Setelahnya hanya ada keheningan, Lucca diam memandangi wajah Abigail lekat. Wanita yang tertidur itu sangat cantik meski sekarang wajahnya tercemar dengan memar, di luar dugaan juga berani di samping sisi lembut dan sensitivenya yang mudah menangis. Kuat dengan aura feminim yang dimilikinya. Lucca pernah memiliki seseorang dengan sifat serupa di masa lalu yang perlahan memudar dalam ingatannya. "Dia menolong Anda—""Setelah sadar, pulangkan dia ke Indonesia," sela Lucca, Serafine terdiam. "Aku sangat yakin, itulah kompensasi yang dia inginkan.""Anda yakin?"Lucca menghabiskan minumannya dalam sekali teguk, "Memangnya apalagi! Lagipula, aku sudah tidak membutuhkannya, kalungku sudah kembali.""Baik Tuan.""Riley." Lucca menoleh ke Serafine. "Siapa laki-laki itu dan apa motifnya mengambil keuntungan dari Abigail?""Saya sudah coba untuk mencari tahu. Riley, teman baik Thomas yang juga kenal dekat dengan kedua sahabat Abigail. Keturunan Indonesia - Jerman yang menetap di London sejak k
Baca selengkapnya