Semua Bab Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan: Bab 71 - Bab 80

136 Bab

BAB 71 Maaf, Aku Datang Terlambat

Shang Kou masih tertegun ketika melihat sosok Bai Changyi. Dia adalah pemimpin kelompok Bandit Hutan Malam, kenapa dia merasa tertekan dengan aura mendominasi yang dipancarkan laki-laki ini?Sebelum Shang Kou sempat menjawab, sebuah tendangan cepat mengenai dadanya dan membuatnya terpental sangat jauh. Tubuhnya akhirnya berhenti ketika dia menabrak tembok pembatas."Uhuk! Uhuk!"Shang Kou terbatuk dan memuntahkan seteguk darah. Dia tidak menyangka akan mendapatkan serangan tiba-tiba seperti ini. Selain dia, empat orang lainnya masih tercengang di tempat mereka.Shang Kou memiliki ilmu bela diri yang jauh lebih tinggi dari mereka. Kenapa hari ini Shang Kou terlihat seperti seekor lalat yang diinjak dengan mudah?"Brengsek!" Shang Kou meludahkan darah ke atas tanah. Tadi, ketika Bai Changyi berada di atas meja, dia tidak ingat dengan Bai Changyi. Namun begitu melihatnya dari jarak beberapa meter, dia bisa melihat wajah Bai Changyi dengan jelas, dan itu adalah wajah yang sama di lukisan y
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-15
Baca selengkapnya

BAB 72 Pria Bertopeng Kayu

Bai Changyi keluar dari sebuah gubuk kayu yang berada di pojok barat desa dengan wajah yang suram.Tadi dia telah mengorek banyak informasi dari Shang Kou. Seperti yang diduga, Shang Kou telah diperintahkan oleh Mo Yelu untuk menyerang Desa Fanrong, terutama untuk memburu dirinya.Bai Changyi yang sedang berpikir keras setelah mendengar semua pengakuan itu menjadikannya sedikit lengah, Shang Kou dengan cepat meraih belati yang sebelumnya digunakan oleh Bai Changyi untuk menakut-nakuti dirinya dan segera menyerang ke arah pemuda gagah itu. Sialnya, Shang Kou tersandung dan tertancap di salah satu kayu tajam yang berada di tumpukan kayu. Dia meninggal dengan sia-sia."Kakak, bagaimana?" tanya A Guo ketika melihat Bai Changyi berjalan ke arahnya."Bawa dan kubur dia bersama yang lainnya," kata Bai Changyi. "Aku akan menjelaskan semua di rumah."A Guo mengangguk dan segera berjalan ke arah gudang kayu.Li Mei berada di aula depan rumahnya bersama keluarga Bai Chengxi. Sedangkan yang lainn
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-17
Baca selengkapnya

BAB 73 Karma

Langit belum begitu terang, namun kediaman Hakim Mo gempar. Suara jeritan wanita terdengar dari salah satu kamar selir Mo Yelu.Kepala Pelayan Hua bergegas pergi ke Halaman Indah tempat tinggal Selir Jin bersama beberapa orang pelayan di belakangnya. Ketika dia sampai di depan gerbang, banyak pelayan yang tampak berkerumun dan berusaha melihat ke dalam. Mereka berbisik-bisik dan menerka-nerka apa yang sekiranya sedang terjadi di dalam."Apa yang kalian semua lakukan di sini? Apa kalian tidak punya pekerjaan yang harus dilakukan?" bentak Kepala Pelayan Hua dengan sinis.Ketika mendengar suara Kepala Pelayan Hua, para pelayan yang berkerumun segera membubarkan diri dan melanjutkan pekerjaan mereka. Mereka tidak ingin mendapatkan hukuman pukulan papan."Dasar tikus-tikus tidak berguna!" dengus Kepala Pelayan Hua dingin. Setelah itu dia membuka pintu dengan tergesa-gesa."Kalian tunggu di luar," perintah Kepala Pelayan Hua. Ketika dia tiba di dalam, dia melihat Selir Jin sedang berlutut d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-22
Baca selengkapnya

BAB 74 Ke Pegunungan Dalam

"Suamiku!" Li Mei berlari ketika melihat Bai Changyi yang hendak keluar rumah dari halaman belakang. "Hati-hati!" Bai Changyi bergegas mendekatinya dengan kecemasan yang tampak jelas di wajahnya. "Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu harus berlari seperti itu?"Ketika Li Mei sampai di hadapannya dia segera bertanya dengan penuh semangat, "apakah kamu akan pergi ke atas gunung untuk berlatih hari ini?""Ya. Aku baru saja hendak pergi," jawab Bai Changyi. Dia menatap Li Mei yang menggendong sebuah keranjang di punggungnya dengan curiga."Bolehkah aku ikut?" tanya Li Mei dengan mata yang berbinar cerah.Bai Changyi segera mengerutkan keningnya ketika mendengarnya, "itu terlalu berbahaya.""Tapi ada kamu bersamaku. Aku tidak akan takut," bujuk Li Mei dengan nada yang memohon.Bai Changyi menatap wajah cantik yang penuh dengan permohonan di depannya. Li Mei jelas mengetahui kelemahannya, bagaimana dia bisa menolaknya."Baiklah. Selama kamu berjanji akan tetap berada di sisiku dan tidak berk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-23
Baca selengkapnya

BAB 75 Ginseng Seribu Tahun

"Eh, apa itu?" Li Mei memasukkan gigitan roti kukus daging terakhirnya ketika dia melihat sebuah tanaman yang menarik perhatiannya.Apakah dia salah melihat?Li Mei berdiri dan mendekatinya, lalu berseru dengan terkejut, "ini ginseng! Ini ginseng!""Apakah benar?" tanya Bai Changyi segera mendekati Li Mei. Dia melihat ke arah tanaman yang tengah digali Li Mei dengan hati-hati. Ya, itu terlihat persis dengan ginseng yang ditemukan Li Mei dulu. Dia lalu berkata pada Li Mei, "biar aku yang melakukannya.""Jangan," kata Li Mei segera menghentikan Bai Changyi. "Kita harus menggalinya dengan sangat berhati-hati. Ginseng ini akan kehilangan harganya kalau sampai patah. Kekuatanmu sangat besar, aku takut kamu akan mematahkannya."Mendengar penjelasan Li Mei yang sangat masuk akal, Bai Changyi segera menarik kembali tangannya yang terulur. Tapi dia tidak bisa tidak menggoda Li Mei, "tapi aku bisa bersikap lembut. Tidakkah aku selalu lembut saat malam hari?"Wajah Li Mei segera bersemu merah ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-24
Baca selengkapnya

BAB 76 Surat Dari Kenalan Lama

Kediaman Tabib Lou.Seekor merpati berwarna hitam terbang memasuki halaman. Dia berhenti dan hinggap di jendela sebuah kamar kerja.Lou Jierui menoleh dan menatap burung merparti itu, lalu bergegas mendatanginya untuk melepaskan gulungan surat yang ada di kakinya."Hanming."Su Hanming masuk ke dalam ruang kerja dan memberi hormat pada Lou Jierui, "apakah Tuan membutuhkan sesuatu?""Bawa merpati ini untuk makan dan beristirahat," perintah Lou Jierui."Baik," jawab Su Hanming. Dia segera membawa burung merpati itu keluar dan menutup pintu.Lou Jierui menatap kertas di tangannya. Setelah beberapa saat, dia membukanya.Aku sudah dalam perjalanan.Lou Jierui menghela nafas panjang setelah membaca surat itu. Beberapa waktu yang lalu, dia berkirim pesan dengan salah satu teman lamanya yang berada di Ibukota. Teman lamanya itu memberikan kabar yang sangat mengejutkan.Putrinya kesayangannya menghilang selama dua tahun.Setelah mencocokan antara nama keluarga, wajah, dan latar belakang Li Me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-25
Baca selengkapnya

BAB 77 Rencana Bisnis Baru

"Baiklah, aku akan memikirkannya terlebih dahulu," desah Bai Chengxi. Bai Mulin sudah berlutut di hadapannya. Dia tidak bisa begitu saja menolaknya lagi di depan semua orang, ini bisa melukai harga dirinya.Wajah Bai Mulin terlihat sedikit rileks. Dia kembali berdiri dan duduk di kursinya seraya berkata, "terima kasih, Ayah!"Semua orang kembali sedikit tenang. Kali ini Xia Jianli kembali bertanya mengenai hal yang sedari tadi mengganjal di hatinya, "Meimei, bagaimana dengan bisnis di sini? Kamu … tentu saja kamu tahu kalau keadaan desa mulai menjadi jauh lebih baik berkat bisnismu. Kalau kamu pindah ke Kota Barat Laut, apakah bisnis akan ditutup?"Li Mei tersenyum ketika mendengarnya, "ini jugalah yang ingin aku bicarakan dengan kalian."Semua orang kembali mendengarkan dengan serius."Aku tidak akan menutup bisnis ini," jelas Li Mei. "Paman, aku dengar kamu pernah bekerja sebagai koki di Ibukota sebelumnya?""Ah, itu sudah lama sekali," jawab Bai Chengxi seraya melambaikan tangannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-25
Baca selengkapnya

BAB 78 Pergi Menemui Tamu

Waktu berlalu dengan cepat. Bai Changyi dan Li Mei sedang berada di dalam kereta yang dikendarai oleh A Guo. Nuannuan ikut dengan mereka hari ini dan duduk di depan bersama A Guo.A Guo mengoceh sepanjang jalan, sedangkan Nuannuan hanya menjawab sekenanya. Entah mengapa Nuannuan merasa A Guo terlihat seperti seekor burung yang tidak bisa berhenti mengoceh."Apakah kamu tidak lelah?" tanya Nuannuan."Tidak, aku sudah terbiasa mengendarai kereta selama ini. Aku cukup kuat," jawab A Gui senang. Dia merasa bahagia karena perhatian Nuannuan."Tidak, kamu salah paham. Maksudku, apakah kamu tidak lelah mengoceh? Telingaku lelah," kata Nuannuan polos.A Guo, "...."Baiklah, ternyata dia hanya mengkhawatirkan telinganya. Li Mei terkekeh pelan di dalam gerbong. Kedua anak itu sangat imut.A Guo, jalanmu masih panjang.Hari ini mereka dalam perjalanan menuju Kota Shengcan. Saat terakhir kali Li Mei mendatangi kediaman Tabib Lou untuk menunjukkan Ginseng Seratus Tahun miliknya, Lou Jierui sangat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-26
Baca selengkapnya

BAB 79 Ayah?

Di sisi lain kolam, mereka bisa melihat sebuah gazebo. Gazebo itu berukuran cukup besar dan terbuat dari kayu yang kokoh. Kain-kain putih tampak bertebaran tertiup angin.Tiba-tiba, Li Mei teringat dengan adegan di film kolosal yang pernah dilihatnya saat dia kecil di kehidupannya sebelumnya.Gazebonya mirip, dengan kain-kain putih yang juga melambai tertiup angin. Terlihat seorang wanita cantik, duduk dengan anggun dan memainkan Guzhengnya. Dia memainkan lagu sedih, tentang kekasihnya yang berada di medan perang. Dia tidak mendengar kabar tentangnya dan tidak tahu apakah dia bisa kembali dalam keadaan hidup atau tanpa nyawa.Adegan itu sangat membekas di benaknya. Dia tidak pernah belajar bermain Guzheng sebelumnya, namun ternyata tubuh barunya ini sudah mempelajarinya semenjak dia kecil. Tubuhnya masih mengingat setiap petikan senar Guzheng.Tiba-tiba, Li Mei bisa melihat dua orang pria duduk di dalam gazebo. Salah satunya ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-27
Baca selengkapnya

BAB 80 Sejarah Keluarga

Li Xue mendesah pelan ketika mendengarnya, "kalau seperti ini, lebih baik kita menyembunyikan perihal keberadaanmu terlebih dahulu. Kita tidak bisa gegabah karena kita belum tahu siapa yang mengincarmu. Dia bahkan sudah bertindak sekejam itu," kata Li Xue lagi. Dia tidak ingin nyawa anaknya kembali terancam apabila mereka bertindak gegabah.Li Xue melirik sekilas ke arah Bai Changyi sebelum akhirnya bertanya kepada Li Mei dengan ragu-ragu, "apakah … apakah kamu masih ingat dengan Dekrit Pernikahanmu?"Bai Changyi tertegun. Dekrit Pernikahan? Apakah istrinya pernah menerima Dekrit Pernikahan dari Kaisar?Li Mei kembali menggeleng pelan, "tidak. Aku hanya bisa mengingat wajah Ayah, Ibu dan Kakak. Ah, ada satu lagi, aku bisa mengingat wajah seorang pria namun aku masih belum bisa mengenalinya.""Wajah seorang pria?" tanya Li Xue terlihat sedikit tertarik. "Apakah itu laki-laki tua atau muda?""Itu seorang pemuda," jawab Li Mei. "Wajahnya tampan, pembawaannya lembut dan dia sepertinya buk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status