Semua Bab Terjebak Obsesi Cinta Mafia Kejam: Bab 131 - Bab 140

221 Bab

Jangan Tinggalkan Aku

Terbangun dari tidurnya. Alesha merasa sangat lemas. Ia melirik jam sudah pukul 12 siang. Pantas saja—ia merasa sangat lapar dan haus. “Mataku sangat berat. Pasti bengkak karena menangis semalaman.” Ia bangkit—pergi membersihkan diri. Setelah itu pergi ke bawah mencari makanan. Semuanya begitu sepi. Ia menatap kamar Garvin yang tertutup. Mungkin sudah berangkat, pikirnya. Ia berjalan ke dapur. Mengambil makanan seadanya untuk di makan. “Bi, Garvin sudah berangkat?” tanya Alesha. Meskipun ia sedang marah, tetap saja jiwa keistriannya tetap peduli. “Tuan kayaknya tidak berangkat ke kantor, Non.” Alesha mengunyah makanan. “Terus dia ke mana?” “Ke bagian timur, Non.” Bagian timur yang dimaksud Bibi adalah bagian di mana semua anak buah Garvin tinggal di sana juga markas utama. Berbagai persenjataan dan penjara bawah tanah berada di sana. Sekeras-kerasnya berusaha untuk tidak peduli. Kaki Alesha sudah melangkah ke bagian paling timur Mansion. Ia hanya ingin memastikan jika keadaan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-13
Baca selengkapnya

Kamera Tersembunyi

Dasar Alesha tidak bisa berbohong lebih lama. Garvin menunduk. Ia juga tidak bisa berlama-lama marah pada wanita imut ini. “Jadi kamu berpura-pura agar aku tidak marah lagi?” Alesha mengangguk. “Lucunya.” Garvin mengusap puncak kepala Alesha. Alesha tidak menyangka jika Garvin malah mengusap kepalanya. Pria itu tidak terlihat marah atas sikap kekanak-kanakannya. “Ayo ikut aku.” Garvin menggenggam tangan mungil Alesha. Mereka berjalan ke luar—hingga sampai di luar. “Luka kamu harus diobati dulu.” Alesha mendongak. Luka Garvin cukup banyak—Alesha kawatir jika tidak segera diobati akan semakin sakit. “Nanti saja.” Sebuah mobil berhenti. Alesha bisa melihat seorang perempuan turun dari mobil itu. “Freya!” pekik Alesha. “Kak Alesha!” Freya berlari ke arah Alesha. Memeluk Alesha dengan penuh haru. “Kak Alesha…” lirih Freya. “Kamu baik-baik saja?” tanya Alesha pelan. Ia mengusap bahu Freya yang bergetar. Gadis itu menangis. Tentu saja gadis itu ketakutan setelah apa yang dialami.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-14
Baca selengkapnya

Twin

“Emosiku tidak stabil sweety.” Garvin mengusap wajah sang istri. “Aku butuh pelampiasan meluapkan emosiku. Jika aku menahannya—aku bisa melukai diriku sendiri.” Demi apapun—Alesha sama sekali tidak takut. Ia semakin merasa bersalah. Atas perbuatannya yang semena-mena. Membuat suaminya menderita. “Apa kamu takut lagi denganku?” “Tentu tidak.” Alesha langsung memeluk suaminya. “Aku tidak akan takut lagi. Cause I love you.” Garvin tersenyum. Hatinya begitu menghangat mendengar pernyataan istrinya. Ia mengecup pipi Alesha dari samping. Lalu beralih pada leher jenjang wanita itu. Kini tangannya menyelinap masuk ke dalam dress yang digunakan oleh Alesha. “Sekarang?” tanya Alesha. Garvin. “Yes, Right now. Im fuc*ing want you.” Garvin mengangkat tubuh Alesha ke pangkuannya. Kemudian memangut bibir candu istrinya. “Pintunya belum dikunci.” Alesha terengah-engah. Ia kehabisan nafas dengan serangan yang diberikan Garvin. “Biar saja.” Garvin memaju-mundurkan miliknya di bawah sana. Denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-14
Baca selengkapnya

Hilangnya Yubin

Alesha langsung menoleh dengan tawaran Garvin. “Garvin…” lirihnya. Garvin menatap sang istri. “Aku hanya menawarkan pada Samuel. Itu terserah padanya. Lagipula bukan aku yang akan melakukannya tapi Samuel sendiri.” Alesha mendengus. Ia tidak suka—pasti acara balas dendam tidak akan jauh dari membunuh. “Baiklah. Kalian diskusikan dulu balas dendamnya. Aku mengantuk.” Ia berdiri. Meninggalkan Samuel, Garvin dan Freya di ruang tamu. “Aku ingin melakukannya. Aku sebenarnya sudah menunggu saat ini tiba.” Samuel menatap Garvin dengan sangat yakin. “Aku akan memberitahu Vander. Kau bisa melakukan perencanaan dengannya.” Garvin berdiri. Ia menyusul istrinya yang sudah masuk ke dalam kamar. “Sayang,” panggil Garvin. Ia melihat Alesha tengah berbaring menyamping dengan mata yang tertutup. “Aku tahu kamu tidak tidur.” Garvin memeluk Alesha dari belakang. “Jangan marah. Aku melakukannya untuk Samuel.” Ia mengecupi bahu istrinya. “Aku hanya ingin kamu menjauh dari aksi membunuh.” Alesha me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-14
Baca selengkapnya

Rose dan Hendrick

Yubin itu pintar dan cerdas. Namun dibalik kecerdasannya—ia menyimpan sifat ceroboh dan sedikit polos. Ia berada di sebuah hotel, sedang menatap pantulan dirinya di depan cermin. Sebuah dress hitam yang terlihat sangat pas di tubuhnya. Yubin tersenyum senang. “Tidak terbuka sama sekali kok.” Yubin meyakinkan diri sendiri. Padahal dirinya juga melihat jika punggungnya terbuka. “Ayo berangkat.” Sampai di sebuah klub. Yubin bahkan langsung membeli member VVIP. Sampai di dalam. Menurut Film yang sudah ditontonnya, suasana klub memang seperti ini. Dentuman musik yang tinggi, gemerlap lampu dan suasana remang-remang. “Aku harus mencoba minum. Tapi bagaimana kalau aku mabuk?” Yubin menggeleng. “Aku bisa memesan taksi kembali ke hotel.” Akhirnya berjalan ke Bar. Di sana ada bartander yang siap melayani pesanan minumannya. “Minuman yang paling rekomended,” pesan Yubin. Ia menyamakan pesanan seperti di coffeshop. Biasanya ia akan minum Vanilla latte atau strawberry latte. Banyak pasang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-15
Baca selengkapnya

Menyerahkan Seluruh Raga

“Tidak ada kata lain hm?” Hendrick mengusap wajah Yubin. Menyingkirkan anak rambut Yubin yang sedikit berantakan. “Tampan, tampan dan tampan.” Astaga—Yubin itu memang sangat lemah jika menyangkut pria tampan. Hendrick tertawa pelan. Ia menjadi gemas sendiri dengan wanita di hadapannya. “Youre mine, Rose.” Setelah itu Hendrick kembali mencium Yubin. Membuka sebuah kamar—Yubin hanya mengikuti Hendrick. Tubuhnya sedikit terangkat—tangan Hendrick bergilya membuka tali tipis yang menyangga dress. “Hendrick..” lirih Yubin pelan. Ia menatap Hendrick. Ada penolakan saat Hendrick hendak melepaskan dressnya. Namun ia dibutakan oleh perasaan aneh yang tiba-tiba datang ini. “Panggil aku seperti itu.” Hendrick menatap tubuh Yubin yang hanya terbalut dalaman saja. Menurutnya sangat menggoda. Adiknya di bawah sudah bangun. Ia mengangkat tubuh Yubin. Dibaringkan ke atas ranjang. Kemudian membuka pakaiannya sendiri. Yubin dari bawah melihat pahatan sempurna tubuh Handrick menjadi memerah. “Jang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-15
Baca selengkapnya

Salah Target

“Keluar dari hotel dia pergi ke sebuah restoran.” Di layar menunjukkan seorang perempuan yang tengah makan di sebuah restoran. “Kemudian di kafe sampai malam. Setelah itu….” Jalan yang diambil Yubin sangatlah gelap. “Dia tidak mendapatkan taksi mangkanya berjalan kaki. Seharusnya dia sampai di jalan ini. Tapi tidak ada tanda-tanda ada dia. Dia menghilang di jalan gelap tadi.” “Lihat rekaman CCTV jalan tadi lebih lama.” Garvin yakin ada orang yang menculik Yubin. “Mobil ini pasti membawa Yubin.” Tunjuknya pada sebuah mobil hitam yang melesat sangat cepat. Garvin menarik Alesha keluar ruangan. “Aku akan mencari Yubin bersama Vander dan Christ. Kamu di sini saja.” Alesha menggeleng keras. “Aku harus ikut. Bagaimanapun aku harus tahu bagaimana keadaan Yubin.” “Untuk kali ini dengarkan aku.” Garvin memegang kedua tangan Alesha. “Biarkan aku yang menyelamatkan Yubin. Kamu di sini, tunggu aku. Aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa.” Tangan Garvin beralih menyentuh perut buncit Alesha. “Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-15
Baca selengkapnya

Mission

“Aku ikut.” Alesha berjalan menyusul Garvin yang sudah keluar dari mobil. “Tunggu di sini.” Garvin menatap geram istrinya. “Jangan melawanku.” “Aku ingin ikut.” Alesha mulai berkaca-kaca ingin menangis. Apalagi melihat raut wajah suaminya yang garangnya setengah mampus. Garvin sungguh lelah menghadapi Alesha yang seperti ini. “Kubilang tetap di sini. Jangan ikut ke dalam.” Alesha menggeleng. “Aku tidak mau. Aku akan menyusul jika kamu meninggalkanku di sini.” “Sir tidak ada waktu lagi.” Vander mempersiapkan senjatanya. Beberapa anak buahnya sudah berjalan ke dalam gedung tua itu. Garvin menghela nafas. Ia mengambil senjata dari dalam kantongnya. Satu buah pistol untuk diberikan kepada istrinya. “Pakai ini. Jangan ragu menembak orang yang berusaha menyakiti kamu.” Alesha menerimanya. Ia sungguh payah dalam menembak. Tidak apa—untuk hari ini ia akan berusaha jadi penembak handal. Namun jangan sampai menembak orang. “Masukkan pelurunya,” perintah Garvin diangguki oleh Alesha. De
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-16
Baca selengkapnya

Pengorbanan

Bahkan untuk sekedar menjerit saja Yubin tidak punya tenaga. Saat tubuhnya terasa melayang—ia memejamkan mata. Ia kira akan jatuh mengenaskan sampai kepalanya terbelah menjadi dua. Ternyata tidak—tangannya ditangkap oleh seseorang. Di tengah kesadarannya yang semakin menipis. Yubin melihat Hendrick berusaha menariknya ke atas. “Bertahanlah,” ucap pria itu. Vander tidak tahu perasaan apa yang menyelimuti dirinya. Ia sangat ketakutan melihat wanita itu kesakitan. Meskipun hubungan mereka berakhir sebatas one night stand, sesungguhnya Vander merindukan Yubin. “Apa sakit?” tanya Vander. Tangannya yang besar menangkup wajah mungil Yubin. Yubin tertawa pelan. “Seluruh tubuhku sakit.” Vander memeluk tubuh Yubin. Merengkuh tubuh wanita itu ke dalam dekapannya. Ditengah mereka berdua yang melepas kerinduan. Niall mendekati Alesha. Meskipun bahunya sudah tertembak ia masih bisa berjalan. Dengan Niall yang semakin dekat. Otomatis Alesha berusaha menjauh dengan berjalan mundur. Garvin mela
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-16
Baca selengkapnya

Rahasia Yubin dan Vander

Selama 10 jam Alesha tidak sadarkan diri. Selama itu pula Garvin tidak meninggalkan Alesha sendirian. Dia berada di ruang di mana istrinya terbaring tidak sadarkan diri. Tangannya menggenggam tangan kecil Alesha. Perlahan tapi pasti jemari mungil tersebut bergerak. Dengan mata yang seiring terbuka. Alesha mengedarkan pandangannya—ia melihat suaminya yang tengah menunduk. “Garvin…” lirihnya. Pelan-pelan mencoba mengangkat tangannya untuk mengusap rambut suaminya. “Garvin,” panggilnya lagi. Garvin yang merasakan kepalanya diusap—mulai terbangun. Ia mendongak. “Kamu sudah bangun?” tangannya mengambil tangan Alesha dan menggenggamnya. “Aku panggil dokter dulu.” Garvin buru-buru pergi. Setelah diperiksa oleh dokter. Alesha di pindahkan di ruangan biasa. Beberapa alat medis yang tertancap di tubuhnya juga sudah dilepas. Tinggal infus yang masih berada di punggung tangannya. “Bagaimana bayiku?” tanya Alesha. Garvin mengusap pipi istrinya pelan. “Bayi kita.” Koreksinya pada kata-kata
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
23
DMCA.com Protection Status