All Chapters of Lima Tahun Sebelum Tragedi Pernikahanku: Chapter 181 - Chapter 190

200 Chapters

Siap Terluka

“FAJAR?!” seru Kinan dan Saka berbarengan.Mereka berdua tampak terkejut mendapati Fajar sudah berdiri di depannya dan sedang menatap Kinanti serta Saka dengan tatapan yang aneh.“Iya, baguslah kalau kalian masih mengenaliku. Aku sengaja datang ke sini untuk mengucapkan selamat atas kehamilanmu, Kinan. Aku senang akhirnya mantan istriku bisa hamil juga,” ujar Fajar dengan sinis.Kinan hanya diam dan terus menatap Fajar dengan tatapan penuh amarah. Ingin sekali rasanya Kinan pergi seketika dari sana. Ia yakin pria di depannya ini sedang merencanakan sesuatu.“Kamu mau apa, Fajar?” sergah Kinan penuh amarah. Wanita berwajah manis itu sudah siap meringsek mendekat ke arah Fajar, tapi ditahan oleh Saka.Fajar hanya tersenyum menyeringai ke arah Kinan dan Saka. Sesekali dia mengurut dagu licinnya kemudian dengan tatapan tajam melihat ke arah mereka berdua.“Aku sudah bilang, Kinan Sayang. Kalau aku ke sin
last updateLast Updated : 2023-08-15
Read more

Pilihan yang Sulit

“Aku tidak begitu, Sayang,” ucap Saka.Kinan hanya bereaksi dia mendengar jawaban Saka sementara Fajar kini yang tampak terkejut. Dia berjalan mendekat menarik lengan Saka dan tiba-tiba mencekal tubuh Saka lalu menunjukkan luka di kepala Saka kepada Kinan.“Lihat, Kinan! Lihat!! Ini lukanya!” ucap Fajar.Saka langsung mengelak dan lepas dari cekalan Fajar. Sementara Kinan hanya diam dan menatap dua pria di depannya ini dengan bingung.“Apa kamu lupa, Fajar? Kalau aku sudah mendapatkan luka ini sejak lama. Saat aku masih kecil, aku sempat tejatuh dan dari situlah luka itu kudapatkan,” urai Saka.Fajar terdiam dan menatap Saka dengan bingung.“Sepertinya kamu yang sudah lupa ingatan, Fajar. Mungkin akibat dari mengulang kehidupan, kamu jadi seperti itu. Namun, yang aku herankan mengapa kamu bisa tahu kalau di kehidupan yang berbeda itu, aku dan Kinan jatuh ke jurang. Apa Kinan pernah mengatakannya?&rdq
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

Dendam yang Menyakitkan

“SAKA!!” seru Kinan dengan mimik terkejut.Saka hanya diam, menundukkan kepala dan tampak menghela napas panjang berulang.“Kamu dengar sendiri, Kinan! Suamimu sudah mengakui sendiri kalau dia memang membuat kesepakatan itu denganku. Dia yang membuatku menjualmu saat itu, Kinan. Dia yang bajingan, berengsek. BUKAN AKU!!” teriak Fajar.Kinan hanya diam, menatap dengan sendu ke arah Saka. Perlahan Saka mengangkat kepala dan melihat ke arah Kinan. Matanya tampak berkabut dan Kinan tidak tahu apa Saka melakukannya dengan terpaksa atau memang dia benar-benar melakukannya.“Aku percaya kamu, Sayang. Apa pun yang kamu ucapkan pasti untuk keselamatanku. Aku percaya padamu,” cicit Kinan pelan.Fajar makin marah begitu mendengar ucapan Kinan. Dengan kesal, Fajar melepas kuncian di leher Kinan. Lalu Fajar mendorong tubuh Kinan dengan kasar hingga tersungkur jatuh ke lantai.“Aduh ... .” Kinan mengadu sambil memegang perutnya.Saka bergegas menghampiri Kinan dan membantunya berdiri.“Sayang ... k
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more

Bagai Luruh Lantak

“SAKA!!”Kinan langsung menghentikan langkahnya begitu mendengar suara tembakan. Dia ragu antara ingin kembali ke tempat Saka atau meneruskan langkahnya ke depan mencari penjaga rumah.Belum selesai Kinan menentukan pilihannya, kini terdengar suara letusan lagi dari arah yang sama. Kinan menoleh sembari membalikkan badan. Tanpa diminta, matanya berkabut dan buliran bening sudah luruh perlahan dari mata bulatnya.“Saka ... .” Lagi Kinan bertutur lirih. Dia tidak bisa bergerak dan mematung di tempatnya.“Nyonya, ada apa?” tanya seorang penjaga yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya.Kinan menoleh, kini sudah ada banyak orang mengelilingi dirinya. Kinan tidak mampu menjawab hanya tangannya sudah menunjuk ke arah lorong rumah di depan yang mengarah ke kamarnya.“Tuan Saka?” tanya penjaga tersebut.“I—iiya, Saka. Tolong Saka,” cicit Kinan pelan.Tanpa menunggu Kina
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

Sakit Pembawa Kenangan

“Saka kenapa, Pa?” seru Kinan.Dia penasaran sekaligus terkejut begitu mendengar Tuan Arya berseru keras sambil memanggil nama Saka. Tuan Arya tidak menjawab hanya diam sambil berulang menganggukkan kepala seakan sedang mendengar penjelasan orang di seberang sana.“Pa ... Saka kenapa?” kembali Kinan bertanya. Dia tidak sabar menunggu Tuan Arya menyudahi panggilannya.Hal yang sama juga dilakukan oleh Nyonya Septa. Wanita yang masih terlihat cantik di usia senjanya itu menatap tajam ke arah Tuan Arya seakan mempertanyakan arti percakapan di teleponnya tadi.Tuan Arya menyudahi panggilan dan menyimpan ponselnya di saku jas kemudian melihat Kinan dan Nyonya Septa bergantian.“Ada apa, Pa?” tanya Nyonya Septa.Helaan napas panjang keluar dari bibir hitam Tuan Arya. “Saka sempat drop tadi, tapi dokter berhasil menyelamatkannya. Lalu yang jadi masalah, dia butuh darah, Ma. Kebetulan stock darah yang sesuai
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more

Amarah yang Belum Usai

“MA!!” seru Tuan Arya mengejutkan.Nyonya Septa langsung menjeda kalimatnya dan melihat ke arah suaminya. Begitu juga Kinan, dia sudah melakukan hal yang sama.“Aku sudah mendapat donor untuk Saka. Dia baru saja menghubungiku,” lanjut Tuan Arya kesenangan.“Akh ... syukurlah,” ucap Nyonya Septa dan Kinan berbarengan.“Dia Ardi, Ma. Teman Saka, dia tadi meneleponku karena mendengar Saka mengalami musibah lalu aku menjelaskan kalau Saka sedang butuh donor darah. Kebetulan golongan darah Ardi sama dengan Saka. Sekarang dia sudah perjalanan ke sini.”“Aku senang mendengarnya, Pa. Semoga saja setelah ini Saka bisa langsung siuman dan melewati masa kritisnya.”Kinan langsung mengangguk, membenarkan pernyataan Nyonya Septa. Kinan juga mengenal Ardi bahkan Ardi pernah menolong Kinan dan Saka tempo hari. Kini teman Saka itu kembali memberikan bantuan untuknya.Selang beberapa saat Ard
last updateLast Updated : 2023-08-20
Read more

Tak Mau Takdir yang Sama

“Kinan, bagaimana kalau kita pulang dulu?” ajak Nyonya Septa.“Sudah petang kamu pasti butuh istirahat sejenak dan berganti baju. Setelah itu kita bisa kembali ke sini lagi,” lanjut Nyonya Septa memberi saran.Memang sedari pagi, mereka masih berada di rumah sakit menunggu Saka yang belum tersadar juga. Kinan hanya diam kemudian melirik ke arah kamar tempat Saka dirawat. Nyonya Septa melihatnya dan tersenyum sambil mengelus bahu Kinan pelan.“Saka tidak akan kemana-mana. Dia pasti tidak keberatan kamu tinggal sebentar, Kinan.”Kinan tersenyum kemudian menganggukkan kepala. Tubuhnya juga lelah sekali, biasanya Kinan menyempatkan untuk beristirahat siang. Namun, sejak dari pagi tadi Kinan belum beristirahat. Entah mengapa sejak hamil, Kinan jadi mudah lelah. Rasanya dia memang tidak bisa menolak tawaran ibu mertuanya kali ini.“Iya, Ma. Kita pulang dulu kalau begitu.” Kinan akhirnya menyetujui ajakan Ny
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

Kenyataan yang Menyakitkan

“Buku harian Saka? Ini buku hariannya? Kenapa aku tidak pernah tahu kalau dia menulis buku harian selama ini?” gumam Kinan.Kinan segera menutup sampul bukunya dan bersiap hendak meletakkan buku tersebut kembali ke tempatnya. Dia sangat menghargai privasi suaminya dan membaca buku harian milik Saka tanpa sepengetahuannya adalah sesuatu yang tidak sopan.Kinan bangkit bersiap meletakkan kembali buku itu ke tempatnya, tapi tiba-tiba sebuah keraguan muncul di benak Kinan. Ia tiba-tiba teringat ucapan Fajar di malam itu kalau Saka suaminya ini adalah Saka yang sama di kehidupan yang pernah dia alami.Helaan napas panjang keluar masuk dari bibir Kinan, kemudian wanita manis itu kembali duduk di sofa dengan buku harian milik Saka di pangkuannya.“Maaf, Sayang ... aku hanya ingin membaca sedikit saja,” gumam Kinan seakan sedang meminta izin ke Saka.Perlahan Kinan membuka kembali sampul buku tersebut. Banyak lembar kosong di halama
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

Kamu Mengenaliku

“Saka kenapa, Ma?” tanya Kinan.Dia baru saja tiba di rumah sakit malam itu dan langsung menyerbu menghampiri Nyonya Septa yang duduk menunggu di depan ruangan Saka.“Kinan!! Kok kamu ke sini? Sama siapa?” Nyonya Septa tidak menjawab malah balik bertanya ke Kinan.Kinan menghela napas panjang sambil melirik Pak Wildan yang berada di belakangnya.“Saya diantar Pak Wildan, Ma. Ada apa dengan Saka? Tadi suara Mama di telepon tidak jelas. Apa dia baik-baik saja?”Nyonya Septa kini yang menghela napas panjang dan meminta Kinan duduk di sisinya. Kinan menurut dan kini terdiam menunggu Nyonya Septa berbicara.“Tadi Saka sempat drop, Kinan. Darah donor yang baru dimasukkan ke tubuhnya tiba-tiba berhenti, seakan-akan Saka menolaknya. Namun, untunglah itu tidak terjadi lama. Dokter segera menolong dan kondisi Saka kembali stabil, hanya saja dia belum siuman hingga sekarang.”Kinan terdiam membisu
last updateLast Updated : 2023-08-23
Read more

Sakit yang Terkuak

“Kinan ... ,” ulang Saka memanggil.Kinan terdiam, bergeming di tempatnya. Netra bulatnya yang indah hanya tertegun menatap Saka. Sama sekali tidak ada kata yang terucap dari bibir Kinan. Lagi-lagi batinnya berkecamuk hebat. Rasa amarah, sakit, kecewa dan merasa dibohongi tiba-tiba menerpanya. Kinan sendiri tidak tahu mengapa semua rasa itu serta merta datang memberondong tubuhnya.Tanpa bicara, Kinan langsung membalikkan badan dan melangkah pergi dengan berurai air mata. Tentu saja ulah Kinan ini membuat Saka, Tuan Arya dan Nyonya Septa terkejut. Padahal selama ini Kinan mengharapkan suaminya lekas tersadar dari koma. Namun, mengapa dia malah pergi.Saka hanya diam menatap kepergian istrinya. Padahal dia sangat bahagia tadi saat membuka mata pertama kali bisa melihat istrinya kembali.“Saka, mungkin Kinan lelah. Biar Mama yang tanya nanti.” Nyonya Septa mendekat dan mencoba menghibur Saka.Saka hanya tersenyum sambil mengan
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more
PREV
1
...
151617181920
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status