanpa ada yang tahu penyebabnya. Dulu sangat berbeda dengan sekarang yang serba mudah, jadi hal itu cukup menjadi aib bagi keluarganya,” jawab Sakra mencoba menjelask
Read more

Tugas Untuk Hansa

“Tugas apa yang akan kau berikan pada kami?!” tanya Akandra mewakili.“Aku ingin Paman dan Tuan Agha bisa mencari lebih banyak pengikut baru, dengan kemampuan di atas rata-rata. Aku yakin kita akan sangat membutuhkannya nanti!” jawab Pandya penuh perhitungan.“Jadi, kau bermaksud untuk menambah kekuatan dari dalam untuk melawan mereka?!” tanya Tuan Agha mencoba membaca rencana Pandya.Pandya mengangguk menyetujui ucapan Agha, dia harus memiliki rencana cadangan mengingat banyak pihak yang sangat menginginkan kematiannya. Apalagi, kekuatan yang dimiliki calon pewaris lain tidaklah main-main. Sudah banyak tetua dengan kemampuan luar biasa berada di pihak mereka.“Bukan berarti aku akan melakukan penyerangan tanpa sebab, tapi aku tidak bisa diam saja jika pertarungan tidak bisa dihindari! Aku akan sangat bersyukur jika tidak ada satupun orang yang terluka!” ucap Pandya mencoba menjelaskan.Agha dan Akandra mengangguk mengerti, malah mereka tidak menyangka Pandya bisa berpikiran panjang s
Read more

Awal Berdirinya Klan

“Ternyata kau tau tentang ini?!” tanya Pandya yang tidak menyangka Sakra langsung mengetahuinya.“Aku juga sudah mempelajari banyak hal, saat kau juga mempelajarinya! Tentu aku tahu tentang tempat itu!” jawab Sakra sedikit tersinggung.“Kalau begitu, kau pasti sudah paham bukan apa yang akan aku lakukan?! Bagaimana menurutmu?” Pandya mencoba menanyakan pendapat.“Lakukanlah! Aku yakin kau sudah memperhitungkan semuanya!” jawab Sakra yakin.Pandya tersenyum mendengar jawaban Sakra. Jika Sakra sudah tidak berkomentar, itu berarti rencana yang sudah dibuat oleh Pandya jauh melebihi ekspektasinya.Pandya pergi meninggalkan ruang pelatihan, untuk segera bergabung dengan kelompok Dipta. Sedangkan kelompok lain sudah berangkat terlebih dulu, untuk menjalankan tugas mereka masing-masing.Dengan perbekalan yang sudah disiapkan Dipta dan kelompoknya, mereka berjalan meninggalkan akademi dan menuju tempat yang sudah ditentukan. Mereka tampak sangat bersemangat, mengingat ini pertama kalinya bagi
Read more

Sanggar Ajaran Angin

Pandya dan kelompok Dipta kembali melanjutkan perjalanan mereka, dengan jarak tempuh yang jauh lebih panjang dibanding sebelumnya. Sesuai rencana awal mereka, Pandya akan menyusul Atreya dan kelompoknya yang sudah terlebih dulu menuju Ajaran Angin.Mereka pun secara bertahap terus mendapat laporan-laporan dari kelompok lain, tentang kemajuan tugas mereka melalui sihir pemindah yang sudah dirancang Pandya sebelumnya. Pandya membuat sebuah pola dan dibagikan pada setiap kelompok, yang bisa digunakan untuk mengirimkan secarik kertas langsung kepada Pandya dimanapun dirinya berada.“Sepertinya kita sudah harus memilih nama untuk Klan kita, Pangeran!” ucap Dipta setelah melihat isi laporan dari kelompok lain yang diberikan padanya oleh Pandya.“Apa kalian memiliki ide?” tanya Pandya, saat mereka sedang beristirahat di pinggir jalan setapak yang mereka lewati.Tidak ada yang menjawab, mereka yakin jika nama Klan merupakan hal besar yang harus memiliki arti. Dan mereka tidak bisa memikirkan
Read more

Perebutan Aliansi

“Maafkan saya, Pangeran! Ini semua untuk memastikan saya tidak salah memilih!” ucap Tuan Waata merasa bersalah.Namun, baru saja Tuan Waata memberi aba-aba pada seorang tabib yang sudah dipersiapkan di dekat sana, dirinya malah dikejutkan dengan respon yang diberikan oleh Pandya. Di hadapannya Pandya hanya bersikap santai, sambil mengusap bekas minum di sudut bibirnya.“Ba– bagaimana bisa?!” tanya Tuan Waata tercekat.“Tuan Waata tidak perlu meminta maaf! Racun yang Tuan Waata berikan masih tergolong lemah, dan saya yakin Tuan Waata tidak berniat untuk membunuh saya!” jawab Pandya dengan santai.Tuan Waata terlihat sedikit panik, karena tidak menyangka semua berjalan tidak sesuai dengan rencananya. Walaupun dengan demikian, dirinya bisa meyakini jika ucapan anaknya tentang perubahan Pandya memanglah benar.“Saya sungguh minta maaf! Namun, saya tidak menyesali perbuatan saya tadi! Bukan tanpa alasan saya melakukan hal itu, dan saya yakin Pangeran memahami hal itu sebagai pemimpin!” jel
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status