Semua Bab Upik Abu jadi Nyonya: Bab 51 - Bab 60

111 Bab

Kabar dari Gita

"Kalau kenapa, Git?""Kalau gue hamil, Nan.""Apa? Hamil?" Danan melepaskan kedua tangannya dari bahu Gita. Sedangkan Gita mengangguk pelan. "Gue pernah baca di kontrak, kalau hamil, gue bakal dipecat. Mereka pasti nggak akan mau kalau penari kebanggaan Blackhole berlenggak-lenggok dengan perut yang buncit, kan?""Benar juga. Masalahnya lo nggak hamil, Git.""Ya buat gue hamil."Sontak, mata Danan langsung membesar. "Gimana caranya? Lo itu belum nikah!"Gita mengalihkan pandangannya ke arah gedung-gedung tinggi di depannya yang sudah mematikan lampu-lampunya. Ia pun memasukkan oksigen sebanyak mungkin ke dalam paru-parunya. Menghirup udara malam seperti itu, membuatnya lebih rileks. "Gampanglah, gue tinggal cari orang yang mau nikahin gue secepatnya. Gue rasa banyak pengunjung di sini yang tergila-gila sama gue.""Gila!" Danan tidak habis pikir. "Bayar orang maksud lo? Melakukan pekerjaan begitu aja sudah bikin lo minus di mata gue, Ta. Apagi ditambah ide lo barusan. Setan mana lag
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-03
Baca selengkapnya

Penolakan Gita

"APA? YASATAMA HERYAWAN?" ujar Danan dengan suara tinggi hingga Gita menjauhkan ponselnya dari telinga. "Ish, apaan sih? Nggak usah pake teriak-teriak segala kan bisa?""Git, pokoknya lo nggak boleh nikah sama Yasa!" Gita membelalak. Kalimat Danan itulah yang ia tunggu sejak tadi. Gita mengira jika Danan cemburu dan tidak boleh mengizinkannya menikah dengan siapa pun. Namun, ia harus tetap sedikit jual mahal. "Emangnya kenapa kalau gue nikah sama Yasatama itu? Orangnya baik, kok. Ganteng lagi. Nggak kalah ganteng dari lo." Gita menjeda kalimatnya. Mendadak ia teringat sesuatu. "Gue pikir-pikir, si Yasatama itu mirip lo, Nan.""Ya iyalah. Orang dia sepupu gue. Dia itu anaknya Tante Miranda. Pemilik tempat kerja lo. Dia dan mamanya yang udah bikin gue dipecat dari CEO Prisma grup. Tante Miranda juga udah mencatut nama Prisma grup yang notabene milik almarhum Kakek untuk membeli Blackhole. Padahal Kakek paling anti berinvestasi di hal-hal kotor macam bisnis yang Blackhole punya."Sont
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-04
Baca selengkapnya

Kekuatan Yasatama

Tubuh Gita bagai tersengat ribuan lebah saat Yasa tiba-tiba mendekapnya kuat. Sontak, ia hampir saja berteriak jika saja Yasa tidak mencegahnya dan mengatakan akan mencelakai Ananta jika Gita berani macam-macam. "Pak Yasa. Apa mau anda?" kata Gita dengan suara bergetar. Bahkan napasnya bagai terhenti. "Kan sudah kukatakan sejak awal sebelum kamu menjawab lamaranku kemarin. Aku bukanlabukanlah tipikal orang yang suka ditolak. Semua yang kuinginkan akan aku dapatkan cepat atau lambat." Yasa melepaskan ikatan tangannya hingga membuat Gita kembali bernapas lega. Pria itu lalu bangkit dan kembali duduk di depan Gita. "Cepat tuliskan apa saja yang kamu inginkan untuk pernikahan kita." Yasa mengeluarkan ponsel dan meminta Gita menuliskannya di bagian catatan. Gita yang masih ketakutan terpaksa meraih ponsel itu. Namun, pikirannya yang buntu tidak mampu menuliskan satu huruf pun. "Lebih cepat! Saya harus segera kembali ke kantor!"Akhirnya Gita menuliskan bahwa ia menginginkan mahar berup
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-04
Baca selengkapnya

Optimis

"Yasa?" ujar Danan seraya menautkan alisnya. Perasaannya mulai mengatakan kalau telah terjadi sesuatu pada Gita."Hai, Bro," ucap Yasa santai dengan senyum lebar. "Kenapa? Kaget?""Kok, lo yang angkat? Ini nomornya Gita, kan? Apa yang udah lo lakuin sama dia?" cecar Danan. Namun, Yasa malah tertawa."Memangnya apa yang salah kalau calon suami ngangkat ponsel calon istrinya?"Sontak, Danan mengepal kuat tangannya hingga ujung-ujung kukunya memutih. Darahnya mendadak mengalir cepat dan wajahnya bagai ditarik dari segala arah. Terlebih saat Yasa begitu pongahnya menyebut Gita sebagai calon istri."Mana Gita? Gue mau ngomong sama dia!" Emosi Danan mendadak naik. Mengetahui kalau Gita membatalkan janji pertemuan dengannya dan Ananta karena Yasa, sungguh membuat emosinya meroket."Wess, sabar, Bro. Selow. Gita lagi milih-milih kebaya pernikahan kami. Lo ntar dateng, ya?""MANA GITA!"Yasa lekas menjauhkan ponsel dari telinganya lalu berjalan mendekati Gita. Ia lalu berbisik di telinga Gita
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-04
Baca selengkapnya

Restu Miranda

Ferdi semakin memangkas jarak. Kepanikan mendadak menyinggahi pria 40 tahunan itu. "Mak-sud Tuan?"Danan yang sedang mengelapi cangkir-cangkir aneka bentuk menghentikan aktivitasnya. Ia lalu memutar kepala ke arah Ferdi. "Fer, sadar nggak kalau rekaman CCTV di rumah kakek ada yang aneh? CCTV yang biasa diletakkan di ruang makan kok bisa tiba-tiba mati? Dan yang lebih anehnya, CCTV yang di ruangan lain juga mati di jam 7-8 aja?"Ferdi menautkan alisnya. Ia memandang tajam Danan sambil berpikir, "Kapan pemuda di depannya itu memeriksa CCTV rumah Tuan Salim?""Kemarin waktu aku ke rumah Kakek," ucap Danan seolah mengerti apa yang Ferdi pikirkan. "Aku iseng meriksa rekaman CCTV yang masih dipegang pihak security. Mereka sengaja kuminta membuat duplikatnya sebelum diserahkan ke polisi. Dan setelah dicek, di rekaman yang hilang itu ada Tante Miranda dan Yasa di sana.""Yang be-nar, Tuan? Kalau begitu, anda bisa serahin bukti itu ke polisi biar Nyonya Miranda bisa segera diperiksa.""Udah.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-05
Baca selengkapnya

Wasiat Salim

Ananta berjalan riang menuju kediaman Salim Heryawan. Sambil menggandeng tangan kanan Danan, ia berjalan seraya sesekali melompat "Pa, kelihatannya ada acara, ya? Banyak mobil yang parkir di sana," ujar Ananta sembari menunjuk halaman rumah dengan dagu. "Iya, mau ada pembacaan surat wasiat kakekku. Oh, ya, karena nanti anak kecil nggak boleh masuk, kamu tunggu di taman pinggir kolam renang aja, ya. Kalau mau berenang juga boleh. Bawa baju renang, kan?"Ananta mengangguk. Sebelum berangkat tadi, Danan memang sudah menyuruhnya membawa baju renang agar Ananta tidak bosan mengikuti acara orang dewasa. "Ya sudah, saya masuk dulu, ya. Kamu bisa langsung ke kolam. Hati-hati.""Oke, Pa. Nanta tunggu di sana."Danan menarik napas dalam sebelum membawa langkahnya lagi menuju ruang keluarga kediaman sang kakek. Tempat surat wasiat akan dibacakan. Kepalanya sontak memutar ke arah kanan saat ekor matanya menangkap bayangan mobil SUV merah milik Yasa. Itu artinya nama Yasatama juga tercantum d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-06
Baca selengkapnya

Kemarahan Danan

Tak berbeda dengan Gita, wajah Danan pun langsung menegang. Ia tidak ingin jika apa yang dikatakan oleh Pambudi barusan menjadi kenyataan. Danan tidak akan bisa hidup terpisah lagi dari Ananta. "Bagaimana Tuan Danan? Tolong hadirkan Ananta sekarang."Danan masih diam. "Ah, kelamaan. Sudah saya saja yang menghadirkan anak itu," tukas Miranda memotong sikap Danan. Ia lalu merogoh tas tangannya lalu menghubungi seseorang. "Bawa masuk anak itu sekarang."Bola mata Danan seketika membesar. "Apa-apaan si, Tante? Jangan macam-macam sama Ananta!" Namun, kalimat Danan tidak Miranda hiraukan, dan sekejap kemudian, seseorang berpakaian hitam-hitam sudah hadir ke ruangan tempat semua orang berada. Di sebelahnya berjalan Ananta. "Ananta," ucap Gita dan Danan bersamaan. Gita langsung menutup mulutnya dengan tangan kanan. Wajahnya pun sudah basah. Rasa rindunya pada Ananta mendobrak perasaannya yang tengah hancur. Ingin sekali rasanya Gita berlari memeluk putrinya itu. Namun, Gita masih duduk di p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-07
Baca selengkapnya

Ketakutan Ferdi

"Pembunuh? Apa maksud lo?" Yasa menautkan kedua alis hitamnya. Debar jantungnya perlahan meningkat saat Danan tadi menyebutnya sebagai pembunuh Salim. "Berapa kali gue bilang, nggak usah pura-pura bodoh! Lo dan nyokap lo kan yang udah ngebunuh Kakek?""Jangan sembarangan nuduh, lo, Nan! Lo bisa gue tuntut!""Gue nggak sembarangan. Ada buktinya, kok. Sekitar 3 jam sebelum Kakek pingsan, lo dateng ke rumahnya. Waktu yang pas untuk memberikan Arsenik. Itu semua ada di Rekaman CCTV yang sengaja dihapus! Pasti lo nyuruh Bik Asti atau Bik Nar buat ngeracunin Kakek kan?""Stop! Gue bilang gue nggak ngebunuh Kakek! Dengerin, gue sama nyokap emang sempet ke rumah Kakek pagi-pagi banget. Kami memang mau menemui Kakek. Tapi kami pulang lagi karena Kakek lagi jalan-jalan ke luar sama Ferdi. Nggak ada ya soal gue nyuruh Bik Asti atau Bik Nar buat ngeracun Kakek!"Danan hening sesaat. Ia menatap tajam ke kedalaman telaga milik Yasa dan di sana ia menemukan kejujuran. "Tapi kalau bukan lo dan Tante
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-07
Baca selengkapnya

Tempat Ngopi

"Sebaiknya nanti saja, Tuan. Kalau situasi sudah aman. Saya khawatir, kalau sasaran selanjutnya dari si pelaku adalah Anda," ucap Ferdi seraya memandang Danan dengan penuh kecemasan. "Kok, kamu kayak yakin gitu ngomongnya?" Danan memutar kepalanya ke arah Ferdi, "Apa jangan-jangan kamu tahu ya siapa si pelaku yang sebenarnya?" kata Danan seraya memicing. "Eh, enggak, Tuan. Saya cuma mengkhawatirkan keselamatan Anda. Anda tahu kan alasan Tuan Salim mengeluarkan anda dari Prisma grup dan dari lingkungan rumah? Karena dia nggak mau terjadi sesuatu yang buruk pada anda.""Aku tahu, Fer. Kakek tidak mau aku terluka.""Nah, betul itu. Jadi tolong jaga baik-baik diri anda."Danan menghela napas dalam dan membuangnya perlahan. "Tapi kalau tidak tinggal di sana, mana bisa aku menemukan jejak pembunuh Kakek?""Serahkan aja semuanya sama polisi. Saya yakin mereka pasti bisa menemukan pelakunya. Cepat atau lambat." "Ya sudahlah, aku tunggu beberapa minggu lagi. Semoga saja benar apa yang kamu b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-07
Baca selengkapnya

Antara Doa dan Dosa

Gita masih membeku di posisinya meski Yasa sudah melangkah masuk ke kafe. Warna wajahnya pun sudah berubah seperti tomat matang. "Perasaan aku tidak habis berlari, kenapa jantungku jadi cepat gini?" ucapnya seraya meletakkan tangan kanan di dada. Kabar kalau Danan juga mencintainya sungguh sangat mengejutkannya. Betapa tidak, bertahun-tahun Gita harus menahan kecewa karena mencintai Danan seorang diri tanpa berbalas. Saat tahu kalau Danan ingin melamarnya tentu saja Gita bagai mendapat hujan emas. "Git, ayo!""Iya, Pak eh Mas." Di tengah degup jantungnya yang masih belum normal, Gita terpaksa mengikuti Yasa. Ia pun hanya pasrah saat Yasa tiba-tiba merangkul bahunya sambil memandanginya dengan wajah cerah. "Bro, rame juga tempatnya," sapa Yasa pada Danan. "Yah, lumayan. Dateng juga lo?" ujar Danan yang langsung menekuk wajah saat melihat Yasa merangkul Gita. Mata sedihnya langsung menghujani wajah Gita. Sedangkan Gita terus mengalihkan wajahnya ke arah lain seraya berharap agar Dana
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status