Home / Romansa / Upik Abu jadi Nyonya / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Upik Abu jadi Nyonya: Chapter 31 - Chapter 40

111 Chapters

Pernikahan

"Jadi, kapan rencananya Tuan Raja akan melamar Nona Cinde secara resmi?""Saya si maunya secepatnya, Sykar, Ntar malem juga ayuk. Tergantung Cindenya aja, dia maunya dilamar kapan?" Raja memandang lekat ke arahku. "Aku ... terserah sama Om Asykar aja baiknya gimana." Sepeninggal kakek, Om Asykar, lah, satu-satunya orang yang kuanggap dapat menggantikan posisi kakek. Terlebih ia juga diamanahi kakek untuk menjagaku. "Kalau begitu, bagaimana kalau malam ini kita makan malam di rumah buat ngebicarain masalah ini? Biar saya yang kasih tau papa. Papa pasti setuju. Gimana, Cinde, lo setuju, kan?" tanya Raja padaku dan Om AsykarAku mengangguk. Begitu pula dengan Om Asykar yang menyetujui usul Raja. ***"Om senang sekali, sebentar lagi kita bisa jadi satu keluarga, Cinde. Om ga sabar ingin segera menimang cucu," ujar Om Heryawan di tengah aktivitas makan malam kami hingga membuatku sedikit tersedak. 
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

Resepsi

Selamat membaca...***"Prabu? Kenapa ke sini?" "Aku hanya ingin bicara. Sebentar saja. Tolong.""Tapi...." Semua orang di sekitarku kini sudah memandang dengan pandangan mata yang terlihat penuh pertanyaan. "Cinde, siapa dia?" tanya Tante Margareth, tante dari Raja. "Kenalkan, ini Prabu, Tante. Dia juga cucu dari Kakek Sultan." Prabu lalu menyalami Tante Marrgareth. "Cinde, cepat! Kita harus segera memasuki aula karena akad nikah sesaat lagi akan segera dimulai." kali ini Tante Siska, tante yang lain dari Raja, ikut bicara. Ia nampak kurang suka dengan kehadiran Prabu di sini. Aku mengangguk pelan ke arah Tante Siska. "Maaf, aku ga bisa. Lagi pula urusan di antara kita sudah selesai. Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan," tegasku pada Prabu. Kembali kuayun kaki, tapi Prabu kembali menahan dengan menarik lenganku
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

Malam Pertama

Selamat Membaca***Raut keterkejutan di wajah Kak Drew berlanjut sampai selesai acara. Ia terus menatapku tajam dengan mata kucingnya. Bahkan ia sampai tidak mencoba mencicipi sajian aneka makanan lezat yang sudah tersedia. "Itu siapa, Wife? Kalau ga salah dia itu resepsionis di Hotel Sultan, kan?" tanya Raja yang juga menyadari perhatian Kak Drew pada kami. Aku mengangguk pelan. "Itu kakak angkatku, Kak Drewnella. Dulu aku pernah tinggal bersamanya selama tiga tahun.""Kayaknya hubungan kalian nggak baik, ya? Tuh, liat aja cara dia ngeliatin kamu. Matanya hampir keluar seakan ingin menelanmu dalam sekali tatap." Raja tertawa. "Ya, begitulah. Kak Drew adalah orang yang menyebabkanku diusir dari rumah ibu angkatku.""Oh, ya?" Raja mengernyit. Karena terlalu fokus memperhatikan Kak Drew, kami berdua sampai tidak menyadari kalau seseorang telah hadir di dekat pelaminan. Seorang wanita berusia lima puluhan tahun, bergaya kelas atas berpenampilan anggun. Lagaknya angkuh dengan mengan
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

Satu Ruangan

Selamat Membaca "Wife, hari ini jadi mau ke hotel?" tanya Raja sambil berbaring di atas ranjang. Sedari tadi, pandangan matanya terus saja memperhatikan semua gerak-gerikku. Aku mengangguk cepat sambil mematut diri di depan cermin. Hari ini adalah hari ke tujuh pasca menikah dengan Raja. Setelah pulang dari New York dua hari yang lalu, setelah kami berbulan madu, aku memang mengatakan pada Raja ingin segera kembali ke hotel untuk bekerja, karena tidak ingin terlalu lama mengabaikan perintah Kakek untuk memimpin hotel kami lagi. Semakin cepat kembali bekerja di sana, semakin cepat aku bisa belajar dari Prabu tentang bagaimana cara memimpin hotel. Semoga saja dia masih mau mengajariku. Degup jantungku perlahan mengalami percepatan saat teringat pada sosok pria yang dulu sempat mengisi hatiku itu. Cinde, ingat lupakan dia. Sekarang kamu sudah jadi istri seorang Raja Heryawan. Tanpa sadar kepalaku mengangguk yakin. "Aku ikut, ya?" Raja tiba-tiba bangkit dari tempat tidur dan memelukk
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

Memaafkan

Apa? Aku dan Prabu akan berada di ruangan yang sama selama berjam-jam lamanya? "Eits, ga bisa. Gue sebagai suami ibu komisaris yang cantik ini ga mengizinkan. Coba tolong lo siapin ruangan khusus buat dia.""Siapa lo berani-beraninya nyuruh gue!" geram Prabu. Sambil menggerutu, ia menuntun kami menuju ruangannya. Tak lupa ia meminta sekretaris pribadinya untuk menjamu kami. "Ruangan untuknya sedang direnovasi dan belum bisa digunakan. Dia tidak memberitahuku kalau akan mulai bekerja hari ini." Prabu bicara seraya menunjukku dengan dagu. Pandangan matanya berhenti beberapa lama di wajahku. "Berapa lama?" tanya Raja mengalihkan mata Prabu. "Mungkin besok sudah selesai.""Ga apa, Mas. Aku sementara di sini aja dulu, sampai ruangannya selesai diperbaiki.""Ya udah, Wife. Hari ini kamu ga usah masuk kantor dulu. Besok aja kita datang lagi setelah ruanganmu siap," ujar Raja tidak menghira
last updateLast Updated : 2023-03-17
Read more

Debaran

"Heh upik abu, udah nikah masih aja kegenitan sama Pangeran!Ucapan Kak Drew barusan sukses membuat wajahku memerah sewarna cherry. Bisa-bisanya Kak Drew menganggapku seperti itu langsung di depan Pangeran."Cinde ga kegenitan, kok, Kak. Kami cuma ngobrol biasa.""Iya, Drew. Cinde bener. Lagian lo ini, dari dulu sampai sekarang, kenapa sikap ketusnya ga bisa berubah si? Tuh, lihat Cinde, sikapnya lembut, baik, ramah sama siapapun.""Apa maksud, Lo? Lo mau banding-bandingin gue sama si Cinde!" Kak Drew tampak semakin kesal pada Mas Pange. "Kak, udah deh, ibu tu lagi operasi. Bukannya berdoa malah bikin keributan. Lagian kita itu harusnya berterima kasih sama Cinde. Kalau ga ada dia, mungkin operasi ibu ga akan bisa dilaksanakan secepat ini," imbuh Kak Barbetta yang sedari tadi nampak cemas. Kuperhatikan ia sudah mondar-mandir di depan pintu ruang operasi lebih dari lima kali. "Maksud, Lo,
last updateLast Updated : 2023-03-17
Read more

Om Kaisar

Kepergian Prabu yang begitu mendadak, ditambah dengan perubahan raut wajahnya yang tak seperti biasa membuatku berpikir. Apa terjadi sesuatu pada Tante Nirmala? Kenapa Prabu nampak panik begitu tadi? Kucoba untuk tetap berkonsentrasi menyelesaikan apa yang tadi sudah Prabu ajarkan. Walau bagaimanapun, hotel ini juga butuh perhatian besar. Denting lonceng jam raksasa yang berdiri di  sudut ruangan berbunyi sebanyak tujuh belas kali. Sudah pukul lima sore, gak terasa. Ternyata mempelajari sesuatu yang baru itu membuat waktu terasa cepat berlalu.Lampu indikator di ponselku berkelip cepat. "Wife, kamu udah selesai kerja? Aku jemput sekarang, ya?""Iya, baru aja selesai." Tanpa menunggu lama segera kubalas pesan dari Raja. "Tunggu ya, aku otw dari kantor." Balas Raja lagi. Sambil menunggu Raja datang, kurapikan berkas yang berantakan di atas meja, kemudian menon-aktifkan kembali laptop dan
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

Mencoba Membuka Hati

Mendengar kalimat yang baru saja Om Kaisar ucapkan, Prabu seketika pias. Wajahnya memerah seraya dengan cepat menghampiri Om Kaisar. Di sisi kananku, Raja pun menampilkan raut wajah yang penuh dengan kebingungan. Garis-garis halus di dahinya mendadak muncul dan kedua alisnya bergerak merapat. "Pa, itu, kan, dulu, waktu Prabu masih kecil. Sekarang Cinde sudah bersuamikan orang lain.""Iya, sih, kau benar. Masalahnya papa pikir, kalau kata-katamu pada Arjuna dulu itu akan menjadi kenyataan.""Maksud Om apa? Memangnya apa yang pernah Prabu katakan pada Ayah?"Om Kaisar tersenyum. Lebih tepatnya ia tertawa. Ia lalu berjalan ke arah taman dan mengajak kami semua untuk berkumpul di tempat yang biasa menjadi favorit kakek itu."Jadi Cinde, dulu itu waktu Prabu kecil, dia pernah bilang, kalau anaknya Arjuna itu perempuan, maka ia yang akan menjadi suaminya."Wajah Prabu memerah lagi. "Tapi ya, mau bagaimana lagi, sekarang kau sudah jadi istri orang lain. Ternyata kalian tidak berjodoh."***
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

Sang CEO baru

“Pak Danan, bagaimana rasanya akan menjadi pemimpin salah satu perusahaan terbesar di Indonesia?” Seorang wartawan bertanda pengenal menit.com bergerak cepat menyejajari langkah Danan yang baru keluar dari BMW putihnya. “Saya merasa senang sekaligus tertantang," ucap Danan dengan senyum terkembang. Kameraman pun fokus mengambil gambar cucu kedua dari pemilik PT. Prisma grup itu. “Apa anda yakin di usia semuda ini akan mampu mempertahankan prestasi yang sudah diraih oleh kakek anda?”“Kita lihat nanti, ya. Yang jelas saya nggak akan menghancurkan kepercayaan Kakek. ” Tak lama kemudian ponsel Danan berbunyi. Nama Ferdi, asisten pribadi kakeknya, tampak dilayar iPhone 14nya."Pertanyaan terakhir, Pak. Apa anda akan segera menikah?"Danan hening sesaat sebelum menjawab, "Doakan saja, kalau tidak ada halangan rencananya tahun ini saya akan menikah." Danan mengakhiri wawancara setelah menjawab panggilan telepon yang menyuruhnya lekas naik. "Terima kasih teman-teman, maaf tidak bisa lama-l
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more

Anak Perempuan Bermata Lentik

“Papa.” Anak perempuan bermata lentik menarik lengan jas Danan hingga membuat pemuda itu terkejut. Apalagi di depan tunangannya yang memandanginya dengan alis meninggi. “Beb, siapa dia?” ucap Audi, wanita bertubuh bak gitar Spanyol yang membuat semua mata pria di Plaza Semanggi, Jakarta Selatan, ingin keluar dari liangnya. Danan mengendikkan bahu. “Nggak tahu, anak nyasar sepertinya.” Danan berusaha melepas lengannya. Namun, Ananta malah memeganginya semakin kuat. Bahkan, ia juga berteriak kencang. “Papa jahat!” Ia meraung hingga membuat semua mata memandangi mereka bertiga. Perlahan orang-orang mulai seperti semut di sekitar gula-gula.Danan menghela napas dalam lalu merendahkan tubuhnya. Dari dekat, Ananta lebih terlihat mempesona. Dengan mata almond beriris cokelat tajam dan telinga caplang. Danan merenung sebentar. “Anak ini memang mirip denganku, tapi siapa dia?” Danan memicingkan mata sebelum memulai bicara kembali. “Nak, aku bukan papamu! Aku belum menikah. Kamu pasti sa
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status